Pelaksanaan perjanjian siaran antara radio Immanuel dengan persekutuan kristen antar universitas (PERKANTAS) di Surakarta

DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: APRIADI RIZAL S. NIM: E0005099 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

commit to user

Penulisan Hukum (Skripsi) PELAKSANAAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA

Oleh : APRIADI RIZAL S.

NIM E0005099

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Januari 2010 Dosen Pembimbing

Tuhana, S.,H, MSi. NIP: 19690322 199702 1001

commit to user

Penulisan Hukum (Skripsi) PELAKSANAAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA

Oleh: APRIADI RIZAL S. NIM: E0005099

Telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

: DEWAN PENGUJI

1. (………………………………….)

2. (………………………………...)

3. Tuhana S.H.,M.Si (………………………………...)

NIP. 19690322 199702 1001 Anggota MENGETAHUI

Dekan, Moh. Jamin, S.H. M.Hum

NIP. 1961093019861101

commit to user

Nama

: Apriadi Rizal S.

NIM

: E0005099

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Penulisan Hukum (Skripsi) berjudul : Pelaksanaan Perjanjian Siaran Antara Radio Immanuel Dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Di Surakarta adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Penulisan Hukum (Skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Penulisan Hukum (Skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

Surakarta, Januari 2010 Yang membuat pernyataan

Apriadi Rizal S. NIM. E0005099

commit to user

Apriadi Rizal Simangunsong. E0005099. PELAKSANAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.UNS.

Penelitian dalam rangka penulisan hukum (skripsi)ini bertujuan untuk mengetahui isi perjanjian sairan radio antara Radio Immanuel, hak dan kewajiban masing- masing pihak yang ada dalam perjanjian, hambatan dalam pelaksanaan dan solusi yang diambil.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari Wakil Direktur Radio Immanuel dan Sekertaris Perkantas Surakarta/ Solo,dengan sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari buku- buku yang menunjang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas dibuat dalam bentuk tertulis dengan nama Media Order dan menggunakan Bahasa Indonesia. Surat perjanjian ini berisi tentang detail order dan beberapa kesepakatan disertai tanda tangan kedua belah pihak. Pembuatan perjanjian dilakukan oleh kedua belah pihak sehingga hak dan kewajiban yang timbul diantara keduanya adalah seimbang. Pelaksanaan perjanjian ini tidak sederhana dan perealisasian prestasi dari perjanjian tersebut terlaksana dengan baik sebagaimana diharapkan oleh para pihak tentunya. Pelaksanaan perjanjian terdapat beberapa hambatan yang sifatnya teknis, namun selama ini hambatan- hambatan tersebut dapat dicarikan solusinya sehingga dalam pelaksanaan siaran tersebut bisa dikatakan berjalan lancar dan baik. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terjadi kerja sama yang baik di antara kedua belah pihak dikarenakan terdapat kesamaan visi-misi. Banyak respon yang baik dari siaran yang dibawakan Perkantas di stasiun Radio Immanuel. Dan Perkantas sudah menambah kontraknya selama satu tahun lagi dikarenakan terdapat respon baik dari para pendengar.

Penelitian ini diharapkan akan member manfaat berupa bahan masukan dan referensi bagi para pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini dan memberikan sumbangan pemikiran yuridis di bidang hukum khususnya hukum perdata. Serta dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai pelaksanaan perjanjian terkhususnya perjanjian siaran radio.

commit to user

kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala

sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa

sampai kepada akhir zaman.

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Orang bodoh dikalahkan dengan orang pintar Orang pintar dikalahkan dengan orang jenius

Orang jenius kalah dengan orang tekun Orang tekun kalah dengan orang yang punya KEBENARAN

Jika kita terang, dimanakah cahaya itu Jika kamu garam, dimanakah asin itu Untuk apa hidup jika tidak jadi pengaruh untuk sekitar

commit to user

Karya yang jauh dari sempurna ini, dipersembahkan untuk:

JALAN, KEBENARAN, dan HIDUP Yang terus menginspirasikan dan mengajarkan banyak hal Dialah Yesus Kristus Ajarkan tujuanMu didalam hidupku ini.

Kepada bangsaku, yaitu Bangsa Indonesia Bangsa terindah dan terbaik yang pernah ada Semoga bisa berguna untuk kemajuan

Kepada kedua orang tua Karmin Simangunsong dan Tionarli Purba ( Tidak ada yang sepertimu, sungguh menginspirasikan)

Kepada saudara: Novika Hartati Simangunsong dan Ramot Ridho Simangunsong

( Salah satu kebangganku ialah hidup ditengah keluarga ini)

commit to user

Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya-lah yang telah menyertai dalam proses dan penyelesaian penulisan hukum (skripsi) ini yang jauh dari sempurna ini yang berjudul “PELAKSANAAN PERJANJIAN

SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses dan penyelesaian penulisan hukum ini tidak terlepas dari bantuan, support, dorongan, bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta pengharagaan yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai otoritas tertinggi di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Mohammad Jamin S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Tuhana S.H., Msi selaku pembimbing yang dengan keramahan dan keiklasan serta kehangatannya dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini.

