M EN JAD I D ETEKTI F

M EN JAD I D ETEKTI F

Tidak lam a set elah buku j ilid pert am a t erbit , banyak surat yang dikirim kan kepada saya yang int inya m enanyakan kelanj ut an kisah Winnet ou. Tanggapan posit if ini t ernyat a di luar dugaan saya.

Set elah m enem puh perj alanan yang m elelahkan dengan berkuda, kam i t iba di m uara Rio Boxo de Nat chit oches. Di sana kam i berharap bisa bert em u dengan orang Apache yang dit inggalkan Winnet ou. Sayang harapan kam i it u t idak t erwuj ud. Kam i m em ang m enem ukan j ej ak dari orang- orang yang sebelum nya berada di t em pat it u, t et api yang kam i lihat di sana sangat m em ilukan, yakni m ayat dua orang t rader yang sebelum nya m em berikan ket erangan kepada kam i t ent ang perkam pungan suku Kiowa. Keduanya dit em bak. Belakangan saya t ahu dari Winnet ou bahwa penem baknya adalah Sant er.

Kedua pedagang it u sebenarnya t elah m eninggalkan perkem ahan Tangua lebih aw al, t et api kano yang dipakai Sant er m elaj u sangat cepat sehingga m ereka t iba bersam aan di m uara sungai. Sant er, yang berkant ong kosong karena gagal m endapat kan nugget m ilik Winnet ou, t ergiur m elihat barang baw aan kedua pedagang it u. Unt uk m endapat kannya, dia m enem bak m at i kedua orang yang t ak m enaruh syak w asangka it u, kem ungkinan besar dari belakang. Lalu dia m enghilang t anpa j ej ak dengan m em bawa kuda bagal m ereka. Winnet ou m enget ahui rent et an kej adian ini set elah m enyelidiki j ej ak di t em pat it u.

Kelihat annya pem bunuh it u t idak m udah m enggiring kuda beban t ersebut m elalui padang sabana yang luas, apalagi dia hanya seorang diri. Selain it u, dia t erpaksa bergegas karena t ahu dirinya past i akan dikej ar.

Sial bagi Winnet ou, selam a beberapa hari huj an t urun lebat sehingga m engaburkan j ej ak di t anah. Karenanya, dia t ak dapat m engandalkan m at anya dan t erpaksa harus m ereka- reka. Kem ungkinan besar Sant er pergi ke perm ukim an t erdekat unt uk m enj ual hasil ram pasannya sehingga sang kepala suku Apache it u t idak m em punyai pilihan selain m endat angi perm ukim an- perm ukim an it u sat u persat u.

Set elah kehilangan wakt u beberapa hari, Winnet ou akhirnya berhasil m enem ukan kem bali j ej ak Sant er di pos perdagangan Gat er. Sant er sem pat m am pir di sana. Dia m enj ual sem ua barang ram pasannya lalu m em beli seekor kuda dan pergi ke arah t im ur m enyusuri t epi Sungai Red River.

Winnet ou lalu berpam it an kepada orang Apache yang t elah m enyert ainya dalam perj alanan. Dia m enyuruh m ereka pulang ke rum ah, karena m ereka bisa m enghalangi perj alanannya, dan bert ekad m engej ar pem bunuh it u seorang diri. Dia Winnet ou lalu berpam it an kepada orang Apache yang t elah m enyert ainya dalam perj alanan. Dia m enyuruh m ereka pulang ke rum ah, karena m ereka bisa m enghalangi perj alanannya, dan bert ekad m engej ar pem bunuh it u seorang diri. Dia

Di Nat chit oches dia t idak m eninggalkan pesan buat kam i, karena it u kam i t idak t ahu keberadaannya dan t idak bisa m engikut inya. Lalu kam i berbalik m enuj u sungai Arkansas dan m engam bil j alan darat m enuj u St . Louis. Saya m erasa sangat kecewa karena t idak bisa bert em u lagi dengan sahabat baik saya ini. Tet api saya t idak m am pu m engubah keadaan.

Set elah perj alanan panj ang dan m elet ihkan, akhirnya kam i t iba di St . Louis. Kala it u hari sudah m alam . Tent u saj a saya langsung m encari Mr. Henry, kaw an lam a saya. Dia sedang duduk di bawah lam pu di depan m esin bubut dan t idak m endengar suara derit pint u ket ika saya m asuk ke bengkelnya.

“ Good evening, Mr. Henry! ” saya m em berinya salam seolah- olah baru kem arin t erakhir berkunj ung. “ Bagaim ana, apakah Anda t elah selesai m em buat senapan yang baru it u?”

Set elah m enegurnya, saya kem udian duduk di uj ung m esin bubut sepert i yang biasa saya lakukan dulu. Dia bangkit dari kursi, m enat ap saya sej enak seakan t idak percaya lalu bersorak kegirangan,

“ Anda… Anda… Andakah ini? Guru privat … Surveyor… Old Shat t erhand! ” Kem udian dia m erent angkan kedua t angannya lalu m erangkul saya sert a

m encium pipi saya berulang- ulang, bahkan sam pai berbunyi. “ Old Shat t erhand? Dari m ana Anda t ahu nam a it u?” saya bert anya set elah luapan kegem biraannya agak m ereda. “ Dari m ana? Haruskah Anda bert anya lagi? Di m ana- m ana orang

m em bicarakan t ent ang Anda, orang linglung! Anda sudah m enj adi w est m an 1 sepert i yang t elah dit akdirkan. Mr. Whit e, insinyur dari seksi t erdekat , dialah orang

pert am a yang m em bawa kabar it u. Dia sangat m em uj i Anda. Saya sungguh m erasa bangga kepada diri Anda, it u harus saya akui. Tet api yang paling hebat adalah apa yang dicerit akan oleh Winnet ou.”

“ Apa?” “ Dia m encerit akan sem uanya kepada saya... sem uanya! ” “ Apa? Apa saya t idak salah dengar? Dia sem pat dat ang kem ari?” “ Tent u saj a dia berada di sini! ” “ Kapan?” “ Tiga hari yang lalu. Anda m encerit akan kepadanya t ent ang saya dan

t ent ang senapan Pem buru Beruang yang sudah usang it u. Jadi aneh kalau dia ke

I st ilah cipt aan pengarang. Maksudnya adalah “ m an of t he west ” at au lebih t epat nya “ front ierm an” , yang konot asinya adalah: perint is at au pionir daerah Barat , pem buru prairie, dan sej enisnya.

St . Louis t anpa m engunj ungi saya. Dia m engat akan, Anda t elah m enj adi seorang w est m an yang m ahir berburu bison, beruang grizzly, dan lain sebagainya. Anda bahkan m endapat kehorm at an sebagai seorang kepala suku! ”

Nada- nada puj ian sepert i it u t erus m engalir dari m ulut nya. Berkali- kali saya berusaha m em ot ongnya t et api t idak berhasil. Dia m em eluk saya berulang- ulang. Dia sungguh m erasa bahagia karena dirinyalah yang m em belokkan j alan hidup saya ke daerah Barat yang liar it u.

Pada w akt u it u Winnet ou t erus m enelusuri j ej ak Sant er dan m engej arnya dengan cepat hingga ke St . Louis. Dari sana j ej ak t ersebut m engarah ke New Orleans. Karena sangat diburu wakt u, dia t iba lebih awal di St . Louis daripada saya. Dia m eninggalkan pesan kepada Henry bahwa saya boleh m enyusulnya ke New Orleans j ika m au. Tanpa berpikir dua kali saya segera m em ut uskan unt uk m elakukannya.

Karena it u saya harus segera m em bereskan sem ua t ugas yang akan saya kerj akan pada keesokan harinya. Lalu pagi- pagi saya duduk bersam a Hawkens, St one, dan Parker di balik pint u kaca, t em pat dulu saya diwawancarai t anpa sepenget ahuan saya. Kaw an lam a saya Henry t idak t ahan unt uk t idak ikut sert a. Banyak hal yang perlu dicerit akan, dilaporkan, dan dij elaskan. Sepert i dari sem ua seksi, seksi sayalah yang m endapat kan pengalam an yang paling m enarik dan paling berbahaya. Nam un perlu dicat at pula bahw a sayalah sat u- sat unya surveyor yang t ersisa.

Sam berusaha sekuat t enaga agar saya bisa m em peroleh bonus gaj i. Sia- sia belaka! Kam i m em ang segera m enerim a gaj i nam un t idak diberi lebih sat u sen pun dari gaj i pokok. Juj ur saya akui, saya sangat kecewa karena gaj i it u t idak set im pal dengan j erih payah kam i dalam m em buat gam bar dan cat at an kerj a. Pim pinan di t em pat it u m em pekerj akan lim a surveyor, t et api m ereka hanya m em bayar j at ah gaj i unt uk seorang dan m enyim pan gaj i keem pat orang lainnya ke saku sendiri. I ni t erj adi j ust ru set elah m ereka m enerim a hasil kerj a kam i – at au lebih t epat dikat akan hasil j erih payah saya sendiri.

Sam yang t idak puas segera m enyam paikan keberat annya. Tet api hasilnya t et ap sam a. Dia m alahan dit ert aw akan dan diusir bersam a Dick sert a Will. Dengan lapang dada saya pun m eninggalkan t em pat it u m engikut i m ereka. Jum lah gaj i yang saya t erim a hari it u m em ang t ergolong lum ayan.

Saya berm aksud m enyusul Winnet ou. Dia m eninggalkan alam at sebuah hot el di New Orleans kepada Mr. Henry unt uk saya. Dem i kesopanan dan keset iakawanan di ant ara kam i, saya bert anya kepada Sam dan kedua sahabat nya, apakah m ereka m au ikut ke New Orleans. Tapi m ereka berm aksud berist irahat di

St . Louis dan saya t idak bisa m em aksa m ereka. Kem udian saya m em beli beberapa pot ong pakaian dalam , j uga set elan j as baru unt uk m enggant ikan baj u I ndian saya. Set elah it u saya m enum pang kapal uap dan berlayar ke arah selat an. Beberapa barang yang t idak akan saya bawa, di ant aranya senapan Pem buru Beruang yang berat it u, saya serahkan kepada Henry, dan dia berj anj i akan m enj aganya baik- baik. Kuda put ih j uga saya t inggalkan karena saya t idak m em erlukannya lagi. Kam i sem ua m engira bahwa saya pergi hanya unt uk w akt u yang singkat .

Ternyat a yang t erj adi sungguh lain. Kam i t erperangkap di t engah- t engah daerah yang dilanda perang saudara. Hal ini t idak saya singgung sebelum nya karena t idak ada kait annya dengan rangkaian perist iwa yang t erj adi sam pai saat ini. Kebet ulan Sungai Mississippi saat it u t erbuka unt uk pelayaran karena Farragut , seorang adm iral t erkenal, m erebut nya kem bali ke dalam kekuasaan pihak negara- negara Ut ara. Walaupun dem ikian, kapal yang saya t um pangi harus m elewat i beberapa pos pem eriksaan. I ni t ent u pent ing t et api j ust ru m enyit a banyak wakt u. Ket ika saya t iba di New Orleans dan bert anya kepada hot el yang dim aksud, saya diberit ahukan bahwa kem arin Winnet ou t elah pergi. Dia m eninggalkan pesan bahwa dia m asih m engej ar Sant er ke Vicksburg. Karena sit uasi yang t idak am an, dia m enganj urkan supaya saya t idak m engikut inya. Kelak dia akan m engat akan kepada Mr. Henry di St . Louis, di m ana dia bisa dit em ui.

Apa yang harus saya lakukan sekarang? Saya ingin m engunj ungi sanak kerabat di kam pung yang past i m em but uhkan bant uan saya. Bukankah saya m em iliki cukup uang? At au apakah saya harus kem bali ke St . Louis unt uk m enant i Winnet ou di sana? Tidak. Siapa t ahu, barangkali dia akan dat ang sendiri ke sana. Maka pergilah saya m enanyakan kapal yang akan berangkat . Ada sebuah kapal, sebuah yankee, yang hendak berlayar ke Kuba dengan m em anfaat kan sit uasi peperangan yang sedang t enang saat it u. Di sana saya bisa m endapat kesem pat an unt uk pergi ke Jerm an at au paling t idak ke New York. Saya m em bulat kan t ekad lalu m elangkah ke at as kapal.

Alangkah baiknya j ika t erlebih dahulu saya m enyim pan seluruh uang saya di bank. Tet api bank m ana di New Orleans yang bisa dipercaya? Selain it u saya pun t idak m em punyai w akt u yang cukup. Mem beli t iket saj a baru saya lakukan beberapa saat sebelum kapal berangkat . Jadi t erpaksa saya m em bawa sem ua uang t unai it u di dalam saku.

Kesalahan ini cukup fat al karena m alam it u kam i dihadang badai hurricane. Meskipun cuacanya m endung, perj alanan kam i am an dan t idak ada t anda- t anda akan dat ang angin ribut yang dahsyat pada m alam hari. Maka sepert i para penum pang lain yang berangkat dari New Orleans, saya pun pergi t idur t anpa rasa Kesalahan ini cukup fat al karena m alam it u kam i dihadang badai hurricane. Meskipun cuacanya m endung, perj alanan kam i am an dan t idak ada t anda- t anda akan dat ang angin ribut yang dahsyat pada m alam hari. Maka sepert i para penum pang lain yang berangkat dari New Orleans, saya pun pergi t idur t anpa rasa

Sesam painya di luar saya t idak m elihat apa- apa. Sem uanya gelap gulit a. Badai hurricane m enghem paskan t ubuh saya ke lant ai, sem ent ara it u sebuah gelom bang besar m enghant am saya. Saya m endengar suara orang m enj erit , nam un deru t opan m enut upi suara t ersebut . Tidak lam a kem udian kilat saling m enyam bar bersusulan sehingga unt uk beberapa saat keadaan m enj adi t erang. Saya bisa m elihat deburan om bak di depan kam i. Di belakang deburan it u t am pak darat an. Sem ent ara it u rupanya kapal t erj epit di ant ara karang. Dan hem pasan gelom bang- gelom bang besar m elam bungkan burit an ke at as. Kapal t idak lagi t ert olong dan set iap saat bisa hancur berkeping- keping dan sialnya, sem ua sekoci penyelam at sudah hilang dihanyut kan om bak. Lalu bagaim ana saya bisa m enyelam at kan diri? Hanya dengan berenang! Kem bali kilat m enyam bar dan saya sem pat m elihat sekelom pok penum pang yang berguling- guling sam bil t angannya m enggapai- gapai unt uk m encari pegangan di dek supaya t idak t erseret oleh gelom bang. Sebaliknya saya j ust ru berpikir, m enghadapi bahaya sepert i it u orang harus lebih m engandalkan diri sendiri.

Tiba- t iba dat ang sebuah gelom bang set inggi rum ah yang t am pak berkilat - kilat w alaupun dalam kegelapan m alam . Gelom bang it u m enghant am kapal dan kapal berderak. Saya yakin, kapal t elah berubah m enj adi puing- puing. Saya berpegang erat - erat pada sebuah penyangga besi, t api kem udian pegangan it u t erlepas. Oh Tuhan, t olong selam at kan saya! Saya m erasa seolah- olah diangkat begit u t inggi oleh gelom bang. Tubuh saya berput ar- put ar sepert i bola kem udian dicam pakkan ke sebuah j urang yang dalam lalu t erlem par lagi ke at as. Begit u set erusnya. Saya hanya diam karena sekarang sem ua usaha bakal sia- sia. Tet api begit u gelom bang m encapai pant ai, saya harus berj uang agar t idak t erseret kem bali ke t engah laut .

Hanya kira- kira set engah m enit saya t erperangkap dalam badai yang dahsyat it u, t et api rasanya sepert i berj am - j am lam anya. Tiba- t iba gelom bang- gelom bang besar it u m elem parkan t ubuh saya ke udara, m em perm ainkan saya dan

akhirnya m enghem paskan saya ke perairan yang t enang di ant ara bat u- bat u karang. Sekarang saya t idak boleh lagi t erseret ! Saya m engerahkan kedua t angan dan kaki lalu berenang dengan sekuat t enaga, yang seum ur hidup belum pernah saya lakukan sebelum nya. Yang saya m aksudkan dengan ‘perairan yang t enang’ t adi bukanlah perairan yang sungguh am an. Kini saya t idak lagi berj uang m elaw an gelom bang set inggi rum ah. Nam un angin m asih bert iup kencang dan laut m asih bergelora sehingga berkali- kali t ubuh saya dihem paskan kian kem ari, sepert i sepot ong rant ing yang diaduk- aduk dalam t ong air. Syukurlah akhirnya saya bisa m elihat darat an. Seandainya darat an it u t idak t erlihat sangat m ungkin saya sudah binasa. Saya t ahu ke arah m ana saya harus berenang. Walaupun saya hanya berenang perlahan- lahan dalam am ukan badai, t api pada akhirnya saya berhasil m encapai pant ai. Hanya saj a sem uanya t erj adi t idak sepert i yang saya kira. Laut kelihat an gelap, begit u j uga darat an. Dalam kegelapan ini saya t idak bisa m em bedakan ant ara keduanya, karena it u saya t idak t ahu di m ana t em pat yang cocok. Kepala saya t iba- t iba m em bent ur keras pada dinding karang. Rasanya kepala saya sepert i dihant am oleh sebuah palu. Tet api saya t idak kehilangan akal dan segera m em anj at ke at as karang. Set elah it u saya j at uh pingsan.

Ket ika saya kem bali sadar t ernyat a badai hurricane belum m ereda. Kepala saya t erasa nyeri, t et api saya t idak m enghiraukannya. Yang lebih m encem askan saya adalah kenyat aan bahwa saya t idak t ahu, di m ana saya kini berada. Apakah saya t erbaring di pant ai at au di at as sebuah karang yang biasanya t ersem bul di at as perm ukaan laut ? Saya t idak boleh beranj ak dari sana. Tem pat it u dat ar dan licin. Dengan susah payah saya bert ahan di sit u karena dengan m udah dapat dihanyut kan kem bali oleh angin yang m asih bert iup kencang. Set elah beberapa lam a badai berangsur- angsur m ereda dan kem bali t enang. Sam a sepert i biasanya, kali ini pun sem uanya berlangsung t idak lam a. Topan it u t iba- t iba berlalu, huj an pun berhent i dan t am pak bint ang- bint ang kem bali bersinar di angkasa.

Di baw ah cahaya bint ang saya bisa m engam at i keadaan di sekeliling. Ternyat a saya t erdam par di pesisir pant ai. Di belakang saya t erdengar deburan om bak, sem ent ara it u di depan t am pak beberapa pohon yang t um buh sat u- sat u. Saya m elangkah ke sana. Pohon- pohon it u m am pu bert ahan t erhadap am ukan angin ribut . Sem ent ara it u kebanyakan pohon lain sudah t ercabut akarnya dan t um bang, bahkan ada yang t erlem par cukup j auh. Pada saat it u saya m elihat kerlap- kerlip cahaya di kej auhan. Past i di t em pat it u ada orang. Saya bergegas ke sana.

Tam pak banyak orang berdiri di dekat beberapa bangunan yang porak poranda akibat badai. Bahkan ada at ap sebuah rum ah yang hilang dit erbangkan Tam pak banyak orang berdiri di dekat beberapa bangunan yang porak poranda akibat badai. Bahkan ada at ap sebuah rum ah yang hilang dit erbangkan

Dengan sangat ram ah m ereka m enyam but dan m em berikan saya baj u gant i sert a beberapa pakaian lainnya karena saya hanya berpakaian t ipis sepert i lazim nya orang yang hendak t idur. Kem udian t anda bahaya dibunyikan sebagai peringat an agar m ereka segera ke pant ai unt uk m encari korban yang m ungkin m asih bisa diselam at kan. Hingga keesokan harinya ada enam belas orang yang dit em ukan. Tet api hanya t iga yang m asih bert ahan hidup, yang lainnya sudah m at i. Ket ika hari siang, saya pergi ke pant ai dan m elihat puing- puing yang berserakan di pesisir. Kapal kam i m em ang hancur berkeping- keping. Hanya anj ungannya saj a yang t ersisa dan bagian it u sekarang t ergelet ak di at as bat u karang.

Sekarang saya m enj adi orang yang benar- benar m iskin dalam art i yang sesungguhnya, karena saya t idak m em iliki apa- apa lagi. Uang yang sebenarnya bisa saya gunakan unt uk bersenang- senang kini sudah t enggelam ke dasar laut . Tent u saya m enyesal at as kehilangan it u, t et api saya bisa t erhibur karena hanya saya dan ket iga orang it u yang selam at . I ni m erupakan nasib yang sangat m uj ur.

Kom andan bent eng m enyam but kam i di rum ahnya dan kam i m endapat kan sem ua yang kam i but uhkan. Bahkan dia m em beri kesem pat an kepada saya unt uk pergi m enuj u New York dengan kapal. Ket ika t iba di sana, saya j auh lebih m iskin daripada ket ika saya dulu unt uk pert am a kalinya m enj ej akkan kaki di kot a it u. Saya t idak m em iliki apa pun selain keberanian unt uk m em ulai hidup yang baru.

Mengapa saya m em ut uskan unt uk bert olak ke New York dan bukannya ke St . Louis, padahal di sana saya m em punyai banyak kenalan dan paling t idak bisa m engharapkan pert olongan dari Mr. Henry? I t u sem at a karena saya sudah banyak berhut ang budi padanya dan saya t idak m au m em bebani dia sekali lagi. Ya, lain halnya j ika sudah past i bahwa saya akan bert em u dengan Winnet ou di t em pat it u. Sayang sekali hal it u sam a sekali belum dapat dipast ikan. Usahanya m em buru Sant er bisa berlangsung berbulan- bulan at au bahkan lebih lam a lagi. Di m ana saya harus m encarinya? Saya m em ang berniat unt uk bert em u dengan dia kem bali, t ent u saj a unt uk it u saya harus m enuj u ke Barat , ke Pueblo di Rio Pecos. Unt uk m encapai t uj uan ini pert am a- t am a saya harus m engum pulkan uang t erlebih dahulu unt uk biaya perj alanan. Dan dalam sit uasi sepert i ini rasanya New York adalah t em pat t erbaik unt uk m encari uang.

Perkiraan saya t idak m eleset . Saya bernasib m uj ur. Di New York saya berkenalan dengan Mr. Josh Tailor, pem im pin sebuah kant or det ekt if privat yang t ernam a dan saya m elam ar unt uk bergabung dalam lem baga it u. Ket ika dia t ahu siapa saya dan apa yang saya kerj akan dalam w akt u- w akt u t erakhir, dia m engat akan ingin t erlebih dahulu m em buat t es kelayakan kerj a. Dia selalu beranggapan, orang Jerm an t idak t eram pil unt uk profesi det ekt if. Tet api saya akhirnya berhasil m elew at i t es. Dan hal ini bukan karena kepandaian saya m elainkan lebih karena fakt or kebet ulan. Lam bat laun saya pun m em peroleh kepercayaan yang sem akin besar sehingga dia m ulai m enyukai saya dan m em percayakan kepada saya pekerj aan- pekerj aan yang berat nam un m endat angkan pem asukan yang m em uaskan. Suat u hari, set elah pengarahan, dia m em anggil saya ke kant ornya. Di dalam nya sudah duduk seorang pria berum ur yang kelihat an cem as. Kam i berkenalan. Nam anya Ohlert dan dia adalah seorang pem ilik bank. Maksud kedat angannya adalah m em int a bant uan kam i unt uk suat u urusan pribadi. Kasus ini sangat m eresahkan hat inya sekaligus m em bahayakan perusahaannya.

