Merumuskan Jalan Baru Partai Islam
Merumuskan Jalan Baru Partai Islam
Performa dan problem-problem yang dihadapi partai-partai Islam hari ini hendaknya tidak menjadikan mereka berkecil hati. Mereka harus tetap optimis menatap ke depan dan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan perbaikan-perbaikan agar partai Islam ke depan menjadi lebih baik. Partai Islam seyogyanya juga tidak menanggapi hasil-hasil survei dengan menggunakan teori konspirasi yang menyatakan bahwa hasil survei itu didesain sedemikian untuk memojokkan dan membuat “kuburan” bagi partai-partai Islam. Partai Islam justru harus menanggapi survei itu sebagai sarana untuk intropeksi dan refleksi diri agar melangkah ke depan dengan lebih baik lagi. Visi ke depan partai Islam harus dibangun dan problem-problem yang telah diulas di atas dijadikan tantangan yang harus ditaklukkan. Sudah tidak saatnya lagi partai Islam hanya sibuk berteori konspirasi dan mengutuk kegelapan, mereka harus berani mengoreksi diri dan membangun harapan baru.
Untuk membangun optimisme dan jalan baru partai Islam itu, dibutuhkan langkah-langkah strategis ke depan. Jalan baru yang segera harus dilakukan partai Islam adalah perumusan visi strategis tentang masa depan bangsa ini ke depan. Visi strategis harus dirumuskan bersama untuk melihat dan melakukan prediksi bagaimana kondisi
29 MC Ricklefs, Islamisation and Its Opponents in Java, hal. 276-278.
MAARIF Vol. 8, No. 2 — Desember 2013
Dilema Partai Politik Islam: Terpuruk dalam Kegagalan atau Menjawab Tantangan?
bangsa Indonesia ke depan. Dengan perumusan visi strategis ini, partai Islam akan bisa mengetahui apa saja problem riil masyarakat Indonesia hari ini dan bagaimana cara menjawabnya. Selain itu, mereka juga bisa mengetahui bagaimana peluang dan tantangan baik dalam soal politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan yang ada pada bangsa Indonesia. Dengan visi strategis ini, partai Islam akan bisa merumuskan isu-isu yang bisa diperjuangkan dalam kampanye dan bisa meyakinkan publik tentang pentingnya mengadvokasi isu-isu tersebut. Membuat visi strategis tentang masa depan bangsa ini tentu tidak mudah, namun dengan berusaha membuatnya partai Islam akan mampu menatap tantangan masa depan yang lebih kongkrit dan tidak terjebak pada masa lalu. Dalam konteks global, partai Islam tidak hanya berorientasi pada,
meminjam istilah James Piscatori—imagining Pan Islamism- terus menerus. 30 Namun Partai Islam harus mampu menatap tantangan globalisasi dan bagaimana memanfaatkan peluang globalisasi untuk kemajuan bangsa dan umat Islam. Pada konteks lokal Indonesia, Partai Islam tidak terus menerus terjebak pada isu massa tradisional Islam, isu syariat Islam, Piagam Jakarta, Negara Islam, dan isu-isu formalisme Islam lainnya.
Setelah merumuskan visi strategis bangsa, Partai Islam harus mau bergerak pada perjuangan isu-isu kebijakan publik yang terkait dengan kepentingan rakyat kebanyakan. Partai Islam harus mengambil isu-isu populis yang terkait dengan kepentingan rakyat banyak seperti soal kemandirian pangan, subsidi pertanian, pendidikan murah, jaminan sosial, jaminan kesehatan, dan sebagainya. Isu-isu politik yang terkait dengan kaum miskin kota dan rakyat kebanyakan itu tentu lebih strategis dan kongkrit bagi pemilih di Indonesia dibandingkan isu-isu yang bersifat formalisme Islam dan kental dengan simbol Islam. Langkah- langkah strategis Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP/ Adalet ve Kalkinma Partisi ) di Turki tentu bisa dijadikan perbandingan yang sangat berharga. AKP belajar dari kegagalan Partai Kesejahteraan (Welfare Party) di bawah pimpinan Perdana Menteri Necmettin Erbakan yang dikudeta oleh militer pada tahun 1997. Kudeta saat itu dilakukan karena partai Erbakan dianggap mengancam keberlangsungan sekularisme di Turki dengan agak gegabah mengangkat tema-tema Islam dan memutar
30 Lihat James Piscatori, ‘Imagining Pan Islamism’ dalam Shahram Akbarzadeh & Fethi Manshuri (editors), Islam and Political Violence, Muslim Diaspora and Radicalism in the West, London & New York: Tauris Academic Studies, 2007, hal. 27-38.