4. Bapak Bambang Sakri sebagai Wakil Direktur Radio Immanuel yang tulus dan antusias memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dan segenap jajaran Radio Immanuel yang ramah.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membekali penulis dalam keilmuan di bagian hukum dan seluruh karyawan kemahasiswaan, pendidikan, petugas kemanan, petugas dapur, petugas parkir, yang tidak pernah menyerah bekerja demi lancarnya kehidupan di Fakultas.

6. Bapak Karmin Simangunsong dan Ibu Tionarli Purba yang selalu berharap agar kehidupan anak-anaknya lebih baik dari mereka dan berguna di masa depan. Kebanggaanku saat memikirkan kerja keras kalian.

commit to user

yang lebih baik dari sebelumnya, dan tidak menyerah dengan apapun.

8. Keluargaku di Kota Solo di GBIS Generasi Pilihan Pucang Sawit yang menjadi keluarga kedua di kota yang unik ini.Terbanglah dengan kedua sayapmu, lebih tinggi, dan semakin. Menjadi gereja yang berkenan di hati Tuhan.

9. Keluarga Besar PMK FH UNS. PMK merupakan fellowship/ persekutuan bukan suatu organisasi. Lanjutkan perjuangan para pendahulu yang sudah memperjuangkan kehidupan yang lebih baik di hari yang akan datang. Hiduplah dengan visi yang ada, karena visi itu bukan berasal dari keinginan manusia. Raihlah kemenangan.

Surakarta, Oktober 2009

Penulis

commit to user

HALAMAN JUDUL..................................................................... i PERSETUJUAN.............................................................. ……...

ii PENGESAHAN................................................................................

iii MOTTO............................................................................................

iv PERSEMBAHAN............................................................................

v KATA PENGANTAR....................................................... ……...

vi DAFTAR ISI..............................................................................

ix ABSRTAK........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.....................................

B. Perumusan Masalah............................................

C. Tujuan Penelitian................................................

D. Manfaat Penelitian..............................................

E. Metode Penelitan................................................

F. Sistematika Penulisan Hukum (Skripsi)............. 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA........................................

13

A. Kerangka Teori...................................................

13

1. Tinjauan Umum Perjanjian..........................

13

a. Pengertian Perjanjian.............................

13

b. Syarat Sahya Perjanjian.........................

14

c. Terjadinya Perjanjian..............................

19

d. Akibat Hukum Perjanjian yang Sah......

19

e. Asas- Asas dalam Perjanjian..................

20

commit to user

2. Tinjauan Umum Penyiaran............................

24

a. Pengertian Siaran dan Penyiaran............

24

b. Tujuan dan Fungsi Penyiaran.................

24

c. Penyelenggaraan Penyiaran....................

25

d. Pelaksanaan Siaran..................................

26

3. Tinjauan Umum Tentang Siaran Radio.......

28

a. Pengertian Radio Siaran..........................

28

b. Arah dari Radio Siaran ...........................

29

B. Kerangka Pemikiran.............................................

31

BAB III

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN........

33

A. Gambaran Umum Radio Immanuel Surakarta.....

33

1. Sejarah Pembentukan dan Beberapa Perkembangan Radio Immanuel di Surakarta.......................................................

33

2. Status dan Tugas Radio Immanuel................

37

3. Struktur Organisasi Radio Immanuel............

40

B. Gambaran Umum Perkantas...............................

43

1. Berdirinya Perkantas di Indonesia................

43

2. Visi- Misi, dalam Pelayanan Perkantas......................................................

47

3. Kekhususan dalam Pelayanan Perkantas......

49

4. Pola dalam Pelayanan Perkantas..................

51

5. Perkantas di Surakarta/ Solo........................

49

C. Alasan- alasan yang melatar belakangi Pelaksanaan Perjanjian Siaran Antara Radio Immanuel dengan Perkantas di Surakarta.........

53

1. Isi Perjanjian Siaran Radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas di Surakarta.....................

54

commit to user

dengan Pihak Perkantas................................

59

3. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Siaran Radio ....................................................

61

4. Realisasi Isi Perjanjian Siaran Radio......

63

5. Wanprestasi yang Dilakukan Para Pihak serta Penyelesaiannya ..............................................

65

6. Hambatan yang Dihadapi Para Pihak serta Cara Penyelesaiannya....................................

A. Kesimpulan.......................................... ..............

70

B. Saran....................................................................

71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

Dari Buku

Abdulkadir Muhammad. 1990. Hukum Perikatan Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti. Bachsan Mustafa. 1989. Sistem Hukum Komunikasi Massa Indonesia.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Burhan Bungin. (ed).2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada.\ Badrulzaman Mariam Daruz.1994. Aneka Hukum Bisnis. Bandung:

Alumni Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kuslitatif Bagian II. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. RM Suryodiningratan.1982. Azas-Azas Hukum Perikatan. Bandung:

Tarsito. Satrio J.1980. Hukum Perjanjian Menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata Indonesia. Purwokerto: Harsa. Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press. -----------------------. 2008. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press.