Dia m em iliki seorang anak t unggal, seorang anak laki- laki bernam a William Ohlert . Um urnya dua puluh lim a t ahun dan belum m enikah. Dalam urusan bisnis ini dia m em punyai hak yang set ingkat dengan ayahnya. Ayahnya sendiri berdarah Jerm an dan m enikahi seorang w anit a Jerm an. William kelihat annya lebih m enyibukkan diri dengan hal- hal ilm iah dan seni sert a buku- buku bernuansa m et afisis daripada buku kas. Dan dia bukan saj a m enganggap diri sebagai seorang sarj ana hebat m elainkan j uga seorang penyair. Keyakinan it u sem akin diperkuat set elah beberapa puisinya dim uat dalam koran berbahasa Jerm an di New York. Suat u hari dia berkeinginan m enulis cerit a t ragedi dengan t okoh ut am a seorang penyair gila. Unt uk bisa m enulis cerit a ini dia beranggapan, dia harus banyak belaj ar t ent ang penyakit gila. Sej um lah besar buku t ent ang t em a it u didat angkannya. Akibat nya sungguh m engej ut kan. Dari hari ke hari William m akin m engident ifikasikan dirinya dengan penyair im aj inat if t ersebut dan bahkan m enganggap dia sendiri pun sudah m enj adi gila. Beberapa wakt u yang lalu ayahnya m endat angi seorang dokt er yang t elah lam a bercit a- cit a m endirikan sebuah pusat rehabilit asi orang gila. Ada sum ber yang m enyebut kan, dulu dia pernah m enj adi asist en dokt er spesialis penyakit j iw a yang t erkenal. Karena it u pem ilik bank t adi segera m em percayai orang it u sepenuhnya. Dia kem udian m em int a dokt er it u unt uk berkenalan dengan anaknya dengan harapan sem oga akhirnya dia bisa m enyem buhkan penyakit anak sem at a wayang t ersebut .

Sej ak saat it u t um buh ikat an persahabat an yang erat ant ara sang dokt er dengan pasiennya, Ohlert yunior. Tanpa diduga, suat u hari keduanya t iba- t iba m enghilang. Set elah m enyelidiki lebih j auh, baru pem ilik bank it u m endapat ket erangan bahwa t ernyat a dokt er it u adalah salah sat u dari sekian banyak dokt er gadungan yang m asih t erus m em buka prakt ek di Am erika t anpa t erj erat sedikit pun oleh hukum .

Tailor bert anya, siapakah nam a dokt er gadungan t ersebut . Ket ika orang m enyebut nam anya, Gibson, sert a alam at rum ahnya, barulah kam i sadar bahwa kini kam i kem bali berurusan dengan seorang m usuh lam a yang dulu pernah saya m at a- m at ai karena suat u kasus. Bahkan saya m asih m em iliki sebuah fot onya. Fot o it u t ersim pan di kant or. Dan ket ika saya m enunj ukkan pot ret t ersebut kepada Ohlert , dia segera m engenali orang it u, yang t ak lain adalah dokt er dan sahabat anaknya.

Gibson sebenarnya seorang penipu kelas wahid yang sudah lam a beroperasi dengan berbagai kedok di Am erika Serikat dan Mexico. Kem arin pem im pin bank it u pergi ke rum ah penginapan t em pat Gibson berm alam , dan diberit ahu bahwa Gibson sudah m em bayar sem ua biaya penginapannya lalu pergi. Ent ah ke m ana, t ak seorang pun t ahu. Sem ent ara it u William m em baw a uang kont an dalam j um lah yang besar. Pada hari berikut nya dat ang t elegram dari sebuah bank di Cincinnat i yang bekerj asam a dengan bank Ohlert yang isinya m em berit ahukan bahw a William t elah m enarik uang sebanyak lim a ribu dollar lalu pergi ke Louisville unt uk m enj em put kekasihnya. Berit a yang t erakhir ini t ent u saj a bohong.

Dari sem ua fakt a di at as dapat disim pulkan bahw a dokt er gadungan it u m enj adikan pasiennya sebagai sandera unt uk m em int a uang t ebusan yang besar. William dikenal secara dekat oleh banyak pem ilik bank t ernam a dan dia bisa m endapat kan dari m ereka sem ua yang diinginkannya.

Kam i dim int a unt uk m em bekuk penculiknya dan m em baw a William pulang ke rum ah. Penyelesaian kasus berat ini dipercayakan kepada saya. Saya m endapat surat kuasa dan beberapa pet unj uk sert a sebuah pot ret w aj ah William Ohlert , lalu segera naik kapal m enuj u Cincinnat i. Karena Gibson m engenal saya, m aka saya j uga m em bawa perlengkapan yang diperlukan unt uk m enyam ar seandainya sit uasi m em int anya dem ikian.

Set ibanya di Cincinnat i saya m engunj ungi pem im pin bank yang disebut di at as. Dia m engat akan bahw a Gibson m em ang bersam a- sam a dengan William Ohlert . Dari sana saya berangkat ke Louisville. Di sana saya diberit ahu bahw a kedua orang it u t elah m em esan t iket kapal dengan j urusan St . Louis. Tent u saj a saya m enyusul ke sana. Saya baru m enem ukan j ej ak m ereka set elah pencarian Set ibanya di Cincinnat i saya m engunj ungi pem im pin bank yang disebut di at as. Dia m engat akan bahw a Gibson m em ang bersam a- sam a dengan William Ohlert . Dari sana saya berangkat ke Louisville. Di sana saya diberit ahu bahw a kedua orang it u t elah m em esan t iket kapal dengan j urusan St . Louis. Tent u saj a saya m enyusul ke sana. Saya baru m enem ukan j ej ak m ereka set elah pencarian

Ohlert dan Gibson rupanya t elah berangkat ke New Orleans dengan m enum pang kapal uap m elalui Sungai Mississippi. Maka saya pun m enyusul ke sana. Berunt ung Ohlert senior m enyerahkan daft ar nam a bank- bank yang selam a ini selalu m enj alin kerj asam a dengannya. Di Louisville dan St . Louis saya m enem ui beberapa pegaw ai bank dan saya diberit ahu bahw a sebelum nya William berada di sit u dan kem bali m enarik sej um lah uang. Hal yang sam a pun dilakukannya di dua bank lainnya di New Orleans yang m enj adi rekan bisnis ayahnya. Kepada pegawai t ersebut saya m engingat kan sekaligus m em int a agar m ereka m elaporkan kepada saya j ika William dat ang lagi ke t em pat it u.

Hanya begit ulah ket erangan yang berhasil saya kum pulkan. Dan kini saya t erperangkap dalam laut an m anusia yang m em adat i j alan- j alan di New Orleans. Sudah t ent u saya j uga m em int a bant uan kepada polisi, dan saya t idak bisa berbuat apa- apa selain m enunggu hasil yang m ereka peroleh. Tet api supaya t idak hanya duduk berpangku t angan saj a, saya m enerobos ke dalam kerum unan orang sam bil m encari- cari. Siapa t ahu barangkali saya bisa m enem ukan hal- hal pent ing t anpa diduga- duga.

Kot a New Orleans m em iliki karakt er yang sangat kuat dipengaruhi oleh budaya daerah Selat an. I ni t erut am a t erlihat pada bangunan di bagian kot a t ua. Di sana j alan- j alan dan rum ah t am pak kot or dan sem pit dan dipenuhi dengan bangunan- bangunan yang belum ram pung sert a balkon. Di sit u t inggal orang- orang yang hidupnya t ersem bunyi dari keram aian um um . Sem ua warna kulit bisa dit em ukan di sana, m ulai dari warna put ih pucat kekuning- kuningan hingga w arna hit am yang paling legam . Para pem usik j alanan, penyanyi m usim an, dan pem ain git ar m em perdengarkan kem am puannya dengan cara yang sangat m em ekakkan t elinga. Terdengar suara laki- laki yang bert eriak- t eriak sem ent ara perem puan m enj erit - j erit . Ada seorang pelaut yang m enarik ram but kuncir seorang Tionghoa yang kem udian balas m em aki dirinya. Terlihat j uga dua orang Negro yang sedang berkelahi, dikelilingi oleh penont on yang t ert aw a senang. Pada sudut yang lain t am pak dua kuli pem ikul barang yang t idak sengaj a bert abrakan, t et api lalu Kot a New Orleans m em iliki karakt er yang sangat kuat dipengaruhi oleh budaya daerah Selat an. I ni t erut am a t erlihat pada bangunan di bagian kot a t ua. Di sana j alan- j alan dan rum ah t am pak kot or dan sem pit dan dipenuhi dengan bangunan- bangunan yang belum ram pung sert a balkon. Di sit u t inggal orang- orang yang hidupnya t ersem bunyi dari keram aian um um . Sem ua warna kulit bisa dit em ukan di sana, m ulai dari warna put ih pucat kekuning- kuningan hingga w arna hit am yang paling legam . Para pem usik j alanan, penyanyi m usim an, dan pem ain git ar m em perdengarkan kem am puannya dengan cara yang sangat m em ekakkan t elinga. Terdengar suara laki- laki yang bert eriak- t eriak sem ent ara perem puan m enj erit - j erit . Ada seorang pelaut yang m enarik ram but kuncir seorang Tionghoa yang kem udian balas m em aki dirinya. Terlihat j uga dua orang Negro yang sedang berkelahi, dikelilingi oleh penont on yang t ert aw a senang. Pada sudut yang lain t am pak dua kuli pem ikul barang yang t idak sengaj a bert abrakan, t et api lalu

Kesan yang lebih baik saya j um pai di daerah pinggiran kot a. Di sana t erdapat rum ah- rum ah indah berm ot if pedesaan yang dihiasi dengan t am an- t am an yang dit at a rapi. Di at as t am an it u t um buh m awar, pohon palem , dan berbagai t um buhan berbuah lain sepert i suduayah, pir, ara, persik, j eruk, dan lim au. Di sana para penduduknya bisa m enikm at i ket enangan sert a kedam aian set elah m ereka disibukkan oleh hiruk- pikuk kot a.

Yang paling ram ai t ent u saj a di daerah pelabuhan. Di t em pat it u berseliweran kapal dan kendaraan dari berbagai j enis dan ukuran. Tam pak j uga gulungan bola- bola kapas dan t ong- t ong berukuran raksasa, j uga rat usan pekerj a yang sibuk bekerj a di ant aranya. Orang m erasa seolah- olah sedang berada di pasar kapas di Hindia Tim ur. 2

Saya t erus ngeluyur m enyusuri kot a sam bil t et ap m em buka m at a lebar- lebar – t api t ak ada hasil! Saat it u hari sudah siang dan udara m enj adi panas. Saya berada di Com m on St reet , sebuah j alan yang lebar dan indah. Dari j auh m at a saya m enangkap t ulisan pada papan nam a sebuah kedai m inum Jerm an. Saya berpikir, set eguk bir pilsener pada cuaca sepanas ini t ent u sangat m enyegarkan. Saya pun m elangkah m asuk.

Kesukaan orang t erhadap bir ini bisa diam at i dari sej um lah pengunj ung yang duduk di dalam kedai. Set elah m encari sej enak akhirnya saya m elihat sebuah t em pat duduk yang m asih kosong di poj ok bagian belakang. Di sana t erdapat sebuah m ej a kecil dengan dua t em pat duduk. Sebuah bangku sudah dit em pat i seorang pria dengan t am pang yang cukup m enyeram kan sehingga t ak ada pengunj ung yang berani m engam bil t em pat di depannya. Tanpa peduli saya m elangkah ke sana lalu m em int a izin kepadanya supaya boleh m inum di t em pat it u.

Di waj ahnya t erlihat senyum iba. Dia m enat ap saya dengan pandangan m enyelidik, sepert i agak m enghina lalu bert anya, “ Anda m em punyai cukup uang, Mast er?” “ Tent u saj a! ” saya m enj awab t et api j uga m erasa heran m endengar

pert anyaan sepert i it u. “ Jadi Anda bisa m em bayar bir j uga t em pat duduk yang hendak Anda pakai?” “ Saya pikir, ya! ”

Sebut an unt uk negara- negara j aj ahan I nggris dan Belanda yang ada di sekit ar wilayah I ndia.

“ Well, lalu m engapa Anda m em int a izin saya supaya boleh duduk di sini? Menurut perhit ungan saya, Anda seorang Jerm an, seorang greenhorn 3 di daerah

ini. Enyahlah ke neraka sem ua orang yang berm aksud m enghalang- halangi saya unt uk duduk pada t em pat yang saya sukai. Sekarang duduklah! Let akkan kaki ke sana sepert i yang Anda inginkan dan t endanglah t engkuk orang yang coba- coba m elarang Anda.”

Harus saya akui dengan j uj ur, cara dan gaya bicara orang ini sungguh m engesankan. Saya m erasa t iba- t iba pipi saya m em erah. Sej uj urnya harus saya kat akan, ucapan t adi kedengaran sepert i m enghina saya. Saya m erasa t ersinggung dan ingin m enunj ukkan bahw a kat a- kat anya t idak berkenan di hat i saya. Paling t idak saya harus m encoba m em bela diri. Maka set elah duduk, saya m enyahut ,

“ Jika Anda m enganggap saya orang Jerm an, m aka t ebakan Anda sungguh t epat , Mast er! Tet api saya t idak suka disebut ‘Dut chm an’ 4 . Jika t idak, saya t erpaksa

m em bukt ikan kepada Anda, bahwa sesungguhnya saya bukan seorang greenhorn. Orang boleh bersikap ram ah dan it u t idak berart i bahwa dia kurang pengalam an.”

“ Pshaw ! ” j aw abnya t enang. “ Di m at a saya Anda kelihat an t idak begit u pandai. Tet api j angan t erburu- buru m arah, t ak ada gunanya. Saya sam a sekali t idak berm aksud j elek t erhadap Anda. Saya pun sungguh t idak t ahu bagaim ana Anda begit u berani duduk di hadapan saya. Old Deat h t idak m em biarkan ket enangannya t erusik oleh ancam an orang lain.”

Old Deat h! Ah, t ernyat a orang ini Old Deat h! Sudah sering saya m endengar t ent ang w est m an t erkenal ini. Ket enarannya bahkan t erdengar hingga ke daerah perkem ahan di seberang Sungai Mississippi, j uga m eram bah hingga ke negara- negara di bagian Tim ur. Walaupun hanya sekit ar sepuluh at au dua puluh persen dari sem ua yang dicerit akan t ent ang dirinya m endekat i kebenaran, orang harus

m engangkat t opi dan m engakui dia sebagai pem buru dan scout 5 yang luar biasa. Sej ak lam a dia m engem bara di daerah Barat dan m eskipun m enghadapi banyak

bahaya m aut , belum pernah dia t erluka sedikit pun. Karena kenyat aan ini, m ereka yang percaya kepada t akhayul m enganggap dia kebal peluru.

Tak seorang pun t ahu, siapa nam a orang ini sebenarnya. Old Deat h lebih m erupakan nom de guerre 6 , m ungkin karena t ubuhnya yang sangat kurus. Sepert i

‘m ayat hidup’! Ket ika saya duduk di hadapannya dan m em perhat ikan dia, baru saya m engert i m engapa orang sam pai m enyebut nya dem ikian.

Menurut asal- usul kat a: anak sapi yang t anduknya belum sepenuhnya t um buh. Jadi konot asinya seseorang yang belum sepenuhnya dewasa.

5 Sebut an olok- olok unt uk orang Jerm an. Pencari j ej ak at au pem andu. Mereka adalah west m an yang bert ugas m em andu pasukan serdadu, at au im igr an di Wild West .

Dia m em punyai perawakan yang sangat t inggi. Badannya yang bungkuk kelihat an sepert i hanya t erdiri dari kulit dan t ulang. Celana kulit yang dipakainya t am pak t erlalu pendek. Baj u berburunya yang t erbuat dari kulit pun kelihat an sem akin m enyusut bersam aan dengan wakt u, sehingga lengan baj u t ersebut hanya sedikit m elew at i sikunya. Pada bagian ini orang bisa m elihat kedua t ulang hast a dan t ulang pengum pilnya dengan j elas sepert i m em bedakan sat u t ulang dari t ulang- belulang lainnya. Kedua lengannya j uga t erlihat sepert i kerangka m anusia.

Dari dalam baj u berburunya m enj ulur lehernya yang kurus dan panj ang. Sem ent ara it u j akunnya m enggant ung sepert i sebuah pundi- pundi kulit . Dan sekarang kepalanya! Kepala it u t am pak sepert i t ak berisi daging. Mat anya sangat cekung dan di at as kepalanya t idak t um buh sehelai ram but pun. Pipinya kurus, dagunya panj ang dengan t ulang rahang yang m enonj ol, hidungnya yang pesek dengan lubang hidung yang besar… sungguh, kepala it u t ak ubahnya sepert i t engkorak m ayat . Dan orang akan m erasa ngeri seandainya t iba- t iba berpapasan dengannya. Kesan t ent ang kepalanya j uga diperkuat oleh hidung saya. Saya m encium bau sulfur dan am oniak yang m enyengat . Karena bau ini orang bisa kehilangan selera m akannya.

Telapak kakinya yang panj ang dan kurus t erbungkus oleh sepat u t inggi yang t erbuat dari sepot ong kulit kuda yang dij ahit . Pada sepat u it u dipasang penggert ak berukuran raksasa yang t erbuat dari uang logam Peso Mexico.

Di sam pingnya, di at as lant ai t ergelet ak sebuah pelana kuda besert a t ali kekang dan sem ua perlengkapannya. Di at asnya bersandar sepucuk senapan Kent ucky sepanj ang sat u hast a 7 . Senj at a sepert i it u j arang dit em ui karena t idak

lagi dij ual di t oko. Dia j uga m em persenj at ai diri dengan sebilah pisau Bowie dan dua pucuk revolver besar. Popor senj at a yang disebut t erakhir t am pak m enyem bul dari sabuk senj at anya. Sabuk senj at a it u t erbuat dari kulit berbent uk m irip t as pinggang dan dihiasi dengan kulit scalp sebesar t elapak t angan. Kulit scalp it u bukan berasal dari m ukapucat , j adi bisa dipast ikan bahwa kulit it u berasal dari kepala orang I ndian yang t elah dibunuhnya.

Seorang boardkeeper dat ang m engant ar bir yang saya pesan. Ket ika saya m endekat kan gelas ke bibir unt uk m inum , t iba- t iba pem buru it u m enahan saya, “ Tunggu sebent ar! ” kat anya. “ Jangan t erburu- buru, boy! Kit a harus bersam a- sam a m engangkat gelas lalu bersulang. Bukanlah hal it u m enj adi adat kebiasaan di negeri Anda?”

Per ancis: Nam a j ulukan.

7 1 hast a = 60 – 80 cm .

“ Ya, t api it u hanya dilakukan bersam a kenalan dekat ! ” j awab saya t anpa m enghiraukan perm int aannya. “ Jangan salah m engert i! Sekarang kit a duduk bersam a dan kit a t idak perlu bersit egang. Jadi m arilah kit a bersulang! Saya bukan seorang m at a- m at a at au pem bohong. Dan Anda boleh bersant ai sej enak bersam a saya barang seperem pat j am .”

Nada suaranya t erdengar lebih ram ah daripada sebelum nya. Saya m enyent uhkan uj ung gelas pada gelasnya lalu berkat a, “ Saya t ahu siapa Anda, Sir! Seandainya Anda sungguh Old Deat h, saya t idak perlu khawat ir karena bert em an dengan orang yang salah.” “ Jadi Anda m engenal saya? Kalau begit u saya t idak perlu lagi bercerit a t ent ang diri sendiri. Lebih baik kit a bercerit a t ent ang diri Anda. Apa alasan paling m endasar sehingga Anda dat ang ke kot a ini?”

“ Alasan yang sam a yang j uga m engant ar sem ua orang lain dat ang ke t em pat ini… saya ingin coba m engadu nasib di sini.” “ Saya m engert i! Di sana, di darat an Eropa, orang berpikir bahwa di sini kit a hanya perlu m em buka dom pet dan m em biarkan lem baran- lem baran dollar m elayang sendiri ke dalam nya. Jika seseorang bernasib m uj ur, sem ua koran akan m em uat berit a t ent ang dia. Sedangkan t ent ang ribuan orang yang t enggelam dalam perj uangan m elawan gelom bang kehidupan dan akhirnya m enghilang t anpa j ej ak t idak pernah diberit akan. Apakah Anda sudah m enem ukan keberunt ungan at aukah Anda m asih harus m enant inya?”

“ Saya kira, saat ini saya m asih harus m enant i.”

“ Kalau begit u berkonsent rasilah agar j angan sam pai Anda m elewat kan lagi peluang yang ada! Saya t ahu benar, bet apa sulit nya bert ahan dalam penant ian sepert i it u. Mungkin Anda sudah t ahu kalau saya seorang scout yang bisa disej aj arkan dengan seorang w est m an, hanya hingga kini saya selalu gagal m engej ar nasib m uj ur. Berkali- kali saya m engira bahwa saya t inggal m enangkapnya. Tapi begit u saya m engulurkan t angan, t iba- t iba keberunt ungan it u lenyap sepert i cast le in t he air ( t ak berbekas) , seolah- olah sem uanya hanya bayang- bayang belaka.”

Dia m engucapkan kalim at ini dengan nada sedih lalu m enunduk dalam - dalam dan m enat ap ke t anah. Karena saya t idak m enanggapinya, dia kem udian m em andang saya set elah beberapa saat lalu berkat a,

“ Anda past i t idak m engert i m engapa saya sam pai berkat a dem ikian. Sangat m udah. Saya selalu m erasa prihat in bila m elihat orang Jerm an, apalagi orang Jerm an yang m asih m uda belia. Karena saya harus m engat akan kepadanya bahwa “ Anda past i t idak m engert i m engapa saya sam pai berkat a dem ikian. Sangat m udah. Saya selalu m erasa prihat in bila m elihat orang Jerm an, apalagi orang Jerm an yang m asih m uda belia. Karena saya harus m engat akan kepadanya bahwa

“ Sungguh? – Mengapa?” “ Anda t erlalu lem but . Tubuh Anda harum . Apabila orang I ndian m elihat

pot ongan ram but Anda, m ereka past i akan j at uh pingsan karena t erkej ut . Pada kem ej a Anda pun t idak t erdapat bercak noda at au pun debu. Karena it u keliru j ika Anda hendak m engadu nasib di daerah Barat ini! ”

“ Saya sam a sekali t idak berniat m engadu nasib di sini.” “ Oh ya? Apakah Anda bersedia m engat akan kepada saya, kira- kira apa

keahlian at au bidang Anda?” “ Saya lulusan perguruan t inggi! ” Saya m engucapkan hal ini dengan nada agak bangga. Tet api dia hanya

t ersenyum kecil m enat ap saya – kelihat an sepert i senyum m enyeringai di w aj ahnya yang m irip m ayat –, m enggeleng- gelengkan kepala lalu berkat a,

“ Lulusan perguruan t inggi! Ast aga! Jadi Anda sungguh berharap banyak dari gelar it u? Just ru orang- orang sepert i Andalah yang paling t idak m am pu m engubah nasibnya m enj adi lebih baik. Tent ang it u saya punya cukup pengalam an. Apakah Anda m em iliki sebuah pekerj aan t et ap?”

“ Ya, di New York! ” “ Pekerj aan apa?” Pert anyaan ini diucapkannya dengan suara yang sangat lain sehingga t idak

m ungkin saya m enolak unt uk m enj aw abnya. Tet api karena saya t idak boleh m engat akan hal yang sebenarnya, m aka saya hanya m enj awab,

“ Saya bekerj a pada seorang pem ilik bank. Dan dia m enugaskan saya unt uk m enyelesaikan suat u urusan di t em pat ini.” “ Pem ilik bank? Ah! Kalau begit u j alan hidup Anda lebih m ulus daripada yang saya bayangkan sebelum nya. Jagalah t erus posisi it u, Sir! Tidak sem ua orang yang berpendidikan bisa bekerj a pada seorang hart awan Am erika. Apalagi di New York! Anda past i m endapat kepercayaan yang luar biasa besar walaupun usia Anda m asih m uda. Jika t idak, t ent u orang t idak berani m engirim Anda dari New York ke daerah Selat an ini. Maaf kalau t adi saya salah m enebak Anda, Sir! Jadi persoalan yang hendak Anda t unt askan m enyangkut uang?”

“ Ya, kira- kira sepert i it u.” “ Hm , bagus, bagus! ” Sekali lagi dia m enat ap saya dengan pandangan m em eriksa kem udian

t ersenyum m enyeringai sepert i sebelum nya lalu berkat a,

“ Saya kira, saya sudah bisa m enebak t uj uan keberadaan Anda di sini.” “ Saya t idak yakin.” “ Tidak apa- apa. Tet api saya ingin m em berikan sat u nasihat baik buat Anda.

Kalau Anda t idak ingin diket ahui orang lain bahw a Anda ke t em pat ini unt uk m encari seseorang, m aka Anda harus m em buka m at a lebar- lebar. Anda t elah m engam at i sem ua pengunj ung di dalam kedai ini sat u persat u dan kini pandangan Anda t erarah ke j endela unt uk m em ant au orang- orang yang lewat di sana. Jadi Anda sedang m encari seseorang. Bukankah dem ikian?”

