D i awal musim penghujan

D i awal musim penghujan

sayamengunjungi sahabat saya, seorang

petanidiPoncokusumo, Kabupaten Malang. Petani itu biasa disapa Bu Is, seorang wanita paruh baya yang ulet dan bertahun-tahun bergelut dengan tanah di ladangnya. Bu Is menanam sayur-sayuran, kadang ubi dan juga cokelat. Pokoknya apapun yang bisa ditanam di tanahnya, dia akan menanamnya walaupun seringkali hasil panennya tidak memuaskan karena harga jual yang terjun bebas.

Sambil nyeruput kopi dan ditemani gemericik hujan, Bu Is yang duduk di depan saya, nyeletuk, “aduh sekarang semakin susah mendapat air”. Saya kaget dengar celetukan Bu Is tersebut, soalnya desa tempat tinggal Bu Is itu cukup dekat dengan hutan yang dikenal banyak sumber airnya. Jadi merasa aneh saja ketika justru di musim hujan malah kesulitan mendapatkan air bersih.

“Lho kenapa bu koq sulit dapat air, bukankah ada banyak sumber di sekitar desa ini?” tanya saya keheranan. Sambil ngupas kulit kacang Bu Is menjawab dengan lugas, “air semakin sulit mas soalnya hutan

banyak yang ditebangi, jadi banyak sumber air yang mati”.

Wanita desa seperti Bu Is itu tahu bahwa kalau hutan hilang maka lenyap juga sumber air. Mungkin orang desa seperti Bu is tidak mengenyam pendidikan tinggi yang mengajaarkan ilmu biologi atau kehutanan, namun dia bisa merasakan berdasarkan pengalaman. “Dulu waktu hutanya masih bagus, air lancar- lancar saja, sekarang semakin kecil airnya, bahkan di beberapa desa sudah mati”, imbuh Bu Is.

Ada banyak orang atau mungkin semua orang tahu bahwa hutan itu penting untuk menjaga ketersediaan air. Semua orang juga paham bahwa tanpa air, itu adalah awal tidak adanya kehidupan yang layak. Air kini menjadi barang yang berharga, yang di banyak tempat harganya justrujauhlebihmahal dibandingkan harga minyak. Sejak kita sekolah SD juga sudah diajarkan tentang fungsi hutan ini, meskipun hanya sekedar teori belaka.

Namun kenapa susah untuk mengajak orang peduli akan pelestarian hutan? Orang kota mungkin akan bilang, ngapain saya harus peduli soal hutan, khan rumah saya jauh dari hutan. Pemikiran seperti itu harus ditendangjauh-jauhdan kemudian dikubur dalam-dalam. Rumah kita boleh jauh dari hutan, namun dari mana asal mula air yang kita minum sehari- hari? Darimana asal mula air

yang kita pakai mandi dan mencuci? Semua itu tidak terlepas dari keberadaan hutan.

Ketikahutansemakin menyusut, masyarakat desa skeitar hutan seperti Bu is itulah yangakanpertamakali merasakan dampaknya. Krisis air menjadi momok buat mereka, padahal mereka tinggal di tepi hutan yang hanya butuh jalan kaki tidak sampai 1 jam. Bencana longsor juga menjadi hantu yang menakutkan, karena akan melumat semuanya tanpa pandang bulu. Di tahun 90-an di desanya Bu Is itu sempat dihajar banjir bandang yang membawa berton-ton tanah lumpur. Tanah lumpur itu berasal dari lereng gunung yang telah dibabat habis hutannya.

Ketika bencana banjir dan longsor menerjang, hanya ada tangis pilu dan penderitaan. Penyesalan memang pasti selalu di akhir. Ketika orang desa yang di tepi hutan saja bisa kesulitan air bersih. Lalu bagaimana nasib orang kota yang jauh dari hutan yang banyak sumber airnya? Bu Is hanyalah salah satu contoh orang desa yang justru sulit mendapatkan air, padahal dia tinggal di dekat hutan (yang semakin berkurang luasnya). Bu Is ini bagaikan tikus yang kelaparan di lumbung padi. Hutan adalah sumber kehidupan, dan ketika sumber kehidupan itu rusak maka yang ada adalah kematian.

Mati Kelaparan di Lumbung Padi

Seribu Pesona Seribu Pesona

Taman Nasional Taman Nasional Gunung Rinjani Gunung Rinjani

satunya Taman Nasional yang T Pada kepundan pegunungan Keputusan No. 15 Staablaat

aman Nasional Gunung m dpl), Gunung Buah Mangge Margasatwa yang ditetepkan Rinjani (TNGR) (± 2.895 m dpl) dan Gunung Gubrnur Hindia Belanda pada merupakan satu- Kondo (±2.947 m dpl).

tahun 1941 berdasarkan Surat

ada di propinsi Nusa Tenggara (sekitar 2.800 m ) terdapat Nomor 77 tanggal 12 Maret Barat (NTB), tepatnya berada danau yang sangat indah yang 1941. Saat ini Taman Nasional di pulau Lombok, tepatnya di disebut danau Segara Anak Gunung Rinjani dibagi 2 k o o r d i n a t 11 6 ° 2 1 ' 3 0 " - dengan luas sekitar 1.100 Ha. wilayah pengelolaan yaitu : 116°34'15" BT dan 8°18'18" - Kedalaman danau Segara Anak