Subekti. 1995. Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Jakarta; PT.

Pradnya Paramita. --------- 2001. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT.Intermasa. Setiawan R. 1999. Pokok- Pokok Hukum Perikatan. Bandung: Putra

Abardin. Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang- Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran.

commit to user

Makalah mengenai Radio Immanuel

Dari Jurnal

http://perpustakaan.uns.ac.id/jurnal/index.php?act=view&id=1_la&aid=45 jam10.43, Tanggal 20-01-2 010

commit to user

LAMPIRAN

commit to user

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara hukum, yang mengakibatkan semua kehidupan dalam masyarakat diatur dalam hukum positif negara Indonesia. Di dalam Pasal 28 Undang- Undang Dasar Republik Indonesia 1945 amandemen ke-

IV dinyatakan bahwa ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang- Undang”. Pasal ini menerangkan bahwa terdapat kepastian hukum dalam menyampaikan pikiran atau pendapat, yaitu mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan.

Menyampaikan pikiran secara lisan maupun secara tulisan maksudnya menyampaikan pesan, ide, gagasan, wacana, kreativitas ataupun berita dari seseorang komunikator kepada massa, atau khalayak ramai. Proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan tidak berbenturan dengan sistem lainnya maka penggunaan media massa sebagai saluran komunikasi harus diatur oleh hukum dengan berdasarkan pada sistem hukum komunikasi massa.

Sistem hukum komunikasi massa adalah seperangkat komponen baik yang termasuk komponen sistem, berupa peraturan- peraturan hukum maupun komponen- komponen yang tidak termasuk sistem disebut lingkungan, berupa orang- orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi massa, berita, pemerintah dan media massa, baik media elektronik maupun media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, ide, perasaan, maupun berita kepada massa, umum, atau khalayak luas (Bachsan Mustafa, 1989:35). Keterangan tersebut memberikan penjelasan bahwa ada dua media yaitu media elektronik untuk menyampaikan pikiran, gagasan, ide, pesan, perasaan, maupun berita secara lisan, dan media cetak untuk menyampaikan secara tulisan. Media radio termasuk dalam media elektronik yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding media elektronik lainnya. Internet yang merupakan hasil perkembangan teknologi dan terus berkembang setiap waktunya, namun kecanggihan internet juga

commit to user

juga sangat jarang masuk sampai kepedesaan karena kebanyakan berada dikota, sedangkan radio sudah sangat merakyat dimana- mana bahkan ada dikota dan dipedesaan. Radio sanggup memenuhi keinginan masyarakat untuk mendapatkan informasi dari kalangan bawah sampai kalangan atas tanpa harus memenuhi biaya tertentu.

Berdasarkan Pasal 1 Undang- Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, lembaga penyiaran radio di Indonesia dapat dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu:

1. Lembaga Penyiaran Publik,

2. Lembaga Penyiaran Swasta,

3. Lembaga Penyiaran Komunitas

4. Lembaga Penyiaran Berlangganan

Radio siaran radio swasta yang satu dengan lainnya memiliki angaran dasar dan anggaran rumah tangga yang berbeda- beda dan biasanya hanya diketahui kalangan tertentu saja, tetapi mempunyai persamaan, yaitu sebagai alat pendidikan dan pengajaran dan sebagai alat hiburan.

Dalam menjalankan fungsinya radio siaran tidak berdiri sendiri tetapi mempunyai link atau kerja sama dengan pihak lain. Contohnya pihak radio bekerjasama dengan toko roti yang sedang baru memulai usahanya, bentuk kerjasama lainnya ialah pihak radio bekerja sama dengan penerbit tertentu agar pihak penerbit bisa menyiarkan kepada publik mengenai akan diadakannya pameran buku.

Radio Immanuel sebagai salah satu radio swasta yang juga melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam menjalankan fungsinya. Salah satunya adalah kerjasama siaran dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas).

Perkantas yang merupakan Persekutuan Kristen Antar Universitas yang bergerak dalam bidang kerohanian. Pelayanan yang dilakukan adalah melayani mulai dari siswa, mahasiswa, pekerja dan alumni. Perkantas ini juga sudah

commit to user

belum semuanya terjamah. Those sector should be managed systematically and consistenly, supported by available protectable norms, and prepared human developmentas business actor in which global business oriented for national purposes.

Terjemahannya: sektor- sektor tersebut di atur dengan sistematis dan stabil, didukung dengan perlindungan hukum, dan persiapan manusia dalam pengembangan pelaku dagang di dalam perkembangan dagang dunia guna kepentingan bangsa.(Jurnal hukum perpustakaan UNS).

