Disarikan dari Hasil Lokakarya Nasional Pelaksanaan

Disarikan dari Hasil Lokakarya Nasional Pelaksanaan

Kebijakan AMPL Berbasis Masyarakat di Daerah, Surabaya 15-17 Februari 2005

FOTO: OSWAR MUNGKASA

P propinsi dimulai pada bulan Juni-De-

elaksanaan Kebijakan Nasional AMPL di daerah pada tahun 2004 dilaksanakan di 7 kabupaten di 7

sember 2004. Untuk mengetahui tang- gapan daerah terhadap fasilitasi pelaksa- naan kebijakan selama ini, baik berupa hasil yang diperoleh, permasalahan serta rencana tindak lanjut tahun 2005, WASPOLA menyelenggarakan Lokakarya Nasional Pelaksanaan Kebijakan di Surabaya tanggal 15-17 Februari 2005. Acara ini dihadiri oleh seluruh propinsi dan kabupaten yang mendapatkan fasili- tasi tahun 2004 dan 2 kabupaten yang telah mendapatkan fasilitasi tahun 2002/2003.

Hasil lokakarya nantinya akan diper- gunakan sebagai masukan bagi WASPO- LA dan kelompok kerja AMPL dalam

isu AMPL; NTB, Lombok Barat, Ke- pengembangan rencana kerja pelak-

kepada pimpinan daerah dan kepala

bumen (TV lokal), Gorontalo (radio) sanaan kebijakan tahun 2005.

dinas terkait

z Pertemuan kesaksian (testimonial) Berdasarkan hasil diskusi dalam

z Lokakarya pemahaman pokok-pokok

pengalaman sukses dan gagal dalam lokakarya ini diperoleh gambaran hasil

kebijakan

pengelolaan AMPL di Kebumen pelaksanaan kebijakan di daerah sebagai

z Lokakarya identifikasi isu dan perma-

z Kemitraan dengan Forum Pemba- berikut:

salahan AMPL di daerah

z Lokakarya penyusunan strategi pem-

ngunan tingkat Propinsi di NTB da-

lam penyelenggaraan dialog isu kon- Sumatera Barat

PROPINSI

KABUPATEN

bangunan AMPL daerah

servasi dalam pembangunan AMPL Babel

SL Sijunjung

Selain itu beberapa kegiatan yang terjadi

z Pembentukan desa percontohan sani- Banten

Bangka Selatan

di kabupaten dan di sebagian propinsi

tasi dikaitkan dengan pelaksanaan Jawa Tengah

Lebak

antara lain:

SANIMAS di Subang NTB

z Kajian faktor keberlanjutan pemba-

Kebumen

z Pelaksanaan pertemuan diseminasi Sulawesi Selatan

Lombok Barat

ngunan AMPL di desa

untuk mengenalkan kebijakan ke- Gorontalo

z Dialog mengenaii isu strategis AMPL

Pangkep

Gorontalo

pada semua kabupaten (Sumatera Subang

dalam rangka menggali aspirasi ma-

Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Solok

syarakat

Di samping kegiatan umum di atas

Selatan)

beberapa kegiatan spesifik yang meng-

Kegiatan

gambarkan keragaman dalam dalam me-

Hasil

Dari serangkaian kegiatan operasio- lakukan di kabupaten dan propinsi men-

Secara umum kegiatan yang telah di-

nanggapi fasilitasi pelaksanaan kebijakan

nalisasi kebijakan beberapa hasil yang cakup:

antara lain:

diperoleh dan dirasakan oleh daerah dari z Paparan umum kebijakan nasional

z Kerjasama dengan media dalam pe-

laksanaan dialog interaktif mengenai

berbagi pengalaman ini antara lain:

Percik 41

Mei 2005

Adanya dukungan positif dari pimpin- an daerah Terbentuknya Kelompok Kerja (pok- ja) AMPL kabupaten dengan SK Bupati Dukungan dana operasional pokja ka- bupaten dan penyiapan alokasi dana untuk tahun 2005 Tersusunnya dokumen rencana ker- ja/kerangka kebijakan Antusiasme stakeholders dalam pro- ses partisipatif Stakeholders daerah mulai mema- hami pokok-pokok kebijakan serta terumuskannya konsep keberlanjutan berdasarkan hasil kajian faktor keber- hasilan dan kegagalan pembangunan AMPL

Rencana Tindak Lanjut Daerah

Rencana tindak lanjut kabupaten tahun 2005 secara umum masih akan menyelesaikan rancangan rencana strategis pembangunan AMPL untuk dijadikan produk hukum di daerah dan penerapan pendekatan berbasis masyarakat dalam pembangunan AMPL. Untuk itu semua kabupaten telah menyiapkan alokasi dana ke- giatan dai APBD. Di tingkat propinsi tindak lanjut kegiatan di tahun 2005 berupa lanjut- an operasionalisasi kebijakan di ting- kat propinsi dan melakukan disemi- nasi melalui fasilitasi pelaksanaan ke- bijakan di kabupaten. Untuk itu se- mua propinsi telah menyiapkan alo- kasi dana pendamping dalam pelak- sanaan kebijakan tahun 2005.

Permasalahan

Dengan keterbatasan pemahaman terhadap kebijakan pada awal fasili- tasi sebagian besar daerah memiliki persepsi yang salah, pelaksanaan ke- bijakan ditangkap sebagai rencana Pe- merintah Pusat untuk melaksanakan proyek fisik, walaupun esensi pelaksa- naan kebijakan telah dijelaskan sejak

awal pada saat lokakarya nasional. Kesulitan penyiapan alokasi dana pendamping khususnya di propinsi sehingga pelaksanaan kegiatan dira- sakan belum optimal. Hal ini disebab- kan pelaksanaan kebijakan dilaksa- naan pada saat daerah telah selesai proses penyiapan APBD tahun 2004.