Akustik Pinsip Perencanaan

3. Akustik Pinsip Perencanaan

Merupakan upaya penyelesaian terhadap gangguan suara bising yang bersumber pada: - Mesin-mesin (MEE) - Lalu lintas sekitar - Aktifitas pemakai ruang.

Pengelolaan Bunyi

a) Bunyi langsung, bila pendengar menerima banyak bunyi langsung maka akan menguntungkan kekerasan bunyi. Oleh karena itu harus diupayakan pemanfaatan bunyi langsung dalam pembentukan ruang.

b) Bunyi Pantul, jika bunyi pantul diatur baik maka dapat memperkeras bunyi langsung. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah : - material pemantul - permukaan pantulnya

c) Elininasi Cacat Akustik Ruang, perencanan harus terhindar dari cacat

akustik ruang seperti : - Gema - Pemantulan yang berkepanjangan (long delayed) - Gaung/ flutter echo (gema menerus) - Pemusatan bunyi - Ruang garden (coupled spaces) - Distorsi - Resonansi ruang - Bayangan bunyi (La Prasetyo Msc, 1990, Hal: 64-67)

Cacat akustik dapat diatasi dengan :

- Menghindari gema, flutter echo dan long delayed - Meniadakan bayangan bunyi dengan membuat panjang balkon (D)

selalu lebih kecil dengan dua kali tinggi balkon (H) atau (D<2H)

Dibedakan menjadi :

- Bahan pemantul - Bahan penyerap

Material akustik sebagai komponen pembentuk ruang, yaitu :

Elemen Pembentuk Ruang, untuk mendapatkan system penyerapan bunyi/ suara yang kita inginkan, maka komponen pembentuk ruang seperti langit-langit dan dinding diatur sedemikian rupa sehingga memperkuat fungsinya sebagai penguat suara.

Elemen Pengisi Suara, elemen yang dimaksudkan adalah manusia, tempat duduk/kursi, tirai dan lain-lain yang berada dalam ruang dalam wujud tiga dimensi. Dalam hal ini tempat duduk dan manusia berwujud satu kesatuan sebagai penyerap ruang artinya ada/tidak adanya pengunjung di tempat duduk tersebut harus koefisien absorbsi manusia, yaitu sekitar 0,80 ( pengunjung dalam tempat duduk kursi kayu dengan sedikit bahan lunak/empuk yang memberi bunyi seandainya ada dan tidak pengunjung pada tempat duduk tersebut pada frekuensi 500-2000 Hz).

Sistem Penguat Bunyi

Digunakan untuk tujuan : - Menguatkan bunyi, jika sumber bunyi terlalu lemah untuk

didengarkan - Menyediakan bunyi yang diperkuat bila penonton melimpah. - Menambah tingkat bunyi diatas panggung dengan keuntungan/

kebaikan pementas atau pendengar yang duduk di panggung - Menyediakan fasilitas elektromagenetik bagi kenyamanan penonton, pementas dan staff serta untuk menghasilkan efek – efek bunyi - Mereduksi pengaruh menutupi dari tingkat bising latar belakang yang

berlebih. - Mengoperasikan instrument – inetrument bunyi elektrik.

Tiap sistem penguat bunyi saluran tunggal terdiri dari tiga komponen utama yaitu mikrofon, penguat (amplifier) dan pengeras suara (loudspeaker). Pendistribusian suara dalam ruang juga dipengaruhi oleh Tiap sistem penguat bunyi saluran tunggal terdiri dari tiga komponen utama yaitu mikrofon, penguat (amplifier) dan pengeras suara (loudspeaker). Pendistribusian suara dalam ruang juga dipengaruhi oleh

(auster) tunggal di atas sumber bunyi dengan keuntungan memberi kewajaran maksimum karena bunyi yang diperkuat datang dari arah yang sama dari bunyi asli.

(b) Bunyi yang didistribusi yang menggunakan sejumlah pengeras di atas dan ditempatkan diseluruh ruang tetapi system ini mempunyai kekurangan tidak didapatkan keaslian suara yang didistribusikan.

(c) Sistem Stereophonics dengan pengeras suara gugus dua atau lebih, sekeliling bukan panggung atau sumber bunyi. Sistem ni digunakan karena memberi kesan bahwa bunyi dating dari sumber asal tanpa diperkuat dan menambah keaslian/ kemurnian bunyi dan kenikmatan mendengar dengan nyata.

Batas-batas dan Persyaratan Kenikmatan Audio

Gambar 2.17 Daerah frekuensi yang dapat ditangkap indera dengar manusia. (Sumber : Fisika Bangunan I)

Hubungan empiris antara volume ruang auditorium , jumlah penyerapan oleh material bangunan dan kuantitas waktu reverberant bunyi, yaitu :

Gambar 2.18 Reverberation time dengan volume aula

(Sumber : Fisika Bangunan I)

Dalam penanganan desain akustik dalam ruangan ada beberapa faktor yang seharusnya diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan akustik, diantaranya adalah :

1) Bentuk bidang pembatas ruang yaitu dinding, lantai ataupun langit-langitnya.

2) Bahan bidang pembatas ruang, terutama untuk mengenal karakter bahan yang kita akan pergunakan dalam ruang tersebut perlu untuk dimengerti. Secara umum dibedakan :

a) Penyerapan nada-nada tinggi

Yaitu Bahan-bahan yang mengandung banyak hawa udara atau berpori-pori- lembut. Misalnya serabut gelas, serabut kayu, serabut kelapa, bahan sintesisi berbentuk busa dan sebagainya. Semakin berpori Yaitu Bahan-bahan yang mengandung banyak hawa udara atau berpori-pori- lembut. Misalnya serabut gelas, serabut kayu, serabut kelapa, bahan sintesisi berbentuk busa dan sebagainya. Semakin berpori

b) Penyerapan nada-nada menengah dan rendah Penyerap nada-nada menengah dan rendah (gelombang panjang) bekerja pada prinsip pengubahan energi bunyi ke energi mekanis, yaitu gerak getaran suatu selaput, membran atau pelat yang relatif tipis tetapi padat dan karenanya bisa bergetar secepat mungkin, sehingga banyak energi bunyi diubah menjadi getaran selaput/resonator.

3) Memperhatikan metode konstruktif pemasangan bahan, yaitu pemasangan pelat-pelat akustik yang tepat.

4) Isolasi dinding

a) Dinding berlapis tunggal Dapat direncanakan dengan tergantung pada 3 faktor

Volume dinding dan beratnya Jumlah pori-pori di dalamnya (kepadatan) Kekakuan lentur

b) Dinding berlapis majemuk Lazimnya terdiri dari 2 lapisan perantara di tengahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan isolasi :

Kepadatan dan berat bahan setiap lapisan Derajat kekakuan bahan dalam hubungan dengan

kemampuan resonansinya. Jarak antara kedua lapisan Lapisan udara diantaranya atau sifat kekauan bahan

lapisan tengah.

Gambar 2.19 Dinding berlapis majemuk www.sae.edu (Sumber : )

5) Perletakan Program Ruang

Pembagian zone bising dan tenang dalam konsep perencanaan dan perancanagan arsitektur perlu untuk menentukan perletakan program ruang ditinjau dari tuntutan kegiatan yang diwadahi oleh ruang tersebut.