Dalam hal ini Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Surakarta dengan Radio Immanuel mengikatkan perjanjian untuk menyiarkan suatu acara yang telah disepakati dalam perjanjian. Perjanjian tersebut menjadi undang- undang bagi kedua belah pihak dan harus dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan demikain terciptanya payung hukum dan kepastian hukum bagi pihak yang ada mengenai hak dan kewajiban. Akibatnya yaitu bila ada salah satu pihak yang tidak melaksanakan isi perjanjian atau melanggar sesuatu dan langsung bergesekan dengan hak pihak lain, maka maka pihak yang dirugikan dapat meminta pertanggungjawaban. Dalam pelaksanaan perjanjian ada banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga penulis ingin mengetahui lebih lengkap dan jelas bagaimana pelaksanaan perjanjian tersebut. Oleh karena itu penulis akan mengadakan suatu penelitian dengan judul: “PELAKSANAAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang dibuat untuk memecahkan masalah pokok yang diteliti sehingga ditemukan penyelesaian yang tepat dan mencapai tujuan dan sasaran yang jelas serta memperoleh jawaban sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian diatas dan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

commit to user

Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)?

2. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan siaran radio antara Radio Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)?

3. Permasalahan apa yang timbul dalam pelaksanaan penyiaran dan cara penyelesaiannya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu target yang hendak dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian berkaitan dengan masalah pelaksanaan perjanjian siaran radio antara Rado Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perjanjian siaran antara Radio Immanuel dengan Perkantas.

b. Untuk mengetahui hak dan kewajiban masing- masing pihak di dalam siaran radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas.

c. Untuk mengetahui permasalahan yang yang timbul dalam perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas dan mengetahui solusinya.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah, dan memperlengkapi penyusun dalam bidang Hukum Perdata, khususnya dalam bidang hukum perjanjian dan mengetahui praktek di lapangan yang sangat berarti bagi penyusun.

b. Untuk memperoleh data- data sebagai bahan dalam penyusunan skripsi sebagai persyaratan wajib bagi setiap mahasiswa dalam mencapai

commit to user

Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

a. Dapat memberi sumbangan pemikiran di bidang Hukum Perdata terutama dalam hal pelaksanaan perjanjian siaran radio.

b. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi pihak- pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberi bahan masukan berupa kajian yuridis yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk lebih menyempurnakan dalam pelaksanaan perjanjian siaran radio.

b. Untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang ada di lapangan,

c. Sebagai praktek dari teori dalam bidang hukum dan dalam pembuatan karya ilmiah dengan suatu metode ilmiah.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah:

1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian.

2. Suatu tehnik yang umum bagi ilmu pengetahuan.

3. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur. ( Soerjono Soekanto, 1986:5).

commit to user

apabila disusun dengan metode penelitian yang tepat. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian dimulai seseorang berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara sistematis dengan metode- metode dan tehnik- tehnik tertentu yang bersifat ilmiah. Artinya bahwa metode atau tehnik yang digunakan tersebut bertujuan untuk satu atau beberapa gejala dengan jalan menganalisanya dan dengan mengadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas masalah yang ditimbulkan oleh faktor- faktor tersebut. (Soerjono Soekanto, 1986:12).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode merupakan unsur yang harus mutlak harus ada dalam penelitian. Beberapa hal yang menjadi bagian dari metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis penelitian. Mengacu pada perumusan masalah, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum empiris atau non doktrinal. Dalam hal ini peneliti akan memberikan gambaran dan menguraikan tentang latar belakang, penyelengaraan dan masalah serta solusi dalam perjanjian antara Radio Immanel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas).

2. Lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di Radio Immanuel Surakata dan Rumah Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) di daerah Kepatihan Surakarta.

3. Sifat penelitian. Penelitian yang dilakukan penulis besifat deskriptif. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala- gejala lainnya. Maksud dari penelitian deskriptif

commit to user

membantu memperkuat teori- teori baru. (Soerjono Soekanto, 1986:10).

4. Jenis data. Data adalah hasil dari penelitian, baik berupa fakta- fakta atau angka- angka yang dapat dijadikan bahan suatu sumber informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Jenis data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer. Data primer adalah data atau fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, atau melalui penelitian lapangan, yaitu berupa hasil wawancara Wakil Direktur Radio Immanuel dan Sekretaris Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Surakarta.

b. Data sekunder Data sekunder merupakan data atau fakta atau keterangan yang digunakan oleh seseorang yang secara tidak langsung dari lapangan, antara lain studi kepustakaan yang meliputi buku- buku dan peraturan perundangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Sumber Data. Adapun yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dimana data diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sebagai berikut:

a. Sumber data primer, merupakan sumber data yang berupa keterangan- keterangan dari pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan permasalahan yang diteliti. Pihak- pihak tersebut meliputi karyawan atau pimpinan di lingkungan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)Surakarta dan pihak- pihak di Radio Immanuel.

commit to user

langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer. Dalam hal ini terdiri dari surat perjanjian antara pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) dengan Radio Immanuel, Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, dan literatur- literatur yang mendukung seperti buku 30 TAHUN PSMKS dan Makalah Radio Immanuel.