“ Benar, Mast er. Saya berm aksud bert em u dengan seseorang. Hanya t em pat t inggalnya t idak saya ket ahui.” “ Kalau begit u t anyakan saj a ke hot el- hot el! ” “ Saya sudah m encobanya, t et api sia- sia. Bahkan saya pun sudah m em int a

bant uan polisi, t et api hasilnya t et ap sam a.” Senyum kem bali m enghias waj ahnya. Lalu dia t ert awa sendiri, m enepuk- nepuk punggung saya dan berkat a, “ Mast er, w alaupun dem ikian Anda t et ap seorang greenhorn, seorang greenhorn sej at i. Saya harap Anda t idak t ersinggung, t et api yang saya kat akan ini benar.”

Pada saat it u saya baru sadar bahwa saya sudah t erlalu banyak bicara. Dia rupanya m enangkap kesan ini, karena it u kat anya, “ Jadi Anda dat ang kem ari karena suat u persoalan yang berhubungan dengan uang, sepert i yang Anda kat akan t adi. Orang yang bert anggung j awab at as kasus ini sedang dicari polisi. Dan t ugas ini dilim pahkan kepada Anda. Karena it u Anda berkeliling di set iap sudut j alan sert a kedai- kedai m inum unt uk m enem ukan dia. Saya t idak layak digelari Old Deat h j ika saya t idak t ahu, siapa orang yang sekarang duduk di hadapan saya.”

“ Kalau begit u siapa saya, Sir?” “ Seorang det ekt if, seorang polisi sw ast a yang diberi t ugas m enguraikan

suat u persoalan. Dan persoalan it u lebih t erkait dengan m asalah keluarga ket im bang kej ahat an m urni.”

Orang ini t ernyat a m em punyai kem am puan analisa yang t aj am . Haruskah saya bert erus t erang dengan m engat akan bahwa analisanya benar? Tidak! Karena it u saya m enyahut ,

“ Analisa Anda sangat t aj am , Sir! Tapi kali ini Anda salah! ” “ Saya kira t idak.” “ Tent u, Anda salah! ” “ Well! Ent ah Anda bersedia m engakuinya at au t idak, it u urusan Anda. Saya

t idak bisa dan t idak m au m em aksa Anda. Tet api j ika Anda ingin agar orang t idak m engenali Anda, m aka j angan bersikap begit u kent ara. Urusan ini m enyangkut uang. Sebagai seorang greenhorn, Anda dipercayakan t ugas ini, t ent u agar t idak m enyolok. Anda harus bert indak hat i- hat i karena orang yang berada di balik kasus ini adalah seorang kenalan dekat at au m ungkin anggot a keluarga dari korban. Tent u kasus ini berbau krim inal, j ika t idak past i para polisi di sini t idak m engerahkan bant uannya unt uk Anda. Barangkali sang korban m em punyai seorang penasehat yang selalu bersam a- sam a dengan dia dan ingin m engeruk sem ua hart anya. Ya, ya, Anda boleh m em andang saya sepert i it u, Sir! Apakah Anda heran at as analisa saya? Baiklah, seorang w est m an sej at i sanggup m erancang sebuah j alan panj ang dari sini hingga ke Canada hanya dengan m em baca dua j ej ak kaki di t anah. Dan sangat j arang dia keliru.”

“ Anda m em buat suat u analisa yang berlebihan, Mast er! ” “ Pshaw ! Anda boleh t erus m enyangkal. Saya t idak dirugikan sedikit pun. Di

sini saya dikenal banyak orang dan saya bisa m em berikan pet unj uk- pet unj uk yang berguna kepada Anda. Tapi j ika Anda berpikir, Anda lebih cepat m encapai t uj uan dengan cara Anda sendiri, m aka Anda pant as dipuj i. Nam un apakah cara it u cukup bij aksana, saya m asih m eragukannya.”

Dia bangkit , m engeluarkan sebuah pundi- pundi kulit yang sudah usang dari dalam saku dan m em bayar m inum annya. Saya khawat ir kalau saya t elah m elukai perasaannya m elalui sikap saya yang kurang percaya. Karena it u unt uk m em perbaiki keadaan, saya berkat a,

“ Ada beberapa persoalan, di m ana orang lain at au paling t idak orang t ak dikenal t idak boleh dibiarkan t ahu t erlalu banyak. Saya sam a sekali t idak berm aksud m enghina Anda dan saya pikir...”

“ Ya, ya! ” pot ongnya sam bil m elet akkan sekeping uang di at as m ej a. “ I t u bukanlah penghinaan. Saya m em punyai m aksud baik t erhadap Anda, sebab Anda m em iliki sesuat u dalam diri Anda yang sungguh m enarik hat i saya.”

“ Barangkali kit a akan bert em u lagi! ” “ Sangat sulit . Hari ini saya akan pergi ke Texas lalu m asuk ke Mexico. Saya

t idak bisa m em ast ikan bahwa Anda pun nant i akan m enem puh j urusan yang sam a. Karena it u… Farewell, Sir! I ngat lah selalu bahwa saya m enam ai Anda seorang greenhorn! Sedangkan t ent ang nam a saya Old Deat h, Anda boleh m enyebut nya t idak bisa m em ast ikan bahwa Anda pun nant i akan m enem puh j urusan yang sam a. Karena it u… Farewell, Sir! I ngat lah selalu bahwa saya m enam ai Anda seorang greenhorn! Sedangkan t ent ang nam a saya Old Deat h, Anda boleh m enyebut nya

Dia m engenakan t opi som brero yang t ergant ung di dinding di at asnya, m enaikkan pelana dan kekang kuda ke pundaknya lalu m enent eng senj at anya dan pergi. Nam un set elah t iga langkah, dia berpaling lalu kem bali ke t em pat saya dan berkat a,

“ Segala sesuat u past i ada gunanya, Sir! Dulu saya pernah belaj ar di perguruan t inggi. Dan kini saya baru sadar, bet apa t ololnya saya wakt u it u. Good bye! ”

Kali ini dia keluar m eninggalkan ruangan t anpa m enoleh unt uk kedua kali. Pandangan m at a saya t erus m engikut i dia hingga t ubuhnya – yang sangat m enyolok sehingga beberapa pengunj ung di kedai ini t ert aw a – hilang dalam kerum unan m anusia. Sebenarnya saya ingin m engum pat nya. Bahkan saya ingin sekali m endam prat nya, akan t et api saya t ak sam pai hat i. Tam pangnya m engundang belas kasihan. Kat a- kat anya m em ang kurang ram ah, t et api suaranya kedengaran lem but dan berm aksud baik. Dan dari suaranya sangat j elas bahwa dia sungguh- sungguh berniat baik t erhadap saya. Tet api apakah dengan it u saya lalu m em biarkan dia t ahu t ent ang m aksud kedat angan saya ke sini? Tent u saj a hal ini bukan hanya t indakan yang kurang hat i- hat i m elainkan j uga ceroboh, w alaupun saya sadar, kalau saya bert erus t erang, m ungkin dia bisa m em berikan pet unj uk pent ing bagi pem ecahan m asalah ini. Saya t idak m erasa risih dengan gelar greenhorn yang disebut nya. Sudah sering saya disapa dem ikian oleh Sam Hawkens dan sebut an it u t idak m em buat saya m alu. Di pihak lain saya pun t idak perlu m engat akan kepadanya bahwa dulu saya pernah berada di daerah Barat .

Saya duduk t erm enung sam bil bert opang dagu di at as m ej a. Tiba- t iba pint u dibuka dan seseorang m asuk ke dalam . Dan orang it u adalah... Gibson. Dia berdiri di am bang pint u dan m engam at i sem ua orang yang hadir sat u persat u. Ket ika saya m erasa bahwa pandangannya t ert uj u ke arah saya, saya segera m em balikkan t ubuh dan duduk m em belakangi pint u. Di sini t ak ada lagi t em pat duduk yang m asih kosong, selain t em pat yang baru saj a dit inggalkan Old Deat h. Past i Gibson akan ke sini dan duduk di hadapan saya. Diam - diam saya m erasa senang m em bayangkan bagaim ana dia nant i t erkej ut begit u sorot m at a saya m enghuj am t ubuhnya.

Ternyat a dia t idak dat ang. Saya m endengar suara derit pint u dit ut up lalu cepat - cepat m em balikkan t ubuh. Benar, rupanya dia t elah m elihat saya dan langsung m enghilang. Saya m elihat nya berj alan keluar lalu pergi dengan langkah t erburu- buru. Saya segera m em akai t opi, m elem parkan uang bayaran kepada Ternyat a dia t idak dat ang. Saya m endengar suara derit pint u dit ut up lalu cepat - cepat m em balikkan t ubuh. Benar, rupanya dia t elah m elihat saya dan langsung m enghilang. Saya m elihat nya berj alan keluar lalu pergi dengan langkah t erburu- buru. Saya segera m em akai t opi, m elem parkan uang bayaran kepada

Ket ika t iba di sudut gang it u, saya m em asuki sebuah lapangan kecil. Di sebelah kiri dan kanannya berdiri deret an rum ah- rum ah kecil dengan pint u yang t ert ut up. Di hadapan saya ada villa- villa yang dihiasi t am an yang sangat indah. Di lapangan it u berkum pul banyak orang, t et api Gibson t idak t erlihat di sana. Dia t elah m enghilang.

Tam pak seorang pria Negro sedang bersandar pada pint u sebuah salon cukur. Kelihat annya dia sudah lam a berdiri di sana sehingga past i dia m elihat orang yang kabur t adi. Saya m endekat inya, m engangkat t opi dengan sopan lalu bert anya, apakah dia m elihat seorang gent lem an kulit put ih yang berlari keluar dari gang ini. Dia t ert awa sam bil m em am erkan giginya yang panj ang kekuning- kuningan dan m enj awab,

“ Ya, Sir. Saya m elihat nya. Berlari dia sangat cepat , sangat cepat . Dan m asuk ke sit u.” Dia m enunj uk ke sebuah villa kecil. Set elah m engucapkan t erim akasih, saya bergegas ke sana. Pint u gerbang baj a yang m enuj u ke t am an di depan rum ah it u dalam keadaan t ert ut up. Lim a m enit lam anya saya m em bunyikan bel sam pai seorang pria, lagi- lagi seorang pria Negro, m em bukakan pint u dan berkat a dengan bahasa I nggris yang j elek,

“ Pert am a pada Massa 8 bert anya. Tanpa izinan dari Massa saya t idaklah boleh m em buka.”

Dia m asuk ke dalam dan saya berdiri di sana paling sedikit selam a sepuluh m enit . Rasanya sepert i berdiri di at as bara api. Akhirnya dia kem bali dengan m em bawa pesan,

Maksudnya: Mast er ( logat Negro dari daerah Selat an) .

” Tidak bisa m em buka. Massa m elarang. Tidak ada m asuk orang hari ini. Pint u selalu t ert ut up. Jadi harus kam u pergi segera, sebab j ika kam u m elom pat i pagar, m aka perlu Massa m enj aga keam anan t em pat t inggalnya dan dia akan dengan revolver m enem bak Anda.”

Saya berdiri sendirian di sana. Apa yang harus saya lakukan? Saya t idak boleh m enerobos m asuk dengan j alan kekerasan. Dan saya yakin, pem ilik rum ah past i t idak segan- segan m enem bak saya. Orang Am erika t idak pernah m ain- m ain dalam urusan keam anan t em pat t inggalnya. Saya t idak m em punyai pilihan lain, selain pergi ke polisi.

Dengan hat i kesal saya berj alan pulang m elew at i lapangan. Pada w akt u it u dat anglah seorang anak kecil berlari- lari m engham piri saya. Dia m em egang selem bar kert as di t angan.

“ Sir, Sir! ” serunya. “ Tunggu sebent ar! Beri saya sepuluh sen unt uk surat ini.” “ Dari siapa?” “ Seorang gent lem an yang baru saj a berada di sana,” dia bukannya

m enunj uk ke villa m elainkan ke arah yang berlawanan. “ Dia keluar dari rum ah it u. Dia m enulis not a ini dan m enyuruh saya m em bawanya kem ari. Nam un sepuluh sen dulu, baru Anda bisa m endapat kannya.”

Saya m em berinya uang dan m enerim a kert as it u. Anak it u segera berlari m enghilang. Di at as secarik kert as kum al yang disobek dari buku harian it u t ert era t ulisan,

“ Yang t erhorm at , Mast er Dut chm an. Apakah Anda dat ang ke New Orleans karena saya? Bisa saya duga, karena Anda t erus m engej ar- ngej ar saya. Saya selalu m em andang Anda sebagai orang yang bodoh, t api saya t idak m enyangka Anda bisa sebodoh it u hendak m enangkap saya. Siapa yang m em iliki ot ak

t idak lebih dari set engah lot 9 , t idak pant as m enj alankan t ugas ini. Kem balilah ke New York dan sam paikan salam saya buat Mast er

Ohlert . Saya sudah berusaha agar dia t idak m elupakan saya. Saya pun berharap sem oga sewakt u- wakt u Anda pun m engenang kem bali pert em uan kit a hari ini, suat u pert em uan yang t ent u sangat m engecewakan Anda. Gibson.”

1 lot = 1/ 30 pon at au kurang lebih 60 gram .

Bisa dibayangkan bet apa m arahnya saya set elah m em baca surat ini. Saya m erem as kert as it u, m em asukkan ke dalam saku lalu pergi. Mungkin secara diam - diam dia m engawasi saya. Sungguh, saya t idak ingin m em biarkan orang ini m elihat saya t ert im pa kegagalan.

Saya m enat ap ke sem ua sisi lapangan unt uk m em eriksa. Gibson sam a sekali t idak kelihat an. Pria Negro di depan salon ram but pun sudah t ak t am pak. Saya pun t idak m enem ukan anak kecil it u lagi sehingga saya t ak bisa bert anya kepadanya t ent ang Gibson. Dia past i diperint ahkan unt uk segera m enghilang.

Ket ika t adi saya berbant ah unt uk m endapat kan izin m asuk ke villa, dengan t enang Gibson m em akai kesem pat an unt uk m enulis sebuah surat sebanyak dua puluh t iga baris. Pria Negro it u t elah m em perm ainkan saya. Dari t em pat persem bunyiannya Gibson past i m enert awakan saya. Anak kecil t adi pun m enunj ukkan raut waj ah aneh dan dari raut it u saya bisa m em baca kesan bahwa dia t ahu kalau saya sedang diperdaya.

Saya sungguh sangat kesal karena baru saj a diperm alukan dengan t eram at sangat . Dan saya t idak boleh BERANI ?? m engadukan kepada polisi bahwa saya t elah bert em u Gibson. Karena it u dengan diam - diam saya pergi dari sana.

Tanpa m elewat i lapangan it u lagi, saya m em eriksa sem ua gang yang berm uara ke lapangan it u. Tent u saj a t anpa hasil sedikit pun, sebab Gibson past i sudah t erburu- buru m eninggalkan kot a pinggiran yang t idak am an ini. Dugaan saya, dia akan berusaha secepat m ungkin kabur dari New Orleans.

Walaupun ot ak saya hanya seberat set engah lot , saya kira dugaan t erakhir ini sangat kuat . Karena it u saya m em ut uskan unt uk pergi ke pelabuhan dan m engecek kapal- kapal yang hendak berangkat ke sana. Dua orang polisi yang berpakaian prem an m enolong saya… t ernyat a usaha m ereka j uga sia- sia. Rasa m arah karena saya t elah dibohongi m ent ah- m ent ah m em buat saya t idak ingin berist irahat . Saya t erus keluyuran dan m enyelidiki sem ua rest oran sert a kedai- kedai m inum dan ke j alan- j alan hingga larut m alam . Ket ika saya m erasa benar- benar let ih, saya kem bali ke penginapan dan t idur.

Saya berm im pi. Dalam m im pi saya dipindahkan ke sebuah rum ah sakit j iw a. Berat us- rat us orang gila yang m enyebut diri penyair, m enyodorkan buku- buku syair yang t ebal kepada saya unt uk dibaca. Tent u saj a isinya t ent ang cerit a t ragedi dengan t okoh ut am a seorang penyair gila. Saya harus m em baca dan t erus m em bacanya, karena Gibson berdiri di sam ping saya dengan revolver di t angan dan m engancam akan segera m enem bak j ika saya berhent i sesaat . Saya t erus m em bacanya sam pai but ir- but ir keringat m engalir di kening. Unt uk m enyekanya Saya berm im pi. Dalam m im pi saya dipindahkan ke sebuah rum ah sakit j iw a. Berat us- rat us orang gila yang m enyebut diri penyair, m enyodorkan buku- buku syair yang t ebal kepada saya unt uk dibaca. Tent u saj a isinya t ent ang cerit a t ragedi dengan t okoh ut am a seorang penyair gila. Saya harus m em baca dan t erus m em bacanya, karena Gibson berdiri di sam ping saya dengan revolver di t angan dan m engancam akan segera m enem bak j ika saya berhent i sesaat . Saya t erus m em bacanya sam pai but ir- but ir keringat m engalir di kening. Unt uk m enyekanya

Bunyi t em bakan m em buat saya t erj aga, t api bunyi it u bukan dalam m im pi m elainkan bunyi sungguhan. Karena panik, saya berguling- guling di at as t em pat t idur. Dengan m aksud m enj at uhkan pist ol dari t angan Gibson, t anpa sadar saya m em ukul lam pu yang t erlet ak di at as m ej a kecil di t em pat t idur. Keesokan harinya saya harus m em bayar denda delapan dollar unt uk kerusakan it u.

Dengan t ubuh berm andi keringat , saya bangun. Kem udian saya m inum t eh dan pergi ke Danau Pont chart rain yang indah. Di sana saya berenang sam pai t ubuh saya kem bali segar. Set elah it u saya m elanj ut kan lagi pencarian. Saya pergi lagi ke kedai Jerm an t em pat saya bert em u Old Deat h kem arin. Saya m elangkah m asuk t anpa sedikit pun berm aksud m enem ukan hal baru di sit u. Pada hari ini kedai m inum it u t idak ram ai dikunj ungi sepert i hari sebelum nya. Kem arin saya t idak m elihat koran di sana. Tet api hari ini t am pak banyak koran berserakan di at as m ej a

t ak t erbaca. Saya lalu m engam bil Deut sche Zeit ung 10 , sebuah koran t erbaik yang dulu t erbit di New Orleans. Koran it u m asih t erus bert ahan hingga kini, w alaupun

sudah berkali- kali bergant i penerbit dan redakt urnya m enurut kepent ingan orang Am erika. Tanpa berm aksud m em baca secara t erperinci, saya m em bolak- balikkan koran t ersebut . Tiba- t iba m at a saya t erpaku pada sebuah puisi, padahal biasanya saya m em baca kolom puisi di koran hanya sekilas saj a at au t idak m em bacanya sam a sekali. Judul puisi it u m irip dengan j udul sebuah rom an duka. Saya hanya sedikit t ergerak. Judulnya: Malam Paling Mengerikan. Saya sudah berm aksud m em buka halam an berikut , t api lagi- lagi m at a saya kem bali m elihat dua huruf yang t ert era pada bagian akhir puisi t ersebut , “ W.O.” Kedua huruf it u adalah huruf aw al dari nam a William Ohlert , orang yang sej ak lam a m enyit a perhat ian saya! Tidak heran kalau saya langsung m enghubungkan kedua huruf it u dengan dia. Mem ang Ohlert yunior m enganggap dirinya penyair. Apakah dia lant as m enggunakan kesem pat an selagi m asih di New Orleans unt uk m enam pilkan karangannya kepada publik? Barangkali t ulisan it u langsung dit erbit kan karena dia m em bayar biaya pem uat annya. Jika dugaan ini benar m aka dengan bant uan puisi it u saya bisa diant ar kem bali m enuj u ke arah j ej ak kedua orang yang saya cari.

Saya m ulai m em baca.

M a la m Pa lin g M e n ge r ik a n

Jerm an: Harian Jerm an.

Tahukah engkau m alam yang m enyelim ut i bum i seiring angin kencang dan t erpaan huj an deras,

m alam t anpa gem erlap bint ang- bint ang surgawi, t at kala m at a t erhalang gelap t iada bat as? w alau m alam it u sedem ikian kelam , nam un esok pun 'kan t iba; Oh berbaringlah t enang dan t idurlah t anpa wasyangka.

Tahukah engkau m alam yang m enyelim ut i hidup, ket ika m aut dat ang ke pem baringan t erakhir dan keabadian m em anggil t ak lagi sayup, hingga denyut nadim u pun berhent i m engalir? w alau m alam it u sedem ikian kelam , nam un esok pun 'kan t iba; Oh berbaringlah t enang dan t idurlah t anpa wasyangka!

Tahukah engkau m alam yang m enyelim ut i j iwa, saat perm ohonan am pun t iada digubris, m alam bagai beludak yang m em belit sukm a dan m eracuni pikiran dengan seribu iblis? Oh j auhkanlah dirim u dari kengerian ini sebab m alam yang ini t ak beruj ung pagi!

W .O.

Saya m engakui, t ulisan it u sungguh m enggugah hat i. Dipandang dari sudut sast ra, puisi ini t idak berharga. Nam un ia m engandung j erit an keput usasaan seorang m anusia berbakat yang sia- sia berj uang m elawan cengkeram an kegilaan dan m erasa dirinya t idak bisa t ert olong lagi. Tapi saya segera m enepis rasa haru dalam hat i karena sekarang saya harus bert indak! Saya cukup yakin bahw a William Ohlert adalah pengarang puisi t ersebut . Maka saya m encari di kat alog alam at redaksi koran it u, dan bergegas ke sana.

Ekspedisi dan redaksi berada dalam sat u bangunan. Di ruangan pert am a saya m em beli selem bar koran hari it u, kem udian m elaporkan diri pada bagian redaksi. Di sana saya kem udian t ahu bahwa dugaan saya t ernyat a benar. Seseorang bernam a William Ohlert dat ang sendiri ke t em pat it u sehari sebelum nya unt uk m engant ar t ulisannya, sekaligus m em int a supaya t ulisan it u segera dim uat . Tet api karena redakt ur m enolak perm int aannya, penyair it u m enyodorkan sepuluh dollar dan m enet apkan persyarat an bahwa t ulisannya harus t erbit pada nom or hari Ekspedisi dan redaksi berada dalam sat u bangunan. Di ruangan pert am a saya m em beli selem bar koran hari it u, kem udian m elaporkan diri pada bagian redaksi. Di sana saya kem udian t ahu bahwa dugaan saya t ernyat a benar. Seseorang bernam a William Ohlert dat ang sendiri ke t em pat it u sehari sebelum nya unt uk m engant ar t ulisannya, sekaligus m em int a supaya t ulisan it u segera dim uat . Tet api karena redakt ur m enolak perm int aannya, penyair it u m enyodorkan sepuluh dollar dan m enet apkan persyarat an bahwa t ulisannya harus t erbit pada nom or hari

Dia pun selalu m enekankan bahwa puisi it u dit ulis dengan darahnya. I ni adalah suat u gaya bahasa yang biasa dipakai oleh penulis berbakat m aupun penulis m urahan. Karena alasan pengirim an revisi it ulah, m aka dia harus m enyerahkan alam at rum ahnya. Dari sini saya akhirnya bisa m endapat kan alam at nya. Dia t inggal at au pernah t inggal pada sebuah penginapan yang m ahal dan t erkenal di daerah kot a baru.

Saya segera berangkat ke sana. Sebelum m eninggalkan kam ar, saya m enyam ar agar t idak dikenal. Dan penyam aran kali ini sangat sem purna. Lalu saya m enj em put dua polisi unt uk pergi bersam a ke alam at yang dim aksud. Keduanya akan berdiri berj aga- j aga di pint u gerbang, sem ent ara it u saya sendirilah yang akan m asuk.

Saya sendiri cukup yakin, penangkapan buronan it u besert a sanderanya akan berj alan lancar. Dengan perasaan m enggebu- gebu, saya m em bunyikan lonceng rum ah. Di at as lonceng kecil it u t erpam pang selem peng alum inium kecil bert uliskan “ First class pension for Ladies and Gent lem en” . Jadi saya berada pada alam at yang benar. Rum ah dan t oko di sam pingnya adalah m ilik seorang perem puan berum ur. Penj aga rum ah m em bukakan pint u, m enanyakan keperluan saya, dan m enyuruh saya m elaporkan diri t erlebih dahulu kepada pem ilik rum ah. Kepadanya saya m em berikan kart u nam a. Tet api pada kart u it u t ert era nam a palsu, bukan nam a saya yang sebenarnya. Kem udian saya diant ar ke ruang dalam dan m enunggu sang lady selam a beberapa saat .

I a berpakaian rapi dan kelihat an anggun. Usianya kira- kira lim a puluh t ahun. Melihat ram but nya yang kerit ing sert a kukunya yang agak kehit am - hit am an, saya bisa m em ast ikan bahwa ia m ewarisi sedikit ket urunan orang kulit hit am . I a m enam pakkan kesan seorang w anit a yang ram ah dan m enerim a saya dengan penuh sopan sant un.

Saya m em perkenalkan diri sebagai redakt ur dari rubrik puisi pada Deut sche Zeit ung lalu m enyerahkan sat u eksem plar dari koran t ersebut . Saya m enyam paikan bahwa saya harus bert em u dengan penulis puisi it u. Unt uk it u saya m endapat alasan yang m asuk akal, yakni karena ingin m em bayar honor dan m em int a beberapa karangan lagi.

I a m endengarkan saya dengan t enang, lalu m em perhat ikan saya dengan seksam a dan berkat a,

Redaksi akhir.

“ Jadi Tuan Ohlert t elah m em berikan puisinya unt uk dit erbit kan di koran Anda? Sungguh m enarik! Sayang saya t idak m engert i bahasa Jerm an, j ika t idak saya past i m em int a Anda unt uk m em bacakannya buat saya. Apakah puisinya bagus?”

“ Ya, luar biasa! Saya harus kat akan kepada Anda bahw a saya sungguh t ert arik! ” “ Senang sekali m endengarnya. Di m at a saya, Tuan Ohlert selalu m em berikan kesan bahwa dia seorang t erpelaj ar, seorang gent lem an sej at i. Sayang dia t idak banyak bicara dan t idak bergaul dengan orang lain. Hanya sekali saj a dia keluar, ya, ket ika pergi m engant ar puisi it u kepada Anda.”

“ Sungguh? Dari percakapan singkat dengannya saya m enduga, dia m enarik sej um lah uang di kot a ini dan unt uk m aksud it u m est inya dia lebih sering keluar rum ah.”

“ Hal it u t erj adi ket ika saya t idak berada di rum ah. Mungkin j uga sekret arisnya yang pergi m engam bil uang t ersebut .” “ Jadi dia m em punyai seorang sekret aris? Tent ang it u dia t ak pernah m enyinggungnya. Kalau begit u dia past i seorang yang sangat kaya.” “ Benar! Dia m em berikan gaj i yang besar dan m akanan yang enak. Sekret arisnya, Mast er Clint on, m engat ur keuangannya.” “ Clint on! Jika sekret aris it u bernam a Clint on, rasanya saya sudah pernah bert em u dengannya pada sebuah perkum pulan. Dia berasal dari New York at au paling kurang dari daerah sekit arnya dan dia seorang yang pandai m enj alin relasi dengan orang lain. Kam i bert em u kem arin siang .”

“ Bet ul,” dia m enyela. “ Kem arin dia keluar rum ah.” “ Dan kam i m enj adi akrab sat u sam a lain,” lanj ut saya, “ sam pai- sam pai dia

m enghadiahkan sebuah pot ret nya unt uk saya. Pada wakt u it u saya t idak m em bawa pot ret saya, t et api saya berj anj i unt uk m em berinya sekarang, karena hari ini kam i akan bert em u kem bali. I ni gam barnya,” saya m enunj ukkan gam bar Gibson yang selalu saya bawa ke m ana- m ana.

“ Benar, inilah sekret arisnya,” kat anya set elah m elihat pot ret it u. “ Sayang Anda t idak akan bert em u lagi dengan m ereka. Dan Anda t idak m endapat puisi lain dari Mast er Ohlert , karena keduanya sudah pergi.”

Saya t erkej ut t et api lalu cepat - cepat m enguasai diri dan berkat a, “ Oh... sayang sekali. Keput usan unt uk pergi dari sini past i m uncul secara

t iba- t iba.” “ Tam paknya begit u. I ni sebenarnya suat u perist iw a yang m engharukan. Mast er Ohlert past i t idak pernah m enyinggungnya, karena t ak seorang pun m au t iba- t iba.” “ Tam paknya begit u. I ni sebenarnya suat u perist iw a yang m engharukan. Mast er Ohlert past i t idak pernah m enyinggungnya, karena t ak seorang pun m au

“ Saya percaya it u. Gaya Anda yang lem but sert a t ut ur kat a Anda yang halus m am pu m enggerakkan hat i orang unt uk segera m em percayai Anda,” kat a saya dengan sangat lancang.

“ Ah bisa saj a! ” j aw abnya sam bil t ersipu m alu. “ Cerit a ini m em buat saya ham pir m enangis. Nam un saya m erasa bahagia karena anak m uda it u m elarikan diri pada wakt u yang t epat .”

“ Melarikan diri? Kedengarannya seolah- olah dia dikej ar! ” “ Ya, begit ulah persoalannya.” “ Ah! Sangat m enarik! Seorang penyair, berbakat luar biasa, dan cerdas

nam un dikej ar- kej ar! Dalam posisi sebagai redakt ur, at au boleh dikat akan rekan dari korban, saya m em punyai hasrat yang sangat besar unt uk m enget ahui lebih j auh t ent ang hal t ersebut . Koran m em iliki kekuat an yang sangat berpengaruh. Barangkali saya bisa m em uat kisah ini dalam sebuah t ulisan. Bet apa sayangnya j ika kisah m enarik ini t idak dit erbit kan karena Anda t idak boleh m em buka rahasia.”

Pipinya m em erah. I a m enarik sebuah sapu t angan yang t idak t erlalu bersih dari saku unt uk berj aga- j aga kalau ia m enangis. Lalu ia berkat a, “ Saya pun t idak lagi m erasa waj ib m enut up m ulut , Sir, karena kedua Mast er it u t elah pergi. Hanya saya t ahu, orang m engart ikan koran sebagai kekuasaan. Dan saya sangat bahagia apabila Anda m am pu m enolong penyair m alang it u.”

“ Saya past i akan m engerahkan seluruh kekuat an saya unt uk m em bant u. Hanya t erlebih dahulu saya harus diberit ahu t ent ang apa yang t elah t erj adi.” Harus saya akui, saya harus bersusah payah m enyem bunyikan rasa penasaran. “ Anda akan m enget ahuinya sekarang. Hat i saya m endesak unt uk m encerit akan sem ua kepada Anda. Perist iw a ini berhubungan dengan kisah cint a sej at i, kisah cint a yang t idak berakhir dengan kebahagiaan.”

“ Sudah saya bayangkan sebelum nya. Karena sej auh yang saya t ahu, cint a yang put us di t engah j alan adalah sebuah penderit aan t erbesar yang m am pu m encabik- cabik perasaan orang.”

Tent u saj a saya t idak m em iliki sedikit pun penget ahuan t ent ang cint a. “ Bet apa Anda sungguh sim pat ik dengan kat a- kat a indah it u, Sir. Apakah

Anda pernah m engalam i penderit aan sepahit it u?” “ Belum .”

“ Kalau begit u Anda sungguh berunt ung. Saya pernah m engalam i penderit aan sepert i it u. Rasanya sepert i m au m at i saj a. I bu saya seorang peranakan. Saya bert unangan dengan put ra seorang pet ani Perancis, yang j uga anak cam puran. Kebahagiaan kam i t ercabik- cabik karena ayah calon suam i saya t idak m au m enerim a seorang coloured- lady 12 di t engah keluarganya. Karena it u

saya sangat prihat in m elihat nasib penyair m alang it u. Mungkin dia t idak bahagia karena alasan yang serupa.”

“ Jadi dia j at uh cint a pada seorang perem puan berkulit gelap?” “ Ya, seorang peranakan Negro. Ayahnya m elarang hubungan cint a it u dan

dengan cara yang licik dia m em buat surat ket erangan lalu m em aksa gadis it u m enandat anganinya. I sinya, gadis it u harus m elepaskan kebahagiaan yang akan ia raj ut bersam a William Ohlert .”

“ Sungguh seorang ayah yang kej am ! ” saya berkat a sedih. Wanit a it u m em andang saya dengan penuh sim pat i. Kelihat annya ia percaya pada sem ua hal yang dicerit akan Gibson. Tent u saj a sebelum nya w anit a ini bercerit a t ent ang kisah cint anya kepada Gibson. Gibson lalu m engarang sebuah dongeng yang m irip unt uk m enum buhkan rasa prihat in di dalam hat i w anit a ini. Dengan it u dia m em punyai alasan yang kuat , m engapa dia harus segera pergi. Ket erangan bahwa dia sekarang m enyebut dirinya Clint on t ent u sangat pent ing bagi saya.

“ Ya, seorang ayah yang kej am ! ” ia m engulang perlahan. “ Tet api William t et ap set ia kepada kekasihnya dan keduanya m elarikan diri hingga ke sini. William kem udian m enyerahkan gadis it u ke sebuah penginapan.”

“ Tet api saya belum m engert i, m engapa dia harus m eninggalkan New Orleans?” “ Karena orang yang m engej arnya pun sudah dat ang ke sini.” “ Ayahnya m enyuruh seseorang unt uk m em bunt ut inya ke sini?” “ Ya, seorang Jerm an. Lagi- lagi orang Jerm an. Saya m em benci m ereka.

Mereka dinam akan bangsa yang suka berpikir t et api m ereka t idak m am pu m encint ai. Dengan berbekal surat kuasa di t angan, orang Jerm an it u m em buru William dari kot a ke kot a hingga kem ari.”

Dalam hat i, saya hanya t ert awa m endengar kecam an wanit a it u t erhadap seseorang yang saat ini sedang berbicara dengan dirinya. “ Dia seorang polisi. Dia harus m enangkap William dan m em baw anya pulang ke New York,” kat anya lebih lanj ut .

I nggris: Perem puan kulit berwarna.

“ Apakah sekret arisnya m enggam barkan kepada Anda, bagaim ana kira- kira rupa keparat t ersebut ?” saya bert anya dengan hat i berdebar- debar m enant i t anggapannya t ent ang diri saya.

“ Ya, karena m ungkin saj a si barbar it u m enem ukan rum ah penginapan William dan akan ke sini. Tet api saya akan m enyam but kedat angannya! Dan saya sudah m em pert im bangkan baik- baik set iap kat a yang akan saya ucapkan di hadapannya. Dia t idak akan diberit ahu, ke m ana William pergi. Just ru saya akan m enyuruhnya pergi ke j urusan yang berlawanan.”

Dia m enerangkan t ent ang si ‘barbar’ it u dan m enyebut j uga nam anya – sam a persis dengan nam a saya dan gam barannya cocok pula dengan diri saya. Hanya ia m engungkapkannya dengan cara yang lebih halus.

“ Set iap det ik saya m enunggu dia dat ang,” kat anya lebih lanj ut . “ Ket ika saya diberit ahu bahwa Anda dat ang, saya sem pat berpikir, inilah orang yang saya nant i- nant ikan. Tapi unt unglah saya keliru. Anda bukanlah orang yang m em buru kedua m anusia yang lagi dim abuk asm ara it u. Anda j uga bukan orang yang m au m erebut kebahagiaan m ereka, bukan orang yang m encint ai kej ahat an dan pengkhianat an. Dari t at apan m at a Anda yang polos saya bisa m elihat , Anda akan m enulis sebuah art ikel di surat kabar unt uk m engecam orang Jerm an it u dan m em berikan perlindungan t erhadap orang yang dikej ar.”

“ Jika saya bisa, saya akan m elakukannya dengan senang hat i. Tet api pert am a- t am a saya harus t ahu, di m ana William Ohlert sekarang. Saya harus m enyurat i dia. Sem oga Anda m au m engat akan t em pat t inggalnya saat ini.”

“ Saya t ahu past i kem ana dia pergi. Tet api saya t idak bisa m em ast ikan bahwa dia m asih berada di t em pat it u, apabila surat Anda t iba. Orang Jerm an it u t ent u akan saya suruh pergi ke arah barat laut . Nam un kepada Anda saya kat akan, William t elah pergi ke selat an, ke Texas. Dia berm aksud m enyeberang ke Mexico dan m endarat di Veracruz. Saat ini t ak ada kapal yang segera berlayar ke sana. Karena bahaya yang m engancam dia harus bert indak dengan cepat , lalu dia m enum pang kapal Delphin yang berlayar ke Quint anna.”

“ Anda t ahu past i?” “ Ya, sangat past i. Dia harus bergegas. Dia hanya m em punyai sedikit wakt u

unt uk m enaikkan kopornya ke geladak kapal. Pelayan saya m engurus sem uanya sam pai dia t iba di geladak. Di sana dia berbicara sej enak dengan anak buah kapal dan m endapat inform asi bahwa Delphin bet ul- bet ul berlayar ke Quint anna t et api singgah dulu sebent ar ke Galvest on. Sungguh, Mast er Ohlert yunior pergi dengan kapal uap it u. Pelayan saya m asih m enunggu sam pai kapal it u berangkat .”

“ Apakah kekasihnya sert a sekret aris it u j uga ikut berlayar?”

“ Tent u! Pelayan saya m em ang t idak m elihat gadis it u, karena ia sudah lebih dulu m asuk ke kabin w anit a. Pelayan it u pun t idak bert anya panj ang lebar karena sem ua karyaw an saya sudah dilat ih unt uk m enj aga m ulut dan t ahu m enghorm at i t am u. Yang j elas, William t idak m eninggalkan kekasihnya dan dia ingin t erus m enghindar dari bahaya karena t akut dit angkap oleh orang Jerm an it u. Saya sangat senang j ika keparat it u dat ang ke sini. Saya sudah m enyiapkan adegan kecil yang m enarik. Pert am a- t am a, saya akan m encoba m elunakkan hat inya dan j ika hal ini t idak berhasil, m aka saya akan m enyem burkan sum pah serapah ke waj ahnya. Dan saya akan t erus m enyerang sam pai dia akhirnya t ert unduk m alu di hadapan saya.”

Wanit a lem ah lem but it u kini sedang dikuasai em osi. Rupanya persoalan it u sangat m eluluhlant akkan hat inya. Sekarang ia bangkit dari t em pat duduk, m engepalkan t inj u, m enghadap pint u, dan bert eriak m engancam ,

“ Ya, dat anglah, dat anglah kau, set an Dut chm an . Tat apan m at a saya akan m enusuk t ubuhm u dan kat a- kat a saya akan m erem ukkan t ulang- belulangm u.” Sekarang rasanya saya sudah cukup m endengarkan ket erangan yang perlu dan saya bisa pergi. Orang lain pun akan berbuat yang sam a dan m eninggalkan w anit a it u dalam kekhilafannya. Tet api bagi saya, saya m erasa waj ib m enj elaskan pokok persoalan ini kepadanya. I a t idak boleh dibiarkan t erus m enganggap seorang biadab sebagai seorang yang berhat i t ulus. Dan t idak salah j uga seandainya saya bert erus t erang. Karena it u saya lalu berkat a,

“ Saya pikir, Anda t idak akan m endapat kesem pat an unt uk m encaci m aki orang it u.” “ Mengapa t idak?” “ Karena pokok persoalan yang sebenarnya sungguh lain daripada yang Anda

kira. Juga Anda t idak akan berhasil m enyuruh keparat it u pergi ke arah barat laut . Karena dia sendiri lebih suka langsung m enyusul ke Quint anna unt uk m enangkap William sert a orang yang disebut sebagai sekret arisnya.”

“ Tet api dia t idak t ahu di m ana m ereka t inggal.” “ Tidak, dia t ahu. Karena Anda sudah m engat akan kepadanya.” “ Saya? Tidak m ungkin! Saya t ahu apa yang saya kat akan. Kapan saya

m em berit ahukannya?” “ Baru saj a.” “ Sir, saya t idak m engert i m aksud Anda! ” w anit a it u bert anya dengan penuh

keheranan. “ Saya akan m em bant u Anda agar bisa m engert i persoalan ini lebih baik. Tapi pert am a- t am a izinkanlah saya m engubah sedikit penam pilan.”

Set elah it u saya m elepaskan ram but hit am , j anggut t ebal, sert a kacam at a dari waj ah. I a m undur beberapa langkah karena t erkej ut , “ Ya Tuhan! ” serunya. “ Anda bukan seorang redakt ur m elainkan orang Jerm an it u! Anda t elah m em bohongi saya! ” “ Saya t erpaksa berbuat dem ikian, karena sebelum nya Anda t elah dit ipu orang. Cerit a t ent ang wanit a peranakan it u dari awal hingga akhir adalah suat u kebohongan besar. Orang t elah m em perm ainkan kebaikan hat i Anda dan m enj adikannya lelucon. Clint on it u bukan sekret aris dari William . Sebenarnya dia bernam a Gibson dan dia adalah seorang penipu yang sangat berbahaya. Dan saya ingin m em bekuknya.”

I a j at uh t erduduk t anpa daya di at as kursi dan berkat a, “ Tidak, t idak! Sem ua ini t idak m ungkin. Orang yang baik, ram ah, dan m enawan it u t idak m ungkin m enj adi seorang penipu. Saya t idak m em percayai Anda.”

“ Anda akan percaya j ika m endengarkan cerit a saya. Baik, saya akan m encerit akan sem uanya.” Saya m enerangkan t ent ang pokok persoalan yang sebenarnya. Dan saya berhasil m em pengaruhi bahkan m engubah rasa sim pat inya t erhadap sekret aris yang baik hat i it u m enj adi kem arahan yang m eluap- luap. I a sadar, ia t elah dit ipu m ent ah- m ent ah. Akhirnya ia m engaku bahagia karena saya dat ang dengan pakaian m enyam ar.

“ Jika Anda t adi t idak m enyam ar,” kat anya, “ t ent u Anda t idak m endapat ket erangan yang benar dan Anda past i sudah berlayar ke ut ara, ke Nebraska at au Dakot a sesuai pet unj uk saya. Tindak t anduk orang yang bernam a Gibson, at au Clint on it u harus diganj ar dengan hukum an yang keras. Saya berharap Anda segera m engej arnya. Saya j uga m int a supaya Anda m enyurat i saya dari Quint anna unt uk m em berit ahukan, apakah Anda sudah berhasil m enangkap keparat it u. Sebelum m enyeret nya ke New York Anda harus m em bawanya kem ari supaya saya bisa m engat akan kepadanya, bet apa rendahnya dia di m at a saya.”

“ I t u t idak m ungkin. Sungguh t idak gam pang m em bekuk seseorang di Texas lalu m enyeret nya ke New York. Saya sudah m erasa puas apabila saya berhasil m elepaskan William Ohlert dari t angan penculiknya dan paling t idak bisa m enyelam at kan sebagian uang yang diam bil keduanya selam a pelarian. Tet api unt uk saat ini saya akan m erasa sangat bahagia kalau Anda cukup m engat akan bahwa Anda t idak lagi m enganggap orang Jerm an sebagai bangsa barbar, bangsa yang t idak bisa m encint ai. Saya sedih m endengar bangsa saya dikecam t anpa alasan, sepert i yang baru saj a Anda lakukan.”

Jawaban yang keluar dari m ulut nya adalah sebuah perm int aan m aaf. I a j uga m eyakinkan saya bahwa ia t elah m engubah pandangannya yang salah. Kam i lalu berpisah dalam suasana yang penuh keakraban. Kepada kedua polisi yang m enunggu di luar, saya m engat akan bahwa urusannya sudah selesai. Saya m em berikan m ereka sej um lah uang lelah, lalu segera beranj ak pergi.

Tent u saj a saya harus secepat m ungkin pergi ke Quint anna. Pert am a- t am a saya harus m encari kapal yang akan berangkat ke sana. Sayang w akt unya t idak t epat buat saya, karena walaupun ada sebuah kapal uap yang siap unt uk berlayar ke Tam pico, nam un kapal it u akan singgah di beberapa t em pat . Sedangkan kapal- kapal dengan j urusan Quint anna baru akan berangkat beberapa hari lagi. Akhirnya saya m enem ukan sebuah kapal layar yang dipakai unt uk m engangkut barang- barang ke Galvest on yang akan berangkat sore ini, dan saya bisa berlayar dengan kapal it u. Di Galvest on saya berharap bisa m endapat sarana yang lebih cepat unt uk pergi ke Quint anna. Dengan segera saya m engepak barang- barang dan naik ke at as kapal.

Sayang harapan saya unt uk berlayar dari Galvest on m enuj u Quint anna t idak t erwuj ud. Tet api, m asih ada kem ungkinan lain bagi saya unt uk berlayar m elam paui t em pat t uj uan hingga ke Mat agorda di m uara t im ur Sungai Colorado. Orang m engat akan, lebih gam pang unt uk berangkat lagi dari sana m enuj u ke Quint anna. Pert im bangan ini m em bulat kan t ekad saya unt uk m em ilih kem ungkinan yang t erakhir. Di kem udian hari baru j elas bahwa saya t idak perlu m enyesali keput usan it u.

Pada w akt u it u perhat ian pem erint ah di Washingt on t ert uj u pada daerah Selat an, Mexico. Negara ini m asih t erus m enderit a akibat peperangan ant ara aliran republik dan aliran yang m endukung sist em keraj aan.

Am erika Serikat m engakui Benit o Juarez sebagai Presiden Republik Mexico. Penduduk Mexico m enolak m at i- m at ian kalau akhirnya dia harus kalah m elaw an Maxim illian. Sam a sepert i sebelum nya, m ereka t et ap m enganggap Kaisar Maxim illian sebagai penguasa ilegal. Karena it u m ereka m elakukan t ekanan polit is t erhadap Napoleon. Napoleon dit unt ut m em buat pernyat aan guna m enarik pasukannya dari Mexico. Melalui kem enangan bangsa Prusia dalam peperangan di Jerm an, secara t idak langsung Napoleon dipaksa unt uk m enepat i perj anj ian. Di sinilah aw al kerunt uhan Maxim illian.

Ket ika pecah perang saudara, Texas m enyat akan diri m endukung sesessionism e 13 dan dengan it u berpihak pada negara- negara yang ingin

Aliran yang m em perj uangkan hak unt uk m em isahkan diri dari pem erint ah Union.

m em pert ahankan sist em perbudakan. Kekalahan negara t ersebut t idak m em bawa kedam aian bagi rakyat . Orang m enj adi kecewa t erhadap negara- negara Ut ara dan m ereka m enunj ukkan sikap yang m enent ang polit ik negara t ersebut . Sebenarnya rakyat Texas m enganut aliran republik. Orang m engelu- elukan Juarez sebagai pahlaw an suku I ndian, karena dia t idak gent ar m engangkat senj at a m elawan Napoleon dan para sekut unya dari Dinast i Habsburg. Nam un karena pem erint ahan di Washingt on bersekut u dengan pahlawan ini, m aka diam - diam orang pun m ulai m enent ang dia. Jadi dalam kem elut ini rakyat Texas t erbagi m enj adi dua kelom pok: yang sat u secara t erang- t erangan m enyuarakan dukungannya t erhadap Juarez, sedangkan yang lainnya m enyat akan penolakan t erhadap dirinya. Nam un penolakan it u t idak didasarkan pada keyakinan, t et api sem at a- m at a karena m ereka ingin m enent ang sem ua bent uk undang- undang. Akibat ket egangan yang t im bul dari pert ent angan it u, m aka sangat sulit unt uk bepergian m elalui daerah ini. Usaha seseorang unt uk m enyem bunyikan paham polit iknya hanyalah t indakan yang sia- sia belaka, karena set iap orang dipaksa unt uk m endukung sat u dari kedua orang di at as.

Orang Jerm an yang m enet ap di Texas pun t idak sepaham . Sebagai orang Jerm an, m ereka m enyat akan sim pat i t erhadap Maxim illian. Tet api hal it u t idak sesuai dengan sem angat pat riot ism e m ereka, karena Maxim illian pergi ke Mexico di bawah bendera Napoleon. Sudah cukup lam a m ereka hidup dalam suasana yang didom inasi oleh paham republik, sehingga m ereka percaya bahwa penyerbuan bangsa Perancis ke daerah Mont ezum a t idak bisa dibenarkan. Penyerbuan it u hanya dim aksudkan unt uk m eraih kem bali kej ayaan bangsa Perancis yang t elah pudar, dan dengan it u, pandangan rakyat Perancis dialihkan dari sit uasi dalam negeri sendiri yang kacau balau. Karena alasan- alasan ini orang- orang Jerm an lebih suka m em ilih diam dan m enj auhkan diri dari urusan polit ik. Tet api pada saat yang sam a, sebenarnya selam a perang sesessionis m ereka m em ihak negara- negara Ut ara dan m enent ang kaum bangsawan yang m em pekerj akan budak.

Suasana sepert i inilah yang kam i alam i ket ika berada di t anj ung yang luas yang m em isahkan Teluk Mat agorda dari Teluk Mexico. Kam i bisa berlayar m elalui Paso Caballo, t et api kem udian kam i harus segera m enurunkan j angkar karena perairan it u dangkal sehingga kapal- kapal yang besar bisa t erancam kandas.

Di balik t anj ung it u berlabuh beberapa kapal kecil. Sedangkan agak ke t engah berlabuh kapal- kapal besar, kapal bert iang t iga, dan sebuah kapal uap. Dengan perahu saya cepat - cepat pergi ke Mat agorda unt uk m enanyakan j adwal kapal ke Quint anna. Sayang saya diberit ahu bahwa baru dua hari lagi sebuah kapal akan berlayar ke sana. Saya t ert ahan sekali lagi. Sungguh saya m erasa sangat Di balik t anj ung it u berlabuh beberapa kapal kecil. Sedangkan agak ke t engah berlabuh kapal- kapal besar, kapal bert iang t iga, dan sebuah kapal uap. Dengan perahu saya cepat - cepat pergi ke Mat agorda unt uk m enanyakan j adwal kapal ke Quint anna. Sayang saya diberit ahu bahwa baru dua hari lagi sebuah kapal akan berlayar ke sana. Saya t ert ahan sekali lagi. Sungguh saya m erasa sangat

Tiada pilihan lain bagi saya selain harus m enunggu dengan sabar. Maka saya segera m encari sebuah hot el dan m enyuruh orang m engam bil barang- barang saya dari kapal.

Dulu Mat agorda belum seluas sekarang. Kot a ini t erlet ak di t eluk bagian t im ur dan m erupakan sebuah kot a pelabuhan yang kurang t erkenal apabila dibandingkan m isalnya dengan Galvest on. Sepert i sem ua daerah di Texas, pant ai di t em pat it u pun sangat kot or dengan bagian landai yang penuh lum pur t et api lem bab. Dalam wakt u singkat orang bisa t erserang sakit dem am . Karena it u rasanya t idak bij aksana j ika saya harus berlam a- lam a di sana.

‘Hot el’ t em pat saya m enginap ini bisa dibandingkan dengan penginapan kelas t iga at au kelas em pat di Jerm an. Sedangkan kam ar saya lebih m irip sebuah kam ar t idur kapal yang sem pit . Bahkan t em pat t idurnya sedem ikian pendek sehingga saat t idur, kaki dan kepala saya m enj ulur ke luar.

Set elah sem ua barang diant ar ke kam ar, saya keluar sebent ar unt uk m elihat - lihat kot a. Unt uk keluar dari kam ar m enuj u t angga, saya harus m elewat i sebuah kam ar yang sedang t erbuka pint unya. Saya m enengok sepint as ke dalam ruangan it u. Kam ar it u dilengkapi dengan perabot yang sam a sepert i yang di kam ar saya. Di at as lant ai, di dekat dinding t ergelet ak sebuah pelana kuda dan di at asnya t ergant ung t ali kekang. Di sudut dekat j endela bersandar sepucuk senapan Kent ucky. Tanpa sadar t iba- t iba saya t eringat kepada Old Deat h! Tapi m ungkin saj a barang- barang it u m ilik orang lain.

Set elah keluar dari bangunan, saya berj alan perlahan m enyusuri gang. Tapi pada saat hendak m em belok di t ikungan, saya bert abrakan dengan seseorang yang m uncul dari depan. Dia t idak m elihat saya sebelum nya karena t erhalang oleh t ikungan.

“ Thunder- st orm ! ” t eriaknya. “ Hat i- hat ilah, Sir! Jangan t ergesa- gesa pada belokan sepert i ini! ” “ Jika Anda berpikir, langkah sepelan ini sudah dianggap secepat badai, past i Anda j uga akan m engat akan, laj u seekor siput sam a cepat nya dengan sebuah kapal di Sungai Mississippi,” j awab saya sam bil t ert awa.

Dia m undur selangkah, m enat ap saya dan berkat a,

“ I ni rupanya greenfish Jerm an yang kem arin t idak m au m engaku bahwa dia seorang det ekt if! Apa yang ingin Anda cari di Texas dan di daerah Mat agorda ini, Sir?”

“ Tent u bukan Anda yang saya cari, Mast er Deat h! ” “ Ya, saya t ahu! Kelihat annya Anda t erm asuk orang- orang yang selalu gagal

m enem ukan apa yang m ereka cari. Dan Anda sepert i m ereka yang t erus saj a berlom ba bersam a dengan orang lain yang sulit m ereka kalahkan. Tet api sekarang Anda t ent u lapar dan haus. Mari kit a berist irahat di sat u t em pat di m ana kit a bisa m inum bir. Kedai bir Jerm an kelihat an kian m enyebar ke m ana- m ana. Di t em pat t erpencil sepert i ini pun t erdapat sebuah kedai bir. Saya kira, bir adalah sesuat u yang t erbaik dari negeri Anda. Anda sudah m endapat penginapan?”

“ Ya, di baw ah sana, di Hot el Uncle Sam .” “ Bagus! Wigwam saya j uga di hot el it u.” “ Barangkali dekat ruangan, di m ana saya m elihat pelana dan t ali kekang

sert a senj at a, sebelum t angga naik?” “ Ya. Anda t ahu, ke m ana pun saya pergi, barang- barang it u selalu dibaw a. Kuda bisa dit em ukan di sem ua t em pat , t et api pelana yang bagus t idak. Tet api m arilah, Sir! Baru saj a saya m asuk ke sebuah kedai m inum yang m enawarkan bir dingin. Minum bir pada hari panas di bulan Juli sepert i ini m erupakan suat u kenikm at an sej at i. Saya j uga m asih bersedia unt uk m inum sat u at au beberapa gelas lagi.”

Dia m em bawa saya ke sebuah kedai t em pat orang m enj ual bir dengan harga m ahal. Hanya kam i berdua yang berada di sit u. Saya m enawarkan cerut u t et api dia m enolak. Sebagai gant inya dia m engeluarkan sebungkus t em bakau kunyah dari saku lalu m em baginya m enj adi beberapa bagian kecil yang cukup unt uk lim a orang. Kem udian dia m em asukkannya ke dalam m ulut dan m endorongnya dengan lidah ke sam ping, sehingga pipinya m engem bung. Lalu dia berkat a,

“ Sekarang saya selesai. Hanya saya ingin t ahu, apa alasan yang m endorong Anda m enyusul saya ke sini. Apakah alasan it u pent ing? “ Just ru sebaliknya.” “ Jadi sebenarnya Anda t idak berm aksud dat ang ke sini?” “ Tidak, sem est inya saya pergi ke Quint anna. Tapi karena t ak ada kapal,

m aka saya dat ang ke sini. Sebab kat anya, dari sini orang lebih gam pang m endapat kan kapal ke Quint anna. Sayang t ernyat a saya harus m enunggu dua hari lagi.”

“ Bersabarlah, Mast er. Hiburlah diri Anda dengan kat a- kat a m anis bahwa m em ang Anda lagi sial.”

“ Hiburan yang m enyenangkan! Apa Anda kira, saya akan m engirim kan Anda kart u ucapan t erim akasih unt uk nasehat it u?” “ Oh... bukan it u m aksud saya,” dia t ert awa. “ Saya selalu m em berikan nasehat dengan cum a- cum a. Selain it u, nasib saya pun sam a sepert i Anda. Saya duduk di sini t anpa berbuat apa- apa karena saya t erlalu lam ban. Sebenarnya saya hendak pergi ke Aust in dan t erus ke sana m elalui Rio Grande del Nort e. Saat ini adalah m usim yang t epat . Set iap hari huj an t urun dan Sungai Colorado m enam pung cukup air sehingga kapal j urusan Aust in bisa berlayar di at asnya. Sungai ini biasa kekurangan air sepanj ang t ahun.”

“ Saya pernah m endengar, ada sebuah gosong di dalam sungai yang m engham bat pelayaran kapal.” “ Sebenarnya bukan gosong m elainkan endapan kayu- kayu besar yang dihanyut kan oleh sungai ke sana, sehingga sekit ar delapan kilom et er dari sini sungai it u t erbagi m enj adi anak- anak sungai. Tet api set elah gosong it u, airnya kem bali dalam hingga ke Aust in. Karena pelayaran t erhalang, m aka orang harus lebih dahulu berj alan hingga ke gosong it u dan kem udian naik kapal di sana. Saya j uga m au pergi ke sana, t et api bir Jerm an yang nikm at ini t elah m enahan saya unt uk t inggal lebih lam a. Saya m inum dan t erus m inum dan t inggal t erlalu lam a di Mat agorda. Ket ika saya t iba di gosong, kapal baru saj a berangkat . Jadi saya harus m em bawa pulang pelana dan m enunggu sam pai besok pagi di m ana kapal berikut nya akan berlayar ke sana.”

“ Jadi nasib kit a sam a dan Anda pun bisa m enghibur diri dengan ucapan yang baru saj a Anda t uj ukan kepada saya. Anda j uga sedang sial.” “ Sam a sekali t idak. Saya t idak m engej ar seorang pun. Dan bagi saya sam a saj a, apakah hari ini at au m inggu depan saya t iba di Aust in. Tet api yang m em buat saya j engkel, saya dit ert awakan oleh greenfrog ( kat ak hij au) yang bodoh it u. Dia lebih cepat dari saya dan m enyiuli saya dari geladak ket ika saya t ert inggal di pelabuhan. Jika saya bert em u lagi orang it u, dia akan m enerim a pelaj aran yang lebih keras daripada yang dulu pernah didapat nya di at as kapal.”

“ Anda berkelahi dengan dia, Sir?” “ Berkelahi? Apa m aksud Anda, Sir? Old Deat h t idak pernah berkelahi. Tapi

saat it u, di at as kapal Delphin ada orang yang m erasa lucu karena post ur t ubuh saya, lalu t ert awa, begit u dia m enat ap saya. Saya kem udian bert anya, apa yang m em buat nya m erasa lucu. Ket ika dia m enj awab bahwa dia geli m elihat t ulang-

t ulang saya, saya langsung m enghadiahkan sebuah slap in t he face 14 hingga dia

I nggris: Tam paran di waj ahnya.

t erj ungkal. Lalu dia m encabut revolver hendak m enem bak saya, t et api t iba- t iba dat ang sang kapt en kapal dan m enyuruhnya unt uk segera enyah dari t em pat it u.

I t u pant as baginya, karena dia t elah m enghina saya. Mungkin karena it u pula m aka dia t ert awa ket ika saya t erlam bat t iba di gosong dan t idak bisa m enum pang kapal. Hanya saj a saya kasihan m elihat t em an seperj alanannya! Kelihat annya gent lem an it u baik, hanya w aj ahnya m urung dan sedih. Dia m enat ap dengan pandangan kosong, sepert i seseorang yang t erganggu j iw anya.”

Kalim at nya yang t erakhir m em bangkit kan rasa ingin t ahu saya. “ Sepert i orang gila?” t anya saya. “ Mungkin Anda m endengar orang

m enyebut nam anya?” “ Kapt en m em anggilnya dengan Mast er Ohlert ! ” Saya t erkej ut , seolah- olah saya baru saj a m endapat sebuah pukulan di

kepala. Dengan t ergesa- gesa saya bert anya, “ Ah! Dan t em annya?” “ Jika saya t idak salah, nam anya Clint on.” “ Bagaim ana m ungkin...” saya berseru sam bil m elom pat bangkit dari t em pat

duduk. “ Jadi keduanya berada bersam a Anda di at as kapal?” Dia m em andang saya penuh keheranan lalu bert anya, “ Apakah Anda sudah m abuk, Sir? Anda begit u cepat berubah. Apakah kedua

orang it u punya sangkut paut dengan Anda?” “ Ya! Merekalah orang yang harus saya t em ukan.” Kem bali dia t ersenyum sim pul. Senyum sepert i it u selalu berulang kali

m enghiasi waj ahnya. “ Hm ... hm ...” dia m engangguk- anggukkan kepalanya. “ Akhirnya Anda bert erus t erang bahwa Anda sedang m encari dua orang. Mengapa harus kedua orang it u? Hm ! Anda sungguh seorang greenhorn, Sir! Anda hanya sendirian m engej ar buruan! ”

“ Maksud Anda?” “ Karena di New Orleans Anda t idak bersikap j uj ur t erhadap saya.” “ Saya t oh t idak boleh bert erus t erang,” j aw ab saya. “ Sem ua orang boleh berbuat apa saj a unt uk m encapai t uj uan- t uj uan yang

baik. Jika saat it u Anda m enj elaskan persoalannya kepada saya, m aka kini keduanya sudah berada di t angan Anda. Saya langsung m engenali m ereka begit u m ereka t iba di kapal, dan saya bisa m enj em put at au m enyuruh orang m em anggil Anda. Anda m engert i sekarang, Sir?”

“ Tet api siapa yang t ahu sebelum nya bahwa Anda akan bert em u m ereka. Lagipula m ereka t idak berm aksud berangkat ke Mat agorda m elainkan ke Quint anna.”

“ Mereka hanya berkat a dem ikian. Tet api sebenarnya m ereka t idak t urun dari kapal. Sem oga Anda bersikap bij ak dan m au m encerit akan seluruh kej adian kepada saya. Barangkali saya bisa m enolong Anda unt uk m enangkap kedua orang it u.”

Orang ini berm aksud baik t erhadap saya. Dia sam a sekali t idak ingin m enyulit kan saya. Tet api saya m erasa m alu. Beberapa wakt u yang lalu, saya t idak bersedia m em beri ket erangan kepadanya. Tet api hari ini set elah m elihat sikapnya, saya t erdorong unt uk m encerit akan sem uanya. Perasaan saya m elarang saya unt uk m em buka m ulut , t et api akal saya lebih kuat . Saya m engeluarkan kedua fot o, m enyodorkan kepadanya sam bil berkat a,

“ Sebelum saya m enj elaskan, t olong perhat ikan dulu kedua gam bar ini. Apakah kedua orang ini yang Anda m aksudkan?” “ Ya, ya, m erekalah orangnya! ” j awabnya set elah m elihat waj ah kedua orang it u. “ Tidak salah lagi.” Secara j uj ur saya m encerit akan int i persoalan. Dia m endengarkan dengan penuh perhat ian. Ket ika saya selesai, dia m enggeleng- gelengkan kepala lalu berkat a dengan nada prihat in,

“ Set elah saya m endengar dari Anda, sekarang sem uanya m enj adi j elas. Hanya sat u hal yang m asih m em buat saya bingung. Apakah William Ohlert benar- benar sudah m enj adi gila?”

“ Saya kira t idak. Saya t idak m engert i banyak t ent ang penyakit j iwa. Tet api saya hanya m elihat gej ala m onom ania 15 . Oleh karenanya, dia bisa

m em pert anggungj awabkan sem ua perbuat annya kecuali dalam sat u hal. “ Yang t idak j elas bagi saya adalah, m engapa dia m em biarkan dirinya begit u kuat dipengaruhi oleh Gibson. Dia kelihat an t aat dan m enurut i Gibson dalam segala hal. Mungkin keparat it u m au m enggunakan penyakit m onom ania Ohlert unt uk m em eras dia. Nah, sem oga kit a bisa segera m em buka kedoknya! ”

“ Anda sungguh yakin bahw a keduanya kini sedang dalam perj alanan m enuj u Aust in? At au barangkali m ereka ingin t urun di t engah j alan?” “ Tidak. Ohlert m engat akan kepada kapt en bahwa dia hendak pergi ke Aust in.” “ I ni m em bingungkan! Sem est inya dia t idak m engat akan ke m ana dia akan pergi.”

Lihat t elaah t ent ang m onom ania di lam piran buku ini.

“ Mengapa t idak? Mungkin Ohlert belum t ahu kalau dia sedang dibunt ut i, sehingga dia m engam bil j alan yang salah. Barangkali dia percaya bahwa sej auh ini dia t elah bert indak benar dan hidup dem i idealism enya. Sem ua yang lain m enj adi urusan Gibson. Orang yang bingung it u m erasa t idak bodoh dengan m engat akan Aust in sebagai t uj uan perj alanannya. Dan kapt en it u m eneruskan ket erangan ini kepada saya. Sekarang apa yang hendak Anda perbuat ?”

“ Tent u saya akan m enyusul dia ke sana, dan selekas m ungkin.” “ Anda harus sabar m enunggu sam pai besok pagi. Sebelum wakt u it u t ak ada

kapal yang berangkat ke sana.” “ Kalau begit u kapan kit a akan sam pai di sana?” “ Melihat keadaan air saat ini, m ungkin baru lusa.” “ I t u t erlalu lam a.” “ Coba Anda bayangkan, kedua orang it u pun t erlam bat t iba di sana karena

perm ukaan air m asih surut . Tidak bisa dihindari bahwa kapal akan kandas. Orang harus m enunggu lam a sebelum perm ukaan air naik lagi, di m ana kapal bisa berlayar.”

“ Andaikan kit a t ahu apa yang direncanakan Gibson dan ke m ana dia akan m elarikan Ohlert ! ” “ Ya, it u m asih m enj adi t eka- t eki. Past i dia m em punyai rencana t ert ent u. Uang yang hingga kini diam bilnya sudah cukup unt uk m em buat nya m enj adi kaya raya. Dia bisa m engam bil sebanyak yang dia inginkan, lalu m eninggalkan Ohlert begit u saj a. Tet api hal ini t idak dilakukannya. I ni pert anda bahwa dia m asih ingin m em eras Ohlert . Saya sungguh t ert arik pada kasus ini. Dan karena kit a, sekurang- kurangnya unt uk saat ini, m em punyai t uj uan yang sam a, saya bisa m enolong Anda. Jika Anda m em but uhkan saya, saya bersedia.”

“ Terim akasih at as kesediaan Anda, Sir. Saya m enaruh kepercayaan pada diri Anda. Maksud baik Anda sungguh m enggem birakan. Saya yakin, pert olongan Anda akan sangat berguna bagi saya.”

Kam i saling berj abat an t angan lalu segera m engosongkan gelas di depan kam i. Kalau saj a dari dulu saya m em percayai orang ini! Gelas kam i kem bali diisi, ket ika t erdengar adanya keribut an di luar. Suara orang m enj erit sert a suara lolongan anj ing t erdengar m endekat . Tiba- t iba pint u dibuka dengan kasar. Lalu m asuklah enam orang yang kelihat an sudah m eneguk alkohol m elam paui bat as, sehingga t ak seorang pun yang t erlihat m asih waras. Mereka dilengkapi dengan senapan, pisau, revolver at au pist ol. Selain it u, m ereka j uga m em bawa cam buk yang t ergant ung di pinggang dan m asing- m asing m em bawa seekor anj ing yang diikat dengan t ali. Anj ing- anj ing it u berukuran besar Kam i saling berj abat an t angan lalu segera m engosongkan gelas di depan kam i. Kalau saj a dari dulu saya m em percayai orang ini! Gelas kam i kem bali diisi, ket ika t erdengar adanya keribut an di luar. Suara orang m enj erit sert a suara lolongan anj ing t erdengar m endekat . Tiba- t iba pint u dibuka dengan kasar. Lalu m asuklah enam orang yang kelihat an sudah m eneguk alkohol m elam paui bat as, sehingga t ak seorang pun yang t erlihat m asih waras. Mereka dilengkapi dengan senapan, pisau, revolver at au pist ol. Selain it u, m ereka j uga m em bawa cam buk yang t ergant ung di pinggang dan m asing- m asing m em bawa seekor anj ing yang diikat dengan t ali. Anj ing- anj ing it u berukuran besar

Keenam orang asing it u m asuk t anpa m em berikan salam dan m em elot ot i kam i dengan pandangan kurang aj ar. Mereka kem udian m enj at uhkan diri ke at as kursi sam pai kursi- kursi it u berderak. Mereka lalu m enaikkan kaki ke at as m ej a dan saling beradu t um it di at asnya. Dengan cara it u m ereka hendak m em beri t anda agar si pem ilik kedai dat ang m endekat .

“ Hei, ada bir?” salah seorang di ant aranya bert eriak. “ Bir Jerm an?” Pem ilik kedai yang ket akut an it u hanya m engangguk. “ Kam i ingin m inum bir it u. Apa kam u j uga orang Jerm an?” “ Tidak.” “ Syukurlah! Kam i suka m inum bir Jerm an t et api kam i m em benci orang-

orang Jerm an. Sebaiknya m ereka sem ua dipanggang di neraka. Sebagai kaum abolisionis 16 , m ereka t elah m enolong negara- negara Ut ara dan m erekalah yang

bersalah sehingga kam i harus kehilangan pekerj aan.” Pem ilik kedai buru- buru pergi ke belakang supaya secepat m ungkin m elayani t am u- t am u ist im ewa it u. Tanpa sengaj a saya m enoleh ke belakang unt uk m elihat siapa yang baru saj a berbicara. Ternyat a dia j uga m elihat saya. Saya yakin, pandangan saya t idak m engandung m aksud penghinaan t erhadap dirinya, t et api rupanya dia t idak m au dipandang sepert i it u at au barangkali dia hanya ingin m encari gara- gara dengan orang lain. Dia bert eriak kepada saya,

“ Mengapa kam u m em andang saya sepert i it u? Apakah saya m engucapkan sesuat u yang salah?” Saya kem bali m em balikkan t ubuh ke posisi sem ula dan t idak m enj awab apa- apa. “ Hat i- hat ilah! ” bisik Old Deat h kepada saya. “ Mereka adalah kaum rowdy 17

yang paling brut al. Dahulu m ereka sebenarnya pengaw as budak yang kehilangan pekerj aan karena m aj ikannya bangkrut akibat penghapusan sist em perbudakan, dan sekarang m ereka berkum pul bersam a hanya unt uk m em buat onar. Lebih baik kit a j angan m em perhat ikan m ereka. Mari kit a habiskan m inum an ini lalu segera pergi dari sini.”

Tet api ket ika m elihat kam i berbisik- bisik, orang it u t idak suka. Dia bert eriak ke arah kam i,

Aliran yang m em perj uangkan penghapusan sist em perbudakan

17 Panggilan bagi orang yang kasar t abiat nya dan suka berkelahi.

“ Apa yang kam u bisikkan, Tulang Tua? Jika kam u berbicara t ent ang kam i, m aka bicaralah yang keras. Jika t idak kam i akan m em bant u m em buka m ulut m u! ” Old Deat h m engangkat gelas ke m ulut nya dan m inum t anpa berkat a sepat ah kat a pun. Pem ilik kedai dat ang m em baw a bir dan m ereka segera m encicipinya. Bir it u m em ang enak. Tet api karena sedang dongkol, m ereka m enuangkannya ke lant ai. Orang yang t adi m em bent ak saya m engangkat gelas di t angannya dan berkat a,

“ Jangan t uang ke lant ai! Di sana duduk dua orang. Kelihat annya cairan ini pant as m ereka t erim a. Dan m ereka akan m endapat kannya.” Dia m engangkat gelas lalu m enum pahkan bir dari seberang m ej a ke arah kam i berdua. Dengan t enang Old Deat h m engeringkan waj ahnya yang basah dengan lengan baj u. Saya t idak t ahan lagi hanya berdiam diri sepert i dia dan m enerim a perlakuan kurang aj ar ini. Topi, baj u, dan sem ua yang saya pakai basah kuyup akibat t erkena siram an. Maka saya berbalik dan m enegur dia,

“ Sir, saya m int a dengan sangat supaya Anda j angan m elakukannya unt uk kedua kali! Bersenang- senanglah bersam a t em an Anda, kam i t idak m elarangnya. Tet api j angan m engganggu kam i.”

“ Oh ya? Jadi apa yang akan Anda lakukan, j ika saya m enyiram sekali lagi ke kepala Anda?” “ Akan t erj adi sesuat u.” “ Akan t erj adi sesuat u? Baik, kit a segera lihat , apa yang akan t erj adi. Hei,

bawa lagi bir ke sini! ” Tem an- t em annya t ert awa dan m enyoraki m at adornya. Dan kelihat annya orang it u akan m engulangi lagi t indakan kurang aj ar t adi. “ Ya Tuhan! Sir, j angan m encari gara- gara dengan orang it u! ” kat a Old Deat h m em peringat kan saya. “ Anda t akut ?” saya balik bert anya. “ Sedikit pun t idak! Tapi m ereka past i segera m encabut senj at anya. Dan

m elawan peluru, orang yang paling berani sekali pun t idak m am pu berbuat apa- apa. Pikirkan j uga, m ereka m em punyai anj ing! ”

Pengacau- pengacau it u m enam bat kan anj ing pada kaki m ej a. Supaya t idak digigit dari belakang, saya lalu pindah dan duduk pada t em pat yang lain dengan sisi kanan m enghadap para rowdy it u.

“ Aha! Dia duduk dengan posisi m enant ang! ” kat a pem im pinnya t ert awa. “ Rupanya dia m au m elawan. Tet api begit u dia bergerak, saya akan m enyuruh Plut o m enyerangnya. Anj ing ini sudah t erlat ih unt uk m enyerang m anusia.”

Dia m elepaskan anj ing dari kaki m ej a dan m em egang t alinya. Pem ilik kedai belum j uga m engant ar bir yang dipesan. Kam i m asih m em punyai sedikit w akt u unt uk m elet akkan uang pem bayaran di at as m ej a lalu pergi. Tet api saya yakin, kawanan it u t idak akan m em biarkan kam i pergi begit u saj a. Saya pun t ak m au m enyingkir dari m anusia- m anusia busuk it u. Bagi m ereka t indakan sepert i it u dianggap pengecut .

Saya m em asukkan t angan ke dalam saku dan m eraba revolver. Saya berdiri dalam posisi siap. Hanya saya agak ragu, apakah saya akan berhasil m engalahkan anj ing. Tet api saya pernah m em elihara binat ang- binat ang yang dilat ih unt uk m enyerang m anusia, karena it u kini saya t idak t erlalu cem as m enghadapi hewan it u.

Sekarang dat anglah si pem ilik kedai. Dia m elet akkan gelas- gelas di at as m ej a dan berkat a dengan nada m em elas kepada t am u- t am unya yang m em buat onar,

“ Gent lem en, saya m erasa senang at as kunj ungan kalian. Tet api saya m int a, j angan m engganggu kedua orang di sana. Mereka j uga t am u saya.” “ Bangsat ! ” bent ak salah seorang dari m ereka. “ Kam u m au m enggurui kam i? Tunggu, kam i akan segera m eredam am bisim u! ” Orang it u lalu m enyiram dua at au t iga gelas bir ke at as kepala pem ilik kedai. Dia langsung m enghilang ke belakang karena m enurut nya it ulah cara yang t erbaik. “ Sekarang giliran si m ulut besar di sana! ” dia bert eriak ke arah saya. “ Dia j uga harus m erasakannya! ” Sam bil m em egang t ali anj ing dengan t angan kiri, dia m enyiram isi gelas ke t ubuh saya dengan t angan kanan. Cepat - cepat saya bangkit dari kursi dan bergerak sedikit ke sam ping supaya t erhindar dari guyuran. Kem udian saya m engepalkan t inj u dan m engham pirinya unt uk m em berikan hukum an yang set im pal. Tet api dia lebih cepat .

“ Ayo Plut o, go on! ” dia bert eriak dan m elepaskan t ali di t angannya sam bil m enunj uk ke arah saya. Saya m asih m em punyai sedikit wakt u unt uk berkelit m undur ke dinding ket ika binat ang raksasa it u m elom pat ke arah saya. Dia berada kira- kira hanya lim a langkah di depan saya, dan j arak ini bisa dij angkaunya dengan sekali lom pat an. Anj ing besar it u past i akan m enancapkan t aringnya ke leher saya j ika saya t et ap berdiri diam . Maka, pada saat ia m elom pat dan hendak m enggigit , saya m engelak ke sam ping sehingga t ubuhnya m elayang m enabrak t em bok. Akibat bent uran yang keras ke t em bok, anj ing darah it u nyaris lum puh. Hew an it u lalu roboh ke lant ai. Dengan gerakan sangat cepat , saya m em egang kedua kaki belakangnya, “ Ayo Plut o, go on! ” dia bert eriak dan m elepaskan t ali di t angannya sam bil m enunj uk ke arah saya. Saya m asih m em punyai sedikit wakt u unt uk berkelit m undur ke dinding ket ika binat ang raksasa it u m elom pat ke arah saya. Dia berada kira- kira hanya lim a langkah di depan saya, dan j arak ini bisa dij angkaunya dengan sekali lom pat an. Anj ing besar it u past i akan m enancapkan t aringnya ke leher saya j ika saya t et ap berdiri diam . Maka, pada saat ia m elom pat dan hendak m enggigit , saya m engelak ke sam ping sehingga t ubuhnya m elayang m enabrak t em bok. Akibat bent uran yang keras ke t em bok, anj ing darah it u nyaris lum puh. Hew an it u lalu roboh ke lant ai. Dengan gerakan sangat cepat , saya m em egang kedua kaki belakangnya,

Suasana m enj adi hiruk- pikuk. Sem ua anj ing m elolong keras sam bil m enarik- narik t ali ikat an sehingga m ej a- m ej a t ergeser dari t em pat nya. Mereka sem ua bangun dan pem ilik anj ing yang m at i it u m aj u hendak m enghadang saya. Tet api Old Deat h yang lebih dulu bangkit m engarahkan kedua revolvernya dan m engancam ,

“ St op! Sekarang sem uanya sudah cukup, boys. Siapa yang coba- coba m aj u selangkah at au m enyent uh senj at anya, dia akan saya t em bak! Kalian belum m engenal siapa kam i. Saya Old Deat h, si pencari j ej ak. Sem oga kalian pernah m endengar t ent ang saya. Sedangkan orang ini, seorang Sir, sahabat saya. Sepert i saya, dia j uga t idak t akut sedikit pun kepada kalian. Sekarang duduk dan m inum lah bir kalian dengan t enang. Dan j angan pernah m em asukkan t angan ke dalam saku. Akan saya t em bak! ”

Peringat an t erakhir ini dit uj ukan kepada seorang dari pengawas budak yang m enggerakkan t angan ke sakunya, t ent u dengan m aksud m encabut pist ol. Saya pun segera m engeluarkan senj at a saya. Kam i berdua m em iliki delapan belas peluru. Sebelum seorang dari kaum perusuh it u m enyent uh senj at anya, past i dia sudah dit erj ang peluru kam i. Saat it u Old Deat h, sang pencari j ej ak t ua, t am pak sebagai sosok yang sangat lain. Tubuhnya yang biasanya bungkuk kini berdiri t egak. Mat anya bersinar dan pada raut waj ahnya t erpancar kekuat an yang m em buat orang t idak berani m em berikan perlawanan. Saya m erasa lucu m elihat bagaim ana para pengacau it u t iba- t iba pat uh di hadapan Old Deat h. Mereka bergum am sat u sam a lain dengan berbisik- bisik, lalu duduk kem bali di t em pat nya. Bahkan pem ilik anj ing yang m at i t idak berani m endekat i bangkai anj ingnya karena binat ang it u t ergelet ak di dekat saya.

Kam i berdua m asih berdiri sam bil m engancam dengan revolver di t angan, ket ika seorang pengunj ung baru m asuk ke dalam … seorang I ndian. Dia m em akai baj u berburu berwarna put ih yang dihiasi dengan m anik- m anik yang m enj adi corak khas I ndian. Celananya pun dibuat dari bahan yang sam a dan j ahit an pada rum bai- rum bainya dibubuhi dengan ram but scalp. Tidak ada noda at au debu yang t erlihat pada baj u dan celananya. Kakinya yang kecil dibungkus

oleh m okkasin 18 yang disulam dengan m ut iara dan dihiasi dengan duri landak. Di lehernya t ergant ung kant ung j im at dan sebuah pipa perdam aian yang dipahat

indah, sert a sebuah kalung dari kuku beruang yang diam bilnya set elah m em bunuh

Moccasin: Sepat u khas I ndian.

binat ang buas it u di Rocky Mount ains. Pinggangnya dibelit sabuk senj at a nan lebar dari kain sant illo yang m ahal. Dari balik sabuk it u t ersem bul gagang pisau dan dua pucuk revolver. Tangan kanannya m em egang sepucuk senapan berlaras ganda. Gagang senapan it u dihiasi dengan paku- paku perak. Dia t idak m em akai penut up kepala. Ram but nya yang panj ang, t ebal, dan berwarna hit am kebiru- biruan diraj ut m enj adi kepang dan diikat uj ungnya dengan kulit dari sej enis ular pem at uk yang sangat beracun. Walaupun ram but nya t idak dihiasi dengan bulu- bulu burung raj awali at au t anda pengenal lainnya, orang bisa langsung t ahu bahwa pem uda it u adalah seorang kepala suku at au seorang praj urit yang t erkenal. Raut waj ahnya yang t erkesan dingin dan t am pan sangat m irip dengan raut waj ah orang Rom awi. Tulang pipinya t idak m enonj ol. Bibirnya kelihat an penuh t api lem but dan dia t idak berj enggot . Kulit nya berwarna coklat t erang dan agak kem erah- m erahan. Ya, dialah Winnet ou, sang kepala suku Apache, yang j uga saudara sedarah saya.

Dia berdiri sej enak di am bang pint u. Mat anya yang hit am m enat ap t aj am , sepert i m enyelidiki seluruh ruangan dan sem ua orang yang duduk di sana. Lalu dia duduk di dekat kam i, j auh dari kawanan pengacau yang t erus m enat ap dia dengan penuh keheranan.

Sebenarnya saya sudah ingin m elangkah ke depan unt uk m enyam but dan m enyalam inya, t et api dia sam a sekali t idak m em pedulikan saya w alaupun dia sendiri t elah m elihat saya dan sudah sej ak lam a m engenal saya. Dia past i m em punyai pert im bangan t ert ent u. Karena it u saya kem bali duduk dan berusaha bersikap acuh t ak acuh t erhadapnya.

Tam paknya dia segera m em aham i sit uasi yang sedang berkecam uk. Dia m em icingkan m at anya sinis saat m em andang ke arah para lawan kam i. Ket ika kam i berdua duduk dan m enyim pan kem bali revolver, dia t ersenyum t api sangat halus dan t idak kent ara.

Wibawa yang t erpancar dari kepribadiannya begit u besar sehingga set elah dia m asuk, suasana di dalam kedai m enj adi hening sepert i di dalam gerej a. Suasana t enang sepert i ini m em buat pem ilik kedai m engira bahw a bahaya t elah berlalu. Dia m enj ulurkan kepala dari balik daun pint u yang hanya sedikit t erbuka. Set elah yakin bahwa t idak ada lagi yang perlu dicem askan, baru dengan hat i- hat i dia keluar m enam pakkan seluruh t ubuhnya.

“ Saya m int a segelas bir, bir Jerm an! ” kat a orang I ndian it u dengan suara lant ang dan dalam lafal I nggris yang bagus dan lancar. Para rowdy heran m endengarnya. Mereka saling m erapat kan kepala dan m ulai berbisik- bisik. Dengan diam - diam m ereka m em andanginya. I ni pert anda bahwa m ereka sedang m em bicarakan sesuat u yang buruk t erhadap dirinya.

Pem ilik kedai dat ang m em baw a bir yang dim int a. Orang I ndian it u m enerim a, m endekat kan gelas pada j endela yang agak t erang, lalu m em eriksa bir it u sebent ar, dan m em inum nya.

“ Well! ” kat anya kepada pem ilik kedai sam bil berdecak puas. “ Bir Anda enak rasanya. Manit ou Agung dari orang kulit put ih t elah m engaj arkan banyak ket eram pilan kepada m ereka. Teknik m em buat bir ini adalah salah sat u di ant aranya.”

“ Orang akan segera percaya bahwa dia orang I ndian asli! ” saya berbisik pelan kepada Old Deat h dan berlagak seolah- olah t idak m engenali Winnet ou. “ Mem ang, dia seorang I ndian! Seorang I ndian yang hebat ! ” j awab si Tua dengan pelan nam un penuh t ekanan. “ Anda m engenalinya? Pernahkah Anda bert em u at au m elihat nya?” “ Melihat nya belum pernah. Tet api saya m engenalinya dari bent uk t ubuh,

pakaian, um ur, dan yang paling j elas dari senj at anya. Senj at a it u adalah Senapan Perak yang sangat t erkenal dan pelurunya belum pernah salah sasaran. Anda berunt ung, bisa berkenalan dengan kepala suku I ndian yang t erm asyhur dari Am erika Ut ara ini, Winnet ou, kepala suku Apache. Dia seorang yang paling ist im ewa dari sem ua orang I ndian. Nam anya dicerit akan di set iap ist ana, di rum ah- rum ah perkam pungan, dan di set iap kem ah. Dia seorang yang adil, cerdas, j uj ur, set ia, penuh percaya diri, berani dan m ahir m enggunakan sem ua senj at a, dan t idak ada kepalsuan dalam dirinya. Dia adalah sahabat dan pelindung sem ua orang yang m em but uhkan pert olongan, sert a t idak m em andang warna kulit , apakah orang it u kulit m erah at au kulit put ih. Dia t erkenal di segenap penj uru Am erika bahkan di luar negeri sebagai seorang pahlawan hebat dari daerah Barat .”

“ Tet api bagaim ana dia bisa berbicara bahasa I nggris begit u fasih dan m em iliki kepribadian sepert i seorang gent lem an kulit put ih?” t anya saya kem bali. “ Dia banyak bert ualang di daerah Tim ur. Menurut cerit a, ada seorang sarj ana berdarah Eropa yang dit angkap dan dim asukkan ke dalam kurungan oleh orang- orang Apache. Nam un dia diperlakukan sangat baik selam a dalam t ahanan sehingga set elah bebas, dia m em ut uskan unt uk t et ap t inggal bersam a m ereka dan m engaj arkan orang I ndian t ent ang hidup dam ai. Dialah yang m enj adi guru orang ini. Tet api pandangannya t ent ang cint akasih t erhadap m usuh rupanya t idak dit erim a lalu lam a- kelam aan dia akhirnya disingkirkan.”

Dia m enj elaskannya dengan suara yang sangat pelan, bahkan saya sendiri pun ham pir t idak m endengar apa- apa. Tet api orang I ndian yang duduk kira- kira lim a hast a j auhnya it u, berpaling ke arah t em an baru saya dan berkat a,

“ Anda keliru, Old Deat h! Sarj ana kulit put ih it u dat ang kepada suku Apache dan dia disam but dengan penuh keram ahan. Dia kem udian m enj adi guru Winnet ou dan m engaj arinya agar m enj adi orang yang berguna, yang bisa m em bedakan kesalahan dari keadilan dan kebenaran dari kepalsuan. Dia t idak disingkirkan m elainkan sangat dihargai. Dia t idak berkeinginan kem bali kepada orang kulit put ih. Ket ika dia m eninggal, kam i m em asang sebuah bat u nisan di kuburnya dan m enanam bunga di sekelilingnya. Kini dia t elah beralih ke padang perburuan abadi, t em pat orang- orang m at i t idak lagi dibunuh dan m ereka boleh m enikm at i kebahagiaan abadi di hadapan Manit ou. Di sanalah Winnet ou akan bert em u dia kelak dan akan m elupakan sem ua dendam yang pernah ada di m uka bum i.”

Alangkah bahagianya Old Deat h karena dia pun dikenal oleh Winnet ou. Waj ahnya m em ancarkan binar- binar kegem biraan, ket ika dia m enanyai orang asing it u,

“ Sir, Anda m engenal saya? Sungguh?” “ Saya belum pernah m elihat Anda, t et api saya segera m engenali Anda

begit u saya m asuk ke sini. Anda adalah seorang scout ulung yang nam anya m enggem a hingga ke Las Anim as.”

Set elah selesai m engucapkan kalim at ini dia kem bali berpaling. Selam a berbicara t am pak waj ahnya t idak m enoleh kepada saya. Sekarang dia duduk diam dan kelihat an t erm enung seorang diri. Hanya t elinganya bergerak sebent ar, sepert inya dia m enangkap suat u gelagat yang bakal t erj adi.

Para rowdy m asih t erus berbisik- bisik di ant ara m ereka lalu m em andangi dia penuh t anda t anya dan m engangguk- anggukkan kepala. Rupanya m ereka t elah m enyusun suat u rencana. Mereka t idak m engenal orang I ndian ini, j uga t idak bisa m em ast ikan dari t ut ur kat anya, siapakah dia sebenarnya. Tapi m ereka ingin m em balas kekalahan yang m ereka derit a dari kam i. Karena it u m ereka m au m enunj ukkan bahwa m ereka sangat m em benci kulit m erah. Dalam hal ini m ereka hendak m enunj ukkan bahwa saya dan Old Deat h t idak m am pu berbuat apa- apa unt uk m em bela orang I ndian it u, sebab seandainya bukan kam i yang diperm alukan, m aka m enurut at uran um um , kam i harus bersikap t enang dan hanya m enont on bagaim ana seorang lem ah diperlakukan secara t idak waj ar. Maka t am pillah salah seorang dari m ereka, yakni orang yang t adi bersit egang dengan saya. Dia berj alan pelan dengan gaya m enant ang ke arah orang I ndian it u. Saya m engeluarkan revolver dari saku lalu m enaruhnya di at as m ej a sehingga gam pang diraih seandainya dibut uhkan.

“ Tidak perlu,” bisik Old Deat h kepada saya. “ Seseorang sepert i Winnet ou bisa m em bela diri m elawan orang sebanyak dua kali j um lah rowdy ini.”

Si rowdy t adi berdiri t egap di hadapan Winnet ou dengan t angan m encekak pinggang. Dia berkat a, “ Apa yang sebenarnya kam u cari di Mat agorda sini, hai kulit m erah? Kam i t idak m enerim a orang biadab dalam m asyarakat kam i.” Winnet ou t idak m enghiraukan orang it u. Dia m engangkat gelasnya lalu m inum set eguk dan m elet akkan kem bali di at as m ej a. Lalu dia m endecak dengan lidahnya.

“ Hei, keparat kulit m erah, kam u dengar apa yang saya kat akan?” dia bert anya lant ang. “ Saya ingin t ahu, apa yang kam u kerj akan di sini. Kam u m engendap- endap kem ari guna m endengarkan sem ua pem bicaraan kam i dan m em at a- m at ai kam i. Sem ua kulit m erah bersekut u dengan Juarez, pem bohong yang j uga berkulit m erah. Tet api kam i berpihak pada Kaisar Maxim illian dan kam i akan m enggant ung sem ua orang I ndian yang coba m enghalang- halangi usaha kam i. Jika kam u t idak ikut berseru ‘Hiduplah Kaisar Maxim illian! ’ m aka kam i akan segera m elingkarkan t am bang ke leherm u! ”

Winnet ou diam dan t idak berkat a sedikit pun. Raut w aj ahnya t et ap t idak berubah. “ Anj ing, kam u m engert i m aksud saya? Saya but uh j aw aban! ” seorang yang lain bert eriak penuh am arah, sam bil m engepalkan t inj unya di at as bahu Winnet ou. Tiba- t iba Winnet ou m enengadahkan w aj ahnya ke at as dengan cepat . “ Mundur! ” serunya dengan nada m em erint ah. “ Saya t idak m em biarkan j ika

seekor coyot e m enggonggong saya sepert i it u.” Coyot e adalah nam a yang diberikan kepada serigala prairie yang dikenal sebagai hewan pengecut dan karena it u secara um um dianggap sebagai hewan yang sangat m em alukan. Orang I ndian m enggunakan kat a m akian ini j ika m ereka m arah dan ingin m enghina law annya.

“ Seekor coyot e?” t eriaknya. “ I ni suat u penghinaan yang harus segera dibalas.” Dia m encabut revolver. Tet api t iba- t iba t erj adi sesuat u yang t idak dibayangkan sebelum nya. Winnet ou m em ukul j at uh senj at anya kem udian m encengkeram pinggang orang it u, m engangkat nya ke at as lalu m elem parkan t ubuhnya ke luar j endela. Tent u kaca j endela hancur dan j at uh bersam a t ubuhnya ke arah j alan.

Sem uanya berlangsung begit u cepat . Seiring dengan bunyi pecahnya kaca, t erdengar pula lolongan anj ing dan t eriakan m arah para sahabat nya. I ni m enyebabkan suasana di dalam ruangan m enj adi hiruk- pikuk. Walaupun dem ikian Sem uanya berlangsung begit u cepat . Seiring dengan bunyi pecahnya kaca, t erdengar pula lolongan anj ing dan t eriakan m arah para sahabat nya. I ni m enyebabkan suasana di dalam ruangan m enj adi hiruk- pikuk. Walaupun dem ikian

“ Ada lagi yang m au dilem par keluar? Kat akanlah! ” Dia berdiri t erlalu dekat dengan seekor anj ing. Binat ang it u hendak

m enggigit nya, t et api m endapat t endangan keras dari Winnet ou sehingga akhirnya m erint ih kesakit an di bawah kolong m ej a. Sem ua pengawas budak it u m undur ket akut an dan t idak berani bersuara sedikit pun. Winnet ou t idak m em egang senj at a di t angan, t et api kewibawaannya sangat m em ukau. Tidak seorang pun dari kawanan it u yang m am pu m enent ang dia. Orang I ndian ini bagaikan seorang pawang binat ang dalam sirkus, yang m asuk ke dalam arena pert unj ukan dan m am pu m em aksa singa sert a harim au agar duduk hanya dengan sorot m at anya.

Tiba- t iba pint u kem bali t erbuka. Pria m alang yang t adi dilem parkan lew at j endela, m elangkah m asuk. Waj ahnya t erluka akibat t erkena pecahan kaca. Dia m encabut pisau dan dengan t eriakan penuh kem arahan dia m aj u m enyerang Winnet ou. Orang I ndian it u m engelak ke sam ping dan dengan cepat m enangkap t angannya yang m enggenggam pisau. Lalu dia m encengkeram pinggang orang it u, sepert i sebelum nya, m engangkat nya t inggi- t inggi lalu m em bant ing t ubuhnya ke lant ai. Seket ika orang it u langsung pingsan dan t idak bergerak. Tak seorang pun dari t em annya yang berancang- ancang m em balas m enyerang. Seolah- olah t idak t erj adi apa- apa, Winnet ou m engam bil birnya dengan t enang dan m em inum nya sam pai habis. Kem udian dia m elam baikan t angan kepada pem ilik kedai yang sebelum nya bersem bunyi di balik pint u m enuj u kam ar karena ket akut an. Dia m engam bil sebuah pundi- pundi kulit dari sabuk senj at anya dan m elet akkan sebuah benda kecil berw arna kekuning- kuningan di t angan orang it u sam bil berkat a,

“ Am billah ini unt uk pem bayaran bir dan j endela yang rusak, Mast er Landlord! Anda lihat sendiri, orang biadab sepert i saya m au m em bayar birnya. Sem oga Anda j uga m enerim a pem bayaran serupa dari m anusia- m anusia beradab it u. Mereka t idak m enerim a kulit m erah. Winnet ou, sang kepala suku Apache, akan pergi dari sini, t et api bukan karena dia t akut t erhadap m ereka m elainkan karena dia t ahu, pada m ukapucat hanya kulit nya saj a yang put ih, bukan j iw anya. Dan Winnet ou t idak m au bergabung bersam a m ereka.”

Set elah m engam bil senj at anya, dia keluar m eninggalkan kedai t anpa m em andang seorang pun. Dia j uga t idak m em andang saya. Sekarang para rowdy kem bali bergerak. Tam paknya rasa ingin t ahu m ereka lebih besar daripada rasa m arah, m alu, at au rasa prihat in t erhadap nasib t em annya yang m asih pingsan. Mereka m engham piri pem ilik kedai dan bert anya t ent ang barang yang baru saj a dit erim anya dari orang asing t adi.

“ Sebut ir nugget ! ” j aw ab pem ilik kedai sam bil m em perlihat kan em as sebesar ibu j ari kepada m ereka. “ Sebut ir nugget yang berharga paling kurang dua belas dollar. Dan uang it u cukup unt uk m em perbaiki j endela yang rusak. Jendela it u sudah t ua dan lapuk sert a banyak kacanya yang ret ak. Orang it u kelihat an m em iliki pundi- pundi yang penuh dengan but iran nugget ! ”

Para rowdy kesal dan iri karena seorang pria kulit m erah m em iliki em as dalam j um lah yang besar. But iran nugget it u berpindah dari t angan ke t angan dan m ereka m encoba m enaksir harganya. Kam i m enggunakan kesem pat an ini unt uk m em bayar m inum an lalu pergi m eninggalkan t em pat it u.

“ Sekarang, apa pendapat Anda t ent ang orang Apache it u, Mast er?” t anya saya kepada Old Deat h ket ika kam i sudah berada di luar. “ Apakah ada orang I ndian lain sepert i dia? Pengacau- pengacau it u m undur ket akut an di hadapannya, sepert i t ikus m elihat kucing. Sayang saya t idak bisa bert em u lagi dengannya. Sebenarnya kit a bisa m engikut i dia, sebab saya ingin t ahu, apa yang dikerj akannya di sini. Selain it u apakah dia berm ukim di luar kot a at aukah m enginap di sebuah hot el. Dia past i m enam bat kan kudanya di suat u t em pat , karena m ust ahil seorang Apache at au j uga Winnet ou bepergian t anpa m enunggang kuda. Tet api t erlepas dari sem ua it u, Sir, Anda t adi luar biasa. Ham pir- ham pir saya m at i ket akut an, karena berurusan dengan orang- orang sepert i it u bisa berakibat fat al. Tet api ket ika Anda m em bunuh anj ing it u dengan sikap t enang dan penuh percaya diri, saya lalu berpikir, t idak pant as lagi Anda t erus m enyandang gelar greenhorn. Tet api kini kit a sudah berada di dekat hot el. Apakah kit a harus m asuk sekarang? Lebih baik t unggu dulu. Seorang pem buru t ua sepert i saya t idak suka m engurung diri di dalam kam ar. Saya lebih senang j alan- j alan dulu unt uk m enghirup udara di alam t erbuka. Jadi m arilah kit a berj alan sedikit lagi unt uk m engelilingi kot a Mat agorda ini. Saya t idak t ahu bagaim ana kit a bisa m engisi wakt u luang ini. At au apakah Anda lebih suka berm ain kart u?”

“ Tidak. Saya t idak bisa berm ain dan saya pun t idak ingin m enj adi seorang pem ain kart u.” “ Bagus, anak m uda! Di sini ham pir set iap orang berm ain kart u dan di Mexico lebih parah lagi. Di sana bukan hanya suam i dan ist ri m elainkan j uga segenap anggot a keluarga pun ikut berm ain. Dan m ereka sangat cepat m eraih pisau. Mari kit a m enghabiskan wakt u dengan berj alan- j alan! Set elah it u kit a pergi m akan lalu t idur. Di daerah yang indah ini orang t idak pernah t ahu, bagaim ana dan di m ana orang bisa t idur pada m alam hari.”

“ Tem pat ini t ent u saj a t idak seburuk yang Anda gam barkan! ”

“ Jangan lupa, Sir, Anda sekarang berada di Texas dan sit uasi di sini t idak sepenuhnya am an. Kit a m isalnya bisa berangkat ke Aust in. Tet api yang m enj adi pert anyaan, apakah kit a bisa t iba di sana dengan selam at . Kej adian- kej adian di Mexico t elah m enyebarkan pengaruh yang luas hingga m elewat i Rio Grande. Sekarang m uncul banyak perist iw a yang sebelum nya t idak pernah t erj adi. Dan dalam sit uasi sepert i ini kit a harus m engusut perkara Gibson. Apabila dia t iba- t iba berpikir unt uk m em bat alkan perj alanannya ke Aust in dan singgah di suat u t em pat , m aka kit a pun t erpaksa berbuat yang sam a.”

“ Tet api bagaim ana kit a t ahu bahwa dia sudah t urun dari kapal?” “ Kit a harus bert anya. Kapal- kapal yang berlayar di Sungai Colorado

biasanya berlabuh agak lam a. Di sini orang t idak t erburu- buru sepert i di Sungai Mississippi at au di t em pat lain. Jadi di set iap pelabuhan kit a m asih m em punyai wakt u seperem pat j am unt uk m engum pulkan ket erangan. Tapi kit a pun harus bersiap- siap m endarat di suat u t em pat , dim ana t idak t erdapat perum ahan at au hot el, dan kit a pun harus bisa t idur di m ana saj a.”

“ Tet api bagaim ana dengan kopor saya?” Dia t ert awa t erbahak- bahak m endengar pert anyaan saya. “ Kopor, kopor! ” serunya. “ Mem baw a kopor dalam perj alanan adalah

kebiasaan lam a dari zam an sebelum Nabi Nuh. Sem ua orang yang berakal sehat t idak akan m au m em bawa banyak barang dalam perj alanan! Jika saya m em bawa sem ua barang yang saya but uhkan unt uk perj alanan dan pet ualangan saya, m aka past i saya t idak akan berj alan sej auh ini. Anda hanya boleh m em bawa barang yang pent ing unt uk saat ini, yang lainnya bisa Anda beli kelak j ika dibut uhkan. Barang- barang pent ing apa saj a yang t ersim pan di dalam kopor Anda?”

“ Baj u, pakaian dalam , perlengkapan unt uk m erawat t ubuh, beberapa helai baj u unt uk m enyam ar, dan lain- lain.” “ Barang- barang it u bagus, t et api orang bisa m endapat kannya di set iap t em pat . Apa yang kit a perlukan, bisa kit a beli kelak. Anda cukup m engenakan sehelai baj u hingga baj u it u usang lalu m em beli yang baru. Perlengkapan unt uk peraw at an t ubuh? Jangan m arah, Sir, t et api sisir dan pem bersih kuku, m inyak ram but sert a sikat unt uk j anggut dan sej enisnya hanya m engham bat diri Anda sendiri. Lalu pakaian unt uk m enyam ar? Pakaian it u dulu m ungkin berguna, t api sekarang barang it u t idak dibut uhkan lagi. Di sini Anda t idak perlu m enyam ar dengan ram but palsu. I de- ide gila sepert i ini t idak m endukung usaha Anda. Yang berlaku di sini adalah segera bert indak j ika bert em u Gibson. Dan...”

Dia m asih berdiri, m em perhat ikan saya dari uj ung ram but hingga ke uj ung kaki, lalu t ersenyum kecil dan berkat a,

“ Melihat penam pilan Anda saat ini, lebih baik Anda m asuk ke salon w anit a at au t am pil di at as panggung t eat er. Tapi Texas bukan salon kecant ikan at au t eat er. Bisa saj a set elah dua at au t iga hari baj u Anda sudah com pang- cam ping dan t opi silinder yang indah it u t elah m enj adi pipih sepert i akordeon. Anda t ahu, ke m ana Gibson akan m elarikan diri? Menet ap di Texas rasanya bukanlah rencananya. Dia ingin m enghilang dan past i dia sudah m elewat i perbat asan Am erika. Karena dia m engam bil j urusan it u, kit a bisa m enduga bahw a dia m em ilih Mexico sebagai t uj uan pelariannya. Dia bisa bersem bunyi di negara yang t engah dilanda kem elut polit ik it u. Dan t idak ada seorang pun, j uga polisi, yang akan m em bant u Anda unt uk m enem ukan dia dalam sit uasi sepert i ini.”

“ Barangkali Anda benar. Tet api saya pikir, apabila dia sungguh- sungguh hendak pergi ke Mexico, m aka dia past i sudah berangkat ke salah sat u pelabuhan di sana.”

“ Must ahil! Dia harus secepat nya m eninggalkan New Orleans dan dia t erpaksa m enum pang kapal apa saj a yang berlayar lebih dulu. Selain it u pelabuhan- pelabuhan di Mexico berada di bawah kekuasaan orang Perancis. Barangkali Anda t ahu apakah dia bersahabat dengan orang- orang Perancis it u? Rupanya t idak ada pilihan lain baginya, dia harus m enem puh j alan darat dan berusaha sedapat m ungkin agar t idak dipergoki orang di t em pat - t em pat yang ram ai. Jadi sangat m ungkin, dia t idak sam pai ke Aust in m elainkan sudah t urun dari kapal di pelabuhan sebelum nya. Lalu dia pergi ke Rio Grande, t ent u saj a dengan berkuda, m elewat i daerah yang gersang it u. Apa Anda m au m enyusul dia ke sana dengan sem ua kopor sam bil m engenakan t opi silinder dan j as m ahal ini? Jika it u rencana Anda, m aka saya harus m enert awakan Anda.”

Saya t ahu, dia m em ang benar. Tet api sekedar unt uk bergurau, saya pura- pura bersungut - sungut ket ika m enanggalkan pakaian. Dia kem udian m enepuk- nepuk pundak saya sam bil t ert awa dan berkat a,

“ Jangan m enyesal karena harus m elepaskan pakaian it u. Bukankah pakaian it u t idak prakt is? Mari kit a pergi ke t oko dan m enj ual sem ua barang bekas ini lalu m encari pakaian lain buat Anda. Anda harus m em akai pakaian berburu yang kuat dan t ahan lam a. Dalam perhit ungan saya, Anda punya cukup uang unt uk it u, bukan?”

Saya m engangguk. “ Kalau begit u apa lagi yang harus Anda pikir? Buanglah sem ua barang

rom bengan ini! Anda j uga bisa m enunggang kuda dan m enem bak, bukan?” Saya kem bali m engiyakan.

“ Anda harus m em iliki seekor kuda. Tet api kit a t idak bisa m em beli kuda di daerah pesisir sepert i ini. Di sini t idak ada kuda yang bagus dan harganya pun m ahal. Di daerah pedalam an para pet ani bisa m enj ual kudanya kepada Anda, t api t anpa pelana. Perlengkapan it u harus dibeli di sini.”

“ Ya am pun! Jadi saya harus bepergian sam bil t erus m em ikul pelana di punggung sepert i Anda?” “ Ya, kenapa t idak? Apakah Anda m alu dilihat orang? Siapa yang m erasa t erganggu j ika saya m em ikul pelana? Tidak seorang pun! Jika saya m au, saya bahkan bisa berkeliling sam bil m em ikul sofa, biar sesekali saya bisa berist irahat di at asnya, ent ah di padang prairie at au di hut an belant ara. Dan siapa yang berani m enert awakan saya akan m enerim a hadiah sebuah t onj okan di hidungnya, biar m at anya berkunang- kunang. Kit a hanya boleh m erasa m alu j ika m elakukan sesuat u yang t idak benar at au sesuat u yang kekanak- kanakan. Jika kit a m enduga bahw a Gibson dan William t elah m endarat di suat u t em pat , m em beli kuda lalu m enghilang, m aka Anda baru m engert i bet apa pent ingnya m em iliki sebuah pelana. Lakukan apa yang Anda suka. Tet api j ika Anda ingin agar saya t et ap bersam a Anda, m aka t urut ilah nasehat saya. Jadi sekarang put uskan segera! ”

Tanpa m enunggu j awaban dari saya, dia m eraih t angan, m em balikkan t ubuh saya dan m enunj ukkan sebuah bangunan yang m erupakan t oko besar. Di at asnya t erpam pang t ulisan “ St ore for all t hings” . Dia m enarik saya m asuk, lalu dengan agak keras saya didorong ke dalam sam pai- sam pai saya t ersandar pada beberapa barang yang dipaj ang. Dia sendiri m asuk dengan perlahan- lahan.

Ternyat a papan nam a di depan t adi sesuai dengan isi t oko. Toko it u sangat besar dan di sana dij ual sem ua barang yang sangat dibut uhkan orang di daerah ini, t erm asuk pelana dan senapan.

Kej adian berikut nya sungguh sangat unik. Saya berdiri di sana sepert i seorang anak sekolah yang berada di pasar m alam bersam a ayahnya. Dia m alu- m alu m engungkapkan keinginannya t et api pada akhirnya harus m enerim a saj a apa yang dicarikan oleh ayahnya. Begit u t iba di sana Old Deat h langsung m em buat kesepakat an dengan pem ilik t oko bahw a kam i boleh m enukar baj u yang sedang saya pakai dan sem ua isi kopor saya dengan apa yang ingin kam i beli. Orang it u set uj u dan segera m enyuruh st orekeeper pergi m engam bil kopor saya. Set elah pelayan t ersebut kem bali, sem ua barang it u dit aksir harganya. Lalu Old Deat h m ulai m encarikan segala sesuat u yang pent ing buat saya. Saya m endapat sebuah celana kulit berwarna hit am , sepasang sepat u t inggi dengan penggert aknya, sebuah kem ej a wol berwarna m erah, sebuah rom pi yang j uga berwarna m erah dengan banyak saku, sehelai syal berwarna hit am , sebuah baj u polos dari kulit Kej adian berikut nya sungguh sangat unik. Saya berdiri di sana sepert i seorang anak sekolah yang berada di pasar m alam bersam a ayahnya. Dia m alu- m alu m engungkapkan keinginannya t et api pada akhirnya harus m enerim a saj a apa yang dicarikan oleh ayahnya. Begit u t iba di sana Old Deat h langsung m em buat kesepakat an dengan pem ilik t oko bahw a kam i boleh m enukar baj u yang sedang saya pakai dan sem ua isi kopor saya dengan apa yang ingin kam i beli. Orang it u set uj u dan segera m enyuruh st orekeeper pergi m engam bil kopor saya. Set elah pelayan t ersebut kem bali, sem ua barang it u dit aksir harganya. Lalu Old Deat h m ulai m encarikan segala sesuat u yang pent ing buat saya. Saya m endapat sebuah celana kulit berwarna hit am , sepasang sepat u t inggi dengan penggert aknya, sebuah kem ej a wol berwarna m erah, sebuah rom pi yang j uga berwarna m erah dengan banyak saku, sehelai syal berwarna hit am , sebuah baj u polos dari kulit

“ Well! ” angguknya puas. “ Alat ini berfungsi baik. Past i senj at a ini diraw at dengan baik dan dia lebih berharga daripada pakaian rom bengan Anda. Saya sangat yakin, senj at a ini dibuat oleh seorang yang ahli dan saya berharap, sem oga Anda nant i bangga m enggunakan hasil karyanya ini. Kini kit a m asih harus m em beli cet akan peluru, set elah it u lengkaplah sem ua kebut uhan kit a. Kit a pun bisa m em beli t im bal di sini. Lalu kit a pulang ke rum ah dan m em buat cam puran bahan peledak yang nant inya akan dipakai unt uk m engej ut kan orang- orang di Mexico.”

Set elah it u saya m asih m em beli beberapa barang kebut uhan kecil sepert i sapu t angan dan lain- lain. Tent u saj a Old Deat h t idak suka karena m enganggapnya berlebihan. Lalu saya m enuj u ke ruangan di sebelahnya unt uk bergant i pakaian. Ket ika saya kem bali, si Tua m em andang saya dengan puas.

Dalam hat i saya berharap sem oga dialah yang m em ikul pelana kuda yang baru dibeli. Ternyat a t idak! Dia m enaikkan barang- barang it u ke punggung saya dan m endorong saya ke luar.

“ Baiklah,” kat anya set elah kam i t iba di luar. “ Sekarang dengarlah, Anda t idak perlu m erasa m alu! Set iap orang yang berakal sehat past i akan m enganggap Anda sebagai orang yang bij aksana. Dan t ut uplah t elinga Anda t erhadap kom ent ar orang- orang yang t idak waras! ”

Sekarang saya t idak lagi berharap pada Old Deat h dan t erpaksa harus m em ikul sendiri beban berat it u sam pai ke hot el. Sem ent ara it u dia berj alan dengan bangga di sam ping saya dan m erasa senang karena saya bisa m em ikul barang sendiri.

Ket ika kam i t iba di ‘hot el’, dia segera berist irahat . Sedangkan saya sendiri pergi ke luar m encari Winnet ou. Bisa dibayangkan bet apa bahagianya hat i ket ika saya m elihat Winnet ou di kedai m inum t adi. Pada saat it u saya harus m enahan diri Ket ika kam i t iba di ‘hot el’, dia segera berist irahat . Sedangkan saya sendiri pergi ke luar m encari Winnet ou. Bisa dibayangkan bet apa bahagianya hat i ket ika saya m elihat Winnet ou di kedai m inum t adi. Pada saat it u saya harus m enahan diri

Saya ingin berbicara dengan dia dan dia pun past i m em punyai keinginan yang sam a. Barangkali dia m enunggu saya di suat u t em pat . Karena sudah m engenal kebiasaannya, saya t idak sulit m encarinya. Tent u saj a dia sudah m engam at i kam i dan m elihat kam i m asuk hot el. Jadi dia past i berada di sekit ar hot el ini. Saya pergi ke bagian belakang hot el yang berbat asan dengan sebidang t anah kosong. Ternyat a benar! Di kej auhan, sekit ar beberapa rat us langkah, saya m elihat dia sedang bersandar pada sebat ang pohon. Set elah m elihat saya dat ang, dia beranj ak dari t em pat it u lalu berj alan pelan m asuk ke hut an. Tent u saj a saya m engikut inya ke sana. Di baw ah naungan pohon dia m enunggu saya lalu m enyam but kedat angan saya dengan waj ah berseri- seri.

“ Scharlih, saudaraku t erkasih! ” kat anya bahagia. “ Bet apa senangnya hat i saya karena bisa bert em u lagi dengan kam u! I barat kegem biraan sang faj ar m enyongsong m ent ari yang m enam pakkan diri set elah m alam yang gelap! ”

Dia m erangkul dan m encium saya. Saya m enj awabnya, “ Sang faj ar past i t ahu, m ent ari akan t erbit lagi. Sedangkan kit a berdua t idak

bisa m em ast ikan sebelum nya bahwa kit a akan bert em u lagi di sini. Saya sungguh m erasa bahagia karena bisa m endengar lagi suaram u! ” “ Apa alasanm u dat ang ke kot a ini? Adakah suat u urusan pent ing yang harus dikerj akan di sini at au kam u hanya singgah sebent ar di Mat agorda sebelum m eneruskan perj alananm u ke t em pat kam i di Rio Pecos?”

“ Saya m em ikul suat u t ugas yang harus diselesaikan. I t ulah sebabnya saya dat ang kem ari.” “ Maukah saudaraku kulit put ih m engat akan kepadaku t ent ang t ugas it u? Dan m encerit akan kepadaku, di m ana dia berada selam a ini, t erut am a set elah kit a berpisah di seberang Red River?”

Dia m enarik t angan saya dan berj alan agak ke t engah hut an. Di sana kam i lalu duduk berdam pingan dan saya m ulai m encerit akan sem ua perist iwa yang saya alam i. Ket ika saya selesai bercerit a, dia m engangguk- anggukkan kepala sam bil berpikir dengan sungguh- sungguh. Kem udian kat anya,

“ Dulu kit a bersam a- sam a m engukur j alan unt uk kuda- api supaya kam u bisa m endapat kan banyak uang. Sayang badai hurricane t elah m enenggelam kan sem ua uangm u. Apabila dulu kam u t et ap t inggal bersam a praj urit - praj urit Apache yang hingga kini m asih t et ap m encint aim u, past i kam u t idak akan m em but uhkan uang t ersebut . Tapi sekurang- kurangnya kam u t elah bert indak t epat karena t idak “ Dulu kit a bersam a- sam a m engukur j alan unt uk kuda- api supaya kam u bisa m endapat kan banyak uang. Sayang badai hurricane t elah m enenggelam kan sem ua uangm u. Apabila dulu kam u t et ap t inggal bersam a praj urit - praj urit Apache yang hingga kini m asih t et ap m encint aim u, past i kam u t idak akan m em but uhkan uang t ersebut . Tapi sekurang- kurangnya kam u t elah bert indak t epat karena t idak

“ Apakah engkau t elah m enangkap Sant er, sang pem bunuh it u?” “ Tidak. Roh j ahat m asih m elindunginya dan Manit ou yang agung dan baik

t elah m em biarkannya lolos dari t angan saya. Dia lalu pergi ke t em pat t ent ara- t ent ara negara Selat an dan m enghilang di sana. Mat a saya m em ang t idak lagi m engawasinya di ant ara ribuan orang it u, t et api dia t idak akan lolos dari saya! Saya t idak akan pulang ke Rio Pecos sebelum m enghukum nya. Selam a m usim dingin para praj urit kam i berkabung at as kem at ian I nt schu t schuna dan adik perem puan saya. Set elah it u saya harus m em buat perj alanan j auh unt uk m engunj ungi suku- suku Apache dan m em bat alkan rencana m ereka unt uk pergi ke Mexico dan m engam bil bagian dalam peperangan di sana. Pernahkah saudaraku m endengar t ent ang Juarez, presiden berkulit m erah it u?”

“ Ya.” “ Siapa yang berada di pihak yang benar, dia at au Napoleon?” “ Juarez.” “ Saudaraku m em punyai pendirian yang sam a sepert i saya. Tet api t olong

j angan t anyakan kepada saya, apa yang saya kerj akan di Mat agorda ini! Bahkan t erhadap kam u pun saya harus m enut up m ulut , sebab saya t elah m em buat j anj i dengan Juarez ket ika saya bert em u dengan dia di El Paso del Nort e. Jadi set elah ini apakah kam u akan t erus m engej ar kedua m ukapucat it u?”

“ Saya harus m engej ar m ereka. Bet apa senangnya hat i saya j ika engkau m enem ani saya dalam t ugas ini! Apakah hal ini m ungkin?” “ Tidak. Saya harus m enyelesaikan suat u t ugas yang sam a pent ingnya sepert i t ugasm u. Hari ini saya m asih t inggal di sini, t et api besok saya akan berlayar ke La Grange. Dari sana saya m elanj ut kan perj alanan ke Rio Grande del Nort e m elalui bent eng I nge.”

“ Kalau begit u kit a akan berlayar dengan kapal yang sam a. Hanya saya t idak t ahu sam pai sej auh m ana engkau akan berlayar. Tet api besok kit a m asih bisa bersam a- sam a lagi.”

“ Tidak.” “ Tidak? Mengapa t idak?” “ Karena saya t idak m au m enyeret saudaraku dalam urusan saya. Karena

alasan ini pula, m aka dulu saya berlagak pura- pura t idak m engenal kam u. Selain it u karena Old Deat hlah, m aka saya t idak m au berbicara dengan kam u.”

“ Kenapa dia? Ada apa?” “ Apakah dia t ahu bahw a kam u adalah Old Shat t erhand?”

“ Tidak. Nam a it u t idak pernah disebut - sebut dalam pem bicaraan kam i.” “ Tet api dia m engenal nam a it u. Selam a ini kam u hanya berada di daerah

Tim ur sehingga kam u t idak t ahu bet apa sering orang m em bicarakan nam am u di daerah Barat . Old Deat h t ent u pernah m endengar nam a Old Shat t erhand. Tapi rupanya dia lebih m enganggapm u sebagai seorang greenhorn.”

“ Benar apa yang engkau kat akan.” “ Kelak dia akan sangat t erkej ut kalau akhirnya t ahu, siapa sebenarnya

greenhorn yang sat u ini. Dan saya t idak ingin m erugikan kam u gara- gara hal ini. Karena it u kit a akan berangkat sekapal t et api kit a t idak boleh berbicara sat u sam a lain. Set elah kam u m enangkap Ohlert dan penyanderanya, baru kit a bisa m enghabiskan lebih banyak w akt u bersam a- sam a. Kam u akan m engunj ungi kam i lagi, bukan?”

“ Tent u saj a! ” “ Kalau begit u sekarang kit a harus berpisah, Scharlih. Di t em pat ini ada

beberapa m ukapucat yang j uga sedang m enant i saya.” Dia lalu berdiri. Saya m enghargai sikapnya unt uk m enut up rapat - rapat rahasia yang dipegangnya. Kem udian saya berpisah darinya… sem oga hanya unt uk w akt u yang singkat .

Keesokan harinya kam i m enyewa dua kuda bagal lalu m em acunya m enuj u gosong. Di sana bersandar sebuah kapal yang sedang m enunggu penum pang. Pelana dinaikkan ke at as punggung kuda sehingga kam i t idak perlu repot - repot m em ikulnya.

Kapal ini berbent uk dat ar dan dibangun m enurut konst ruksi Am erika. Banyak penum pang sudah berj ej al di at asnya. Sam bil m em ikul pelana di punggung, kam i naik m elew at i t angga m enuj u ruang penum pang. Pada saat it u t erdengar seseorang bert eriak,

“ By Jove! Lihat lah, ada sepasang keledai berkaki dua sedang naik ke kapal sam bil m em ikul pelana! Apakah kalian pernah m elihat hal sepert i it u? Ayo m inggir, beri m ereka j alan! Biarkan m ereka m asuk ke ruang bawah. Binat ang- binat ang sepert i m ereka t idak pant as berada bersam a para gent lem en sepert i kit a! ”

Kam i m engenal suara it u. Ruang t erbaik di at as kapal, yang dit ut upi dengan at ap kaca, m em ang dit em pat i oleh para rowdy yang kem arin m em buat keribut an dengan kam i di kedai. Orang yang suka bert eriak- t eriak kem arin, yang rupanya m enj adi pem im pin gerom bolan it u, m enyam but kam i dengan kat a- kat a penuh penghinaan. Saya m em andang Old Deat h. Tet api karena dia t idak m engindahkan penghinaan t ersebut , saya pun hanya diam saj a, seakan- akan t idak m endengarnya Kam i m engenal suara it u. Ruang t erbaik di at as kapal, yang dit ut upi dengan at ap kaca, m em ang dit em pat i oleh para rowdy yang kem arin m em buat keribut an dengan kam i di kedai. Orang yang suka bert eriak- t eriak kem arin, yang rupanya m enj adi pem im pin gerom bolan it u, m enyam but kam i dengan kat a- kat a penuh penghinaan. Saya m em andang Old Deat h. Tet api karena dia t idak m engindahkan penghinaan t ersebut , saya pun hanya diam saj a, seakan- akan t idak m endengarnya

Old Deat h duduk dengan t enang. Dia m engeluarkan revolvernya dari saku, m enim angnya lalu m elet akkan benda it u di sam pingnya. Saya pun berbuat yang sam a unt uk berj aga- j aga. Para pengacau it u m erapat kan kepala sat u sam a lain dan berunding, t api m ereka t idak berani lagi m engeluarkan kat a- kat a penghinaan. Sem ua anj ingnya m asih set ia m enunggui m ereka, t api t ent u saj a j um lahnya sudah berkurang sat u. Pem im pinnya m em andang kam i dengan t at apan yang sangat m em usuhi. Tubuhnya m asih bungkuk akibat kej adian kem arin, di m ana dia dilem par oleh Winnet ou keluar j endela dan set elah it u m endapat pukulan keras darinya. Di w aj ahnya pun m asih t erlihat bekas luka akibat pecahan kaca.

Nahkoda dat ang dan m enanyai kam i, sam pai kem ana kam i akan berlayar. Old Deat h m enyebut daerah Colum bus dan kam i m em bayar t iket hingga ke t em pat it u. Jika kam i m au, di sana kam i bisa m em beli t iket unt uk perj alanan selanj ut nya. Tet api Old Deat h berpendapat , Gibson past i t idak akan berlayar sam pai ke Aust in.

Lonceng kapal sudah berbunyi dua kali ket ika seorang penum pang dat ang. Dan orang it u adalah... Winnet ou. Dia m enunggang seekor kuda pacuan I ndian yang sangat gagah dan baru t urun dari kudanya set elah t iba di at as geladak kapal. Dia kem udian m enunt un hew an it u ke bagian burit an. Di sana disediakan t em pat khusus unt uk m enam bat kan kuda. Tem pat it u dilengkapi dengan papan penahan set inggi bahu. Lalu t anpa m em pedulikan siapa pun, dia duduk bersandar pada pagar pengam an di bagian burit an. Para rowdy m engam at i sem ua gerak- geriknya. Mereka berdehem - dehem lalu bat uk- bat uk keras unt uk m em ancing perhat iannya. Tet api gagal. Sam bil bert opang di at as senj at anya, dia duduk t enang dengan posisi agak m enyam ping dan kelihat annya sam a sekali t idak m enanggapi suara m ereka.

Sekarang lonceng kapal dibunyikan unt uk t erakhir kali. Kapal it u m asih m enunggu beberapa saat , barangkali m asih ada penum pang yang dat ang. Kem udian roda- roda kapal berput ar dan kapal pun m ulai bergerak m aj u.

Perj alanan kam i t am paknya am an. Di at as kapal sem uanya t enang hingga kam i t iba di Whart on. Di sana hanya ada seorang penum pang yang t urun t et api sebagai gant inya banyak penum pang yang naik. Old Deat h t urun ke darat selam a beberapa m enit unt uk bert anya t ent ang Gibson kepada seorang agen kapal. Dia m endapat ket erangan bahwa kedua orang yang dim aksud t idak m endarat di t em pat it u. Ket erangan yang sam a j uga diperolehnya di Colum bus. Karena it u kam i harus m em bayar t iket ekst ra dari Colum bus ke La Grange. Jarak dari Mat agorda ke

Colum bus dit em puh kapal dalam wakt u yang kira- kira sam a dengan lim a puluh j am j ika orang berj alan kaki, sehingga ket ika kam i t iba di sana, hari sudah pet ang.

Selam a kurun w akt u it u Winnet ou hanya sekali saj a m eninggalkan t em pat duduknya, yakni unt uk m em beri kudanya air m inum dan bij i j agung.

Kelihat annya para rowdy sudah m elupakan rasa dendam nya t erhadap Winnet ou dan t erhadap kam i. Begit u ada penum pang baru yang naik, m ereka segera m endekat inya. Biasanya m ereka t idak disam but ram ah oleh orang it u. Tapi m ereka lalu m ulai m enj ual idenya yang m enent ang penghapusan sist em perbudakan. Mereka bert anya t ent ang pendapat pribadi orang t ersebut dan m em aki orang yang t idak sepaham dengan m ereka. Kat a- kat a um pat an sepert i “ Terkut uklah orang- orang republik” , “ Pam an orang Negro” , “ Budak yankee” dan m akian lain yang lebih keras keluar dari m ulut m ereka. Akibat nya, t ent u orang- orang it u m enarik diri dan t idak m au berurusan dengan m ereka. I t u j uga yang m enj adi alasan m engapa m ereka kem udian bergabung dengan kam i. Para rowdy t idak berhasil m endapat kan dukungan unt uk m enent ang kam i. Seandainya ada lebih banyak pendukung sesessionis di at as kapal, past i suasana t enang it u akan berubah m enj adi gaduh.

Di Colum bus banyak penum pang yang t urun, t api pada w akt u it u banyak pula penum pang yang naik, yang rupanya suka m em buat huru- hara. Mereka adalah segerom bolan pem abuk, yang j um lahnya sekit ar lim a belas orang. Mereka berj alan t erhuyung- huyung m elew at i pagar pengam an, sehingga m enim bulkan kesan yang sangat j elek. Mereka disam but oleh kaum rowdy dengan sorak gem bira, sedang para penum pang yang baru naik it u langsung bergabung dengan m ereka. Dalam wakt u singkat m akin t erasa bahwa keribut an di at as kapal bert am bah. Orang- orang bej at it u langsung duduk t anpa bert anya t erlebih dulu apakah penum pang lain m erasa t erganggu at as kehadiran m ereka. Mereka bahkan berdesak- desakan di ant ara para penum pang yang sudah duduk t enang di sana, lalu berbuat seakan- akan hendak m enunj ukkan bahwa m erekalah yang berhak duduk di t em pat it u. Kapt en kapal m em biarkan m ereka bert indak sem aunya. Mungkin dia berpendapat , yang t erbaik adalah t idak m em pedulikan m ereka sej auh m ereka t idak m engganggu j alannya kapal, dan dia m em biarkan penum pang lain m em bela diri t erhadap kelom pok pengacau it u. Kapt en it u t idak berpakaian sepert i yankee. Tubuhnya kekar dan dia t idak kelihat an sepert i orang Am erika. Waj ahnya selalu dihiasi senyum . Saya sangat yakin, orang it u ket urunan Jerm an.

Sej um lah besar pendukung aliran sesessionism e it u kem udian pergi ke rest oran kapal. Dari sana t erdengar t eriakan yang m em ekakkan t elinga. Terdengar pula bot ol- bot ol m inum an yang dipecahkan. Tidak lam a kem udian seorang pria kulit hit am yang bekerj a sebagai pelayan rest oran berlari ke luar sam bil m enj erit keras. Dia naik ke ruang kapt en dan m engadu dengan keluhan yang kedengaran Sej um lah besar pendukung aliran sesessionism e it u kem udian pergi ke rest oran kapal. Dari sana t erdengar t eriakan yang m em ekakkan t elinga. Terdengar pula bot ol- bot ol m inum an yang dipecahkan. Tidak lam a kem udian seorang pria kulit hit am yang bekerj a sebagai pelayan rest oran berlari ke luar sam bil m enj erit keras. Dia naik ke ruang kapt en dan m engadu dengan keluhan yang kedengaran

Kini sang kapt en m enunj ukkan w aj ah serius. Dia m em eriksa sebent ar, apakah kapal berlayar pada posisi yang benar, lalu t urun ke baw ah m enuj u rest oran. Dari depan dat anglah kondekt ur m engham pirinya. Keduanya bert em u di dekat kam i sehingga kam i t urut m endengarkan apa yang m ereka bicarakan.

“ Capt ’n,” lapor kondekt ur “ Kit a t idak boleh t erus berdiam diri. Orang- orang it u sedang m erencanakan sesuat u yang j ahat . Suruh orang I ndian it u t urun ke darat ! Mereka ingin m enggant ungnya, karena kem arin dia m em ukul salah seorang dari m ereka. Selain it u ada j uga dua m ukapucat di sini, hanya saya t idak t ahu siapa yang dim aksud. Mereka pun akan dianiaya karena m ereka j uga berada bersam a dia kem arin. Kedua orang it u dit uduh sebagai m at a- m at a Juarez.”

“ Ast aga! Kalau begit u keadaannya kini sudah gawat ! Di m ana kedua orang it u?” dia m em andang sekeliling unt uk m encari.

“ Kam i ada di sini, Sir,” saya m enj aw ab lalu berdiri dan m engham pirinya. “ Anda? Jadi Anda berdua adalah m at a- m at a Juarez? Oh... hancurlah kapal

ini! ” kat anya sam bil m enat ap saya dengan t aj am . “ Saya bukan m at a- m at a! Saya seorang Jerm an dan saya t idak m au m encam puri urusan polit ik negara kalian.” “ Orang Jerm an? Kalau begit u kit a sebangsa. Saya dilahirkan di Neckar. Saya t idak m em biarkan sesuat u t erj adi pada diri Anda. Karena it u saya segera m erapat kan kapal ke t epi supaya Anda bisa m enyelam at kan diri ke t em pat yang am an.”

“ Saya t idak m au t urun dari kapal! Saya harus m eneruskan perj alanan dengan kapal ini dan saya t idak m au m em buang- buang w akt u.” “ Sungguh? Rasanya it u bukan sikap yang bij aksana... t et api t unggu sebent ar! ” Dia pergi m engham piri Winnet ou dan m engat akan sesuat u kepadanya. Orang Apache it u m endengar dengan penuh perhat ian lalu m enggeleng- gelengkan kepala dengan t egas dan segera m em balikkan t ubuhnya. Kapt en it u kem bali ke t em pat kam i dengan waj ah kecew a lalu berkat a,

“ Sudah saya duga sebelum nya. Kulit m erah m em ang keras kepala. Orang

I ndian it u pun t idak m au t urun dari kapal.” “ Jika dem ikian, dia besert a kedua m ukapucat ini akan binasa, sebab pengacau- pengacau it u akan m em bunuh m ereka,” kat a kondekt ur dengan cem as. “ Kit a hanya beberapa orang, karena it u kit a t idak m am pu berbuat apa- apa m elaw an kelom pok sebesar it u.”

Kapt en kapal m enunduk t erm enung. Tet api kem udian t erbayang senyum j enaka di waj ahnya, sepert inya dia t elah m enem ukan j alan keluar yang t epat . Dia berpaling kepada kam i dan berkat a,

“ Saya akan m em perdayai orang- orang it u dengan sat u perm ainan yang t ak akan m ereka lupakan seum ur hidup. Tet api kalian sem ua harus berbuat sesuai dengan perint ah saya. Dan j angan sekali- kali m enggunakan senj at a. Sim panlah sem ua senapan kalian di bawah t em pat duduk di dekat pelana. Mem berikan perlawanan hanya akan m em buat suasana bert am bah keruh.”

“ All devils! Jadi apakah kam i harus m em biarkan diri disiksa, Mast er?” t anya Old Deat h penasaran. “ Tidak. Engkau m elawan t et api dengan sikap pasif! Pada saat yang t epat siasat ini akan berfungsi baik. Kit a akan m enceburkan bedebah- bedebah it u ke dalam air dingin. Percayakan sem uanya kepada saya! Tidak ada wakt u lagi unt uk penj elasan lebih rinci. Lihat , m ereka sudah dat ang m endekat .”

Benar, gerom bolan it u kini naik dari rest oran. Kapt en segera berbalik m eninggalkan kam i dan m em bisikkan perint ah kepada kondekt ur. Dengan segera kondekt ur bergegas m endat angi j uru m udi kapal. Di sam ping j uru m udi berdiri dua orang anak buah kapal. Tidak lam a kem udian saya m elihat orang it u m endekat i kelom pok penum pang yang dari t adi t idak t erlibat dalam huru- hara dan m em bisikkan beberapa pet unj uk kepada m ereka. Saya t idak bisa t erus m em perhat ikan dia karena saya dan Old Deat h lebih disibukkan oleh kaum sesessionis yang m endekat . Hanya sej auh yang saya perhat ikan, sepuluh m enit sesudahnya para penum pang it u bergerak dan berkum pul bersam a di burit an kapal.

Sam bil m eninggalkan rest oran dalam keadaan m abuk, pengacau- pengacau it u dat ang m engepung kam i berdua. Sepert i pet unj uk kapt en, kam i sudah m elepaskan senj at a kam i.

“ I ni dia orangnya! ” seru pem im pinnya sam bil m enunj uk saya. “ Seorang m at a- m at a dari negara Ut ara yang berpihak pada Juarez. Kem arin dia m asih berkeliling dengan m engenakan pakaian a la gent lem an. Hari ini dia sudah m em akai pakaian berburu. Unt uk apa dia harus m engubah penam pilannnya? Anj ing saya dibunuhnya dan kedua orang ini m engancam kit a dengan revolver kem arin.”

“ Benar, dia seorang m at a- m at a! ” t eriak t em an- t em annya yang lain bersahut - sahut an. “ Bukt inya dia t elah m enggant i pakaiannya unt uk m enyam ar. Dan dia orang Jerm an. Bent uklah sebuah dewan pengadilan. Dia harus segera digant ung! Hancurlah negara- negara Ut ara, orang- orang yankee dan para pengikut nya! ”

“ Apa yang t erj adi di sit u, gent lem en?” seru kapt en dari at as. “ Saya m enginginkan suasana t enang dan t ert ib di at as kapal. Jangan m engganggu penum pang lain! ”

“ Diam ! ” bent ak seorang dari ant ara m ereka. “ Kam i j uga m enginginkan suasana t enang dan kam i akan berusaha m encipt akannya. Apakah Anda berpikir, m engangkut seorang m at a- m at a di at as kapal t erm asuk kewaj iban Anda?”

“ Saya m em punyai kewaj iban unt uk m engant ar sem ua orang yang sudah m em bayar t iket . Seandainya ada pem im pin sesessionis dat ang kepada saya, m ereka pun boleh m enum pang kapal, asalkan m ereka m em bayar t iket dan m enunj ukkan et iket baik. I t ulah prinsip yang saya pegang. Dan j ika kalian m elanggar at uran ini dengan perilaku yang m eresahkan, m aka saya akan m enurunkan kam u ke darat dan kalian bisa m encari j alan sendiri unt uk sam pai ke Aust in.”

Mereka m enanggapinya dengan gelak t awa sinis. Sem ent ara it u, saya dan Old Deat h sem akin dikurung sehingga kam i t idak lagi m erasa t enang. Tent u saj a kam i m enent angnya, t api suara kam i t ert elan oleh t eriakan hiruk- pikuk kaw anan it u. Mereka lalu m endorong kam i dari t em pat it u ke geladak at as, sam pai ke t em pat cerobong asap. Pada t iang it u kam i akan diikat . Di sana t erlihat beberapa cincin besi dan di baw ahnya t ergant ung t ali yang besar, yang t am paknya sangat prakt is unt uk m enggant ung seseorang. Orang hanya perlu m eregangkan t ali it u dan m engalungkannya ke leher kam i, supaya kam i t erangkat ke at as. Di t em pat it u dibent uk sebuah barisan m elingkar dan sebuah dew an pengadilan yang akan m em ut uskan t ent ang nasib kam i. Dew an pengadilan sepert i ini hanya m em buat orang t ert awa lucu. Saya yakin, keparat - keparat it u t idak akan bert anya, m engapa kam i hanya diam bergem ing dan t idak m elaw an. Mereka t ahu bahw a kam i m em iliki pisau dan revolver, w alaupun kam i t idak m enggunakannya. Tent u ada alasan di baliknya.

Old Deat h berj uang keras supaya t et ap kelihat an t enang. Berkali- kali t angannya bergerak m eraba sabuk senj at anya unt uk m encabut senj at a. Tapi begit u t at apan m at anya beradu dengan kapt en, sang kapt en m em berikan isyarat m elarang.

“ Baiklah,” kat a Old Deat h kepada saya dalam bahasa Jerm an supaya orang- orang it u t idak paham . “ Saya akan m enurut . Tet api j ika m ereka bert indak berlebihan, m aka dalam sem enit kedua puluh em pat peluru kit a akan bersarang di t ubuh m ereka. Anda boleh m enem bak j ika saya lebih dulu m em ulainya! ”

“ Kalian dengar it u?” t eriak seorang rowdy yang sering disebut - sebut sebelum nya. “ Mereka berbicara dalam bahasa Jerm an. Kini t erbukt i bahw a “ Kalian dengar it u?” t eriak seorang rowdy yang sering disebut - sebut sebelum nya. “ Mereka berbicara dalam bahasa Jerm an. Kini t erbukt i bahw a

Usul it u dit erim a dengan sorak yang riuh rendah. Kapt en m em berikan m ereka sebuah peringat an keras, t et api m ereka m alahan m enert awakannya. Lalu m ereka berunding, siapakah yang harus digant ung lebih dulu, Winnet ou at aukah kam i. Mereka m em ut uskan unt uk m endahulukan Winnet ou. Maka pem im pinnya m engirim dua orang unt uk m enj em put orang I ndian it u.

Karena dikelilingi oleh orang banyak, kam i t idak bisa m elihat Winnet ou. Tapi t iba- t iba t erdengar sebuah j erit an keras. Rupanya Winnet ou m em ukul j at uh seorang di ant ara kedua perusuh it u dan m enceburkan yang lainnya ke dalam air. Kem udian dia m asuk bersem bunyi di dalam kabin kondekt ur yang t erlet ak di ruang m esin. Ruangan ini m em iliki j endela kecil dan dari celah kecil ini t am pak uj ung senapan Winnet ou m enyem bul keluar. Tent u saj a ulahnya ini m em buat suasana m enj adi ribut . Sem ua berlari ke sisi kapal dan orang bert eriak agar si kapt en m enyuruh seseorang t urun ke air m enggunakan sekoci penolong unt uk m enyelam at kan pria yang sial it u. Dia m enurut dan segera m em berikan t anda kepada seorang anak buah kapal. Orang it u m elom pat ke at as sekoci penolong, m elepaskan t ali dari gant ungannya lalu segera m endayung ke t em pat korban. Syukurlah pria naas it u bisa berenang sedikit dan berj uang supaya t idak t enggelam .

Saya berdiri sendirian bersam a Old Deat h. Unt uk sem ent ara para rowdy sudah lupa pada rencananya unt uk m enggant ung kam i. Kam i m elihat , t at apan j uru m udi kapal dan sem ua anak buah kapal t ert uj u kepada sang kapt en. Dia m elam baikan t angannya supaya kam i m endekat lalu berkat a dengan suara lirih,

“ Perhat ian, Mesch'schurs 19 ! Sekarang saya akan m em andikan m ereka. Apa pun yang akan t erj adi, kalian harus t et ap t inggal di at as kapal. Tapi kalian harus

bert eriak sekeras m ungkin! ” Dia m enyuruh m em at ikan m esin kapal. Dan kapal bergerak perlahan- lahan m undur m enuj u ke pinggir sungai sebelah kanan. Di sana ada sebuah t em pat , di m ana airnya t am pak beriak, karena dasar sungai yang landai. Mem ang dari t em pat it u hingga ke pinggir sungai airnya t idak dalam . Sekali lagi kapt en m em berikan isyarat , j uru m udi m engangguk t ersenyum dan m em biarkan kapal bergerak m enabrak onggokan pasir di perairan yang dangkal it u. Terdengar bunyi derak.

Logat Barat , asal kat a Perancis: Tuan- t uan.

Sebuah bent uran yang cukup keras sehingga sem ua penum pang t erhuyung- huyung, bahkan ada yang j at uh t erpent al. Dan t iba- t iba kapal t idak lagi bergerak. Hal ini m am pu m engalihkan perhat ian orang- orang dari sekoci penolong di at as air dan m ereka sangat cem as kalau kapal akan karam . Sekelom pok penum pang yang sebelum nya sudah diberit ahu oleh kondekt ur bert eriak ket akut an, seolah- olah kini m ereka sedang m enghadapi bahaya m aut . Sem ent ara it u penum pang lain, yang percaya bahwa t elah t erj adi kecelakaan j uga ikut m enj erit hist eris. Kem udian m uncullah seorang anak buah kapal. Sam bil berlari dia m endat angi kapt en dan m elapor dengan penuh ket akut an,

“ Capt ’n, air m asuk ke dalam ruangan kapal! Lunas kapal sudah t erbelah dua. Dalam dua m enit kapal ini akan karam .” “ Kit a akan t enggelam ! ” t eriak kapt en. “ Selam at kan diri m asing- m asing! Dari sini hingga ke t epi sungai airnya t idak dalam . Ayo, t erj unlah segera! ” Dia berlari t urun m eninggalkan t em pat nya, m elepaskan baj u, rom pi sert a t opinya lalu m em buka sepat u dengan t ergesa- gesa kem udian m elom pat ke sungai. Dalam nya air hanya sebat as lehernya.

“ Lom pat , lom pat lah segera! ” t eriaknya dari dalam air. “ Mum pung m asih ada wakt u. Jika kapal sudah t enggelam , m aka kam u sem ua akan t erkubur dalam pusaran air! ”

Tak seorang pun dari m ereka yang m enyangka bahwa kapt en it ulah yang m ula- m ula m enyelam at kan diri dan lebih dahulu m em buka pakaiannya. Tiba- t iba m ereka dihinggapi oleh rasa kepanikan yang hebat , lalu berloncat an dari kapal dan cepat - cepat berenang ke t epi sungai. Karena begit u panik m ereka t idak m em perhat ikan bahwa sebenarnya kapt en berenang ke sisi lain dari kapal lalu m em anj at t angga t ali yang digant ung di sana. Sekarang kapal t elah dikosongkan dari kaw anan it u. Jika sat u m enit sebelum nya suasana diliput i oleh kepanikan, m aka kini t erdengar suara gelak t awa orang- orang di at as kapal.

Ket ika para rowdy yang m enyelam at kan diri sudah naik ke darat , kapt en m em beri perint ah supaya m esin kem bali dihidupkan. Bagian bawah kapal yang lebar dan keras t idak m engalam i kerusakan sedikit pun. Dan kapal pun m ulai bergerak m aj u seiring put aran roda. Sam bil m elam bai- lam baikan baj u sebagai bendera, sang kapt en bert eriak ke seberang sungai,

“ Farewell, gent lem en! Apabila kalian m asih ingin m em bent uk dew an pengadilan, m aka gant ung saj a diri kalian sendiri. Sem ua barang kalian yang m asih t ert inggal di at as kapal akan saya t urunkan di La Grange. Kalian bisa m engam bilnya sendiri di sana! ”

Bisa dibayangkan bagaim ana reaksi m ereka t erhadap olok- olok yang m em alukan it u. Mereka bert eriak dengan geram lalu m enant ang kapt en supaya m em biarkan m ereka kem bali lagi ke kapal. Mereka bahkan m engancam dia akan m elapor ke polisi at au m enem bak m at i sert a ancam an- ancam an lain. Kem udian dengan beberapa senj at a yang t adi t idak basah t erkena air, m ereka m enem bak ke arah kapal. Tet api t idak t im bul kerusakan. Akhirnya seorang di ant aranya bert eriak kepada kapt en dengan sangat m arah,

“ Anj ing! Kam i akan m enunggu sam pai kam u kem bali ke t em pat ini dan kam i akan m enggant ungm u pada cerobong asap di kapalm u sendiri! ” “ Well, Sir! Naiklah segera kem ari! Tapi sebelum nya sam paikan salam saya buat Jenderal Mej ia dan Marquez! ” Sekarang m esin kapal kem bali panas dan kam i pun m elaj u dengan kecepat an t inggi unt uk m engej ar w akt u yang sudah t erbuang.