Pengertian Regulasi Emosi

2. Pengertian Regulasi Emosi

Thompson (1994, dalam Putnam, 2005) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses intrinsik dan ekstrinsik yang bertanggung jawab memonitor, mengevaluasi dan memodifikasi reaksi emosi secara intensif dan khusus untuk mencapai suatu tujuan. Thompson (1990, dalam Strongman, 2003) regulasi emosi dipengaruhi

menggambarkan, mempertimbangkan dan fokus individu dalam menganalisis tekanan emosi. Proses lebih lanjut difasilitasi oleh perkembangan mengontrol emosi negatif.

Gross (1998, dalam Strongman, 2003) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses dimana individu dipengaruhi oleh emosi yang mereka alami dan bagaimana mereka mengekspresikan emosi-emosi tersebut. Gross (1998, dalam Richards & James, 2000) regulasi emosi adalah hasil pemikiran dan perilaku yang dipengaruhi oleh emosi, ketika individu mengalami emosi dan bagaimana cara individu tersebut mengekspresikan emosi. Gross (1999, dalam Putnam, 2005) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses yang bermacam-macam dimana individu dipengaruhi secara sadar dan suka rela oleh emosi yang mereka alami, kapan dan bagaimana mereka mengalami dan bagaimana mereka mengekspresikan emosi yang dialami tersebut. Proses tersebut meliputi menurunkan atau decreasing, memilihara atau maintaining dan menaikkan emosi Gross (1998, dalam Strongman, 2003) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses dimana individu dipengaruhi oleh emosi yang mereka alami dan bagaimana mereka mengekspresikan emosi-emosi tersebut. Gross (1998, dalam Richards & James, 2000) regulasi emosi adalah hasil pemikiran dan perilaku yang dipengaruhi oleh emosi, ketika individu mengalami emosi dan bagaimana cara individu tersebut mengekspresikan emosi. Gross (1999, dalam Putnam, 2005) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses yang bermacam-macam dimana individu dipengaruhi secara sadar dan suka rela oleh emosi yang mereka alami, kapan dan bagaimana mereka mengalami dan bagaimana mereka mengekspresikan emosi yang dialami tersebut. Proses tersebut meliputi menurunkan atau decreasing, memilihara atau maintaining dan menaikkan emosi

Sedangkan Eisenberg (2000) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses permulaan, pemeliharaan, modulating, intensitas atau lamanya perasaan dan proses emosi yang berhubungan dengan fisiologis, hal-hal tersebut berperan dalam mencapai suatu tujuan. Eisenberg (2000) regulasi emosi adalah mencapai sesuatu melalui usaha mengatur perhatian meliputi mengubah gangguan dan memfokuskan perhatian dan menyadari situasi yang mengarah ke emosi dengan membangun pemikiran positif dengan baik melalui proses neuropsikologis. Menurut Campos (2004, dalam Putnam, 2005) mendefinisikan regulasi emosi sebagai modifikasi beberapa proses yang membangkitkan emosi atau proses menifestasi emosi dalam perilaku.

Planap (1999, dalam Kurniati, Daud & Asniar, 2005) mengemukakan bahwa pengendalian emosi sama dengan regulasi emosi, yang merupakan salah satu bagian dari proses emosi. Menurut Hurlock (1978) regulasi emosi adalah mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Regulasi emosi adalah cara individu mengekspresikan emosi dengan mengarahkan energi emosi ke dalam ekspresi yang dapat mengkomunikasikan perasaan emosionalnya dengan cara yang dapat diterima secara sosial (Daud & Asniar, 2005). Kemampuan untuk mengelola emosi adalah prediktor positif dalam kemampuan individu untuk memahami kebutuhan orang lain, yang merupakan aspek penting dalam perilaku prososial (Rice, 1997, dalam Daud & Asniar, 2005).

Regulasi emosi adalah melatih emosi dengan cara mengubah ekspresi dan penyaluran emosi melalui saluran-saluran yang berguna dan dianggap baik. Cara regulasi emosi, antara lain mempelajari arti dan menggunakan secara efektif keadaan santai baik mental maupun fisik, berusaha memperoleh ketrampilan- ketrampilan dan kecakapan supaya bisa mendapat kepercayaan diri menangguhkan dan meninjau kembali respon emosi sampai muncul kesempatan yang lebih cocok, memperoleh penilaian diri yang lebih realistik tentang kemampuan-kemampuan dan kelamahan-kelemahan supaya dapat menghadapi kenyataan (Semiun, 2006).

Regulasi emosi sering dipertanyakan perbedaannya dengan pengendalian emosi dan kecerdasan emosi. Planalp (1999, dalam Kurniati, Daud & Asniar, 2005) mengemukakan bahwa pengendalian emosi sama dengan regulasi emosi yang merupakan salah satu bagian dari proses emosi. Kecerdasan emosi menurut Goleman (1996) adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikan emosi diri sendiri dengan tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Dari definisi regulasi emosi menurut Thompson dan kecerdasan emosi menurut Goleman, peneliti meyimpulkan bahwa kecerdasan emosi lebih luas dibanding regulasi emosi. Regulasi emosi lebih cenderung bagaimana individu mengekspresikan emosi yang dialami dengan tepat sedangkan kecerdasan emosi tidak hanya mengekspresikan emosi tetapi juga bagaimana membina hubungan baik dengan orang lain.

Berdasarkan Thompson (1994, dalam Putnam, 2005) dan Hurlock (1978) regulasi emosi adalah proses intrinsik dan ekstrinsik yang bertanggung jawab untuk memonitor, mengevaluasi dan memodifikasi reaksi emosi secara intensif, dan dapat diterima secara sosial untuk menyelesaikan suatu tujuan.