6. Teknik Pengumpulan Data Merupakan cara untuk mengumpulkan data dari salah satu atau beberapa sumber data yang ditentukan. Untuk memperoleh data yang lengkap dan relevan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara Merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan tanya jawab secara mendalam dengan sumber data primer, yaitu pihak- pihak yang berkompeten di Radio Immanuel yaitu Wakil Direktur yang bernama Bambang Sakri dan dari Sekertaris Persekutuan Kristen Antar Universitas yang bernama Sinta(Perkantas)Surakarta

Jenis wawancara yang akan dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan dengan mempersiapkan pokok- pokok permasalahan terlebih dahulu yang kemudian dikembangkan dalam wawancara, kemudian responden akan menjawab secara bebas sesuai dengan permasalahan yang diajukan sehingga kebekuan dan kekakuan proses wawancara dapat terkontrol (Sutrisno Hadi, 2001:2007).

b. Studi Kepustakaan. Suatu tehnik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen- dokumen, buku- buku, dan bahan pustaka lainnya yang

commit to user

mengumpulkan data- data dengan mempelajari: 1). Dokumen- dokumen atau berkas- berkas lainnya yang diperoleh dari

Radio Immanuel dan Perkantas Surakarta 2). Buku- buku atau pustaka lainnya yang berkaitan dengan pokok- pokok bahasan penelitian. Menurut Soerjono Soekanto, studi kepustakaan adalah studi dokumen yang merupakan suatu alat pengumpul data yang dilakukan melaui data tertulis dengan mempergunakan “content analysis” atau yang biasa disebut dengan analisis muatan (Soejono Soekanto, 1986:21).

7. Teknik analisis data dan model analisis. Langkah yang dilakukan setelah memperoleh data ialah menganalisis data tersebut. Analisis data mempunyai kedudukan penting dalam penelitian untuk mencapai tujuan penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah dengan analisis isi (content analysis). Adapun model analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif model interaktif (interactive model of analysis) yaitu dilakukan dengan cara interaksi, baik antara komponennya, maupun degan proses pengumulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini, peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya (H.B. Sutopo, 2002:94-95).

commit to user

interaktif dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:

Gambar I: Interactive Model of Analysis

Keterangan:

a. Reduksi data. Merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal- hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikan rupa sehingga kesimpulan penelitian dapat dilakukan.

b. Penyajian data Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat menjawab permasalahan- permasalahan yang akan diteliti.

c. Penarikan kesimpulan Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami

apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan

Penyajian data

Penarikan kesimpulan

commit to user

konfiguasi yang mungkin, arahan, sebab akibat, dan berbagai proporsi, kesimpulan perlu diversifikasi agar cukup mantap dan benar- benar bisa dipertangungjawabkan.

F. Sistematika Penulisan Hukum (Skripsi)

Untuk membeberkan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum, maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika ini terdiri dari 4 (empat) bab, yang tiap- tiap bab terbagi dalam sub- sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Sistematika penulisan hukum tersebut adalah sebagai berikut;

BAB I

PENDAHULUAN: dalam bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika peneletian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA: dalam bab ini memuat kerangka teori, kerangka pemikiran

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: memuat latar belakang terjadinya perjanjian siaran antara Radio Immanuel dengan Perkantas,hak dan kewajiban paraS pihak dalam penyelenggaraan radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas, hambatan dalam pelaksanaan penyiaran dan solusinya.

BAB IV

PENUTUP: memuat kesimpulan dan saran.

Merupakan bagian akhir dari penulisan hukum (skripsi) yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya.

commit to user

LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user

A. Kerangka Teori.

1. Tinjauan Umum tentang Perjanjian.

a. Pengertian Perjanjian

Peraturan yang berlaku bagi perjanjian diatur dalam dalam Buku Ketiga KUHPerdata yang berjudul ”Tentang Perikatan”. Pengertian perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan sebagai berikut: suatu persetujuan adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih.

Menurut para ahli, batasan perjanjian dalam pasal tersebut kurang lengkap dan banyak mempunyai kelemahan, antara lain:

a. Hukum tidak ada sangkut pautnya dengan setiap perikatan, dan demikian pula tidak ada sangkut pautnya dengan setiap sumber perikatan. Sebab apabila penafsiran dilakukan secara luas, maka setiap janji adalah persetujuan. Tidak dijelaskan maksud dari kata “perbuatan”, karena mempunyai akibat hukum adalah perbuatan hukum. (RM. Suryodiningrat, 1982:78).

b. Definisi dalam Pasal 1313 KUHPerdata hanya mengenai persetujuan sepihak (unilateral), satu pihak saja yang berprestasi, sedangkan [ihak lainnya tidak berprestasi. (RM. Surydiningrat, 1982:78).

c. Pasal 1313 KUHPerdata hanya mengenai persetujuan yang menimbulkan perikatan yang disebut perjanjian obligatoir (memberi hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak) dan tidak berlaku bagi persetujuan jenis lainnya. (RM. Suryodiningrat, 1982:78).

d. Kata perbuatan mencakup juga tanpa konsensus. Dalam pengertian “perbuatan” termasuk juga tindakan melaksanakan tugas tanpa kuasa (zaakwaarneming), tindakan melawan hukum (onrechtmatig daad)

commit to user

“persetujuan”. (Abdulkadir Muhammad ,1990:78).

e. Penertian perjanjian terlalu luas, karena mencakup juga perlangsungan perkawinan, janji kawin yang diatur dalam lapangan hukum keluarga. Padahal yang dimaksud adalah hubungan antara debitur dan kreditur dalam lapangan kekayaan saja. Perjanjian yang dikehendaki oleh buku

III KUHPerdata sebenarnya hanyalah perjanjian yang bersifat kebendaan bukan perjanjian yang bersifat personal (Abdulkadir Muhammad 1990:78).