1. Seksi Konservasi wilayah 8°32'19" LS. Wilayah Taman berkisarr 160 m – 230 m. Di

I Lombok Barat, menangani Nasional Gunung Rinjani tengah danau Segara Anak ada wilayah Taman Nasional yang merupakandaerahyang sebuah gunung baru yang berada di kabupaten Lombak bergunung-gunung dengan disebut Gunung Baru Jari. Barat dengan luas areal ± variasi ketinggian antara 500 m Sedangkan curah hujan rata - 12.357,67 Ha yang dibagi – 3.726 m (puncak Rinjani). rata di kawasan ini adalah dalam 3 Resort. K o n t u r l a h a n d i Ta m a n 2.000ml/tahun.

2. Seksi Konservasi Wilayah Nasional Gunung Rinjani juga

II Lombok Timur, menangani bervariasi dari yang landai, Rinjani diresmikan tanggal 27 wilayah Taman Nasional yang datar, bergelombang, berbukit Mei 1997 berdasarkan Surat berada di 2 kabupaten yaitu sampai bergunung-gunung. Keputusan Menteri Kehutanan Lombok Timur seluas ± Beberapa gunung yang ada No. 280/Kpts-II/1997 dengan 22.152,88 Ha dan kabupaten didalam kawasan Taman luas 40.000 Ha,. Sebelum Lombok Tengah dengan luas ± Nasional Gunung Rinjani ditetapkan sebagai kawasan 6.819,45 Ha. antara lain : Gunung konservasi Taman Nasional

Taman Nasional Gunung

Seperti halnya dengan Pelawangan (± 2.658 m dpl), Gunung Rinjani, awalnya Taman Nasional lainnya, Gunung Daya (± 2.914m dpl), kawasan ini telah ditetapkan Taman Nasional Gunung Gunung Sangkareang (± 2.588 sebagaikawasanSuaka Rinjani juga dibagi beberapa

Sumber: academic.ru Zona, yaitu zona inti seluas Dedurenan ( Aglaea argentea ), sasakensis ), Kepodang Kuduk

20.842,50 Ha, zona rimba Bayur ( Pterospermum Hitam ( Oriolus chinensis seluas 17.349,50 Ha, zona Javanicum ),Beringin ( Ficus broderipii ) dan beberapa jenis pemanfaatan seluas 700 Ha, benjamina ), Jambu-jambuan reptilia ditambah sejumlah zona pemanfaatan tradisional ( Syzygiumsp )Keruing jenis ikan air tawar yang hidup seluas 583 ha, zona rehabilitasi ( Dipterocarpus hasseltii ), di danau Segara Anak, antara seluas 1,755 Ha dan zona Rerau (

D. Imbricatus ), Cemara lain; Mujair dan Karper. lainnya seluas 2.338 Ha.

Gunung ( Casuarina

Denganpotensiyang junghuniana ),Eidelweis dimiliki Taman Nasional

Potensi keanekaragaman

( Anaphalis Javanica ) dan Gunung Rinjani makan Taman

hayati

beberapa macam anggrek Nasional Gunung Rinjani dapat hutan endemik yaitu dijadikan sumber plasma

Kawasan Taman Nasional Perisstylus rinjaniensis dan nutfah dan dapat dikembang- Gunung Rinjani terdiri dari Perisstyluslombokensis . kan untuk kepentingan ilmu beberapa tipe ekosistem dan Sedangkan ragam fauna yang pengetahuan, pendidikan , vegetasi yang cukup kaya, dari dimiliki oleh Taman Nasional penelitian dan wisata alam. hutan tropis dataran rendah Gunung Rinjani antara lain;

(semi evergreen) sampai hutan Musang Rinjani ( Paradoxurus Potensi Wisata Alam

hujan tropis pegunungan hemaprhoditus rinjanicus ), (1.500 m – 2.000 m) yang Rusa ( Muntiacus muntjak

Taman Nasional Gunung berupa hutan primer, hutan nainggolani ), Lutung Budeng Rinjani merupakan salah cemara dan vegetasi sub alpin ( Tr a c h y p i t h e c u s a u r a t u s tujuan satu wisata alam andalan (> 2.000 m). Beberapa ragam kohlbrugge i), Trenggiling propinsi Nusa Tenggara Barat. flora yang terdapat di kawasan ( Manis javanicus ),burung Beberapa lokasi menarik yang Taman Nasional Gunung Cikukua Tanduk ( Philemon dapat dikunjungi di kawasan Rinjani antara lain : Jelatang buceroides neglectus ), Dawah Taman Nasional Gunung ( Laportea stimulans ), Hutan ( Ducula lacernulata Rinjani, antara lain :

Nasional Gunung Rinjani tepatnya di desa Kembang Kuning. Di sekitar air terjun juga banyak tersedia home stay, cottagesmaupunrumah makan. Lokasi ini juga habitat bagi ratusan lutung dan burung elang.