Secara yuridis terdapat perbedaan antara perikatan (verbintenis) dengan perjanjian (overenkomst). Perikatan memiliki pengertian yang lebih luas dari perjanjian, dikarenakan perjanjian merupakan bagian dari perikatan itu sendiri. Apabila dua orang mengadakan suatu perjanjian, maka mereka bermaksud untuk mengikatkan diri dengan suatu perikatan. Perikatan juga dilahirkan oleh undang- undang dan oleh persetujuan para pihak, sedangkan perjanjian lahir oleh persetujuan dari para pihak dan tidak dilahirkan oleh undang- undang.

b. Syarat Sahnya Perjanjian

Syarat sahnya perjanjian dapat ditemukan dalam pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan syarat terjadinya perjanjian yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu pokok persoalan tertentu;

4. Suatu sebab yang tidak terlarang.

Syarat pertama dan kedua disebut sebagai syarat subyektif dikarenakan syarat tersebut menyangkut pihak- pihak yang terikat dalam perjanjian, sedangkan syarat ketiga disebut sebagai syarat obyektif karena

commit to user

dengan perjanjian. Tidak dipenuhinya salah satu syarat dari keempat unsur tersebut maka menyebabkan cacat dalam perjanjian dan dalam perjanjian tersebut diancam dengan pembatalan jika pelanggaran terhadap unsur subyektif yaitu kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya dan kecakapan untuk membuat suatu perikatan, maupun batal demi hukum jika pelanggaran terhadap unsur obyektif yaitu suatu hal tertentu dan sebab yang halal.

a) Syarat Subyektif

Syarat ini meliputi hal- hal yang terkait dengan pribadi para pihak, dalam hal ini syarat- syarat subyektif tersebut bersumber murni dari pihak yang terkait dengan perjanjian, sehingga kehadiran syarat subyekti tidak dapat digantikan.

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

Kesepakatan ini merupakan perwujudan dari asas konsensualisme, yang secara tidak langsung tersirat dalam pasal 1321 KUHPerdata. Menurut Pasal 1320 (1) KUHPerdata “Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya, dimana yang sesuai itu adalah pernyataanya karena kehendak itu sendiri tidak dapat dilihat atau diketahui orang lain”

Menurut R. Subekti bahwa “Kesepakatan berarti persesuaian kehendak namun kehendak atau keinginan tersebut harus dinyatakan. Kehendak atau keinginan yang disimpan di dalam hati tidak mungkin diketahui pihak lainnya karena tidak mungkin melahirkan sepakat yang diperlukan untuk melahirkan suatu perjanjian” ( R. Subekti, 1986:6)

commit to user

Kecakapan bertindak adalah cakap dalam melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang akan menimbulkan akibat hukum. Orang- orang yang akan melakukan perjanjian haruslah orang- orang yang cakap dan wenang untuk melakukan perbuatan hukum, sebagaimana ditentukan oleh undang- undang. Kecakapan bertindak berkaitan dengan masalah kedewasaan dari orang yang melakukan suatu tindakan hukum, sedang wenang terkait dengan kapasitas orang yang bertindak atau berbuat hukum.

Pada pasal 330 KUHPerdata menentukan siapa saja yang dinyatakan tidak cakap tidak cakap membuat suatu perjanjian, yaitu:

a). Orang- orang yang belum dewasa

Menurut Pasal 330 KUHPerdata memberikan pengertian belum dewasa adalah belum mencapai usia 21 tahun dan tidak lebih dulu kawin, namun Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menentukan berbeda dari Pasal 330 KUHPerdata. Usia kedewasaan menurut Undang- Undang Perkawinan adalah 18 tahun atau telah menikah. Pengaturan yang terbaru terdapat dalam Undang- Undang No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris terdapat pada Pasal 39 ayat (1) butir a menentukan bahwa untuk menghadap notaris paling sedikit harus berumur 18 tahun atau sudah menikah, sehingga menurut Undang- Undang tersebut batas dewasa adalah usia 18 tahun atau sudah menikah, oleh karena itu perlu digunakan asas lex posteriori derogat legi priori yaitu peraturan yang baru menggantikan Undang- Undang yang lama, dengan demikian ukuran kedewasaan yang berlaku saat ini adalah sesuai

commit to user

atau telah menikah. b). Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan.

Orang yang ditaruh dibawah pengampuan diatur dalam Pasal 433 KUHPerdata, orang- orang yang ditaruh dibawah pengampuan dapat disebabkan:

- Gila - Lemah otak, dan - Boros

c). Orang- orang perempuan dalam hal- hal yang ditenttukan Undang- Undang

Berdasarkan Pasal 108 KUHPerdata bahwa perempuan yang telah bersuami untuk melakukan perbuatan hukum tertentu harus didampingi atau mendapat ijin dari suaminya, namun dalam perkembangannya pasal tersebut tidak berlaku lagi karena telah dicabut oleh ketentua Pasal 31 sub 2 Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang berbunyi seorang wanita yang telah bersuami dapat melakukan perbuatan hukum.

b). Syarat obyektif

Syarat obyektif yaitu unsure- unsur pokok lain yang berhubungan langsung dengan perjanjian, yang terdiri

1). Suatu pokok persoalan tertentu Suatu pokok persoalan tertentu adalah obyek perjanjian

(Onderweep deer overnskomst) yang diatur dalam Pasal 1332- 1334 KUHPerdata, sedangkan yang menjadi obyek perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian). Prestasi adalah apa yang

commit to user

Prestasi ini dapat perbuatan positif dan perbuatan negatif. Bentuk- bentuk prestasi antara lain:

a. Memberikan sesuatu

b. Berbuat sesuatu

c. Tidak berbuat sesuatu

2). Suatu sebab yang halal Suatu sebab yang tidak dilarang atau halal dalam literatur

disebut causa yang halal (geoorloofde orzaak), dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak dijelaskan pengertian orzaak (causa yang halal). Di dalam Pasal 1337 KUHPerdata hanya disebutkan causa yang terlarangnya. Suatu sebab adalah terlarang dengan undang- undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Hoge Raad sejak 1927 mengartikan Orzaak sebagi sesuatu yang menjadi tujuan para pihak.

Dilihat dari syarat- syaratnya , perjanjian dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Bagian inti (wanzenlijke oordeel) Bagian inti (esensialia), merupakan sifat yang harus ada dalam perjanjian

b. Sub bagian inti (esensialia)

c. Bagian yang bukan inti: - Naturalia merupakan sifat bawaan (natuur) perjanjian sehingga

secara diam- diam melekat pada perjanjian - Aksidentalia merupakan sifat yang melekat pada perjanjian

yang secara tegas dinyatakan oleh para pihak.

commit to user

Ada beberapa teori tentang terjadinya perjanjian antara para pihak, yaitu:

a. Teori kehendak (wilstheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat kehendak pihak penerima dinyatakan.

b. Teori pengiriman (verzendtheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima penawaran.

c. Teori pengetahuan (vernemingstheorie) mengajarkan bahwa pihak yang menawarkan, seharusnya sudah megetahui bahwa tawarannya diterima.

d. Teori kepercayaan (vertrowenstherie) mengajarkan bahwa kesepakatan itu terjadi pada saat penyertaan kehendak dianggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan. (Mariam Darus Badrulzaman, 1994:24).

d. Akibat Hukum Perjanjian Yang Sah

Apabila suatu perjanjian telah memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, maka perjanjian itu sudah sah dan memiliki akibat hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata bahwa:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebgai undang- undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan- alasan yang oleh undang- udang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.”

Berdasarkan Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata dapat disimpulkan:

commit to user

Artinya pihak- pihak harus menaati perjanjian itu sama dengan menaati undang- undang. Jika ada yang melanggar perjanjian yang mereka buat, ia dianggap sama dengan melangar undang- undang yang juga mempunyai akibat yaitu sanksi hukum.

2). Perjanjian tidak bisa ditarik kembali secara sepihak

Jika salah satu pihak ingin menarik kembali atau membatalkan harus memperoleh persetujuan pihak lainnya atau ada alasan- alasan yang cukup menurut undang- undang.

3). Perjanjian dilaksanakan dengan itikad baik. Artinya perjanjian itu dilaksanakan dengan mengindahkan

norma- norma kepatutan atau kesusilaan. Dan semua orang yang ingin membuat perjanjian diangap mempunyai itikad baik yang berarti kejujuran. Pengertian itikad baik ada dua macam yaitu:

a. Itikad baik secara subyektif, merupakan kejujuran seseorang dalam melakukan suatu perbuatan hukum, yaitu apa yang terletak pada sikap batin seseorang pada waktu diadakannya perbuatan hukum.

b. Itikad baik secara obyektif maksudnya dalam pelaksanaan suatu perjanjian itu harus didasarkan pada norma kepatutan, yaitu suatu hal yang dirasa patut oleh masyarakat.

e. Asas- Asas Dalam Perjanjian

a). Asas kebebasan berkontrak Berdasarkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata yang

menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya. Dari hal tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setiap orang bebas

commit to user

maupun belum diatur dalam undang- undang. b). Asas konsensualisme Artinya perjanjian tersebut terjadi atau ada sejak saat

tercapainya kata sepakat antara para pihak yang membuat perjanjian. Asas ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu bahwa untuk adanya persetujuan harus adanya kesepakatan antara para pihak.

c). Asas Pacta Sunt Servanda ( undang- undang bagi para pihak) Asas ini mengandung arti bahwa perjanjian yang dibuat

oleh para pihak secara sah mengikat atau berlaku sebagai undang- undang bagi mereka dan memberi kepastian hukum bagi para pihak yang membuatnya. Asas ini secara tegas diatur dalam Pasal 1339 KUHPerdata yaitu: “Perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang- undang.” (Mariam D.B, 1994:42)

d). Asas Itikad Baik Mengandung arti kejujuran seseorang yang terletak pada

sikap batinnya pada waktu melakukan perbuatan hukum dan melaksanakan perjanjian berdasarkan norma kepatutan.

e). Asas Personalia Pada Pasal 1315KUHPerdata menyebutkan pada umumnya

seseorang tidak dapat mengadakan pengikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.

commit to user

a. Prestasi

Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan. Menurut ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata, setiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk untuk tidak berbuat sesuatu.

Perikatan untuk memberikan sesuatu sebagaimana diatur dalam Pasal 1235 KUHPerdata ayat (1) KUHPerdata, pengertian “memberikan” dalam perikatan ini adalah menyerahkan kekuasaan nyata atas benda dari debitur kepada kreditur. Jadi dalam pengertian “memberikan” itu menunjukan pada penyerahan nyata dan penyerahan yuridis.

Perikatan untuk berbuat sesuatu artinya melakukan perbuatan seperti yang ditetapkan dalam perikatan. Jadi wujud dari prestasi disini adalah melakukan sesuatu perbuatan tertentu.

Perikatan untuk tidak berbuat sesuatu artinya tidak melakukan perbuatan yang telah diperjanjiakn. Jika ada pihak yang berbuat dan berlawanan dengan perikatan ini, ia bertangggungjawab atas akibatnya.

b. Wanprestasi

Siberhutang dikatakan wanprestasi adalah jika debitur tidak melakukan apa yang dijanjikannya atau tidak melakukan kewajibannya sebagaimana telah ditetapkan dalam perikatan, tidak dipenuhinya kewajiban itu ada dua kemungkinan alasan, yaitu:

a). Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun

karena kesalahan.

commit to user

kemampuan debitur dan debitur tidak bersalah.

Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a). Debitur tidak memenuhi sama sekali.

b).Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak sebagaimana yang

dijanjikannya. c). Debitur memenuhi prestasi tetapi terlambat

d). Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh

dilakukannya. (Subekti, 2001:45)

Akibat terhadap seorang debitur yang wanprestasi dapat dilakukan tindakan berupa:

a). Diharuskan membayarkan kerugian yang telah diderita oleh kreditur, sebagiamana diatur dalam Pasal 1243 KUHPerdata. Ganti rugi ini meliputi tiga unsur yaitu biaya, rugi, dan bunga.

b). Dalam perjanjian timbal balik (bilateral), wanprestasi dari salah satu pihak memberikan hak kepada pihak lainnya untuk membatalkan perjanjian lewat hakim, sebagaimana diatur dalam Pasal 1226 KUHPerdata.

c). Resiko beralih kepada kreditur sejak saat terjadinya wanprestasi, sebagaimana diatur dalam Pasal 1237 ayat (2) KUHPerdata.

d). Mambayar biaya perkara apabila diperkarakan di muka pengadilan, sebagaimana diatur dalam pasal 181 ayat 1 HIR.

e) Memenuhi perjanjian apabila masih dapat dilakukan, atau pembatalan perjanjian serta pembayaran ganti rugi.

commit to user

a. Pengertian Siaran dan Penyiaran

Menurut Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang- Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran , siaran adalah . Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran, sedangkan penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

b. Tujuan dan Fungsi Penyiaran

Berdasarkan Pasal 3 Undang- Undang No. 32 tahun 2002 tujuan penyiaran adalah:

a. Untuk memperkukuh integrasi nasional,

b. Terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa,

c. Memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera,

d. Serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.

Menurut Pasal 4 Undang- Undang NO. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Penyiaran mempunyai fungsi sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Dalam menjalankan fungsi

commit to user

ekonomi dan kebudayaan.

c. Penyelenggaraan Penyiaran

Menurut Pasal 6 Undang- Undang NO. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, penyelenggaraan penyiaran yaitu:

1. Penyiaran diselenggarakan dalam satu sistem penyiaran nasional.

2. Dalam sistem penyiaran nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Negara menguasai spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk penyelenggaraan penyiaran guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3. Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal.

4. Untuk penyelenggaraan penyiaran, dibentuk sebuah komisi penyiaran. Komisi penyiaran ini disebut Komisi Penyiaran Indonesia.

Menurut Pasal 8 Undang- Undang No. 32 tahun 2002 ayat (2), dalam menjalankan fungsinya Komosi Penyiaran Indonesia (KPI) mempunyai wewenang, yaitu:

a. Menetapkan standar program siaran.

b. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku

penyiaran;

c. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku

penyiaran serta standar program siaran;

d. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman

perilaku penyiaran serta standar program siaran;

e. Melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah,

lembaga penyiaran, dan masyarakat.

commit to user

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mempunyai tugas dan kewajiban, antara lain adalah: