BAB D UA KLEKI H - PETRA

BAB D UA KLEKI H - PETRA

Ket ika it u kam i berada di penghuj ung m usim gugur yang cerah di Am erika Ut ara dan sudah lebih dari t iga bulan kam i bekerj a. Tet api pekerj aan kam i belum j uga selesai, sem ent ara seksi- seksi lainnya kebanyakan sudah pulang ke rum ahnya. Ada dua alasannya.

Pert am a, kam i bekerj a di daerah yang sulit . Rel keret aapi harus dibangun m enyusuri aliran Sungai Canadian m elewat i padang prairie. Jadi j alur keret a akan dibangun sam pai ke m at a air sungai it u. Padahal m enurut rancangan, j alur it u seharusnya dibangun dari New Mexico m elalui deret an lem bah dan bukit . Seksi kam i bekerj a ant ara Sungai Canadian dan New Mexico dan kam i harus t erlebih dahulu m enem ukan arah yang t epat . Unt uk it u kam i harus sering m enghabiskan w akt u unt uk berkuda guna m elakukan penj elaj ahan yang m elelahkan dan pengukuran- pengukuran sebagai perbandingan sebelum kam i dapat m engerj akan pekerj aan yang sesungguhnya. Selain it u, keadaan m akin dipersulit karena t ernyat a kam i bekerj a pada t em pat yang sangat berbahaya. Di t em pat it u berkeliaran suku- suku Kiow a, Com anche, dan Apache yang sam a sekali t idak m au m enerim a bahw a keret aapi akan m elalui daerah yang dianggap m iliknya. Kam i harus sangat berhat i- hat i dan w aspada. Tent u saj a hal it u sangat m em persulit sert a m em perlam bat kerj a kam i.

Unt uk m enghindari suku- suku I ndian ini, kam i t idak diperkenankan unt uk berburu karena past i kam i akan m eninggalkan j ej ak yang bisa dibaca oleh orang

I ndian. Kam i m endat angkan sem ua kebut uhan dari Sant a Fé yang diangkut dengan pedat i. Sayangnya pengangkut an kirim an t ersebut t idak t ent u, sehingga kam i seringkali t idak bisa m elanj ut kan pekerj aan karena harus m enunggu kedat angan pedat i- pedat i it u.

Alasan kedua, kerj asam a anggot a dalam t im . Sepert i sudah disinggung, di St . Louis saya disam but dengan baik oleh I nsinyur Kepala dan ket iga surveyor. Sam but an ini m em buat saya berharap, bahwa kam i bisa bekerj asam a dengan baik dan sukses. Ternyat a saya dikecewakan.

Ternyat a t em an- t em an sekerj a it u adalah yankee t ulen, yang m em andang saya sebagai greenhorn, ‘Dut chm an 1 yang t idak berpengalam an, dan m enghina

saya dengan sebut an it u. Mereka ingin m enerim a gaj i t et api t idak ingin bekerj a

Nam a olok- olok unt uk orang Jerm an Nam a olok- olok unt uk orang Jerm an

Mr. Bancroft , sang I nsinyur Kepala adalah yang paling t erpelaj ar di ant ara m ereka. Sayangnya, dia gem ar m inum brandy 2 . Sudah beberapa t ong m inum an

yang m em abukkan it u dikirim dari Sant a Fé. Sej ak saat it u dia lebih m em perhat ikan brandynya ket im bang peralat an pengukuran. Pernah t erj adi, dia t ergelet ak di t anah dalam kondisi m abuk berat set engah hari lam anya. Riggs, Marcy dan Wheeler, ket iga surveyor it u dan j uga saya harus ikut m em bayar m inum an it u set elah m ereka berlom ba m inum dengan Bancroft . Bisa dibayangkan, orang- orang ini pun seringkali berada di bawah pengaruh m inum an keras it u. Karena saya t idak m inum set et es pun, t ent u saj a saya sat u- sat unya yang bekerj a. Sem ent ara it u m ereka yang berada di bawah pengaruh alkohol hanya bisa m eneguk m inum an it u lalu t ert idur. Menurut saya, Wheeler adalah orang yang paling baik di ant ara m ereka, karena dia m engert i, bahwa saya bekerj a keras unt uk m ereka padahal it u bukan kew aj iban saya. Dalam kondisi sepert i it u w aj ar bila pekerj aan kam i t idak cepat selesai.

Kelom pok lainnya j uga t idak bisa diharapkan. Ket ika kam i t iba di t em pat kam i berkum pul, kam i m enj um pai dua belas w est m an yang t elah m enunggu kedat angan kam i. Sebagai pendat ang baru, m ula- m ula saya sangat m enghargai m ereka. Tet api segera saya t ahu, bahwa saya bekerj a dengan orang- orang yang berm oral sangat rendah.

Mereka seharusnya m elindungi dan m em bant u pekerj aan kam i. Unt unglah selam a t iga bulan penuh t idak t erj adi apa yang saya khawat irkan karena m endapat perlindungan yang kurang am an. Sem ent ara it u m engenai prest asi kerj a m ereka dapat saya kat akan dengan penuh keyakinan, bahw a kedua belas pem alas t erparah dari Am erika ini hanya bisa bersenang- senang.

Bet apa m enyedihkan harus m enegakkan kedisiplinan dalam sit uasi sepert i it u! Bancroft diberi gelar dan m enerim a t ugas sebagai seorang pem im pin dan dia pun bert ingkah laku dem ikian. Nam un t idak seorang pun m em at uhinya. Jika dia m em beri perint ah, orang m alah m enert awakannya. Karena it u dia m engeluarkan

Sej enis m inum an keras.

kat a m akian yang j arang saya dengar, lalu m engham piri t ong brandy unt uk m elam piaskan kekesalannya. Riggs, Marcy dan Wheeler pun t idak j auh berbeda kelakuannya. Karena it u sebenarnya saya m em punyai alasan yang sangat kuat unt uk m engam bil alih pim pinan. Saya m em ang m elakukannya t et api dengan cara yang t idak kent ara. Seorang pem uda yang t idak berpengalam an sepert i saya t ent u saj a t idak akan dihorm at i sungguh- sungguh oleh orang- orang it u. Seandainya saya begit u berani berkat a dengan nada m em erint ah, m aka past i saya akan dit ert awakan. Tidak, saya harus bert indak dengan t enang dan berhat i- hat i, kira- kira sepert i seorang wanit a yang cerdik, yang t ahu cara m engendalikan suam i yang nakal, t anpa sepenget ahuan si suam i. Set iap hari saya dipanggil greenhorn kira- kira sepuluh kali oleh para w est m an yang set engah liar dan sulit diat ur ini. Tet api t anpa sadar m ereka m enurut i perint ah saya. Dengan sengaj a saya m em biarkan m ereka berpikir, bahw a m ereka m engikut i keinginannya sendiri.

Dalam urusan it u saya m endapat bant uan yang besar dari Sam Hawkens, dan kedua sahabat nya yakni Dick St one sert a Will Parker. Ket iga orang ini sangat j uj ur dan m ereka j uga pem buru yang berpengalam an, cerdik dan berani. Pada wakt u pert em uan pert am a kam i di St . Louis, sifat - sifat it u t idak nam pak pada diri Sam . Nam a m ereka t erkenal di m ana- m ana. Mereka sering berpihak kepada saya dan m enarik diri dari orang lain t anpa m em buat orang- orang it u m erasa t ersinggung. Terlebih- lebih Sam , dia bisa m enarik perhat ian kelom pok yang m em bangkang it u sepert i apa yang dia inginkan, m eskipun dengan caranya yang aneh. Walaupun set iap kali dia m em erint ahkan sesuat u dengan suara yang set engah keras dan agak lucu, t et api hal it u selalu dikerj akan oleh m ereka sehingga t ugas saya m enj adi ringan.

Ant ara saya dan Sam diam - diam t elah t erj alin hubungan bat in, saya m engart ikan hubungan it u sebagai sebuah dukungan m oril. Dia selalu m elindungi saya, dan bagi saya, dia sepert i seseorang yang t idak perlu dit anyai apakah dia set uj u at au t idak. Saya hanya seorang greenhorn sem ent ara dia adalah seorang w est m an yang berpengalam an, yang kat a- kat a dan t indakannya harus saya t urut i. Set iap saat j ika ada wakt u dan kesem pat an, dia m em beri saya pelaj aran t eori dan prakt ek yang diperlukan di dunia Wild West dan harus dikuasai. Walau kelak saya m endapat pelaj aran yang lebih t inggi dari Winnet ou, harus saya akui bahwa Sam Hawkenslah guru yang m elet akkan dasar bagi pendidikan saya. Sam bahkan m engaj ari saya m elem par lasso dan m engij inkan saya berlat ih m elem par senj at a berbahaya ini pada t ubuhnya yang kecil dan pada kudanya. Ket ika saya sem akin berkem bang dan suat u hari berhasil m engalungkan j erat pada set iap lem paran, dia sangat kegirangan dan berseru,

“ Ya it u bagus, t uan m uda, begit ulah caranya! Tet api j angan m enj adi som bong! Seorang kepala sekolah kadang- kadang harus m em uj i m uridnya yang paling bodoh, agar m urid it u belaj ar keras dan t idak m engulang kelas. Saya sudah m enj adi guru beberapa w est m an m uda sepert i Anda. Mereka m em pelaj arinya j auh lebih m udah dan j auh lebih cepat m em aham i daripada Anda. Tet api kalau Anda t erus berlat ih, m ungkin saj a orang t idak perlu m enyebut Anda greenhorn lagi set elah enam at au delapan t ahun. Sam pai di sini Anda boleh m erasa senang dengan pengalam an sebelum nya, bahwa seorang t olol sekali pun bisa m enyam ai at au bahkan m elebihi seorang yang ahli, kalau saya t idak salah! ”

Dia t am paknya m engat akan it u dengan sungguh- sungguh dan saya pun m endengarnya dengan seksam a, t et api saya t ahu bet ul, sebenarnya dia berm aksud lain.

Dari sem ua pelaj aran ini, prakt eklah yang paling saya senangi. Seandainya Sam Hawkens t idak ada, saya begit u disibukkan oleh pekerj aan sehingga saya t idak bisa m enyem pat kan diri unt uk berlat ih ket ram pilan yang seharusnya dim iliki oleh seorang pem buru prairie. Di sam ping it u kam i berlat ih secara diam - diam . Lat ihan ini selalu dilakukan di t em pat yang sangat j auh dari perkem ahan, sehingga orang lain t idak bisa m elihat kam i. Sam m em ang m enginginkan dem ikian. Ket ika suat u saat saya m enanyakan alasannya, dia m enj awab,

“ Sem uanya dem i Anda, Sir. Anda kurang t eram pil dalam perkara sepert i it u, sehingga saya bahkan harus m erasa m alu dengan kem am puan Anda j ika orang- orang lain m elihat kit a. Nah, sekarang Anda t ahu alasannya, hihihihi. Cam kanlah it u baik- baiki! ”

Akibat nya seluruh anggot a kelom pok m enganggap saya t idak bisa m em egang senj at a at au berkelahi. Tet api hal it u t idak m em buat saya sakit hat i. Meskipun ada kendala- kendala yang m engganggu pekerj aan kam i sepert i yang sudah disebut kan sebelum nya, nam un akhirnya pekerj aan kam i m engalam i kem aj uan, sehingga m ungkin sem inggu lagi kam i sudah bisa m elanj ut kan ke seksi berikut nya. Unt uk m enyam paikan hal it u, kam i harus m engirim seorang kurir. Bancroft m enj elaskan, bahwa dia akan m elakukannya sendiri dengan m em bawa sert a salah seorang w est m an sebagai pem andu. Penyam paian berit a sepert i it u sudah biasa, karena kam i harus selalu berkom unikasi, baik dengan seksi sebelum nya m aupun dengan seksi sesudahnya. Baru set elah it u saya t ahu, bahw a insinyur yang m enj adi pem im pin kam i adalah seorang yang sangat raj in.

Pada hari Minggu pagi ket ika Bancroft akan berangkat , dia m enganggap pent ing unt uk m engadakan pest a perpisahan dengan acara m inum - m inum yang harus diikut i oleh sem ua orang. Saya sendiri t idak diundang dan Hawkens, St one, Pada hari Minggu pagi ket ika Bancroft akan berangkat , dia m enganggap pent ing unt uk m engadakan pest a perpisahan dengan acara m inum - m inum yang harus diikut i oleh sem ua orang. Saya sendiri t idak diundang dan Hawkens, St one,

Apa yang bisa diperbuat sekarang? Kurir harus berangkat dan para pem abuk it u t ert idur sam pai sore. Sat u- sat unya j alan t erbaik, sayalah yang harus berangkat . Tet api bisakah saya pergi? Saya yakin, selam a em pat hari kepergian saya, pekerj aan kam i akan t ert unda. Ket ika saya berunding dengan Sam Hawkens t ent ang hal it u, dia m enunj uk dengan t angannya ke arah barat dan berkat a,

“ Anda t idak perlu berangkat , Sir. Anda bisa m enit ip pesan pada kedua orang yang dat ang it u .” Ket ika m em andang ke arah yang dit unj uk, saya m elihat dua orang penunggang kuda sedang m endekat i kam i. Keduanya berkulit put ih, yang seorang saya kenal sebagai scout ( pencari j ej ak) . Dia t elah beberapa kali m engant ar berit a kepada kam i dari seksi t erdekat . Di sam pingnya ada seorang penunggang yang lebih m uda. Dia t idak berpakaian sepert i seorang pem buru prairie. Saya belum pernah m elihat nya, dan pergi m enyam but m ereka. Ket ika sudah berhadapan, m ereka m enghent ikan kudanya. Orang yang t idak saya kenal it u m enanyakan nam a saya. Ket ika saya m enyebut kannya, dia m em perhat ikan saya dengan pandangan ram ah dan berkat a,

“ Jadi, Anda pem uda Jerm an yang m engerj akan sem ua pekerj aan di sini, sem ent ara yang lain berbaring berm alas- m alasan. Anda akan t ahu, siapa saya kalau saya sebut kan nam a saya, Sir! Nam a saya Whit e.”

Whit e adalah nam a kepala seksi t erdekat di sebelah barat . Kam i akan m engirim kurir kepadanya. Past i dia sendiri m em punyai alasan, m engapa dia sendiri yang dat ang. Dia t urun dari kuda, m enj abat t angan saya dan m elayangkan pandangannya ke arah perkem ahan. Ket ika dia m elihat para pem abuk di belakang sem ak- sem ak dengan t ong brandy, dia t ersenyum sinis.

“ Mereka m abuk ?” t anya dia. Saya m engangguk. “ Sem ua?” “ Ya. Mr. Bancroft berniat ke t em pat Anda, nam un sebelum nya ada pest a

kecil, pest a perpisahan dengan m inum - m inum . Saya akan m em bangunkan dia dan …“

“ Jangan! ” dia m em ot ong pem bicaraan saya. Biarkan m ereka t idur! Saya senang bisa bicara dengan Anda t anpa didengar oleh m ereka. Marilah kit a m enyingkir dan j angan m em bangunkan m ereka! Siapa ket iga pria yang berdiri di sam ping Anda?”

“ Sam Haw kens, Will Parker dan Dick St one. Mereka adalah scout yang sangat handal.” “ Ah, Haw kens, pem buru kecil yang hebat it u. Dia seorang pem buru yang t angkas! Saya sudah m endengar t ent ang dia. Ket iganya boleh bergabung dengan kit a.”

Saya m enurut i perint ah it u dan m elam baikan t angan pada m ereka. Kem udian saya bert anya, “ Anda dat ang sendiri, Mr. Whit e. Apakah ada sesuat u yang pent ing, yang Anda baw a unt uk kam i?” “ Tidak ada, saya hanya ingin m em eriksa dan saya j uga ingin berbicara dengan Anda. Pekerj aan di seksi kam i sudah selesai, sedangkan di seksi Anda belum .”

“ Penyebabnya adalah m edan yang sulit dan saya ingin …” “ Saya t ahu, saya t ahu! ” dia m em ot ong kalim at saya. ” Saya sudah t ahu

sem uanya. Kalau saj a Anda t idak bekerj a keras t iga kali lipat daripada yang seharusnya, m aka pekerj aan Bancroft past i m asih belum m aj u.”

“ Bukan begit u, Mr. Whit e. Saya t idak t ahu, bagaim ana Anda bisa berpendapat keliru sepert i it u. Saya bukan sat u- sat unya yang raj in. I t u m em ang kewaj iban saya …”

“ Tenang, Sir, t enang! Ada kurir yang selalu m em bawa berit a dari seksi Anda kepada seksi kam i dan sebaliknya. Saya t elah m em ancing ket erangan dari m ereka, t anpa m ereka sadari. Anda sangat rendah hat i, Anda ingin m elindungi para pem abuk ini. Tet api saya ingin m enget ahui kebenarannya. Sekarang saya m enyaksikan sendiri, bahwa Anda begit u baik unt uk bert erus t erang t ent ang m ereka. Karena it u, saya t idak akan m enanyai Anda. Saya akan bert anya kepada Sam Hawkens saj a. Mari kit a duduk di sini! ”

Kam i m endekat ke kem ah. Dia duduk di rum put di depan kem ah dan m em beri isyarat dengan t angannya kepada kam i agar m elakukan hal yang sam a. Ket ika kam i sudah duduk, dia m ulai bert anya kepada Sam Hawkens, St one dan Parker. Mereka m encerit akan sem ua kebenaran kepada Mr. Whit e t anpa m elebih- lebihkan. Nam un kadang- kadang saya m em berikan kom ent ar unt uk m enghaluskan kenyat aan yang sebenarnya dan unt uk m em bela rekan- rekan sekerj a saya. Nam un Kam i m endekat ke kem ah. Dia duduk di rum put di depan kem ah dan m em beri isyarat dengan t angannya kepada kam i agar m elakukan hal yang sam a. Ket ika kam i sudah duduk, dia m ulai bert anya kepada Sam Hawkens, St one dan Parker. Mereka m encerit akan sem ua kebenaran kepada Mr. Whit e t anpa m elebih- lebihkan. Nam un kadang- kadang saya m em berikan kom ent ar unt uk m enghaluskan kenyat aan yang sebenarnya dan unt uk m em bela rekan- rekan sekerj a saya. Nam un

Kem udian set elah dia m enget ahui sem uanya, dia m em int a saya unt uk m enunj ukkan gam bar- gam bar dan cat at an harian kam i. Sebenarnya saya t idak m au m em enuhi keinginannya. Tet api agar dia t idak t ersinggung saya m elakukannya j uga karena saya t ahu dia berm aksud baik. Dia m em eriksa sem uanya dengan seksam a dan ket ika dia bert anya pada saya, saya t idak bisa berbohong bahwa saya sendirilah yang m enggam bar dan m enulis. Nyat anya t idak seorang pun dari rekan kerj a saya yang m enggoreskan pena at au m enuliskan sebuah huruf.

“ Tet api dari cat at an harian ini t idak t erlihat , berapa j auh pengukuran yang dibuat oleh m asing- m asing,” kat anya. “ Anda sudah t erlalu baik t erhadap t em an- t em an Anda.”

Ket ika it u Sam Hawkens m em perhat ikan dengan w aj ah yang cerdik. “ Rogoh saj a sakunya, Mr. Whit e! Di sana t erdapat kaleng bekas ikan sardin.

I kan sardin sudah dikeluarkan dan kini di dalam nya diisi kert as- kert as. Past i it u buku harian pribadi, kalau saya t idak salah. I si buku harian it u past i sangat berbeda dengan isi laporan resm i. Dalam laporan resm i dia m enut up- nut upi kem alasan rekan- rekan sekerj anya.”

Sam t ahu bahwa saya m em buat cat at an- cat at an pribadi dan m elet akkannya di dalam kaleng sardin yang sudah kosong. Saya m erasa t idak enak karena Sam m engat akan hal it u. Whit e m em int a saya unt uk m enunj ukkan cat at an it u padanya. Apa yang harus saya lakukan? Pant askah saya m elindungi t em an- t em an yang m em aksa saya harus m em bant ing t ulang unt uk m ereka t anpa pam rih, sem ent ara m ereka hanya diam saj a? Saya t idak akan m erugikan m ereka. Selain it u rasanya t idak sopan m enolak perm int aan Whit e. Karena it u, saya m enyerahkan buku harian saya kepadanya, t et api dengan syarat dia t idak boleh m engat akan kepada siapa pun t ent ang isinya.

Dia m em baca buku harian it u, m engem balikannya kepada saya dan berkat a, “ Sebenarnya saya harus m em bawa cat at an- cat at an ini dan m enyerahkannya

kepada orang yang berwenang. Rekan- rekan kerj a Anda adalah orang- orang yang t idak m am pu dan t idak layak dibayar sat u dollar pun. Sebaliknya Anda, m est inya Anda dibayar t iga kali lipat . Tet api, t erserah Anda. Saya hanya m int a perhat ian Anda, sebaiknya Anda m enyim pan cat at an pribadi ini dengan baik. Kelak cat at an ini akan sangat berm anfaat . Sekarang m ari kit a bangunkan orang- orang t erhorm at it u.”

Dia berdiri dan m em buat keribut an. Para gent lem en it u m uncul dari balik sem ak dengan pandangan kosong dan waj ah yang kusut . Bancroft hendak m arah karena keribut an it u m enggangu t idurnya. Tet api dia berubah sopan ket ika saya m engat akan, bahwa Mr. Whit e dari seksi t erdekat dat ang. Keduanya belum pernah bert em u. Mula- m ula Bancroft m enawari t am unya segelas brandy. Tet api dia m enawari orang yang salah. Whit e segera m enggunakan t awaran ini sebagai alasan unt uk m enyindir. Sindiran sepert i it u past i belum pernah dilont arkan orang lain sebelum nya kepada Bancroft . Karena m erasa heran dia diam sej enak, kem udian dia m engham piri Whit e, m em egang lengannya dan bert eriak,

“ Tuan, kat akan segera siapa nam a Anda?” “ Nam a saya, Whit e. Anda past i sudah pernah m endengarnya.” “ Dan kedudukan Anda?” “ I nsinyur Kepala dari seksi t erdekat .” “ Apakah ada seseorang di ant ara kam i yang boleh m em beri perint ah di seksi

Anda?” “ Saya kira t idak.” “ Nah! Nam a saya Bancroft dan saya I nsinyur Kepala di seksi ini. Juga t idak

seorang pun dari seksi Anda boleh m em erint ah saya, t erm asuk Anda, Mr. Whit e.” “ Mem ang benar bahwa kedudukan kit a sam a,” kat a Whit e dengan t enang. “ Tidak seorang pun dari kit a harus m enerim a perint ah dari orang lain. Tet api kalau yang seorang m elihat bahw a yang lain it u m erugikan usaha yang seharusnya dikerj akan bersam a- sam a, m aka dia berkewaj iban m engingat kan yang bersangkut an akan kesalahannya. Tam paknya wakt u hidup Anda banyak dihabiskan bersam a brandy. Saya hit ung, di sini ada lim a belas orang yang m abuk ket ika saya t iba di sini dua j am yang lalu, dan …..”

“ Dua j am yang lalu?” Bancroft m em ot ong pem bicaraannya. “ Jadi sudah lam a Anda berada di sini?” “ Mem ang, saya t elah m elihat pet a- pet a rancangan dan saya pun sudah m endapat penj elasan t ent ang siapa yang t elah m elakukannya. I ni m em ang benar- benar kehidupan pem alas. Hanya ada seorang yang m engerj akan seluruh pekerj aan, yait u dia yang t erm uda di ant ara Anda sem ua! ”

Bancroft berpaling pada saya dan m endengus. “ Past i Andalah yang m engat akan hal it u dan bukan orang lain! Berbohonglah

sekali lagi! Dasar pem bohong, penghianat ! ” “ Bukan,” j awab Whit e. “ Rekan m uda ini j ust ru t elah bert indak sebagai gent lem an dan dia hanya m engat akan hal- hal yang baik t ent ang Anda. Malahan dia sekali lagi! Dasar pem bohong, penghianat ! ” “ Bukan,” j awab Whit e. “ Rekan m uda ini j ust ru t elah bert indak sebagai gent lem an dan dia hanya m engat akan hal- hal yang baik t ent ang Anda. Malahan dia

“ Mint a m aaf? Tidak akan! ” kat a Bancroft sam bil t ert awa m engej ek. “ Greenhorn ini t idak bisa m em bedakan segit iga dari segi em pat , t et api dia berlagak sepert i seorang surveyor. Pekerj aan ini belum selesai karena sem ua yang dia lakukan salah dan kam i harus m em bet ulkannya. Kalau dia m em fit nah dan m enj elek- j elekkan kam i pada Anda, m aka….”

Dia berhent i bicara. Berbulan- bulan saya bersabar dan m em biarkan orang- orang ini seenaknya berpendapat t ent ang saya. Kini t iba saat nya unt uk m enunj ukkan kepada m ereka, bahwa m ereka keliru. Saya m em egang lengan Bancroft dan m enj epit nya sekeras m ungkin, sehingga dia t idak bisa m elanj ut kan kalim at nya karena kesakit an. Lalu saya berkat a,

“ Mr. Bancroft , Anda t erlalu banyak m inum brandy dan t idak bisa t idur. Saya yakin, Anda m asih m abuk dan perkat aan Anda t adi di luar kesadaran Anda.” “ Saya m abuk? Anda gila! ” j awabnya. “ Ya, m abuk! Karena kalau saya t ahu Anda t idak m abuk dan dengan sengaj a

m enggerut u sepert i t adi, t erpaksa saya harus m em bant ing Anda ke t anah. Mengert i! Apakah Anda m asih berani m engingkarinya?”

Saya m asih m encengkeram lengannya kuat - kuat . Tent u dia t idak pernah m engira saya akan m elakukan hal it u. Sekarang saya m elihat dia ket akut an. Nam un dia bukan orang yang lem ah. Ekspresi waj ah saya t am paknya m em buat dia kaget . Meskipun dia t idak m engakui bahw a dia m asih m abuk, t et api dia j uga t idak berani m enyanggahnya. Karena it u dia m em int a bant uan pada pem im pin kedua belas w est m an yang bernam a Rat t ler. Seharusnya orang it u pun harus m em bant u kam i.

“ Mr. Rat t ler, Anda biarkan saj a orang ini m enyerang saya? Bukankah Anda di sini unt uk m elindungi kam i?” Rat t ler berperaw akan t inggi besar dan t am paknya m em iliki t enaga t iga sam pai em pat orang lelaki. Dia seorang pria kasar dan sekaligus t em an m inum Bancroft yang paling set ia. Dia t idak m enyukai saya dan sekarang dengan senang hat i dia m em anfaat kan kesem pat an it u unt uk m elaw an saya. Dengan cepat dia m engham piri saya dan m em egangi lengan saya sepert i yang m asih saya lakukan t erhadap Bancroft .

“ Tidak, ini t idak bisa dibiarkan, Mr. Bancroft . Anak ini belum bisa m em asang kaos kakinya dan sekarang m au m engancam orang dewasa sert a m enghina dan m em fit nah m ereka. Lepaskan t anganm u dari Mr. Bancroft , anak m uda! Kalau t idak akan saya t unj ukkan greenhorn m acam apa kam u ini.”

Perint ah ini dit uj ukan kepada saya. Dia m engguncang- guncang t angan saya.

I t u lebih baik bagi saya karena dia seorang lawan yang lebih kuat daripada sang

I nsinyur Kepala. Kalau saya m em ukulnya, past i hasilnya lebih baik daripada kalau saya m em ukul Bancroft . I t u akan m enunj ukkan bahw a saya bukan pengecut . Saya m enarik lengan saya dari t angannya dan m enj awab,

“ Saya seorang anak kecil, seorang greenhorn? Tarik kem bali kat a- kat a Anda sekarang j uga Mr. Rat t ler! Kalau t idak, saya akan m em bant ing Anda ke t anah.” “ Anda hendak m em bant ing saya?” dia t ert awa. “ Greenhorn ini benar- benar konyol, sehingga ….” Dia t idak bisa m enyelesaikan ucapannya karena saya m eninj u pelipisnya, sehingga dia lim bung sepert i sebuah karung j at uh dan t erkapar pingsan. Beberapa saat kem udian suasana hening. Kem udian salah seorang kawan Rat t ler bert eriak,

“ All devils! Apakah kit a akan m enont on saj a Dut chm an ini m em ukul pem im pin kit a. Balas keparat ini! ” Dia m enyergap saya. Saya m enyam but nya dengan sebuah t endangan ke arah perut nya. Cara ini akurat unt uk m enj at uhkan law an, nam un saya harus m enj aga keseim bangan badan karena hanya bert um pu pada sat u kaki. Orang it u roboh. Pada saat yang sam a, saya m enindih badannya dan saya m eninj u pelipisnya sam pai dia pingsan. Kem udian saya cepat - cepat m elom pat , m engeluarkan kedua revolver dari ikat pinggang dan bert eriak,

“ Siapa lagi, ayo m aj u! ” Tem an- t em annya sebenarnya ingin m em balaskan dendam karena kedua

t em annya yang t erkapar. Mereka saling m elem par pandang seolah- olah bert anya. Tapi saya m em peringat kan!

“ Hei, dengarkan saya! Siapa berani m elangkah ke arah saya at au m engam bil senj at a, akan saya t em bak! Kalian m engira saya seorang greenhorn biasa sepert i yang selalu kalian bayangkan. Akan saya bukt ikan bahwa seorang greenhorn Jerm an dapat m elawan dua belas w est m an m acam kalian! ”

Ket ika it u Sam m aj u dan berdiri di sam ping saya sam bil berkat a, “ Dan saya, Sam Hawkens, ingin m engingat kan kalian, kalau saya t idak salah. Greenhorn m uda dari Jerm an ini berada di bawah perlindungan saya. Siapa berani m enyent uh ram but nya sekali pun, sebut ir peluru akan m enem bus t ubuhnya. Kalian lihat bahw a saya sangat serius, hihihihi.”

Dick St one dan Will Parker m erasa berkew aj iban unt uk ikut berdiri di sam ping saya unt uk m enunj ukkan bahwa m ereka sependapat dengan Sam Hawkens. Tindakan m ereka it u sangat berpengaruh pada pihak lawan. Mereka berpaling dari saya, m enggum am kan um pat an dan ancam an sert a m ulai sibuk Dick St one dan Will Parker m erasa berkew aj iban unt uk ikut berdiri di sam ping saya unt uk m enunj ukkan bahwa m ereka sependapat dengan Sam Hawkens. Tindakan m ereka it u sangat berpengaruh pada pihak lawan. Mereka berpaling dari saya, m enggum am kan um pat an dan ancam an sert a m ulai sibuk

“ Tet api Sir, sungguh m engerikan! Saya t idak ingin berurusan dengan t angan Anda. Anda layak disebut Shat t erhand, karena Anda t elah m erobohkan orang yang t inggi besar dengan sekali pukulan. Hal sepert i it u belum pernah saya lihat sebelum nya.”

Julukan it u t am paknya m em buat si Hawkens kecil m erasa senang. Dia t erkekeh- kekeh kegirangan, “ Shat t erhand, hihihihi! Seorang greenhorn m endapat j ulukan pahlawan perang bahkan sehebat it u! Ya, kalau seorang greenhorn di bawah asuhan Sam Hawkens, past i dia m enj adi orang besar, kalau saya t idak salah. Shat t erhand, Old Shat t erhand! Sepert i Old Firehand, w est m an t erkenal yang j uga kuat sepert i seekor beruang. Bagaim ana pendapat kalian t ent ang nam a ini, Dick, Will?”

Saya t idak m endengar j awaban m ereka karena saya harus m em usat kan perhat ian saya pada Whit e. Dia m enarik t angan saya dan m enunt un saya ke pinggir lalu berkat a,

“ Saya benar- benar suka pada Anda, Sir. Apakah Anda m au ikut dengan saya?” “ Mau at au t idak, Mr. Whit e, saya t idak boleh.” “ Mengapa?” “ Karena kewaj iban, saya harus t et ap berada di sini.” “ Pshaw ! Saya yang bert anggung j aw ab.” “ I t u t idak berguna bagi saya, kalau saya t idak bisa m em pert anggung-

j awabkannya sendiri. Saya t elah dikirim ke sini, unt uk m em bant u m engerj akan seksi ini, dan saya t idak boleh pergi, karena kam i belum selesai.”

“ Bancroft akan m enyelesaikannya bersam a t iga rekannya.” “ Ya, t et api kapan dan bagaim ana? Tidak, saya harus t inggal.” “ Tet api pikirkanlah, it u berbahaya bagi Anda! ” “ Mengapa?” “ Anda m asih bert anya j uga? Anda seharusnya m engert i, bahwa orang- orang

ini sudah m enganggap Anda sebagai m usuh.” “ Saya t idak m enganggap m ereka m usuh dan saya t idak m elakukan apa- apa t erhadap m ereka.”

“ Benar, at au t epat nya sam pai sebelum perist iwa t adi. Tet api sekarang set elah Anda m erobohkan dua di ant ara m ereka, t im bul perm usuhan ant ara Anda dan m ereka.”

“ Mungkin. Tet api saya t idak t akut kepada m ereka. Just ru kedua pukulan saya t adi past i t elah m em buat m ereka segan t erhadap saya. Selain it u m ereka t idak akan berani m enant ang saya. Bagaim ana pun Sam Hawkens, St one dan Parker berpihak pada saya.”

“ Terserah Anda. Keinginan m anusia sangat m uluk, m eskipun sering j uga m enj erum uskannya. Sebenarnya saya dapat m em anfaat kan Anda. Tet api m aukah Anda m engant arkan saya pulang beberapa kilom et er saj a?”

“ Kapan?” “ Sekarang.” “ Anda m au segera berangkat , Mr. Whit e?” “ Ya, saya sudah t ahu keadaan di sini, sehingga saya t idak perlu berlam a-

lam a t inggal di sini.” “ Tet api Anda harus m akan dulu, sebelum berangkat , Sir! ” “ Tidak usah. Kam i m em bawa bekal di dalam t as pelana.” “ Anda t idak ingin berpam it an dengan Bancroft ?” “ Tidak.” “ Tet api bukankan Anda dat ang ke sini unt uk m em bicarakan m asalah

pekerj aan dengannya?” “ Mem ang. Tet api hal it u bisa j uga saya kat akan pada Anda. Bahkan Anda akan lebih paham daripada dia. Sem ula saya ingin m engingat kan dia t ent ang orang kulit m erah.”

“ Apakah Anda m elihat m ereka?” “ Tidak secara langsung, hanya dari j ej ak m ereka. Kini sudah m usim nya,

m ust ang dan bison berpindah t em pat , bergerak ke selat an. Pada saat it u orang kulit m erah m eninggalkan kam pungnya, unt uk berburu dan m engum pulkan daging. Suku Kiow a t idak perlu dit akut i, karena sudah ada kesepakat an ant ara kit a dengan m ereka t ent ang rel keret a it u. Akan t et api suku Com anche dan Apache belum t ahu t ent ang it u. Karena it u kit a t idak boleh t erlihat oleh m ereka. Unt unglah, pekerj aan saya t elah selesai dan saya akan m eninggalkan daerah ini. Berusahalah agar Anda j uga cepat selesai! Wilayah ini dari hari ke hari akan sem akin berbahaya. Pasanglah pelana kuda Anda dan t anyakan Sam , apakah dia m au ikut ?”

“ Tent u saj a Sam m au.” Sebenarnya hari ini saya m au bekerj a. Tet api ini hari Minggu. Pada hari ini

set iap orang Krist iani berkum pul dan m elaksanakan kewaj iban agam anya, set iap orang Krist iani berkum pul dan m elaksanakan kewaj iban agam anya,

“ Peduli am at dan sem oga Anda celaka! ” j awabnya. Saya t idak m engharapkan bahwa doa yang kej am it u t erkabul dalam w akt u dekat . Sudah berapa hari saya t idak m enunggang kuda. Kuda saya m eringkik kegirangan ket ika saya m em asangkan pelana. Kuda it u sangat t ahan uj i dan saya akan sangat senang m engabarkan hal ini kepada si t ua Henry, sang pem buat senapan.

Kam i berkuda dengan riang di hari m usim gugur yang indah sam bil berbincang t ent ang rencana pem buat an keret aapi yang hebat it u dan t ent ang segala hal yang ada di dalam hat i kam i. Whit e m em berikan pet unj uk pent ing kepada saya yang berkait an dengan penyam bungan rel ke seksinya. Menj elang siang hari kam i berhent i di t epi sebuah m at a air unt uk m enikm at i m akanan seadanya. Kem udian Whit e bersam a scout nya m elanj ut kan perj alanan, sedangkan kam i m asih t inggal beberapa saat sam bil berbaring unt uk m em bicarakan hal- hal yang bersifat keagam aan.

Hawkens t ernyat a pria yang saleh nam un dia t idak m au m em perlihat kannya kepada orang lain. Sesaat sebelum kam i berangkat pulang, saya m em bungkukkan badan ke m at a air unt uk m enciduk air dan m inum dengan t angan. Saat it u saya m elihat j ej ak t elapak kaki dalam air yang bening. Tent u saj a saya m em berit ahu Sam . Dia m engam at i j ej ak kaki it u dengan seksam a dan berkat a,

“ Apa yang diperingat kan Mr. Whit e kepada kit a t ent ang I ndian m em ang benar.” “ Sam , m aksud Anda, j ej ak ini berasal dari seorang I ndian?” “ Ya, j ej ak m okassin ( sepat u I ndian) . Bagaim ana perasaan Anda, Sir?” “ Saya sam a sekali t idak m erasakan apa- apa.” “ Fi! Anda past i m em ikirkan at au m erasakan sesuat u.” “ Apa yang harus saya pikirkan, selain seorang I ndian t elah dat ang ke sini.” “ Jadi Anda t idak t akut ?” “ Tidak.” “ Ya, Anda t idak m engenal orang kulit m erah.” “ Tapi saya berharap bisa berkenalan dengan m ereka. Mereka past i sepert i

m anusia lain, sepert i m usuh- m usuhnya dan t em an- t em annya. Karena it u saya t idak berniat m em usuhi m ereka. Jadi, saya kira, saya t idak perlu t akut t erhadap m ereka.”

“ Anda m em ang greenhorn, dan akan t et ap begit u selam anya. Jangan yakin unt uk dapat m em perlakukan orang kulit m erah sebagaim ana niat Anda it u. Kenyat aannya akan sangat berbeda. Perist iwa- perist iwa yang t erj adi t idak akan bergant ung pada keinginan Anda. Anda akan m engalam inya, saya harap pengalam an ini t idak harus dibayar dengan cedera at au bahkan nyawa Anda.”

“ Kapan kira- kira I ndian it u berada di sini?” “ Kira- kira dua hari yang lalu. Kit a akan lihat j uga j ej aknya di rum put , kalau

t idak t ert ut up j ej ak lain.” “ Apakah m ungkin seorang pengint ai?” “ Seorang pengint ai bison, ya. Karena kini hubungan ant ar suku- suku di sini

sedang baik, m ungkin bukan seorang m at a- m at a perang. Orang it u sangat t idak hat i- hat i. Jadi m ungkin m asih sangat m uda.”

“ Mengapa?” “ Seorang praj urit yang berpengalam an t idak akan m enginj akkan kakinya ke

dalam air sepert i ini karena akan m eninggalkan j ej ak berhari- hari lam anya. Ket ololan sepert i ini hanya dilakukan oleh seorang pandir sem acam greenhorn kulit m erah, hihihihi. Sedang greenhorn kulit put ih bert indak j auh lebih t olol lagi daripada greenhorn kulit m erah. Coba ingat it u baik- baik, Sir! ”

Dia t erkekeh sendiri perlahan dan kem udian bangkit unt uk naik ke kudanya. Sam yang baik m em ang suka sekali m enunj ukkan sim pat inya kepada saya dengan cara m enyebut saya bodoh.

Sebenarnya kam i bisa kem bali m elewat i j alan yang kam i t em puh t adi. Tet api sebagai seorang surveyor, saya berkew aj iban m em pelaj ari seluruh w ilayah kam i. Karena it u kam i m em belok dulu sebent ar dan kem udian m enem puh j alan sej aj ar.

Pada saat it u kam i t iba di sebuah lem bah yang agak lebar yang dit um buhi rerum put an yang segar. Bukit - bukit di sekelilingnya t ert ut up sem ak- sem ak di bagian bawahnya dan hut an di bagian at asnya. Lem bah it u lurus m em anj ang kira- kira set engah j am perj alanan, sehingga orang bisa m em andangnya dari uj ung ke uj ung. Baru beberapa langkah kam i berj alan di lem bah yang indah it u, t iba- t iba Sam m enghent ikan kudanya dan m em andang seksam a ke depan.

“ Heigh- day! ” Dia m aj u ke depan. “ I t u m ereka! Ya, benar, m erekalah rom bongan yang pert am a.” “ Apa?” t anya saya. Saya m elihat di kej auhan, sekit ar delapan belas sam pai dua puluh t it ik

hit am yang sedang bergerak perlahan. “ Apa?” dia m engulangi pert anyaan saya sam bil bergerak- gerak m engikut i iram a langkah kuda. “ Mest inya Anda m alu bert anya sepert i it u! Oh ya, Anda kan hit am yang sedang bergerak perlahan. “ Apa?” dia m engulangi pert anyaan saya sam bil bergerak- gerak m engikut i iram a langkah kuda. “ Mest inya Anda m alu bert anya sepert i it u! Oh ya, Anda kan

“ Menerka? Hm ! Saya kira it u kij ang, akan t et api binat ang it u t idak pernah bergerom bol lebih dari sepuluh ekor. Nam un, kalau saya perhat ikan dari sini, binat ang it u past i lebih besar dari kij ang.”

“ Kij ang, hihihihi! ” dia t ert aw a. “ Kij ang di dekat m at a air Canadian. Anda sungguh hebat ! Tapi hal lain yang Anda kat akan t adi j uga t idak t erlalu salah. Ya, binat ang it u lebih besar dari kij ang.”

“ Kalau begit u, Sam , bisonkah it u?” “ Tent u saj a bison! Binat ang it u bison, bison sungguhan. Mereka sedang

berpindah t em pat . Kawanan pert am a yang saya lihat t ahun ini. Anda t ahu, Mr. Whit e berkat a benar: Bison dan orang I ndian! Bukankah kit a t adi m elihat j ej ak kaki orang kulit m erah dan di depan kit a ada sekawanan bison? Apa pendapat Anda t ent ang it u, heh, kalau saya t idak salah?”

“ Kit a harus ke sana! ” “ Tent u saj a! ” “ Mengam at i m ereka! ” “ Mengam at i? Hanya m engam at i?” t anyanya sam bil m em andang saya

keheranan. “ Ya, saya belum pernah m elihat bison dan ingin m engam at i binat ang it u di sini.” Saya sekarang m erasakan ant usiasm e seorang ahli ilm u hew an. Bagi Sam hal it u aneh. Dia m elipat kedua t angannya di dada dan t am pak agak kecewa. “ Mengint ai, hanya m engint ai. Sam a sepert i seorang anak kecil yang m engint ai kelinci m elalui celah kecil di kandangnya karena penasaran! Oh, greenhorn, apa yang harus saya lakukan t erhadap Anda! Saya bukan hanya m engam at i dan m engint ip m ereka, m elainkan sya ingin berburu, benar- benar berburu! ”

“ Hari ini, hari Minggu! ” Pert anyaan saya it u t erlont ar begit u saj a. Dia m enj adi sangat m arah dan

berkat a, “ Tut up m ulut Anda, Sir! Apa ist im ewanya hari Minggu bagi seorang pem buru sej at i, apabila dia m elihat bison di hadapannya. Berburu bison berart i m endapat daging, iya kan, daging dan yang lainnya, kalau saya t idak salah! Sekerat daging pinggang bison m asih lebih lezat ket im bang Am brosius at au Am brosianna yang enak, at au apa pun nam a m akanan para dew a Yunani Kuno it u. Saya harus berkat a, “ Tut up m ulut Anda, Sir! Apa ist im ewanya hari Minggu bagi seorang pem buru sej at i, apabila dia m elihat bison di hadapannya. Berburu bison berart i m endapat daging, iya kan, daging dan yang lainnya, kalau saya t idak salah! Sekerat daging pinggang bison m asih lebih lezat ket im bang Am brosius at au Am brosianna yang enak, at au apa pun nam a m akanan para dew a Yunani Kuno it u. Saya harus

“ Ayo! ” Dia m em eriksa “ Liddy” nya, m em eriksa apakah kedua larasnya beres. Kem udian dia m em acu kudanya ke dinding lem bah sebelah selat an. Sam bil m engikut i Sam , saya m em eriksa senapan saya, si pem bunuh beruang. Dia m elihat ini dan segera saj a m enghent ikan kudanya sert a bert anya,

“ Anda m au ikut , Sir?” “ Tent u saj a! ” “ Kalau Anda selam a sepuluh m enit dari sekarang t idak m erusak rencana ini,

past i sem uanya akan am an. Bison bukan burung kenari yang dapat kit a aj ak berm ain. Sebelum Anda berani m elakukan aksi berbahaya, t erlebih dahulu Anda harus m engum pulkan banyak pengalam an dengan m elewat i berbagai rint angan.”

“ Tapi saya ingin …” “ Diam dan j angan m em bant ah! ” Dia m em ot ong ucapan saya dengan nada

yang belum pernah dia dengar. ” Saya t idak ingin m encam puri kehidupan Anda. Hanya kem at ian yang akan Anda hadapi. Apa yang Anda inginkan it u, lakukan di lain w akt u saj a! Sekarang saya t idak m au dibant ah! ”

Seandainya t idak ada hubungan baik di ant ara kam i, niscaya saya akan m enj awab dengan sangat kasar. Tapi saya diam saj a dan t erus berkuda perlahan- pelan m engikut i dia ke t em pat yang t eduh. Di t em pat it u hut an sem akin lebat . Ket ika it u dia m enj elaskan pada saya sam bil berkat a dengan nada yang lebih ram ah,

“ Sebagaim ana yang saya lihat t adi, ada dua puluh ekor. Tet api Anda pun pernah lihat , ket ika ribuan at au lebih banyak lagi m elint asi sabana it u. Dulu saya m elihat kawanan binat ang yang t erdiri dari sepuluh ribu ekor bahkan lebih banyak.

I t u sum ber m akanan bagi I ndian, dan orang kulit put ih t elah m eram pasnya dari m ereka. Orang kulit m erah berhat i- hat i dengan binat ang liar it u karena binat ang it u adalah bahan m akanan. Mereka hanya m em bunuh sebanyak yang m ereka but uhkan. Lain halnya orang kulit put ih. Mereka m enem baki binat ang it u dengan m em babi but a sepert i binat ang buas yang sedang m engam uk, dan t erus saj a m em bunuhinya hanya unt uk m enum pahkan darah. Berapa lam a hal it u akan berlangsung, sam pai t idak ada lagi bison dan sebent ar kem udian j uga t idak ada lagi orang I ndian. I nikah t akdir Tuhan? Dan begit u pula halnya dengan kuda. Dulu ada rom bongan m ust ang yang berj um lah ribuan ekor. Kini orang sudah m erasa senang dan berunt ung bila m elihat serat us ekor kuda bersam a- sam a.”

Pada saat it u kam i sem akin dekat sam pai kira- kira em pat rat us langkah dari kawanan bison it u, t anpa t erlihat oleh m ereka. Hawkens m enghent ikan kudanya. Bison- bison it u sedang m erum put di hulu. Di depan sekali berj alan seekor bison j ant an yang sudah t ua. Saya t erpesona m elihat t ubuhnya yang besar. Tingginya past i sam pai dua m et er, dan panj angnya m ungkin t iga m et er. Wakt u it u saya belum bisa m enaksir berat seekor bison, t api sekarang ini saya berani m engat akan, bahwa bison ini kira- kira berbobot sat u set engah t on, suat u bobot daging dan t ulang yang luar biasa. Bison ini m asuk ke dalam kubangan lum pur dan berguling- guling di sana dengan asyiknya.

“ I t u pem im pinnya,” bisik Sam , “ yang paling berbahaya dalam kawanan it u. Siapa berani m enghadang dia, harus sudah siap m enghadapi kem at iannya. Saya akan m engam bil bison bet ina, yang berada t epat di belakang sebelah kanan bison j ant an it u. Perhat ikan, di bagian m ana saya akan m enem baknya! Di bagian belikat m enyam ping t erus ke j ant ung. I t ulah yang t erbaik. Nam un, selain it u, sat u- sat unya t em bakan yang paling am an adalah ke m at a. Tapi hanya orang yang t idak waras m enem bak bison dari depan agar m engenai m at anya! Anda t et aplah di sini, bersem bunyilah bersam a kuda Anda di dalam sem ak- sem ak. Kalau m ereka m elihat saya dan kem udian kabur, m aka perburuan kit a akan sia- sia. Jangan sekali- kali m eninggalkan t em pat ini sebelum saya kem bali at au m em anggil Anda.”

Dia m enunggu sam pai saya bersem bunyi di ant ara dua belukar. Kem udian ia m em acu kudanya, pert am a- t am a perlahan- lahan sekali dan t idak bersuara. Saya ingin sekali ikut berburu. Saya sudah sering m em baca t ent ang perburuan bison. Karena it u bukan hal baru bagi saya. Tet api ada perbedaan ant ara cerit a di dalam buku dengan perburuan yang sebenarnya. Pada hari ini unt uk pert am a kalinya saya m elihat bison dalam hidup. Sat wa liar apakah yang t elah saya t em bak sam pai saat ini? Dibandingkan dengan sat wa besar dan berbahaya ini, belum sat u pun, sam a sekali belum . Pada wakt u it u orang past i m engira bahwa saya set uj u dengan perint ah Sam unt uk t idak ikut berburu. Nam un yang t erj adi j ust ru sebaliknya. Sebelum nya saya hanya ingin m engam at i dan m engint ai. Sekarang saya m erasakan dorongan yang kuat yang t idak t erbendung unt uk ikut berburu. Sam akan m em buru bison bet ina m uda, pfui! Menurut saya, unt uk it u t idak diperlukan keberanian. Lelaki sej at i akan m em ilih bison j ant an t erkuat !

Kuda saya m enj adi sangat gelisah. I a m endepak- depakkan kakinya ket akut an dan ingin m elarikan diri, karena belum pernah m elihat bison. Nyaris saya t idak m am pu m engekangnya. Apakah t idak lebih baik kalau saya t em bak saj a bison j ant an it u? Saya t idak m erasa t egang sedikit pun, m alah saya berpikir dengan sangat t enang, ant ara ya dan t idak. Akhirnya keadaanlah yang m em ut uskan.

Sam t elah m endekat ke kawanan bison it u hingga t iga rat us langkah. Kem udian dia m em acu kudanya m enuj u kaw anan it u dan m elewat i bison j ant an yang besar it u unt uk m encapai bison bet ina yang t elah dit unj ukkan pada saya. Bison bet ina it u t erhenyak dan t erlam bat unt uk m elarikan diri. Sam sam pai pada t em pat bison it u. Saya lihat ia m enem baknya ket ika binat ang it u lew at . Bison it u m enggelepar dan m enundukkan kepalanya. Saya t idak m elihat apakah ia roboh at au t idak, karena m at a saya t ert arik pada pem andangan lain.

Bison j ant an raksasa sudah bangkit . Dia berpaling kepada Sam Hawkens. Bet apa garangnya binat ang it u! Kepalanya besar dan t ebal, t engkoraknya bundar, j idat nya lebar dan dua t anduknya yang pendek t et api kuat m encuat ke at as. Surai yang lebat dan kusut m em bungkus leher dan dadanya. Pundaknya yang t inggi m em beri kesan at au gam baran sem purna t ent ang kekuat an alam yang dahsyat . Ya, m ahluk it u t eram at berbahaya. Sorot m at anya m enant ang m anusia yang ingin m engukur kem am puannya t erhadap kekuat an hewan ini.

Saya t idak t ahu, apakah saya m au at au t idak. At au barangkali kuda put ih saya akan m em bawa saya kabur? Dia m elom pat keluar dari sem ak- sem ak dan hendak ke kiri. Tet api saya paksa dia m em belok ke kanan dan m enuj u ke arah bison j ant an it u. Bison it u m endengar saya dat ang, lalu berpaling ke arah saya. Sam bil m em andang saya, ia m enundukkan kepalanya unt uk m enyam but kuda cant ik dan penunggangnya dengan t anduknya. Saya m endengar Sam bert eriak keras. Nam un saya t idak punya w akt u unt uk berpaling ke arahnya. Menem bak bison it u t idak m em ungkinkan, pert am a karena dia t idak berdiri pada sasaran t em bak saya, dan kedua kuda saya akan beront ak. Karena ket akut an kuda it u m elom pat t epat ke arah t anduk yang sedang m engancam . Bison it u m elangkahkan kaki belakangnya ke sam ping dan dengan hent akan keras ia m engangkat kepalanya ke at as unt uk m enusuk kuda saya.

Dengan segala daya saya berhasil sedikit m engelakkan kuda saya. Dia m elesat dengan suat u lom pat an ke at as bagian belakang bison it u, sem ent ara pada saat yang sam a t anduknya nyaris m enyent uh kaki saya. Lom pat an kam i j at uh t epat ke dalam kubangan lum pur, t em pat bison it u berguling- guling. Unt unglah, saya m elihat it u dan m elepaskan kaki dari sanggurdi, karena kuda saya t ergelincir dan kam i pun roboh. Bagaim ana hal it u bisa t erj adi begit u cepat , bagi saya m asih t eka- t eki. Selanj ut nya saya sudah berdiri, t epat di pinggir kubangan it u dengan t angan m em egang senapan kuat - kuat . Bison it u t elah berbalik kepada kam i dan m elom pat dengan hent akan liar ke arah kuda saya yang t elah bangkit dan hendak m elarikan diri. Pada saat it u t erbuka peluang bagi saya unt uk m enem bak dari sam ping. Saya m em bidik. Sekaranglah saat nya si Pem bunuh Beruang yang berat Dengan segala daya saya berhasil sedikit m engelakkan kuda saya. Dia m elesat dengan suat u lom pat an ke at as bagian belakang bison it u, sem ent ara pada saat yang sam a t anduknya nyaris m enyent uh kaki saya. Lom pat an kam i j at uh t epat ke dalam kubangan lum pur, t em pat bison it u berguling- guling. Unt unglah, saya m elihat it u dan m elepaskan kaki dari sanggurdi, karena kuda saya t ergelincir dan kam i pun roboh. Bagaim ana hal it u bisa t erj adi begit u cepat , bagi saya m asih t eka- t eki. Selanj ut nya saya sudah berdiri, t epat di pinggir kubangan it u dengan t angan m em egang senapan kuat - kuat . Bison it u t elah berbalik kepada kam i dan m elom pat dengan hent akan liar ke arah kuda saya yang t elah bangkit dan hendak m elarikan diri. Pada saat it u t erbuka peluang bagi saya unt uk m enem bak dari sam ping. Saya m em bidik. Sekaranglah saat nya si Pem bunuh Beruang yang berat

Karena senang sebenarnya saya ingin bersorak at as kem enangan yang t idak m udah ini. Nam un ada hal yang lebih pent ing yang harus dilakukan. Kuda saya berlari ke arah kanan t anpa penunggang, sem ent ara saya m elihat Sam Hawkens sedang berpacu di pinggiran lem bah, dikej ar oleh seekor bison j ant an yang t idak kalah besar dari bison yang saya t em bak t adi.

Orang harus t ahu, kalau m arah bison t idak akan m elepaskan lawannya dan dapat berlari m engim bangi seekor kuda. Dalam sit uasi sepert i it u, bison bisa beringas, gesit dan t idak m udah dikalahkan sepert i yang dibayangkan orang. Dem ikian j uga bison j ant an it u berusaha m engej ar Sam . Unt uk bisa lolos, Hawkens harus berubah- ubah arah. Hal it u m elelahkan kudanya. Bagaim anapun kuda it u t idak sekuat bison. Karena it u saya harus segera m enolongnya. Saya t idak punya wakt u unt uk m em eriksa apakah bison yang saya t em bak t adi bet ul- bet ul m at i at au belum . Saya cepat - cepat m engisi kedua laras Pem bunuh Beruang dan berlari m enyeberangi lem bah. Sam m elihat ini. Dia ingin m enyongsong bant uan saya dan m engendalikan kudanya ke arah saya. Dia salah besar, karena dengan cara it u kuda Sam dalam posisi m elint ang di depan bison j ant an yang t idak j auh di belakangnya.

Saya m elihat bison it u m erundukkan kepalanya dan m enanduk sat u kali saj a kem udian m engangkat kuda it u besert a penunggangnya t inggi- t inggi. Ket ika m ereka j at uh ke t anah, bison it u t idak m elepaskan lawannya t api t erus m enusukkan t anduknya yang dahsyat sam bil m engibas- ngibaskan kepalanya. Sam bert eriak sekuat t enaga m em int a t olong. Saya m asih berada kira- kira serat us lim a puluh langkah dan t idak boleh t erlam bat sedet ik pun. Tem bakan saya seyogyanya dilepas dari j arak yang lebih dekat , t api kalau saya ragu m aka Sam bisa t erbunuh. Kalau t em bakan saya t idak m engena, set idaknya saya m asih bisa m engalihkan perhat ian bison it u dari Sam ke saya. Karena it u saya berhent i, m em bidik belikat bison it u dan m elepaskan t em bakan. Bison it u m engangkat kepalanya dengan sebuah hent akan, seolah- olah ia m au pasang t elinga dan perlahan- lahan berbalik. Pada saat it u ia m elihat saya kem udian m enyerang. Nam un kecepat annya sudah berkurang. I t u m engunt ungkan saya. Saya dapat m engisi lagi peluru dengan cepat . Ket ika hew an it u t inggal t iga puluh langkah lagi ke arah saya, pengisian sudah Saya m elihat bison it u m erundukkan kepalanya dan m enanduk sat u kali saj a kem udian m engangkat kuda it u besert a penunggangnya t inggi- t inggi. Ket ika m ereka j at uh ke t anah, bison it u t idak m elepaskan lawannya t api t erus m enusukkan t anduknya yang dahsyat sam bil m engibas- ngibaskan kepalanya. Sam bert eriak sekuat t enaga m em int a t olong. Saya m asih berada kira- kira serat us lim a puluh langkah dan t idak boleh t erlam bat sedet ik pun. Tem bakan saya seyogyanya dilepas dari j arak yang lebih dekat , t api kalau saya ragu m aka Sam bisa t erbunuh. Kalau t em bakan saya t idak m engena, set idaknya saya m asih bisa m engalihkan perhat ian bison it u dari Sam ke saya. Karena it u saya berhent i, m em bidik belikat bison it u dan m elepaskan t em bakan. Bison it u m engangkat kepalanya dengan sebuah hent akan, seolah- olah ia m au pasang t elinga dan perlahan- lahan berbalik. Pada saat it u ia m elihat saya kem udian m enyerang. Nam un kecepat annya sudah berkurang. I t u m engunt ungkan saya. Saya dapat m engisi lagi peluru dengan cepat . Ket ika hew an it u t inggal t iga puluh langkah lagi ke arah saya, pengisian sudah

Saya m elom pat unt uk m elihat Sam . Tapi t ernyat a t idak perlu karena saya lihat dia berlari m endat angi saya. “ Hallo,” saya berseru padanya. “ Anda selam at ? Anda t idak t erluka parah?” “ Sam a sekali t idak,” j awab dia. “ Hanya pinggang saya sebelah kanan sakit

karena t erj at uh, at au m ungkin yang kiri, kalau saya t idak salah. Saya t idak t ahu past i.”

“ Dan kuda Anda?” “ Di sana. I a m asih hidup, t api bison it u t elah m erobek seluruh perut nya.

Unt uk m engurangi penderit aannya, kit a harus m enem baknya. Binat ang m alang! Apakah bison it u m at i?”

“ Saya harap begit u, m ari kit a periksa.” Kam i periksa dia dan m erasa yakin bahw a bison it u sudah m at i. Pada saat

it u Hawkens berkat a sam bil m enarik nafas panj ang, “ Bison t ua yang brut al ini t elah m enyulit kan saya! I a seharusnya lebih sopan pada saya. Tent u saj a, bison t idak bisa dit unt ut bersikap sepert i perem puan, hihihihi! ”

“ Bagaim ana ia bisa m enyerang Anda ?” “ Apakah Anda t idak lihat ?” “ Tidak.” “ Begini, saya m enem bak bison bet ina. Karena kuda saya sedang m elaj u

cepat , saya baru bisa m enghent ikannya persis ket ika ia m enabrak bison ini. I t u m em buat dia m arah dan m engej ar- ngej ar saya. Cepat - cepat saya t em bakkan peluru dari kedua laras ‘Liddy’.” Nam un t ernyat a m eleset , karena it u ia sem akin m enj adi dan saya t idak bisa m engelak. I a t erus m engej ar- ngej ar sehingga saya t idak bisa m engisi peluru. Karena senapan it u t idak ada gunanya lagi, saya m em buangnya agar t angan saya m enj adi bebas dan bisa m engendalikan kuda dengan lebih baik, kalau saya t idak salah. Kuda m alang it u t elah berbuat sebaik m ungkin, t api t idak bisa m enyelam at kan diri.”

“ Karena Anda t erakhir kali berubah arah dengan cepat dan fat al. Seyogyanya Anda berj alan m em ut ar. Niscaya kuda it u akan selam at .” “ Selam at ? Anda berbicara sepert i seorang senior. Greenhorn biasanya t idak bicara sepert i it u.” “ Pshaw ! Greenhorn j uga punya sisi baik! ” “ Ya, kalau t idak karena Anda, past i sekarang saya t erkapar dan t erkoyak-

koyak sepert i kuda saya. Mari kit a lihat kuda it u.” Kam i lihat keadaannya m enyedihkan. Ususnya keluar dari perut nya yang robek. I a m engerang kesakit an. Sam m engam bil senapannya yang t adi dibuang, m engisi peluru dan m enem bakkannya pada kudanya unt uk m engakhiri penderit aannya. Kem udian ia m elepas t ali kekang dan pelananya dan berkat a,

“ Gara- gara lari dikej ar bison, sekarang saya harus m enyandang pelana sepert i kuda j uga.” “ Ya. Di m ana Anda akan m em peroleh kuda penggant i?” t anya saya. “ I t u t idak begit u saya khaw at irkan. Saya akan m enangkap seekor lagi, kalau

saya t idak salah.” “ Seekor m ust ang?” “ Ya. Bison- bison it u di sana, m ereka m em ulai perj alanannya ke selat an 3 .

Pada saat it u m ust ang akan segera t am pak. Saya hafal it u.” “ Boleh saya ikut m enangkap m ust ang it u ?” “ Tent u saj a. Anda j uga harus belaj ar berburu m ust ang. Sekarang m ari kit a

pergi. Kit a akan akan m em eriksa bison j ant an t ua it u. Mungkin ia m asih hidup. Met hussalem 4 sepert i it u biasanya m em punyai nyaw a yang sangat alot .”

Kam i pergi ke sana. Hewan it u sudah m at i. Kini karena ia t erbaring kaku, orang dapat m engukur bent uk kolosalnya lebih baik lagi secara langsung daripada sebelum nya. Sam m em andang saya dan bison it u bergant ian. Waj ahnya t am pak sangat t akj ub. Kem udian m enggelengkan kepala dan berkat a,

“ I ni t idak bisa dij elaskan. Sam a sekali t idak bisa dij elaskan! Tahukah Anda, di bagian m ana Anda t elah m enem baknya ?” “ Di m ana?” “ Tepat pada t em pat yang sem est inya. Bison ini sudah t ua sekali. Kalau saya,

akan berpikir dulu sepuluh kali sebelum berani berkelahi dengannya. Tahukah Anda. Sepert i apa Anda ini, Sir?”

“ Sepert i apa?”

Dalam m usim gugur bison dan m ust ang berpindah ke selat an m encari hawa hangat , dan kem bali ke ut ara pada m usim sem i, dem ikian set erusnya. 4

Tokoh dalam Alkit ab yang disebut - sebut sangat t ua.

“ Orang paling ceroboh.” “ Oho.” “ Ya, orang paling ceroboh di m uka bum i ini.” “ Kecerobohan t idak pernah m enj adi kesalahan saya.” “ Jadi, Anda sekarang suka ceroboh, paham ! Saya kan sudah m em beri

perint ah agar Anda t idak ikut cam pur dengan urusan bison dan agar t et ap sem bunyi di dalam sem ak belukar. Mengapa Anda t idak m enurut ?”

“ Saya sendiri t idak t ahu.” “ Jadi! Anda m elakukan sesuat u t anpa t ahu alasannya. Apakah it u t idak

ceroboh?” “ Saya rasa t idak. Past i ada alasan pent ing.” “ Kalau begit u Anda harus t ahu it u! ” “ Mungkin alasannya karena Anda m em erint ah saya dan saya t idak bisa

diperint ah.” “ Oh! Kalau orang berm aksud baik kepada Anda dan m em peringat kan Anda t erhadap suat u bahaya, Anda dengan sengaj a m em bangkang, m enerj unkan diri dalam bahaya it u?”

“ Saya dat ang ke daerah Barat bukan unt uk m enghindari bahaya yang saya j um pai.” “ Baiklah. Tapi Anda m asih greenhorn dan Anda harus berhat i- hat i. Karena Anda t idak m em at uhi saya, m engapa Anda t adi j ust ru m enem bak bison raksasa ini dan bukannya bison bet ina?”

“ Karena lebih ksat ria.” “ Lebih ksat ria! Greenhorn ini m au m enj adi ksat ria, kalau saya t idak salah,

hihihihi! ” Dia t ert awa sam bil m em egangi perut nya dan m asih sam bil t ert awa dia m elanj ut kan, “ Kalau Anda benar- benar ingin bert indak sebagai pahlawan, j adilah pahlawan ‘Toggenburg’ saj a. Unt uk m enj adi pahlawan ‘Bayard at au Roland’ Anda t idak punya bakat . Anda m enyukai bison bet ina dan set iap m alam duduk dalam rem ang sinar bulan unt uk m enunggu sam pai binat ang it u m enam pakkan diri dan t urun ke lem bah. Bahkan sem alam an Anda dapat duduk t enang sepert i m ayat dan m enj adi sant apan coyot e ( serigala prairie) dan burung pem akan bangkai. Jika seorang w est m an sej at i m elakukan sesuat u, dia t idak bert anya apakah yang dia lakukan bersifat ksat ria at au t idak. Dia hanya bert anya apakah it u berm anfaat baginya at au t idak.”

“ I t ulah m asalahnya.”

“ Masalahnya? Mengapa?” “ Saya m em ilih bison j ant an it u, karena dagingnya lebih banyak daripada

yang bet ina.”

Lam a ia m em andangi m uka saya kebingungan dan kem udian bert eriak, “ Lebih banyak daging ? Anak m uda ini t elah m enem bak bison j ant an di sini

karena dagingnya hihihihi! Saya bahkan yakin Anda m eragukan keberanian saya karena hanya m em buru bison bet ina.”

“ Bukan begit u, m eskipun m em ang saya anggap lebih gagah m em ilih seekor binat ang yang kuat .” “ Dan m akan daging bison t ua? Bukan m ain pint arnya Anda, Sir? Bison t ua it u past i t elah berum ur delapan belas sam pai dua puluh t ahun. Tubuhnya t erdiri dari kulit , t ulang belulang, urat dan ot ot . Dagingnya yang ada t idak bisa lagi disebut daging, karena sangat alot sepert i kulit yang t elah disam ak. Walaupun Anda seharian m em anggangnya at au m em asaknya, Anda t idak dapat m engunyahnya. Set iap w est m an yang berpengalam an lebih suka bison bet ina ket im bang yang j ant an karena dagingnya em puk dan gurih. Kini sem akin j elas, greenhorn m acam apa Anda ini. Tadi saya t idak punya wakt u unt uk m enj aga Anda.”

“ Bagaim ana serangan Anda yang ceroboh t erhadap bison it u t erj adi?” Saya cerit akan kepada dia. Ket ika saya selesai, dia t erbelalak, sekali lagi

m enggelengkan kepalanya dan m enyuruh saya, “ Pergilah ke baw ah sana, dan am billah kuda Anda! Kit a m em erlukan kuda it u unt uk m engangkut daging yang akan kit a baw a pulang.” Saya m engikut i perint ahnya. Juj ur saya kat akan, saya m erasa kecewa at as sikapnya. Dia t idak m engat akan sat u pat ah kat a pun set elah m endengarkan penj elasan saya. Sebenarnya saya sudah yakin akan m endapat kan pengakuan darinya m eskipun hanya sedikit . Dia t idak m engat akan apa- apa, m alah m enyuruh saya pergi unt uk m engam bil kuda saya. Meskipun dem ikian saya t idak j engkel padanya karena saya bukanlah orang yang m elakukan sesuat u dem i puj ian.

Ket ika saya m em bawa kuda it u, Sam sedang berlut ut di sam ping bison bet ina yang t erlent ang di depannya. Dia m em ot ong bagian paha bison it u, kem udian m em isahkan daging dari kulit dan t ulangnya dengan cekat an dan m em ot ong lagi di bagian pinggang.

“ Nah,” kat a dia. “ I ni unt uk dipanggang m alam ini. Kit a sudah lam a t idak m akan daging panggang. Daging pinggang ini kit a m uat ke at as kuda Anda, diikat kan di at as pelana dengan t ali kekang. Daging ini hanya unt uk saya, Anda,

Will dan Dick. Kalau yang lain j uga m au, m ereka bisa berkuda ke sini dan m engam bil sisa daging bison bet ina ini.”

“ Kalau t idak, dim akan burung bangkai dan binat ang liar lainnya.” “ Begit u? Alangkah pint arnya Anda! Tent u saj a begit u. Akan kit a t ut upi

dengan rant ing- rant ing dan bat u di at asnya. Hanya beruang at au binat ang besar lainnya yang bisa m em bongkarnya.”

Karena it u saya m em ot ong cabang- cabang yang berat dari sem ak- sem ak di sekit ar dan kem udian m engam bil beberapa bat u yang besar. Kam i m enim bun bison bet ina it u dan m em uat daging t adi ke at as kuda. Dalam pada it u saya bert anya,

“ Bagaim ana dengan bison j ant an it u?” “ Bison j ant an? Apa m anfaat nya?” “ Tidak dapat kah kit a m em anfaat kannya sedikit pun?” “ Sam a sekali t idak! ” “ Juga kulit nya?” “ Apakah Anda bisa m enyam ak kulit ? Kalau saya t idak.” “ Tapi saya pernah m em baca, bahwa kulit bison buruan dapat disim pan

dalam caches 5 “ Oh, it u sudah Anda baca? Ya, kalau Anda sudah m em baca, past i it u benar

adanya, hihihihi! Mem ang ada sej um lah w est m an yang m em buru binat ang dem i kulit nya. Saya j uga pernah m elakukannya. Tapi sekarang kit a t idak t ergolong w est m an sepert i it u dan kit a t idak usah repot - repot dengan kulit yang berat ini.”

Kam i m elanj ut kan perj alanan dan set engah j am kem udian sudah sam pai di perkem ahan m eskipun dengan berj alan kaki, karena perkem ahan ini t idak j auh dari lem bah t em pat saya pert am a kali m enem bak m at i bison, at au t epat nya kedua bison buruan saya yang pert am a.

Kedat angan kam i yang berj alan kaki dan t anpa kuda m ilik Sam m enim bulkan keheranan. Kam i dit anyai sebab m usababnya. “ Kam i m em buru bison dan kuda saya dirobek perut nya oleh seekor bison j ant an,” j awab Sam Hawkens. “ Berburu bison, bison, bison! ” kat a it u t erdengar dari m ulut sem ua orang. “ Di m ana, di m ana?” “ Hanya set engah j am dari sini. Kam i m em bawa daging pinggang. Kalian bisa m engam bil sisanya.” “ Kam i akan m engam bilnya. Ya, kam i am bil…,” seru Rat t ler. Dia m engat akannya seolah- olah di ant ara dia dan saya t idak t erj adi apa- apa.

t em pat pengum pulan dan penyim panan kulit sebelum diper j ual- belikan

“ Di m ana t em pat nya?” “ Kalian berkuda saj a dan ikut i j ej ak kam i. Past i kalian akan m enem ukannya.

Kalian kan punya banyak m at a, kalau saya t idak salah.” “ Berapa ekor t adi bisonnya?” “ Dua puluh.” “ Dan berapa yang Anda t em bak?” “ Seekor bet ina.” “ Hanya it u? Yang lainnya ke m ana?” “ Lari. Kalian bisa m encari bison- bison it u. Saya t idak am bil pusing, ke m ana

m ereka pergi, dan saya j uga t idak bert anya pada binat ang- binat ang it u, hihihihi.” “ Tapi hanya seekor bet ina! Dua orang pem buru, dan dari dua puluh bison hanya t ert em bak sat u! ” sela seseorang dengan nada yang m enghina. “ Kalau Anda bisa, t em baklah lebih banyak, Sir! Sebenarnya Anda bisa m enem bak sem ua binat ang it u, bahkan lebih banyak lagi. Kalau kalian ke sana, selain bison bet ina it u, m asih ada dua bison j ant an t ua yang berhasil dit em bak gent lem an m uda ini.”

“ Bison j ant an. Yang sudah t ua! ” seru orang- orang di sekeliling. ” Menem bak bison j ant an dua puluh t ahunan, greenhorn m acam m ana yang m elakukan ket ololan it u! ”

“ Dem i saya, j angan kalian t ert awakan dia, Mesch’schurs. Kalian lihat lah dulu kedua bison j ant an it u! Saya kat akan pada kalian, bahw a dia m elakukan it u unt uk m enyelam at kan j iwa saya.”

“ Jiwa? Mengapa?” Mereka penasaran dan ingin m endengarkan cerit a pet ualangan. Nam un dia

t idak m au bercerit a, “ Saya t idak m au bicara t ent ang it u sekarang. Biar dia sendiri yang cerit a. Kalau kalian pint ar, am billah dulu daging bison it u sebelum m alam t iba.” Dia benar. Mat ahari t elah condong ke barat dan t idak lam a lagi m alam past i t iba. Karena selain it u j uga m ereka t ahu, bahwa saya t idak akan m au cerit a, m aka m ereka pun naik ke at as kudanya m asing- m asing dan berangkat . Saya kat akan sem uanya karena t ak seorang pun m au t inggal. Mereka t idak saling percaya. Jika hal it u t erj adi pada para pem buru yang m em iliki rasa set ia kaw an, binat ang buruan yang dit em bak akan m enj adi m ilik bersam a. Tet api sem angat kebersam aan it u t idak ada pada orang- orang ini. Ket ika m ereka kem bali, saya m endengar bet apa buasnya m ereka dalam m enyerbu bangkai bison bet ina it u. Set iap orang berusaha m endapat kan dagingnya sebanyak dan sebaik m ungkin sam bil cekcok dan m engut uk.

Ket ika berangkat , kam i m enurunkan daging pinggang dari pelana kuda saya dan m enunt un kuda it u ke t epi unt uk m elepas t ali kekang dan m engikat nya pada pat ok. Dalam pada it u, saya t enang saj a. Karena it u Sam punya kesem pat an unt uk m encerit akan pet ualangan kam i pada Parker dan St one. Ant ara t em pat saya dan t em pat m ereka berdiri t erhalang oleh t enda, sehingga m ereka t idak m elihat saya ket ika saya m endekat lagi ke arah m ereka. Ket ika saya ham pir m encapai t enda it u, saya m endengar Sam berbicara,

“ Kalian dapat m em percayai saya, apa yang saya kat akan ini benar. Pem uda it u j ust ru m elaw an bison j ant an yang paling besar dan paling kuat . Dia m enem baknya sam pai m at i sepert i pem buru bison senior dan berpengalam an! Tent u saj a, saya berpura- pura m enganggap t indakannya it u ceroboh, dan t ent u saj a saya m em arahinya. Tapi saya t ahu, bagaim ana sebenarnya sikap saya t erhadap dia.”

“ Saya j uga,” sela St one. “ Dia akan m enj adi w est m an yang t angkas.” “ Dan past i t idak lam a lagi,” saya m endengar Parker m enukas. “ Yes,” kat a Haw kens. “ Tahukah kalian gent s, dia berbakat unt uk it u, t erlahir

sebagai orang baik, w est m an sej at i. Selain it u kekuat an t ubuhnya! Bukankah kem arin dia m enyingkirkan keret a pedat i it u sendirian t anpa bant uan orang lain! Di m ana ada dia, sem uanya beres. Tapi m aukah kalian berj anj i sat u hal pada saya?”

“ Apa?” t anya Parker. “ Jangan sam pai dia t ahu, apa yang kit a pikirkan t ent ang dia.” “ Mengapa t idak?” “ Karena dia bisa besar kepala.” “ Oh t idak! ” “ Oh, iya! Dia pem uda yang sangat rendah hat i dan sam a sekali t idak

som bong. Tet api m em uj inya t et ap saj a salah. Puj ian dapat m erusak karakt er t erbaiknya. Kalian harus t et ap saj a m enyebut dia greenhorn. Dia kan m em ang greenhorn m eskipun dia m em iliki sem ua sifat yang harus dim iliki w est m an yang t angkas, sifat - sifat it u belum t erlat ih. Dia m asih harus banyak m enim ba pengalam an dan berlat ih.”

“ Apakah kam u t idak bert erim a kasih padanya? Bukankah dia sudah m enyelam at kan j iwam u?” “ Saya t idak m au! ” “ Apa kat a dia nant i! ” “ Saya t idak peduli, kalau saya t idak salah. Tent u saj a dia akan m enganggap

saya seorang baj ingan yang t idak t ahu bert erim a kasih. Tapi ini m asalah lain.

Masalah ut am anya adalah dia t idak boleh m enj adi som bong. Dia harus t et ap sepert i sem ula. Sebenarnya saya t adi ingin sekali m em eluk dan m encium nya.”

“ Fi! ” seru St one, “ dicium oleh kam u? Mungkin kalau hanya dipeluk, orang m asih m au. Tapi kalau dicium past i dia t idak m au! ” “ Masa t idak m au? Mengapa?” t anya Sam . “ Mengapa? Apa kam u belum pernah bercerm in at au m elihat waj ahm u yang

m anis di dalam air yang j ernih? Waj ahm u, j enggot m u dan hidungm u! Wow , barang siapa yang m au m endarat kan bibirnya di waj ahm u, past i dia sedang pusing t uj uh keliling at au ot aknya t idak w aras.”

“ Ah, m asa! Hm ! I t u kedengarannya sangat ram ah. Saya m em ang pria j elek. Kam u sendiri bagaim ana? Gant eng ya? Kam u j uga t idak m au kan! Saya j am in kalau kit a berdua ikut lom ba ket am panan, saya akan m endapat kan hadiah pert am a, sedangkan kam u t idak akan dapat hadiah, hihihihi! Tapi ini bukan t opik kit a sekarang. Kit a berbicara t ent ang greenhorn it u. Saya t idak bert erim a kasih padanya dan t idak akan. Tapi, kalau daging pinggang it u sudah m at ang, dia harus m endapat bagian yang paling baik dan gurih. Saya sendiri yang akan m em ot ongnya. Dia layak m endapat kan it u. Tahukah kalian, apa yang akan saya lakukan besok?”

“ Apa?” t anya St one. “ Menyenangkan dia.” “ Dengan apa?” “ Dia boleh m enangkap m ust ang.” “ Kam u m au berburu m ust ang?” “ Ya. Saya harus m em iliki kuda baru. Saya pinj am kudam u unt uk berburu.

Karena sekarang ini bison t elah t am pak, m aka m ust ang pun akan dat ang. Saya pikir, saya hanya perlu t urun ke padang prairie t em pat kit a kem arin dulu m em at ok dan m engukur rel keret a. Di sana past i ada m ust ang, segera set elah kuda- kuda liar it u sam pai di kaw asan ini.”

Saya t idak t erus nguping, t api kem bali m elalui sem ak belukar unt uk m engham piri ket iga pem buru it u dari sisi lain. Mereka t idak boleh t ahu, bahw a saya t adi m endengar apa yang t idak seharusnya saya dengar.

Api dinyalakan. Pada kedua sisi perapian it u dit ancapkan dua buah rant ing bercabang. Kedua rant ing it u kuat dan keras sehingga bisa digunakan sebagai t iang penyangga unt uk m em anggang daging. Ket iga pem buru it u m em persem bahkan seluruh daging pinggang pada saya dan m ulailah Sam Hawkens m em bolak- balik t usukan- t usukan it u perlahan- lahan dengan t ram pil. Waj ahnya yang nam pak sangat bahagia secara diam - diam m em buat saya senang.

Ket ika yang lain kem bali dengan m em bawa daging, m ereka m enyalakan api sepert i kam i. Tent unya m ereka t idak t enang dan rukun sepert i kam i. Karena set iap orang ingin m em anggang daging unt uk dirinya sendiri, sehingga t em pat nya m enj adi t idak cukup, dan akibat nya m ereka m em akan porsinya set engah m at ang.

Saya benar- benar m endapat bagian yang paling bagus, berat nya kira- kira sat u set engah kilogram dan saya m akan sam pai habis. Meskipun begit u orang t idak m enganggap saya rakus. Sebaliknya saya selalu m akan lebih sedikit daripada yang lain yang berada dalam kondisi sepert i saya. Tapi bagi seseorang yang t idak t ahu at au t idak m engalam i sendiri dan t idak ikut sert a, ham pir t idak bisa dipercaya bahwa seorang w est m an harus m akan banyak daging kalau dia ingin bert ahan hidup.

Manusia m em erlukan sej um lah put ih t elur dan karbohidrat selain zat - zat lainnya yang diperlukan t ubuh. Keduanya harus disediakan dalam kom posisi yang benar, kalau dia hidup di daerah yang beradab. West m an yang berbulan- bulan lam anya keluar m asuk daerah yang t idak berpenghuni, hidupnya hanya dari daging yang hanya sedikit m engandung karbohidrat . Karena it u dia harus m akan dengan porsi besar unt uk m em beri sej um lah karbohidrat yang diperlukan oleh t ubuhnya. Baginya t idak ada pengaruhnya j ika dia m akan banyak put ih t elur w alaupun t idak sehat . Saya pernah lihat seorang pem buru m akan em pat kilogram daging sekaligus, dan ket ika saya t anya dia, apakah dia kenyang, dia m enj awab sam bil t ersenyum . Seharusnya begit u, karena saya sudah t idak punya lagi. Kalau Anda m au m em beri saya sebagian dari punya Anda, m aka saya akan segera m enyikat nya sam pai habis.

Selam a m akan para w est m an it u berbincang- bincang t ent ang perburuan bison t adi. Sebagaim ana yang saya dengar, ket ika m ereka m elihat kedua bison j ant an it u, m ereka m enganggap saya t elah bert indak bodoh.

Keesokan harinya saya berpura- pura akan pergi bekerj a. Sam dat ang m engham piri saya dan berkat a, “ Sim pan saj a peralat an Anda, Sir. Ada sesuat u yang lebih m enarik unt uk dikerj akan.” “ Apa?” “ Anda akan t ahu nant i. Siapkanlah kuda Anda. Kit a pergi berkuda.” “ Jalan- j alan? Pekerj aan di sana harus didahulukan! ” “ Pshaw ! Anda sudah m em bant ing t ulang. Selain it u, saya kira kit a sudah

akan kem bali siang hari. Set elah it u Anda m engukur dan m enghit ung sesuka hat i Anda.”

Saya m elapor dulu kepada Bancroft dan kem udian berangkat . Di perj alanan Sam berperilaku sangat m ist erius, dan saya pun t idak m engat akan padanya, bahwa saya sudah t ahu t uj uannya. Perj alanan dit em puh m elalui lint asan yang sudah kam i ukur sam pai di padang prairie yang t elah dit andai Sam kem arin.

Prairie it u lebarnya kira- kira t iga kilom et er, panj angnya dua kali lipat dan dikelilingi bukit yang berhut an lebat . Karena dilalui aliran sungai yang agak besar, udaranya cukup lem bab dan karena it u di sana t um buh rerum put an dengan subur. Di sebelah ut ara orang bisa m encapai padang prairie ini diapit di ant ara dua gunung, dan di sebelah selat an ham paran prairie berbat asan dengan sebuah lem bah yang m enuj u ke sini. Ket ika kam i t iba di sana, Hawkens berhent i dan m em perhat ikan dat aran dengan pandangan m enyelidik. Kem udian kam i berkuda lagi ke arah ut ara di t epi sungai kecil it u. Tiba- t iba dia m engeluarkan seruan, m engekang kudanya yang t ent u saj a bukan m iliknya m elainkan pinj am an, kem udian t urun dan m elom pat i sungai kecil it u dan pergi ke suat u t em pat yang rum put nya sudah t erinj ak orang. Dia m em eriksa daerah it u kem udian kem bali lagi, dan naik lagi ke at as pelana, lalu berpacu lagi, nam un t idak ke arah ut ara sepert i sebelum nya, m elainkan ke arah kanan, sehingga kam i m encapai t epi barat prairie beberapa saat set elahnya. Di sini dia t urun lagi dan m em biarkan kudanya m erum put , t api dia m engikat nya dengan seksam a. Sej ak m em eriksa j ej ak it u, dia t idak berbicara sepat ah kat a pun. Nam un pada waj ahnya yang berj enggot t erpancar kesan puas sepert i sinar m at ahari di at as hut an yang lebat . Sekarang dia m em erint ah saya,

“ Turunlah Sir, dan ikat lah kuda Anda it u kuat - kuat ! Kit a akan m enunggu di sini.” “ Mengapa harus diikat kuat - kuat ?” t anya saya, m eski saya t ahu baik alasannya. “ Karena kalau t idak, kuda Anda bisa hilang. Saya t elah m elihat berkali- kali, bahwa pada kesem pat an sepert i ini kuda akan m elarikan diri.” “ Kesem pat an yang bagaim ana?” “ Apa Anda t idak t ahu?” “ Hm ! ” “ Cobalah t ebak! ” “ Must ang?” “ Hei, kok t ahu?” t anya dia sam bil m em andang saya dengan kagum . “ Karena it u sudah saya baca.” “ Apa?”

“ Bahwa kuda yang pat uh akan m elarikan diri bersam a dengan m ust ang liar, j ika m ereka t idak kit a ikat kuat - kuat .” “ Perset an dengan Anda! Anda sudah m em baca sem uanya dan karena it u t idak m ungkin orang m em beri kej ut an pada Anda. Saya lebih m enyukai orang yang t idak bisa m em baca.”

“ Apakah Anda m au m em beri saya kej ut an?” “ Tent u saj a.” “ Dengan berburu m ust ang?” “ Ya.” “ I ni past i m ust ahil. Kalau kej ut an, m ana m ungkin diberit ahukan

sebelum nya. Anda t idak boleh m em berit ahu saya sebelum kuda- kuda it u dat ang.” “ Benar, hm ! Dengarlah, m ust ang- m ust ang it u t adi di sini.” “ Apakah sebelum nya ada j ej ak?” “ Ya, kem arin m ereka lew at sini. Tahukah Anda, m ereka it u pasukan garis

depan, sem acam pengint ai. Saya harus kat akan pada Anda, bahwa binat ang- binat ang it u sangat cerdik. Mereka selalu m engirim kan kelom pok kecil lebih dulu ke m uka dan ke sam ping. Mereka m em iliki opsir sepert i m ilit er, dan kom andan ut am anya selalu m ust ang j ant an yang berpengalam an, kuat dan gagah berani. Kalau m ereka ingin m erum put at au bergerak, sisi kiri kanannya selalu dikaw al oleh m ust ang j ant an. Kem udian diikut i m ust ang bet ina, dan di t engah- t engah anak- anaknya. Form asi diat ur begit u agar kuda- kuda j ant an dapat m elindungi kuda bet ina dan anak- anaknya. Saya sudah sering m enj elaskan, bagaim ana orang m enangkap m ust ang dengan lasso. Apakah Anda sudah paham ?”

“ Tent u saj a.” “ Anda m au m enangkap seekor m ust ang?” “ Ya.” “ Anda punya kesem pat an unt uk it u pagi ini, Sir.” “ Terim a kasih! Kesem pat an it u t idak akan saya m anfaat kan.” “ Tidak? All devils! Mengapa t idak?” “ Karena saya t idak m em erlukan kuda.” “ Tapi, seorang w est m an t idak bert anya, apa dia m em erlukan seekor kuda

at au t idak.” “ Kalau begit u w est m an t idak sepert i yang dicerit akan orang.” “ Sepert i apa m em angnya?” “ Anda kem arin berbicara t ent ang pem buru gila- gilaan, t ent ang orang

kulit put ih yang m em bunuh bison secara m assal, t anpa m em anfaat kan dagingnya.

Saya anggap it u sebuah dosa t erhadap binat ang dan t erhadap orang kulit m erah yang diram pok rezekinya. Anda j uga begit u kan?”

“ Tent u saj a! ” “ Just ru begit u j uga dengan kuda- kuda it u. Saya t idak m au m eram pok

kebebasan m ust ang- m ust ang yang elok it u.” “ I t u pikiran yang baik, Sir, sangat baik. Set iap m anusia dan orang Krist iani j ust ru harus berpikir, berbicara dan bert indak sepert i yang Anda pikirkan dan bicarakan. Tapi siapa bilang, Anda akan m eram pok kebebasan seekor m ust ang? Saya t elah m elat ih Anda m elem par lasso dan Anda harus m encobanya. Saya ingin m elihat , apa Anda lulus uj ian. Paham ?”

“ I t u lain. Ya, kalau begit u saya ikut .” “ Baiklah! Bagi saya hal it u sangat serius t ent unya. Saya perlu seekor kuda

dan akan m enangkap sat u ekor. Sudah sering saya kat akan dan sekarang sekali lagi saya kat akan: Anda harus duduk t egak di at as pelana, dan segera t ekan kuda Anda sekuat t enaga pada saat Anda m elem par lasso. Kalau t idak, kuda Anda akan lari dan Anda akan t erpelant ing dan t erseret . Kalau dem ikian, Anda nant i akan kehilangan kuda dan m enj adi praj urit pej alan kaki sepert i saya sekarang.”

Dia ingin t erus bicara, t api berhent i dan m enunj uk dengan t angannya ke kedua gunung yang t elah disebut kan, di prairie sebelah ut ara. Di sana m uncul seekor kuda, hanya seekor. Kuda it u berlari pelan ke arah kam i t anpa m erum put .

I a m enggerakkan kepalanya dengan cepat ke segala arah dan m enghirup udara m elalui lubang hidungnya. “ Anda lihat it u?” bisik Sam , karena t egang dia bicara pelan- pelan padahal kuda it u t idak m ungkin dapat m endengar suara kam i. “ Benar bukan kat a saya, m ereka dat ang! Yang di depan it u pengint ai, ia m em eriksa, apakah daerah ini am an. I a seekor kuda j ant an yang cerdik. Alangkah gesit nya, ia m em andang ke segala arah, dan kem udian berput ar! I a t idak m elihat kit a, karena angin bert iup dari depan kit a. Karena it u saya m em ilih t em pat ini.”

Sekarang m ust ang it u berlari kencang, kadang lurus, kadang ke kanan at au ke kiri, dan akhirnya berbalik ke arah asalnya dan m enghilang di sana, di t em pat ia pert am a kali m uncul.

“ Apakah Anda m em perhat ikan kuda it u?” t anya Sam . “ Alangkah cerdik t ingkah lakunya dan t indakannya m enggunakan set iap sem ak- sem ak unt uk m elindungi dirinya agar t idak t erlihat ! Seorang pengint ai I ndian belum t ent u bisa m elakukannya dengan lebih baik.”

“ I t u benar. Saya sangat t erpesona.”

“ Sekarang ia kem bali unt uk m elapor pada j endralnya, bahwa keadaan am an. Tapi m ereka past i kecew a, hihihihi! Saya berani bert aruh, paling t idak sepuluh m enit lagi m ereka akan dat ang. Anda t ahu, bagaim ana kit a akan m elakukannya?”

“ Bagaim ana?” “ Sekarang bergegaslah kem bali ke j alan keluar padang prairie ini dan

t et aplah di sana. Saya akan t urun ke dekat j alan m asuk dan bersem bunyi di hut an sana. Kalau kaw anan kuda it u dat ang, akan saya biarkan m ereka lewat dan kem udian m engikut i di belakangnya. Mereka akan lari ke arah Anda. Kalau m ereka m elihat Anda m ereka akan berbalik arah. Jadi kit a giring m ereka ke arah Anda dan ke arah saya, sam pai kit a bisa m em ilih dua kuda yang akan kit a t angkap. Kem udian akan saya pilih lagi yang paling baik, sem ent ara kuda yang sat unya lagi kit a biarkan saj a lari. Anda set uj u?”

“ Kenapa Anda bert anya sepert i it u? Saya t idak m engert i sam a sekali t ent ang perburuan kuda. Andalah ahlinya, j adi saya harus m engikut i perint ah Anda.” “ Well, Anda benar. Saya sudah m enaklukkan beberapa m ust ang liar dan dapat m engat akan bahwa Anda t idak berkat a bodoh dengan m enyebut saya seorang ‘m ast er’. Jadi bergegaslah, kalau t idak kit a akan t erlam bat dan kehilangan kesem pat an.”

Kam i naik lagi ke at as pelana dan berpisah m enuj u t em pat m asing- m asing. Dia ke ut ara dan saya ke selat an, sam pai pada t em pat kam i m em asuki prairie t adi. Karena senj at a saya, si Pem bunuh Beruang yang berat it u m engham bat perj alanan kam i, ham pir saj a saya m elepaskannya. Tapi saya pernah m em baca dan m endengar, bahwa w est m an yang hat i- hat i hanya berpisah dengan senj at anya kalau dia t ahu past i bahw a t idak ada yang perlu dit akut kan dan senj at a it u t idak diperlukan. Tapi kasus di sini lain, set iap saat orang I ndian at au binat ang buas bisa m uncul. Karena it u, saya berusaha agar senj at a t ua it u t ergant ung rapat pada sarungnya di pelana dan t idak m em ukul paha saya.

Kem udian dengan t egang saya m enunggu m unculnya kuda- kuda it u. Saya berhent i di ant ara pepohonan yang paling depan di hut an yang berbat asan dengan prairie it u dan m engikat kan salah sat u uj ung lasso pada kancing pelana kuat - kuat sert a m enggulung sim pulnya di depan badan sehingga siap unt uk dipakai.

Uj ung bagian bawah prairie it u begit u j auh dari saya, sehingga saya t idak bisa m elihat m ust ang- m ust ang it u kalau m ereka dat ang. Mereka baru akan kelihat an kalau Sam m enggiringnya. Belum sam pai seperem pat j am saya di t em pat it u, saya m elihat sej um lah t it ik hit am di baw ah sana. Tit ik- t it ik hit am it u dengan cepat m enj adi besar karena m ereka bergerak ke arah saya. Pert am a- t am a sebesar Uj ung bagian bawah prairie it u begit u j auh dari saya, sehingga saya t idak bisa m elihat m ust ang- m ust ang it u kalau m ereka dat ang. Mereka baru akan kelihat an kalau Sam m enggiringnya. Belum sam pai seperem pat j am saya di t em pat it u, saya m elihat sej um lah t it ik hit am di baw ah sana. Tit ik- t it ik hit am it u dengan cepat m enj adi besar karena m ereka bergerak ke arah saya. Pert am a- t am a sebesar

Cant ik nian pem andangan binat ang- binat ang it u! Surai m ereka m elam bai- lam bai m enut upi lehernya dan ekornya bet erbangan sepert i bulu- bulu halus yang t ert iup angin. Jum lahnya t idak lebih dari t iga rat us ekor. Rasanya bum i berguncang karena derap kaki m ereka. Seekor kuda j ant an put ih berlari sendirian di depan, alangkah anggunnya binat ang it u. Sebenarnya orang past i ingin m enangkapnya. Tapi t idak ada pem buru prairie yang m au m enunggangi seekor kuda put ih. Binat ang berwarna t erang sepert i it u m udah t erlihat keberadaannya oleh m usuh dari kej auhan.

Kini sudah w akt unya unt uk m enunj ukkan diri saya kepada kuda- kuda it u. Saya keluar dari balik pepohonan it u dengan sem barangan dan pengaruhnya begit u langsung t erlihat . Kuda put ih yang m em im pin barisan langsung berbalik seolah- olah perut nya t ert em bak peluru. Kaw anan hew an it u berhent i t iba- t iba. Mereka m endengus keras ket akut an. Seolah- olah m ereka diperint ahkan unt uk m undur. Kem udian m ereka berlari ke arah m ereka dat ang. Kuda put ih kem bali berada di depan.

Saya m engikut i m ereka perlahan- lahan. Saya t idak t erburu- buru karena saya yakin, bahwa Sam Hawkens akan m enggiringnya lagi ke arah saya. Pada saat it u saya m encoba m em persiapkan suat u hal yang t erbersit dalam benak saya. Meskipun kuda- kuda it u hanya sebent ar saj a berhent i di depan saya, saya m endapat kesan bahwa sat u diant ara hew an- hew an it u sepert i bukan kuda. I a lebih

m irip seekor bagal 6 . Mungkin saj a saya keliru, t api saya yakin apa yang saya lihat it u benar. Pada kesem pat an kedua saya ingin m elihat lebih j elas lagi. Bagal it u

berada di urut an paling depan, t epat di belakang kom andannya. Jadi, ia t idak hanya diakui sebagai binat ang sej enis oleh kuda- kuda it u, t et api j uga m em iliki kedudukan pent ing di ant ara m ereka.

Set elah beberapa saat kawanan kuda it u kem bali ke arah saya dan ket ika m elihat saya, m ereka segera berbalik lagi. Kem udian kem bali lagi dan ket ika it u saya t ahu, bahwa saya t idak keliru. Mem ang ada seekor bagal di ant ara m ereka yang berwarna coklat m uda dengan garis punggung gelap yang sangat m engesankan. Meskipun kepalanya besar dan t elinganya panj ang ia seekor binat ang yang cant ik. Bagal lebih kuat daripada kuda biasa, m em iliki langkah yang lebih m ant ap dan t idak t akut m elihat j urang. I t ulah kelebihan- kelebihan yang

Blast eran kuda dengan keledai.

m enonj ol. Tent u saj a m ereka j uga keras kepala. Saya pernah m elihat bagal yang lebih suka dipukuli sam pai m at i, ket im bang m aj u selangkah pun. Meskipun pem iliknya t idak m em uat apa pun di at asnya dan j alannya baik, ia t et ap t idak m au, sem at a karena m em ang t idak m au.

Sej auh yang saya lihat sepint as, m at a bagal it u seolah- olah bersinar dan pandangannya lebih cerdik daripada kuda biasa, sehingga saya berniat m enangkapnya. Nam paknya ia m elarikan diri dari pem iliknya, ket ika dia diaj ak berburu m ust ang, dan sekarang dia bergabung bersam a kawanan m ust ang yang lain.”

Sekarang kawanan it u digiring Sam ke arah saya. Kam i saling berdekat an sehingga saya bisa m elihat nya. Kini m ust ang- m ust ang it u t idak bisa m aj u at au pun m undur. Mereka berlarian ke t epi dan kam i m engikut inya. Kawanan it u t ercerai- berai. Saya lihat kuda peranakan it u t et ap berada di kelom poknya. Sekarang ia berlari ke arah kuda put ih. Benar- benar binat ang yang luar biasa cepat dan m em punyai st am ina yang t angguh. Saya t et ap berada pada kawanan ini sem ent ara Sam t am paknya dem ikian pula.

“ Giring ke t engah, saya ke kiri, Anda ke kanan! ” serunya kepada saya. Kam i m em acu kuda- kuda kam i, t idak lagi hanya m enyej aj ari kawanan

m ust ang it u, akan t et api lebih t epat m endekat i sehingga kam i dapat m engej ar sebelum m ereka m encapai hut an. Mereka t ernyat a t idak berlari ke arah sana. Mereka berbalik dan akan m elewat i kam i. Unt uk m enghindarinya kam i segera m engej arnya, sehingga m ereka t erpencar ke segala arah sepert i sekawanan ayam yang akan t ert angkap elang. Kuda put ih dan bagal keluar t erpisah dari kelom poknya dan m elewat i kam i. Kam i m engej arnya. Karena it u Sam bert eriak kepada saya sam bil m em ut ar t ali lassonya di at as kepala,

“ Lagi- lagi greenhorn! Tet aplah di t em pat ! ” “ Kenapa?” “ Karena Anda m em buru kuda put ih dan hanya greenhornlah yang

m elakukannya, hihihihi! ” Saya m enj awabnya, t et api dia t idak m endengar karena suara t awanya yang keras m engat asi suara saya, sehingga dia beranggapan saya m em perhat ikan kuda put ih. Terserahlah! Saya biarkan dia m engej ar bagal it u dan berbelok ke arah m ust ang yang ket akut an. Para m ust ang it u m endengus dan m eringkik t idak t erat ur sert a berlari ke sana ke m ari. Sam t elah berada di dekat bagal it u. Kem udian dia m elem parkan t ali lassonya. Tali sim pul j at uh t epat pada leher binat ang it u. Kini Sam harus m enahannya dan m engekang kudanya ke belakang. Dia selalu m enganj urkan hal it u kepada saya agar dapat m enahan t arikannya j ika t ali lasso m elakukannya, hihihihi! ” Saya m enj awabnya, t et api dia t idak m endengar karena suara t awanya yang keras m engat asi suara saya, sehingga dia beranggapan saya m em perhat ikan kuda put ih. Terserahlah! Saya biarkan dia m engej ar bagal it u dan berbelok ke arah m ust ang yang ket akut an. Para m ust ang it u m endengus dan m eringkik t idak t erat ur sert a berlari ke sana ke m ari. Sam t elah berada di dekat bagal it u. Kem udian dia m elem parkan t ali lassonya. Tali sim pul j at uh t epat pada leher binat ang it u. Kini Sam harus m enahannya dan m engekang kudanya ke belakang. Dia selalu m enganj urkan hal it u kepada saya agar dapat m enahan t arikannya j ika t ali lasso

Saya bergegas m engham piri Sam unt uk m elihat apakah dia t erluka. Dia bangkit dan bert eriak t erkej ut , “ Sialan! Tiba- t iba kuda Dick St one kabur bersam a- sam a dengan bagal it u, kalau saya t ak salah.” “ Apakah Anda t erluka?” “ Tidak, cepat lah t urun dan serahkan kuda it u kepada saya. Saya harus

m enangkapnya! ” “ Unt uk apa?” “ Tent u saj a saya ingin m enangkap keduanya. Ayo cepat t urun! ” “ Saya t idak m au! Anda nant i salt o lagi dan kedua kuda it u bisa hilang! ” Selesai m engucapkan kalim at it u, saya pun m em acu kuda saya m engikut i

bagal. Kedua binat ang it u sudah j auh t et api sekarang m ereka m enghadapi m asalah. Kedua binat ang it u ingin berlari ke arah yang berlainan. Sem ent ara keduanya saling t erikat oleh t ali lasso. Karena it u saya m endekat i keduanya. Tidak ada gunanya j ika saya m enggunakan lasso. Saya t arik t ali lasso yang m engikat keduanya, m enggulungnya dan sekarang sudah am an unt uk m engikat keduanya. Pert am a- t am a saya biarkan keduanya berlari dan berguling- guling kem udian perlahan- lahan m enarik t alinya sekuat t enaga, sehingga j erat nya sem akin pendek dan lebih m udah m enj erat nya. Saya ikut i t erus arah lari kuda it u, sehingga binat ang it u kem bali ke arah Sam Hawkens berdiri. Di sana saya kencangkan t ali kekang dengan t iba- t iba, sehingga bagal it u t erikat , t idak bisa bernafas dan j at uh ke t anah.

“ Pegang erat - erat sam pai saya m em egang binat ang ini dan baru biarkan dia lepas,” seru Sam . Dia m elangkah ke at as binat ang yang walaupun t ergelet ak di at as t anah, kaki- kakinya m enendang- nendang dengan keras. “ Sekarang! ” kat anya. Saya m elepaskan t ali lasso dan binat ang it u kem bali bisa bernapas dan

m elom pat . Secepat it u pula Sam m elom pat ke punggungnya. Beberapa saat binat ang it u t idak bergerak sepert i t erkej ut t akut . Nam un, kem udian ia m elom pat m elom pat . Secepat it u pula Sam m elom pat ke punggungnya. Beberapa saat binat ang it u t idak bergerak sepert i t erkej ut t akut . Nam un, kem udian ia m elom pat

“ Saya t idak akan dij at uhkan,” serunya. “ I ni adalah gerakan t erakhirnya, dan dia akan berlari lagi. Lihat saj a, saya

akan m em bawa kuda it u pulang dalam keadaan j inak! ” Tet api dia keliru. Binat ang it u sam a sekali t idak m au t akluk padanya, bahkan t iba- t iba m enj at uhkan diri ke t anah dan berguling- guling. Bagal it u bisa m em at ahkan t ulang rusuk si Sam kecil. Dia harus t urun dari pelana. Saya m elom pat dari t em pat saya dan m enangkap t ali lasso yang t erseret di t anah dan m elilit kannya dua kali ke akar sebuah pohon yang kuat . Binat ang it u m elem parkan penunggangnya dan m elom pat . I a hendak m enerj ang, t et api akar pohon it u m enahannya. Tali lasso m enj adi kencang dan ikat annya sem akin m enegang. Akhirnya si bagal it u t ersungkur.

Sam Hawkens kem bali m enepi. Dia m eraba t ulang rusuk dan pahanya. Dengan waj ah m enyeringai kesakit an dia berkat a, “ Biarkan binat ang buas it u lari. Tak seorang pun bisa m enaklukkannya, kalau saya t idak salah.” “ Belum t ent u! Saya t idak m au diperm alukan oleh seekor kuda yang ayahnya bukanlah seorang gent lem an m elainkan hanya seekor keledai. Dia harus t aat . Aw as! ”

Saya buka ikat an t ali lasso dari akar pohon dan dengan langkah lebar m elom pat ke binat ang it u. Begit u ia bisa lega bernafas, ia pun m elom pat . Sekarang saya t ekan bagal it u dengan paha dan unt uk hal ini posisi saya lebih baik daripada Sam yang kecil. Rusuk kuda it u akan m elengkung apabila dij epit dengan kedua paha penunggangnya. Hal it u akan m enekan ususnya dan m em buat nya t akut m at i. Bisa j adi ia akan m elem parkan saya dengan cara yang sam a sepert i yang dilakukan t erhadap Sam , karena it u saya pegang t ali lasso yang m elingkari kepalanya, m enggulungnya dan m enariknya t epat di belakang sim pulnya. Ket ika binat ang it u m au m enj at uhkan diri lagi, saya m enekan pahanya sehingga ia t idak j adi m elakukannya. I ni sungguh m erupakan perj uangan yang m enj engkelkan, kekuat an lawan kekuat an. Saya m ulai bersim bah peluh, t et api binat ang it u j uga berkeringat lebih banyak. Peluh m engalir dari badannya dan m ulut nya m engeluarkan busa. Gerakannya m akin m elem ah dan m akin t idak berdaya. Set elah dengusannya yang m arah diikut i oleh ringkikan pendek, akhirnya kuda it u roboh di baw ah kaki saya, t anpa bisa berbuat apa- apa, karena ia sudah t idak bert enaga lagi. Tanpa bergerak sedikit pun ia berbaring dengan m at a yang t erbelalak. Saya Saya buka ikat an t ali lasso dari akar pohon dan dengan langkah lebar m elom pat ke binat ang it u. Begit u ia bisa lega bernafas, ia pun m elom pat . Sekarang saya t ekan bagal it u dengan paha dan unt uk hal ini posisi saya lebih baik daripada Sam yang kecil. Rusuk kuda it u akan m elengkung apabila dij epit dengan kedua paha penunggangnya. Hal it u akan m enekan ususnya dan m em buat nya t akut m at i. Bisa j adi ia akan m elem parkan saya dengan cara yang sam a sepert i yang dilakukan t erhadap Sam , karena it u saya pegang t ali lasso yang m elingkari kepalanya, m enggulungnya dan m enariknya t epat di belakang sim pulnya. Ket ika binat ang it u m au m enj at uhkan diri lagi, saya m enekan pahanya sehingga ia t idak j adi m elakukannya. I ni sungguh m erupakan perj uangan yang m enj engkelkan, kekuat an lawan kekuat an. Saya m ulai bersim bah peluh, t et api binat ang it u j uga berkeringat lebih banyak. Peluh m engalir dari badannya dan m ulut nya m engeluarkan busa. Gerakannya m akin m elem ah dan m akin t idak berdaya. Set elah dengusannya yang m arah diikut i oleh ringkikan pendek, akhirnya kuda it u roboh di baw ah kaki saya, t anpa bisa berbuat apa- apa, karena ia sudah t idak bert enaga lagi. Tanpa bergerak sedikit pun ia berbaring dengan m at a yang t erbelalak. Saya

“ Heavens, Anda ini m anusia at au bukan! ” seru Sam . “ Tenaga Anda lebih kuat dari pada binat ang it u! Lihat lah w aj ah Anda, begit u m enakut kan! ” “ Saya t ahu.” “ Mat a Anda keluar, bibir Anda bengkak dan pipi Anda benar- benar

m em biru! ” “ I t u karena seorang greenhorn t idak m au dilem parkan, padahal seorang pem buru m ust ang yang lebih pandai dikalahkan, set elah sebelum nya dia m engikat kudanya ke bagal dan m em biarkan keduanya berlari bersam a- sam a.”

Waj ahnya sem akin m enyeringai dan m em ohon dengan suara yang m enyedihkan. “ Diam , Sir! Saya j elaskan, hal sepert i it u bisa saj a t erj adi pada pem buru ulung.” “ Bagaim ana t ulang rusuk dan m at a kaki Anda?” “ Saya t idak t ahu. Nant i akan saya periksa set elah keadaan saya m em baik.

Sekarang seluruh t ubuh saya gem et ar. Dasar binat ang liar, saya belum pernah m erasakan sepert i ini sebelum nya. Saya harap binat ang ini bisa t enang! ”

“ Dia sudah t enang. Lihat , bet apa let ihnya dia, begit u pasrah sepert i m int a dikasihani. Maukah Anda m enaikkan pelana dan m engikat kan t ali kekangnya? Tunggangilah kuda it u pulang! ”

“ Kalau begit u nant i ia bert ingkah lagi! ” “ Tidak akan! Dia sudah bosan. Binat ang yang cerdas dan Anda akan m uj ur

m em ilikinya.” “ Saya kira. Tet api dari awal saya sudah m engincar kuda it u. Anehnya Anda j ust ru m engincar kuda put ih it u. Tent u hal it u suat u kekeliruan besar.” “ Anda t ahu past i?” “ Tent u saj a it u suat u kebodohan! ” “ Bukan begit u m aksud saya. Anda yakin saya m engincar kuda put ih?” “ Jadi m engincar kuda yang m ana?” “ Mengincar bagal.” “ Benar?” “ Ya, walau saya seorang greenhorn t ent u saya t ahu bahw a kuda put ih t idak

cocok unt uk penunggang kuda di daerah Barat . Saya langsung t ert arik pada bagal it u begit u m elihat nya.”

“ Ya, Anda m em iliki pengert ian t ent ang kuda, orang harus m engakuinya.”

“ Sam yang baik, saya ingin akal saya sebaik Anda j uga! Sekarang ke m arilah, t olong saya m engangkat binat ang ini! ” Kam i m enarik binat ang it u ke at as. I a diam saj a dan seluruh t ubuhnya gem et ar. Bahkan ket ika kam i m engikat kan pelana dan t ali kekang, ia t idak m elawan. Ket ika Sam m enaikinya, ia m enurut dan begit u j inak sepert i seekor kuda t unggangan.

“ I a sudah pernah dipelihara,” kat a si Sam kecil . “ Yang past i seorang penunggang yang baik. Saya kira begit u. I a m ungkin

lari dari t uannya. Tahukah Anda nam a apa yang akan saya berikan?” “ Apa?” “ Mary. Dulu saya pernah m enunggangi seekor bagal yang bernam a Mary

dan sekarang saya t idak perlu susah- susah m encari nam a lain.” “ Jadi kuda bernam a Mary dan senapan bernam a Liddy! ” “ Ya. Dua nam a yang m anis sekali, bukan? Sekarang saya m int a Anda unt uk

m em bant u saya.” “ Tent u saj a, apa yang bisa saya bant u?” “ Jangan cerit akan t ent ang sem ua yang t elah t erj adi di sini! Saya akan

sangat bert erim a kasih kepada Anda.” “ Lupakan! Anda t idak perlu bert erim akasih unt uk hal it u.” “ Tent u saj a. Saya t idak ingin m endengar t em an- t em an Anda di perkem ahan

sana t ert awa, j ika m ereka m enget ahui bagaim ana Sam Hawkens bisa m endapat kan Mary, kuda barunya. Baginya hal it u m erupakan kebahagiaan yang sangat besar. Jika Anda t ut up m ulut , m aka saya akan …”

“ Tenanglah,” pot ong saya. “ Kit a t idak perlu m em bicarakan hal it u. Anda adalah guru saya dan t em an saya. Selain it u saya t idak perlu m engat akan apa- apa.”

Pada saat it u m at anya yang kecil dan cerdik m enj adi berkaca- kaca dan dia berkat a dengan sem angat , “ Ya, saya t em an Anda, Sir. Seandainya saya t ahu bahwa Anda j uga m enyayangi saya, hat i saya sangat bahagia sekali.” Saya raih t angannya dan m enj awab, “ Saya bisa m em bahagiakan Anda, Sam t ersayang. Anda harus yakin bahwa

saya m enyayangi Anda, begit u sayang, sepert i… sepert i. Ya, kira- kira sepert i m encint ai pam annya yang baik, berani dan j uj ur. Puas?”

“ Puas, puas sekali, Sir! Saya sangat t erharu, karena Anda bersedia berkorban unt uk kebahagiaan saya. Kat akanlah, apa yang sebaiknya saya lakukan! Haruskah saya, haruskah saya, m isalnya m elahap habis Mary sam pai kulit dan “ Puas, puas sekali, Sir! Saya sangat t erharu, karena Anda bersedia berkorban unt uk kebahagiaan saya. Kat akanlah, apa yang sebaiknya saya lakukan! Haruskah saya, haruskah saya, m isalnya m elahap habis Mary sam pai kulit dan

“ St op! ” j awab saya sam bil t ert awa. “ Jika keduanya dilakukan saya akan kehilangan Anda karena di sat u pihak Anda akan m eledak dan di pihak lain Anda akan sam a hancur karena Anda harus m enelan ram but palsu Anda. Anda sudah m enyenangkan saya dan Anda akan m em bukt ikan rasa sayang ini sem aksim al m ungkin kepada saya. Jadi biarkanlah unt uk sem ent ara Mary dan Anda sendiri t et ap hidup dan anggaplah bahwa kit a akan segera sam pai di perkem ahan. Saya m au bekerj a.”

“ Kerj a! Disini Anda j uga kerj a. Jika ini bukan pekerj aan, saya t idak t ahu lagi apa yang harus saya sebut dengan pekerj aan.” Saya ikat kuda Dick St one dengan t ali kekang ke kuda saya, kem udian m elanj ut kan perj alanan. Sem ent ara it u kawanan m ust ang sudah lam a m elarikan diri. Bagal it u m enurut saj a keinginan penunggangnya. Sepanj ang j alan Sam berkali- kali berseru gem bira,

“ Dia sudah t erlat ih. Mary sudah t erlat ih dengan baik! Pada set iap langkahnya, saya m erasa bet apa sem purnanya kuda it u adanya. Kuda it u m engingat apa yang pernah dilat ihkan dan ia t elah m elupakan keberadaannya bersam a kawanan m ust ang lain. Mudah- m udahan ia t idak lagi pem arah, m elainkan j uga m em punyai karakt er yang baik.”

“ Jika t idak, dia m asih bisa Anda lat ih, dia m asih belum t ua unt uk dilat ih.” “ Menurut Anda, berapa um urnya?” “ Lim a t ahun, t idak lebih.” “ Menurut saya j uga begit u. Nant i akan saya selidiki lebih t elit i apakah hal it u

benar. Seandainya binat ang bisa m engucapkan t erim a kasih, m aka Andalah yang dit uj u. Dua hari yang m elelahkan bagi saya, sangat m enegangkan. Tet api bagi Anda penuh kehorm at an. Apakah Anda yakin bahw a kit a bisa berburu bison dan m ust ang dalam wakt u yang ham pir bersam aan?”

“ Mengapa t idak? Di darat sini sem uanya harus dit angkap. Saya j uga berharap m engenal perburuan lainnya.” “ Hm , ya. Saya ingin Anda t erhindar dari bahaya sepert i kem arin dan hari ini. Bahkan kem arin hidup Anda sudah di uj ung t anduk. Terlalu berani. Anda t idak boleh lupa bahwa Anda adalah seorang greenhorn. Anda biarkan bison m endekat i dan dengan t enang Anda t em bak m at anya! Ah, m engerikan! Anda m asih belum berpengalam an dan t elah m enyepelekan bison. Lain kali Anda harus lebih berhat i- hat i dan j angan t erlalu percaya diri. Perburuan bison sangat berbahaya. Masih ada sat u lagi yang lebih berbahaya.”

“ Apa it u?” “ Berburu beruang.” “ Tent u beruang yang Anda m aksud bukan beruang hit am dengan m oncong

kuning?” “ Baribal 7 ? Bukan it u yang saya m aksudkan! I t u binat ang yang sopan dan

j inak, sehingga orang bisa m em eliharanya dan m engaj arinya di rum ah. Bukan, yang saya m aksud grizzly, beruang kelabu dari Rocky Mount ains. Karena Anda sering m em baca, pernahkah Anda m em baca t ent ang grizzly?”

“ Ya.” “ Bersyukurlah j ika Anda t idak pernah m elihat nya. Jika ia berdiri, t ingginya

sem et er lebih t inggi daripada Anda. Dengan sat u kali gigit an, kepala Anda sudah rem uk dan j ika sekali wakt u ia diserang at au sedang m arah, ia t idak akan t enang sam pai m usuhnya hancur dan dikalahkan.”

“ At au m engalahkan dia! ” “ Oh, lihat lah, Anda sudah kem bali ceroboh! Anda berbicara seolah- olah

beruang kelabu yang perkasa dan t idak t erkalahkan sepert i m em bicarakan racoon yang t idak berbahaya.”

“ Bukan begit u. Saya bukan m enyepelekannya. Tet api kat a t idak t erkalahkan sepert i yang Anda kat akan t adi, j uga t idak benar. Tak ada seekor binat ang buas pun yang t ak t erkalahkan, t idak j uga seekor grizzly.”

“ Apakah Anda j uga m em baca t ent ang hal it u?” “ Ya.” “ Kalau begit u, buku- buku it ulah yang m em buat Anda ceroboh, m eskipun

sebenarnya Anda orang yang pandai, kalau saya t idak salah. Barangkali Anda t idak akan ragu- ragu dan akan m endekat i beruang kelabu sepert i cara yang Anda lakukan t erhadap bison kem arin.”

“ Kalau t idak ada pilihan lain, t ent u saj a.” “ Tidak ada pilihan lain! Om ong kosong! Apa m aksud Anda? Set iap orang bisa

berubah haluan j ika dia m au! ”

“ I t u art inya, seseorang bisa kabur kalau dia pengecut . Apakah begit u?” “ Ya, t et api nam anya bukan pengecut . Melarikan diri dari beruang kelabu

bukanlah perbuat an pengecut . Sebaliknya m enyerangnya m erupakan t indakan bunuh diri! ”

“ I t u soal pendapat ! Jika saya diserang t iba- t iba dan t idak sem pat lari, m aka saya akan m em pert ahankan diri. Jika t em an saya diserang, m aka kewaj iban saya

Beruang berkulit coklat at au gelap di Am erika Ut ara yang asalnya t idak diket ahui.

m enolongnya. I t ulah dua alasan yang m em aksa saya unt uk t idak kabur. Selain it u saya j uga t ahu, seorang pem buru yang berani suat u saat akan m enaklukkan binat ang liar it u, agar dapat m em bukt ikan bet apa besar keberaniannya dan unt uk m encoba lezat nya daging cakar beruang.”

“ Anda benar- benar sulit diberi nasihat . Mudah- m udahan Tuhan t idak pernah m em berikan kesem pat an kepada Anda unt uk m enikm at i dagingnya m eskipun saya akui, bahwa di dunia ini t idak ada m akanan seenak daging beruang kelabu.”

“ Saya kira Anda t idak usah khawat ir. Mem angnya di daerah ini ada beruang kelabu?” “ Mengapa t idak? Grizzly t erdapat di m ana- m ana. I a berj alan m engikut i arus sungai dan bahkan berkeliaran di daerah prairie. Sungguh siallah nasib m ereka yang bert em u beruang it u. Sudah, j angan m em bicarakan it u lagi! ”

Sungguh t idak kam i duga, t em a pem bicaraan it u keesokan harinya m enj adi kenyat aan dan kam i bert em u binat ang buas it u. Tidak ada kesem pat an unt uk m elanj ut kan pem bicaraan, karena kam i t elah sam pai di perkem ahan. Rut e j alan keret a agak berubah, karena selam a kam i t idak ada, ada kesalahan dalam pengukuran. Bancroft dan t iga orang surveyor t elah bekerj a keras unt uk m enunj ukkan apa yang bisa dikerj akannya. Kedat angan kam i m enarik perhat ian.

“ Bagal, bagal! ” t eriak m ereka. “ Dari m ana Anda m em perolehnya, Hawkens?” “ Baru saj a dikirim ,” j awabnya dengan serius. “ Tidak m ungkin! Dari siapa, dari siapa?” “ Melalui pos kilat dengan harga dua sen. Mungkin kalian m au m elihat

bungkusnya?” Beberapa orang t ert awa, yang lainnya m engom el, t et api dia berhasil m em perm ainkan m ereka dan orang- orang it u t idak bert anya lagi. Apakah dia m au bercakap- cakap dengan Dick St one at au Will Parker t idak bisa saya am at i, karena saya langsung ikut sert a dalam pekerj aan m engukur hingga m enj elang m alam , sehingga keesokan harinya kam i dapat m em ulai lagi dari lem bah. Di t em pat it ulah kam i bert em u bison kem arin. Ket ika pada m alam harinya kam i m em bicarakan hal it u, saya bert anya pada Sam apakah m ungkin pekerj aan kam i akan diganggu oleh bison, m engingat j ej aknya t erlihat m elewat i lem bah. Kam i t elah m endapat i kelom pok kecil perint isnya dan kem ungkinan akan m enj um pai induk kaw anannya.

Sam m enj awab, “ Kem ungkinan it u t idak ada, Sir! Bison m erupakan binat ang yang cerdik

sepert i m ust ang. Kaw anan bison yang kit a serang kem arin t elah kem bali ke induk sepert i m ust ang. Kaw anan bison yang kit a serang kem arin t elah kem bali ke induk

Ket ika faj ar m enyingsing kam i m em indahkan perkem ahan ke bagian at as lem bah. Hawkens, St one dan Parker t idak m em bant u, karena Hawkens ingin m enunggangi Mary dan kedua orang t em annya m enem aninya. Dia pergi ke arah prairie unt uk m enunggangi Mary. Sebagai surveyor, pert am a- t am a kam i sibuk m em asang t ongkat pengukur dan beberapa bawahan Rat t ler m em bant u kam i. Rat t ler sendiri berj alan- j alan dengan pegawai lainnya ke sekit ar perkem ahan. Ket ika Rat t ler dan kam i t iba di t em pat bison- bison it u t ert em bak saya m erasa heran, karena di t em pat it u sudah t idak lagi t erlihat bangkai bison t uanya. Kam i m enelit i t em pat it u dengan seksam a, t erlihat j ej ak yang lebar m enuj u ke arah sem ak.

“ Aneh sekali! ” seru Rat t ler. “ Ket ika saya kem arin dulu m engam bil daging, saya benar- benar m elihat kedua bison it u bet ul- bet ul sudah m at i. Tet api rupanya salah sat unya m asih hidup.”

“ Masih hidup?” t anya saya. “ Ya, at au apakah Anda m enyangka bahwa seekor bison m at i bisa m elarikan

diri?” “ Barangkali ada kem ungkinan lain.” “ Kem ungkinan apa?” “ Misalnya diseret ke t em pat lain oleh I ndian. Kam i m enem ukan j ej ak kaki

m ereka di sebelah sana.” “ Oh begit u! Bet apa pandai dan bij aksananya si greenhorn ini berbicara! Karena dari sana ke sini j ej aknya past i akan t erlihat . Tidak, bison it u m asih hidup dan dengan sisa- sisa t enaganya ia berhasil m enyeret dirinya ke arah sem ak. Tent u saj a bison it u m at i di sana. Ayo kit a periksa.”

Dengan orang- orangnya dia m engikut i j ej ak bison. Mungkin dia m engira saya akan m engikut inya, t et api saya t idak beranj ak. Kesom bongannya m em buat saya kesal dan saya harus bekerj a. Lagi pula apa peduli saya dengan bangkai bison it u. Saya pun kem bali ke t em pat pekerj aan saya. Nam un belum sam pai saya bekerj a, t erdengar orang m enj erit ket akut an dari dalam sem ak. Terdengar pula suara t em bakan dua at au t iga kali. Kem udian saya m endengar Rat t ler bert eriak,

“ Lekas naik ke at as pohon, kalau t idak kalian bisa m at i! Binat ang it u t idak bisa m em anj at .” Siapa yang dia m aksud t idak bisa m em anj at ? Pada saat it u keluar salah seorang anak- buah Rat t ler berlari t unggang- langgang dari dalam sem ak ket akut an set engah m at i.

“ Ada apa? Ada apa?” t anya saya padanya. “ Beruang, seekor beruang yang sangat besar, seekor beruang grizzly”

kat anya t erengah- engah sam bil berlari ke arah saya. Pada wakt u yang bersam aan saya dengar j erit an lain. “ Tolong, t olong! Saya t ert angkap! Aauuw ……aauuw w .” Hanya j erit an seorang yang sedang m enghadapi m aut lah yang sepert i it u.

Lelaki it u sedang dalam bahaya besar. Dia harus dit olong. Tet api bagaim ana? Saya m eninggalkan senapan saya di perkem ahan, karena saya t idak m em erlukannya pada saat bekerj a. I t u bukan karena saya lengah. Sebagai surveyor kam i m em punyai pelindung sendiri yait u para w est m an it u. Kalau saya kem bali ke perkem ahan, m anusia m alang it u past i sudah habis dikoyak- koyak beruang. Sat u- sat unya cara, saya harus m elawannya dengan pisau dan kedua pist ol yang t erselip pada ikat pinggang. Akan t et api senj at a- senj at a it u t idak ada art inya sam a sekali unt uk m elawan beruang kelabu yang biasa disebut grizzly. Beruang ini t erm asuk keluarga dekat beruang gua yang bisa bert ahan dan t idak punah sej ak j am an prasej arah. Kalau berdiri, t ingginya sam pai t iga m et er dan berat nya berat us- rat us kilogram . Ot ot nya sangat kuat sehingga dengan m udah ia m elarikan rusa, anak rusa at au bison kecil dengan m enj epit pada geraham nya. Seorang penunggang kuda hanya dapat m elepaskan diri apabila dia m enunggangi kuda yang luar biasa hebat nya. Jika t idak, past ilah dia akan t ersusul oleh beruang kelabu it u. Karena kekuat an, keberanian, dan daya t ahannya yang luar biasa it ulah m aka t idak heran j ika orang I ndian sangat m enghorm at i dan m enj unj ung t inggi orang yang dapat m engalahkan beruang kelabu.

Segera saya m elom pat ke sem ak! Jej aknya t am pak t erus ke arah pepohonan. Ke sanalah t am pak beruang it u m enyeret bangkai bison dan dari sana pulalah ia sebelum nya m uncul. Karena it ulah kam i t idak m elihat j ej ak it u sebelum nya, sebab t ert ut upi oleh seret an bison. Tam pak pem andangan yang m engerikan. Di belakang saya t erdengar t eriakan orang- orang yang t adi lari ke arah kem ah unt uk m engam bil senapannya. Di hadapan saya t erdengar j erit an kalang- kabut para w est m an, dan di ant aranya t erdengar lolongan m enyayat orang yang t erserang beruang dan t ert ahan di cakarnya.

Saya berlari secepat m ungkin ke sana. Sekarang saya bisa m endengar geram an beruang it u. Tapi suara it u berbeda dengan suara beruang yang biasa saya dengar . Suara it u bukan sekedar geram an m elainkan erangan kesakit an bercam pur m arah.

Kini saya t iba pada t em pat di m ana serangan t erj adi. Di hadapan saya t ergelet ak kerangka dan bangkai bison yang sudah t erkoyak- koyak. Di sebelah kiri

dan kanan t erdengar t eriakan- t eriakan para pengawal yang berlarian ke arah sem ak dan naik ke at as pohon. Di at as pohon m ereka m erasa lebih am an, karena seekor beruang kelabu naik ke at as pohon. Hal sepert i it u j arang t erj adi bahkan t idak pernah. Tepat di depan bangkai bison it u ada seorang w est m an yang ingin m em anj at sebuah pohon, t et api dikej ut kan oleh beruang it u. Kedua t angannya m em eluk pohon erat - erat sedang bagian at as t ubuhnya bersandar pada dahan paling bawah. Beruang it u berdiri t egak, kem udian m engais- ngais paha dan badan bagian bawah orang it u dengan cakar depannya. Tidak ada yang bisa dilakukan unt uk m enolong orang it u. Saya t idak dapat m enolongnya dan w alaupun saya m elarikan diri, t ak seorang pun berhak m encela saya. Tet api pem andangan yang m enyedihkan it u m enum buhkan keberanian yang luar- biasa dalam diri saya. Saya lalu m em ungut salah sat u dari bedil- bedil yang dilem parkan oleh orang- orang yang lari it u. Nam un sayang pelurunya kosong. Saya berlari m elom pat i bangkai bison. Lalu saya m em ukul kepala beruang it u dengan senapan sekuat t enaga. Sungguh t ak t erduga! Di t angan saya senj at a it u hancur berkeping- keping sepert i kaca. Begit u kerasnya kepala beruang it u! Tet api saya berhasil, karena berkat pukulan saya, beruang it u m elepaskan m angsanya. Perlahan- lahan ia m em alingkan kepalanya kepada saya. Nam paknya ia m erasa heran m elihat seorang m akhluk yang begit u bodoh m au m enyerangnya.

Dengan m at anya yang kecil ia m engawasi saya, seolah- olah berpikir, apakah ia akan m enyergap saya at au sudah cukup sat u korban saj a. Det ik- det ik kebim bangan it u m enolong j iwa saya. Saya cabut pist ol saya, m elom pat ke dekat beruang it u dan em pat buah peluru saya t em bakkan bert urut - t urut ke m at anya, persis sepert i yang saya lakukan kem arin dulu t erhadap bison. Hal ini t erj adi secepat kilat , kem udian saya m elom pat ke sam ping lalu berdiri di sana sam bil m engam at i dan m engunus pisau bow ie saya.

Seandainya saya t et ap berdiri di t em pat sem ula, niscaya saya sudah t ewas. Binat ang yang m at anya kena t em bak it u m enyergap ke depan t epat ke t em pat saya t adi berdiri. Karena saya t idak ada di sit u, beruang it u m ulai m encari- cari saya dengan m enggeram sej adi- j adinya dan m endenguskan nafasnya. Sepert i sudah gila, ia berguling- guling di t anah dan m engais- ngais t anah di sekelilingnya, m elom pat ke seluruh penj uru unt uk m enangkap saya, nam un t idak dapat m enem ukannya. Unt unglah bidikan saya t epat . Seandainya ia m em pergunakan alat pencium annya, t ent u ia dapat m enget ahui t em pat saya berada. Akan t et api saat it u ia t elah dikuasai am arahnya, dan it u m em buat nya kehilangan akal dan inst ingnya.

Akhirnya ia lebih m em perdulikan pada lukanya daripada pada lawannya. I a pun m engusap- usap m at anya dengan kaki depannya. Secepat kilat saya berdiri di Akhirnya ia lebih m em perdulikan pada lukanya daripada pada lawannya. I a pun m engusap- usap m at anya dengan kaki depannya. Secepat kilat saya berdiri di

Tikam an saya t idak m engenai j ant ungnya dan ia pun t erus berusaha m encari saya dengan kem arahan yang m em uncak. Kira- kira sepuluh m enit lam anya ia berbuat begit u dan selam a it u ia t elah kehilangan banyak darah sert a kelihat annya sudah lelah.

Unt uk kedua kalinya ia duduk dan kesem pat an it u saya pergunakan unt uk m enikam kan pisau saya dua kali bert urut - t urut . Binat ang it u t ersungkur, bangkit kem bali, berj alan t erhuyung- huyung sam bil m enggeram berusaha unt uk bangun t et api nam paknya t enaganya sudah habis dan akhirnya ia pun roboh kem bali. Kini ia berusaha sekuat t enaga unt uk bisa berdiri, berguling ke sana ke m ari sepert i sedang sekarat , kem udian t idak bergerak lagi.

“ Syukurlah! ” seru Rat t ler dari at as pohon. ” Binat ang it u sudah m at i. Kit a sudah selam at dari bahaya m aut .” “ Saya t idak t ahu bahaya apa yang Anda hadapi,” j awab saya. “ Anda duduk dengan am an di at as pohon t et api sekarang Anda sudah boleh t urun.” “ Tidak, t idak, belum . Periksalah kem bali apakah binat ang it u bet ul sudah m at i.” “ I a sudah m at i.” “ Anda t idak dapat m em ast ikannya. Anda sam a sekali t idak t ahu bet apa

gigihnya binat ang ini m em pert ahankan hidup. Karena it u periksalah dengan seksam a! ”

“ Periksalah sendiri, j ika Anda ingin t ahu apakah ia m asih hidup. Anda adalah seorang w est m an yang t erpandang, sem ent ara saya hanyalah seorang greenhorn.” Kini saya beranj ak ke t em pat t em annya yang diserang beruang dan m asih t ergant ung di pohon t adi. Dia t elah berhent i m engerang dan t idak bergerak lagi. Waj ahnya m engerikan dan m at anya m elot ot kosong. Pahanya t erkoyak hingga t ulangnya nam pak dan isi perut nya keluar.

Saya berusaha m engat asi rasa ngeri it u dan berseru padanya, “ Marilah, Sir! Saya akan m enurunkan Anda.” Dia t idak m enj awab dan t idak bergerak sedikit pun. Saya m em int a t em an-

t em annya unt uk t urun dari pohon dan m enolong saya. Tet api t idak seorang pun dari para w est m an ini yang beranj ak dari t em pat nya, sebelum saya m enggoncang- goncangkan t ubuh beruang it u beberapa kali unt uk m em bukt ikan beruang it u t elah m at i. Set elah it u baru m ereka percaya dan t urun lalu m enolong saya m enurunkan t em annya yang t ubuhnya t erkoyak m engerikan. Mereka m engalam i kesulit an karena t angannya begit u kuat m em eluk pohon, sehingga m ereka harus t em annya unt uk t urun dari pohon dan m enolong saya. Tet api t idak seorang pun dari para w est m an ini yang beranj ak dari t em pat nya, sebelum saya m enggoncang- goncangkan t ubuh beruang it u beberapa kali unt uk m em bukt ikan beruang it u t elah m at i. Set elah it u baru m ereka percaya dan t urun lalu m enolong saya m enurunkan t em annya yang t ubuhnya t erkoyak m engerikan. Mereka m engalam i kesulit an karena t angannya begit u kuat m em eluk pohon, sehingga m ereka harus

“ Sekarang sem uanya t erbalik. Tadi beruang it u yang ingin m em angsa kit a, sekarang ia yang akan kit a lahap. Cepat lah kulit i agar kit a bisa segera m akan dagingnya! ”

Dia m engeluarkan pisau dan berlut ut unt uk m engulit i beruang it u. Nam un saya m enghalanginya. “ Jangan berbuat segegabah it u. Mengapa t idak m engulit inya pada saat binat ang it u m asih hidup? Sekarang sudah t erlam bat ! ” “ Apa m aksudm u? kat anya. “ Apakah kau m enghalangi saya unt uk m em anggang dagingnya?” “ Saya m elarangnya, Mr. Rat t ler.” “ Apa hakm u?” “ Sayalah yang berhak, karena sayalah yang t elah m erobohkan beruang it u.” “ I t u bohong. Kau ingin m engaku bahw a seorang greenhorn dapat

m em bunuh seekor grizzly dengan sebuah pisau! Kam ilah yang t elah m enem baknya.”

“ Dan Anda secepat kilat naik ke at as pohon, ya it u benar t erj adi! ” “ Tet api peluru kam i t epat m engenai sasaran karena peluru- peluru it ulah

binat ang it u m at i dan bukan oleh beberapa t usukan j arum yang kau t usukkan ke t ubuhnya pada saat ia sekarat . Beruang it u m ilik kam i dan kam i akan m elakukan apa saj a yang kam i m au, paham ?”

Dia sungguh- sungguh m au m elaksanakan rencana t et api saya m em berinya peringat an, “ Jauhi dia sekarang j uga, Mr. Rat t ler. Kalau t idak saya akan bert indak! Mengert i?” Karena dia t idak m engindahkan larangan saya dan t et ap akan m enyayat kan pisaunya ke kulit binat ang it u, saya m encekiknya, m engangkat t ubuhnya t inggi- t inggi lalu m elem parkannya ke pohon t erdekat . Dia j at uh m em bent ur bat ang pohon. Saya t idak peduli sedikit pun apakah dia m engalam i pat ah t ulang at au t idak. Ket ika dia m asih m elayang, segera saya m enarik pelat uk pist ol saya yang m asih t erisi unt uk m enant ikan serangannya at au balasannya. Dia bangkit kem bali, m enat ap saya dengan pandangan m at a penuh am arah, m encabut pisau, dan berseru,

“ Kau harus m erasakan balasan saya. Kau t elah m elukai saya dan saya t idak akan m em biarkan kau unt uk m enyerang ket iga kalinya.”

Dia m aj u selangkah ke arah saya, t api saya m engacungkan pist ol saya kepadanya, “ Jika m aj u sat u langkah lagi, peluru ini akan m elayang ke kepalam u! Buanglah pisau it u! Pada hit ungan ke t iga akan saya t em bak, j ika pisau it u m asih kau pegang. Sat u, dua …”

Dia t et ap m em egang pisaunya dan saya akan m enem bak, t idak ke arah kepalanya m elainkan ke t angannya dengan dua at au t iga peluru unt uk m em buat nya gent ar. Tet api unt unglah, sebelum sem pat saya t em bakkan, pada saat krit is it u, t erdengar suara yang keras bert eriak,

“ Tuan- t uan, apa kalian sudah gila! Sesam a kulit put ih akan berkelahi dengan senj at a? Hent ikan! ” Kam i m em andang ke arah suara it u dan t am pak seorang laki- laki keluar dari balik sebuah pohon. Badannya kecil, kerem peng, agak bungkuk, dengan pakaian dan senj at a sepert i orang kulit m erah. Orang t idak bisa m em ast ikan apakah dia seorang I ndian at au kulit put ih. Waj ahnya yang kem erahan karena t erbakar m at ahari m enunj ukkan bahwa asalnya ia berkulit put ih. Dia t idak m em akai t opi dan ram but nya yang panj ang t erurai sam pai kepada bahunya. Celananya t erbuat dari kulit sepert i orang I ndian, baj u berburunya pun t erbuat dari kulit dan dem ikian j uga m okassinnya. Dia hanya m em bawa sebuah senapan dan sebuah pisau. Mat aya m em ancarkan pandangan yang cerdas. Meskipun penam pilannya buruk, orang t idak akan m enert awakannya. Hanya orang- orang yang bodohlah yang m erem ehkannya.

Melihat orang asing it u Rat t ler pun bert eriak sam bil t ert aw a, “ Orang kerdil, siapa engkau dan m engapa di daerah ini ada orang sej elek

engkau?” Orang asing it u m enat apnya dari at as kebawah dan m enj awab dengan suara t enang, “ Puj i Tuhan! Anda m enj adi orang yang sem purna! Bagaim anapun j uga seseorang t idak dapat diukur dari fisiknya m elainkan dari hat i dan j iwanya. Saya kat akan pada Anda bahwa saya t idak m erasa m alu dengan keadaan ini dan t idak perlu m alu m em bandingkan dengan diri Anda.”

Kem udian dia berpaling pada saya sam bil m enggerakkan t angannya. “ Lengan Anda kuat sekali, Sir! Orang yang besar badannya it u Anda angkat

dengan m udah dan Anda lem parkan seolah- olah m elem par sepot ong rant ing. Senang sekali saya m elihat perbuat an Anda.”

Disepaknya bangkai beruang it u, lalu dia berkat a dengan suara yang penuh sesal,

“ I nilah beruang yang kam i kej ar, sayang sekali, kam i dat ang t erlam bat ! ” “ Anda hendak m em bunuhnya?” t anya saya. “ Ya, kem arin kam i m engikut i j ej aknya lalu saya ikut i sam pai ke m ari. Tet api

kini kam i m elihat bahwa usaha kam i it u sia- sia saj a.”

“ Anda selalu m enyebut kat a ‘kam i’, Sir. Apakah Anda m em bawa t em an?” “ Tidak, ada dua orang lain bersam a saya.” “ Siapakah m ereka?” “ Pert anyaan Anda baru akan saya j awab apabila Anda lebih dulu

m engat akan siapakah diri Anda. Di sini orang harus berhat i- hat i. Karena lebih banyak berkeliaran orang j ahat daripada orang baik.”

Sam bil m engucapkan kalim at nya dia m engerlingkan m at anya ke arah Rat t ler, lalu m elanj ut kan perkat aannya, “ Saya t elah m endengar sebagian percakapan Anda dan saya sudah bisa m enebak siapa Anda.” “ Kam i adalah surveyor, Sir,” kat a saya. “ Kelom pok kam i t erdiri dari seorang

I nsinyur Kepala, em pat surveyor, t iga orang penunj uk j alan dan dua belas orang w est m an yang harus m elindungi kam i dari serangan.” “ Hm , saya kira Anda dapat m elindungi diri sendiri dan t idak m em erlukan bant uan orang lain. Jadi Anda adalah surveyor. Apakah Anda bekerj a di daerah ini?”

“ Ya.” “ Unt uk apa t anah ini diukur? Unt uk m em buat j alan keret aapi yang akan

m elew at i t anah ini?” “ Ya.” “ Apakah Anda t elah m em beli t anah ini?” Ket ika bert anya, waj ahnya berubah serius. Karena dia m em erlukan

j awabannya, m aka saya m enj awab, “ Saya hanya m endapat perint ah unt uk m engukur t anah ini, yang lain t idak pernah saya pikirkan.” “ Hm , ya! Tet api Anda t ent u t ahu apa yang Anda lakukan. Tanah t em pat Anda sekarang berdiri ini adalah m ilik bangsa I ndian suku Apache, yakni suku Apache m arga Mescalero. Saya t ahu past i bahwa m ereka t idak pernah m enj ual at au m enghadiahkannya kepada siapa pun j uga.”

“ Apa urusanm u dengan hal ini?” Rat t ler m em ot ong. “ Jangan ikut cam pur dengan urusan orang, urus sendiri urusanm u.” “ I t ulah persisnya yang saya lakukan, Sir, karena saya orang Apache.”

“ Kau? Jangan bercanda. Orang but a saj a yang t idak t ahu bahw a kau orang kulit put ih.” “ Anda keliru! Anda t idak boleh m elihat w arna kulit saya, m elainkan lihat lah nam a saya. Nam a saya Klekih- pet ra. Dalam bahasa Apache Klekih- pet ra berart i ’Bapak Kulit put ih’” .

Rupa- rupanya Rat t ler pernah m endengar nam a it u. Karena it u dia m undur selangkah lalu berkat a, “ Oh, Andalah Klekih- pet ra, kepala sekolah t erkenal dari orang Apache. Sayang punggung Anda bongkok. Tent u Anda sering dit ert awakan oleh m urid- m urid Anda yang nakal.”

“ Oh, t idak apa- apa. Saya sudah biasa dit ert awakan oleh orang bodoh. Orang yang bij aksana t idak akan berbuat begit u. Sekarang saya t ahu siapa Anda dan apa yang Anda kerj akan di sini. Kini giliran saya m em perkenalkan t em an- t em an saya.

I t u pun j ika Anda set uj u.” Dia m enyerukan kat a- kat a dalam bahasa I ndian yang t idak saya paham i. Lalu dia kem bali ke hut an. Kem udian m uncullah dua orang yang waj ahnya m irip dan sangat m enarik perhat ian keluar dari sem ak- sem ak dan dengan pelan m endekat i kam i. Mereka orang I ndian, dan rupanya ayah bersam a anaknya. Orang bisa langsung m elihat nya sekilas.

Yang lebih t ua, peraw akannya agak t inggi dan t ubuhnya kuat . Waj ahnya m enunj ukkan bahwa dia adalah seorang bangsawan dan dari gerakannya dapat dilihat bahwa dia seorang yang t angkas. Waj ahnya yang serius m enunj ukkan orang

I ndian t ulen, t et api t idak t erlalu t aj am dan runcing, sepert i orang kulit m erah pada um um nya. Cahaya m at anya m enunj ukkan bahwa ia adalah seorang yang t enang dan baik hat i, kepalanya t idak t ert ut up. Pada ram but nya diikat kan bulu burung elang sebagai t anda bahwa dia adalah seorang kepala suku. Dia m engenakan sepat u m okassin, celana berum bai dan pakaian berburu dari kulit . Nam un sem uanya serba sederhana. Pada ikat pinggangnya t erselip sebuah pisau dan t ergant ung beberapa kant ung t em pat m enyim pan barang- barangnya yang selalu diperlukan oleh orang di daerah Barat . Kant ong j im at t ergant ung pada lehernya. Di sebelahnya

t ergant ung pula calum et 8 dengan kepalanya dari t anah liat suci. Tangannya m em egang sebuah senapan berlaras ganda. Bagian yang t erbuat dari kayu

bert aht akan paku perak. Senapan inilah yang kem udian dibuat t erkenal oleh anaknya, Winnet ou, dan diberi nam a Senapan Perak.

Pipa unt uk m erokok.

Yang lebih m uda pakaiannya sederhana j uga, akan t et api pakaiannya lebih halus. Sepat unya dihiasi oleh duri landak dan j ahit an celana dan pakaian berburunya dihiasi oleh bordiran m erah yang halus. Dia j uga m em bawa kant ong j im at di lehernya dan j uga calum et . Persenj at annya sam a sepert i ayahnya yait u t erdiri dari sebuah pisau dan senj at a berlaras dua. Dia j uga t idak m em akai penut up kepala. Ram but nya dikepang t et api t anpa hiasan bulu. Ram but nya panj ang sehingga berj unt ai di punggungnya. Past i banyak w anit a m erasa iri pada ram but nya yang hit am , indah dan berkilauan it u. Rom an m ukanya m enunj ukkan bahwa dia pun seorang bangsawan sepert i ayahnya dan warna kulit nya coklat t erang. Sepert i yang saya duga dan kelak t erbukt i, dia sebaya dengan saya. Seket ika it u j uga saya m enaruh sim pat i kepadanya. Saya rasa dia seorang yang baik dan berbakat . Kam i saling berpandangan agak lam a dengan pandangan yang m enyelidik dan saya m em punyai kesan bahwa pada pandangannya yang serius, sekilas t erpancar pandangan ram ah yang berkilauan bagai beludru, ibarat ucapan salam yang dipancarkan oleh sinar m at ahari dari balik awan.

“ I nilah t em an- t em an saya dan t em an seperj alanan saya,” kat a Klekih- pet ra. Tuan ini ialah I nt schu t schuna ( Mat ahari Cerah) sam bil m enunj uk pada orang yang lebih t ua,

“ Dia adalah kepala m arga Mescaleros dan kepala seluruh suku Apache yang lain. Dan ini anaknya bernam a Winnet ou. Walaupun m asih m uda, dia sudah banyak m elakukan perbuat an berani m elebihi sepuluh orang praj urit dewasa yang m elakukannya bersam a- sam a. Nam anya t ersohor sam pai ke m ana- m ana.”

Puj ian it u t am paknya berlebih- lebihan akan t et api kelak saya m enget ahui bahwa it u benar. Rat t ler t ert awa m engej ek dan berkat a, “ Anak kecil ini sudah m elakukan sekian perbuat an berani? Perbuat an it u niscaya t ak lain daripada pencurian at au peram pokan. Sem ua orang sudah t ahu, kulit m erah pekerj aannya m encuri dan m eram pok.”

Kat a- kat a it u m erupakan penghinaan yang besar bagi kulit m erah. Ket iga orang asing bersikap seolah- olah m ereka t idak m endengarnya. Mereka m endekat i beruang dan m engam at inya. Klekih- pet ra berlut ut di dekat bangkai binat ang it u dan m em eriksanya.

“ Beruang ini m at i karena t ikam an pisau dan bukan oleh t em bakan peluru,” kat anya sam bil berpaling ke arah saya. Diam - diam dia t elah m endengar pert engkaran saya dengan Rat t ler dan dengan perkat aannya it u, dia hendak m enyat akan bahwa saya ada pada pihak yang benar.

“ Bukan urusan Anda,” kat a Rat t ler. “ Seorang guru yang bongkok sepert i Anda t ahu apa t ent ang perburuan beruang. Jika binat ang ini nant i kam i kulit i akan j elas siapa yang benar. Pendek kat a saya t ak m au dibodohi oleh greenhorn.”

Kini Winnet ou pun m ulai m em eriksa luka- luka yang m asih berdarah it u lalu dia bert anya pada saya dengan bahasa I nggris yang fasih, “ Siapa yang m enikam binat ang ini dengan pisau?” “ Saya,” j aw ab saya. “ Mengapa Anda t idak m enem baknya?” “ Karena saya t idak m em bawa senapan.” “ Bukankah senj at a berserakan di sini.” “ I t u bukan m ilik saya. Para pem iliknya m em buang senj at a- senj at a it u dan

naik ke at as pohon.” “ Ket ika kam i m engikut i j ej ak beruang ini, kam i m endengar orang bert eriak ket akut an. Apakah t eriakan it u berasal dari sini?” “ Ya.”

“ Uff, t ernyat a di sini ada j uga t upai dan sigung 9 yang akan naik ke at as pohon j ika ada bahaya. Seharusnya laki- laki harus m elawan, karena j ika dia berani,

akan dianugerahi kekuat an t erm asuk m engalahkan binat ang yang paling kuat . Saudara m udaku kulit put ih ini m em iliki keberanian. Mengapa dia disebut greenhorn?”

“ Karena baru pert am a kali dan baru sebent ar saya t inggal di daerah Barat ini.” “ Orang- orang m ukapucat 10 m em ang aneh. Orang yang gagah berani dan

sudah m em bunuh beruang kelabu disebut greenhorn, sem ent ara orang yang lari ke at as pohon ket ika ada bahaya disebut w est m an yang gagah berani. Karena it u, orang kulit m erah lebih adil. Mereka t idak akan m enyebut seorang pahlawan pengecut , dan t idak akan m enyebut pengecut dengan pahlaw an.”

“ Anak saya berkat a benar,” kat a ayahnya dalam I nggris yang agak buruk. “ Si m ukapucat yang m asih m uda dan gagah berani ini bukan lagi seorang greenhorn. Siapa yang bisa m erobohkan beruang kelabu, m aka dia pant as disebut seorang pahlawan besar. Apalagi dia berbuat dem ikian unt uk m enolong j iwa sesam a m anusia. Dia pat ut m endapat ucapan t erim a kasih dan bukan cem oohan. Howgh! Marilah kit a selidiki apa yang dilakukan orang kulit put ih di daerah ini.”

Bet apa berbedanya t em an seperj alanan saya yang sam a- sam a kulit put ih dengan m ereka yang adalah orang I ndian! Makna keadilan bagi bangsa kulit m erah

10 Sej enis m usang yang akan m engeluarkan bau busuk j ika diganggu. Julukan t er hadap kulit put ih oleh kulit m er ah.

t idak pandang bulu. Bahkan apa yang m ereka lakukan m erupakan sebuah t indakan yang beresiko. Mereka hanya bert iga dan t idak m enget ahui berapa orang kam i sem uanya. Mereka berada dalam bahaya j ika m em usuhi para w est m an. Tet api nam paknya m ereka t idak m au am bil pusing. Mereka berj alan dengan langkah pelan dan bangga m elewat i kam i kem udian keluar dari sem ak- sem ak. Kam i m engikut inya. Pada saat it u I nt schu t schuna m elihat t iang pengukur, berdiri di dekat nya, m em andang saya, kem udian bert anya,

“ Apakah yang dikerj akan di sini? Apakah m ukapucat m engukur sesuat u di w ilayah ini?” “ Ya.” “ Unt uk apa?” “ Unt uk m em bangun rel keret aapi.” Mat anya m enunj ukkan kem arahan. Kem udian bert anya lagi dengan m arah, “ Anda m enj adi bagian dari orang- orang ini?” “ Ya.” “ Dan ikut m engukur j uga?” “ Ya.” “ Anda j uga m endapat upah unt uk pekerj aan ini?” “ Ya.” Dia m em andang saya dengan pandangan m enghina dan suaranya pun

t erdengar sinis ket ika dia berbicara pada Klekih- pet ra, “ Apa yang Anda cerit akan t ent ang sifat - sifat orang kulit put ih kedengarannya bagus sekali, akan t et api pada kenyat aannya t idak ada nilainya sam a sekali. Hari ini saya bert em u dengan seorang m ukapucat yang gagah berani dan m em punyai waj ah yang j uj ur. Akan t et api ket ika dit anya yang dikerj akannya di sini, t ernyat a dia dat ang unt uk m encuri t anah kit a. Orang kulit put ih ada yang baik dan ada yang buruk waj ahnya akan t et api bat innya t idak ada yang baik.”

Jika saya m au j uj ur, sebenarnyalah ucapan kepala suku I ndian it u benar. Karena it u saya t idak bisa m em bela diri. Saya m erasa m alu. Dapat kah saya m erasa bangga at as pekerj aan saya? Saya sebagai seorang surveyor yang m enganut agam a Krist en dan sangat m oralis.

Karena t akut beruang, I nsinyur Kepala dan ket iga t em an sej awat nya bersem bunyi di dalam kem ah. Mereka m engint ipnya m elalui sebuah lubang dengan ket akut an. Ket ika m ereka m elihat kam i dat ang, barulah m ereka berani m enam pakkan diri. Tidak kalah herannya ket ika m ereka m elihat orang I ndian bersam a kam i. Pert anyaan m ereka yang pert am a ialah bagaim ana kam i m elawan beruang it u. Rat t ler m enj awab dengan segera.

“ Kam i t elah m enem baknya dan m alam ini kam i akan m enikm at i daging beruang.” Ket iga orang asing it u m em andang saya dengan t erheran- heran seakan- akan hendak bert anya apakah kebohongan it u akan saya biarkan saj a. Karena it u saya berkat a,

“ Dan saya t egaskan, bahwa saya yang m enem bak beruang it u. Di sini ada t iga orang ahli yang akan m em benarkan perkat aan saya, t et api sebaiknya m ereka t idak perlu m elakukan it u. Jika nant i Haw kens, St one, dan Parker dat ang, m ereka akan m em berikan penilaiannya yang adil t ent ang kit a. Sam pai sekarang beruang it u m asih t et ap t ergelet ak t idak ada yang berani m enyent uh.”

“ Perset an dengan penilaian ket iga orang it u! ” Rat t ler m enggerut u. “ Saya dan t em an- t em an saya akan pergi ke sana unt uk m engurus beruang it u dan yang lain, j angan coba- coba m enghalangi saya kalau t ubuh kalian t idak ingin diberondong peluru kam i! ”

“ Jangan m em bual j ika t idak ingin saya bungkam , Mr. Rat t ler! Saya sam a sekali t idak t akut dengan peluru Anda, t idak sepert i Anda yang begit u ket akut an berhadapan dengan seekor beruang. Anda t idak bisa m engusir saya dengan m engat akan it u! Jika Anda ke sana saya sam a sekali t idak m enghalangi, t et api saya harap, Anda m engubur dulu t em an Anda yang t ewas it u. Anda t idak bisa begit u saj a m em biarkan m ayat nya t ergelet ak di sit u.”

“ Ada yang m eninggal?” t anya Bancroft kaget . “ Ya, Rollins,” j aw ab Rat t ler. “ Akibat ket ololan orang j elek ini yang bikin

celaka orang lain. Sem est inya dia m asih bisa diselam at kan." “ Kenapa bisa begit u? Karena ket ololan siapa?” “ Well, dia m elakukan apa yang kit a lakukan yait u berlari ke arah pohon. Dia

sudah di at as pohon, t et api kem udian dat ang si greenhorn berlari dan m enarik perhat ian beruang it u dengan konyolnya, sehingga beruang it u m arah dan m enj at uhkan Rollins dan m engoyak- ngoyak t ubuhnya.”

I t u adalah kebohongan yang sudah ket erlaluan. Sem ent ara it u saya berdiri saj a t ercengang dan hanya diam m em bisu. Kenyat aan yang t erj adi sepert i ini t idak boleh saya biarkan begit u saj a. Karena it u saya segera bert anya kepadanya,

“ I t u keyakinan Anda Mr. Rat t ler?” “ Ya,” dia m engangguk dengan past i. Rat t ler m encabut pist ol revolvernya

karena m enant ikan saya m elakukan sesuat u. “ Sebenarnya Rollins bisa diselam at kan dan gara- gara saya dia j adi t erbunuh, begit u?” “ Ya.”

“ Tet api m enurut saya, beruang it u sudah m enggigit nya, sebelum saya dat ang.” “ Bohong! ” “ Well, sekarang Anda harus m endengar dan m erasakan kebenaran it u.” Bersam aan dengan it u saya rebut revolvernya dengan t angan kiri dan

t angan kanan m enem pelengnya dengan kuat , sehingga dia t erhuyung- huyung m enj auh sekit ar enam sam pai delapan langkah sebelum akhirnya j at uh ke t anah. Dia bangkit lagi dan m engeluarkan pisaunya. Dia dat ang berlari sepert i seekor binat ang yang sedang m engam uk m endekat i saya. Saya t angkis t ikam an pisaunya dengan t angan kiri dan m em ukulnya dengan t inj u t angan kanan, sehingga t ergelet ak pingsan di baw ah kaki saya.

“ Uff, uff! ” I nt schu t schuna berseru penuh pesona. Karena kekagum an akan t inj u saya it u dia lupa akan sikap hat i- hat i orang I ndian yang selam a ini diperlihat kan. Sesaat kem udian dia sadar dan m enyesali ket erus- t erangannya t adi.

“ Lagi- lagi Shat t erhand,” kat a surveyor Wheeler. Saya t idak peduli dengan kom ent ar it u, t api m at a saya lebih t erarah pada

t em an- t em an Rat t ler. Mereka benar- benar t erlihat j engkel, t api t ak seorang pun berani bert indak. Mereka m enggerut u dan m eninggalkan t em pat it u. Begit ulah t ingkah laku m ereka.

“ Mohon pert im bangkan Rat t ler dengan sungguh- sungguh, Mr. Bancroft ,” saya m em int a dengan sangat kepada I nsinyur Kepala it u. “ Saya t idak pernah berbuat sesuat u apa pun t erhadapnya dan dia selalu m encari gara- gara dengan saya. Saya khaw at ir, suat u saat akan t erj adi pem bunuhan di perkem ahan ini. Hent ikan dia dan j ika Anda t idak suka cara ini, biarlah saya yang akan pergi dari sini.”

“ Oho, Sir, saya kira t idak akan t erj adi seburuk it u! ” “ Ya, it u bisa t erj adi. Di sini Anda m elihat pisau dan revolver Rat t ler. Jangan

boleh dia pegang senj at a lagi sam pai dia bisa m enahan em osi, set elah it u dia baru boleh kem bali ke sini. Saya t egaskan kepada Anda, saya hanya m em bela diri dan j ika dia sekali lagi m enyerang saya dengan senj at anya, m aka saya akan m enem baknya. Anda m enganggap saya seorang greenhorn, t api saya t ahu hukum prairie. Barang siapa m engancam saya dengan pisau at au senapan, saat it u j uga saya boleh m enem bak.”

Perkat aan saya it u t idak hanya unt uk Rat t ler m elainkan j uga bagi para w est m an yang m em bisu saj a ket ika m endengarnya. Kepala suku I nt schu t schuna berpaling kepada I nsinyur Kepala,

“ Saya m endengar, bahwa di ant ara kulit put ih yang hadir di sini Andalah pem im pinnya. Bet ulkan begit u?” “ Ya,” j aw ab Bancroft . “ Kalau begit u, ada sesuat u yang hendak saya bicarakan dengan Anda.” “ Apa?” “ I t u akan saya kat akan, apabila kit a sudah duduk. Anda m asih saj a berdiri.

Orang yang berunding seharusnya duduk.” “ Anda hendak m enj adi t am u saya?” “ Tidak, it u t idak m ungkin. Bagaim ana saya dapat m enj adi t am u Anda, j ika

Anda berdiri di t anah saya, di hut an saya, di lem bah saya, di padang prairie m ilik saya? Orang kulit put ih kiranya duduk. Siapa m ukapucat yang baru dat ang it u?”

“ I t u pem andu kam i.” “ Suruhlah m ereka duduk j uga.” Yang baru dat ang it u ialah Sam , Dick, dan Will. Sebagai pem buru prairie

yang berpengalam an m ereka t idak heran m elihat I ndian duduk di t engah- t engah kam i, akan t et api m ereka m enj adi agak cem as ket ika m endengar siapa kedua orang I ndian it u.

“ Siapakah orang yang ket iga it u?” t anya Sam kepada saya. “ Dia bernam a Klekih- pet ra dan Rat t ler m enyebut nya guru.” “ Klekih- pet ra, guru orang Apache? Saya sudah pernah m endengar nam anya,

kalau saya t idak salah. Seorang yang sangat m ist erius, seorang kulit put ih yang sudah lam a t inggal dengan suku Apache. Orang I ndian m enyebut dia m isionaris, walaupun dia bukanlah seorang past or. Saya senang m elihat nya, saya ingin m em bukt ikan kebolehannya, hihihihi.”

“ Jika it u bisa dibukt ikan.” “ Tidakkah saya akan gigit j ari? Adakah sesuat u yang lain t elah t erj adi?” “ Ya.” “ Apa?” “ Sesuat u yang pent ing.” “ Cerit akanlah! ” “ Saya t elah berhasil m elakukan apa yang kem arin engkau peringat kan.” “ Saya t idak t ahu, apa yang Anda m aksud. Saya t elah banyak m em beri

peringat an kepada Anda.” “ Beruang grizzly.” “ Bagaim ana, di m ana, apa? Beruang kelabu bukan?” “ Ya, sem acam it ulah! ” “ Di m ana, di m ana? Anda cum a bercanda! ”

“ Sam a sekali t idak. I t u di sana di belakang sem ak- sem ak di dalam hut an, saya t elah m enyeret nya ke sana.” “ Sungguh, sungguh? Ast aga, dan it u t erj adi j ust ru ket ika kit a t idak ada! Adakah orang yang m enj adi korban?” “ Seorang, yakni Rollins.” “ Dan Anda? Apakah yang Anda perbuat ? Apakah Anda berada cukup j auh?” “ Ya.” “ Bagus! Tapi saya sepert inya t idak percaya.” “ Engkau dapat m em percayainya. Saya m em ang berada j auh dari beruang

it u, sehingga dia t idak bisa berbuat apa- apa t erhadap saya, t api pisau saya bisa m enikam sebanyak em pat kali di ant ara t ulang rusuknya.”

“ Wah hebat sekali! Anda m enyerang binat ang it u dengan pisau?” “ Ya, senapan saya t idak t erbaw a.” “ Bukan m ain anak ini! Seorang greenhorn sej at i. Anda punya senapan

Pem buru Beruang yang berat dan ket ika beruangnya dat ang, Anda m em bunuhnya dengan pisau, bukannya dengan senapan. Siapa yang m au percaya? Teruskanlah cerit a Anda! ”

“ Begini, Rat t ler ngot ot bahwa bukan saya yang m em bunuh beruang it u m elainkan dia.” Saya bercerit a kepadanya, bagaim ana perist iwa yang t elah t erj adi sesungguhnya dan bagaim ana saya kem udian kem bali t erlibat pert engkaran dengan Rat t ler.

“ Ya Tuhan, Anda benar- benar seorang anak yang ceroboh,” serunya. “ Belum pernah m elihat beruang grizzly, t api m enyerangnya dengan pisau seakan- akan beruang it u anj ing pudel saj a! Saya ingin segera m elihat binat ang it u. Dick dan Will, ayo! Kalian j uga harus m elihat , apa yang t elah dilakukan greenhorn dengan t ikam an- t ikam an bodohnya kali ini.”

Dia akan ke sana, akan t et api pada saat it u Rat t ler dat ang lagi, Sam berpaling kepadanya seraya berkat a, “ Dengar, Mr. Rat t ler. Saya akan m em berit ahu sesuat u kepada Anda. Anda t elah bert engkar lagi dengan sahabat m uda saya. Jika it u t erj adi lagi, saya khawat ir, Anda t idak akan sem pat lagi m enyesalinya. Kesabaran saya sudah habis. Cam kan it u! ”

Dia pergi m enj auh bersam a St one dan Parker. Waj ah Rat t ler sangat m arah dan m em andang saya penuh kebencian, t et api dia t idak berkat a apa- apa. Nam un t am pak j elas sekali bahwa kem arahannya sew akt u- w akt u bisa m eledak.

Kedua orang I ndian dan Klekih- pet ra t elah duduk di at as rerum put an.

I nsinyur Kepala duduk di hadapan m ereka. Mereka m asih berdiam diri. Mereka m enunggu kedat angan Sam kem bali unt uk m endengarkan pendapat nya. Tak lam a kem udian Sam sudah kem bali dan dari j auh dia sudah berseru,

“ Bodoh benar orang yang m enem bak grizzly dan kem udian lari. Kalau orang t idak berani m elawan, j anganlah m enem bak. Kalau binat ang it u t idak diganggu, niscaya ia t idak akan berbuat apa- apa. Kasihan si Rollins! Siapakah yang m em bunuh beruang it u?”

“ Saya,” j awab Rat t ler dengan cepat . “ Anda? Dengan apa?” “ Dengan peluru saya.” “ Well, cocok, it u benar adanya.” “ Benar kan! ” “ Ya, beruang it u m at i kena t em bak! ” “ Kalau begit u dia m ilik saya. Kalian dengar it u! Sam Haw kens m em benarkan

saya! ” seru Rat t ler penuh kem enangan. “ Ya, unt uk Anda. Peluru Anda m eleset di at as kepalanya dan m engenai uj ung t elinganya. Karena uj ung t elinganya luka m at ilah sang beruang grizzly seket ika, hihihihi! Kalau benar beberapa orang t elah m enem baknya, past ilah m ereka m enem bak dengan penuh ket akut an karena hanya sat u peluru saj a yang m enyerem pet uj ung t elinganya, karena yang lain t idak ada yang m engena. Tet api em pat t ikam an j it u ada di sit u, dua di sam ping j ant ung dan dua lagi langsung t epat m enghuj am ke j ant ung. Siapa yang t elah m enikam beruang it u?”

“ Saya,” j aw ab saya. “ Anda sendiri?” “ Tidak ada seorang pun yang lain,” “ Kalau begit u beruang it u m ilik Anda. Art inya, karena di sini ada beberapa

orang, m aka kulit nya akan m enj adi m ilik Anda dan dagingnya m ilik kit a bersam a. Meski begit u, Anda yang m em ut uskan pem bagiannya, it ulah t radisi orang di daerah Barat . Bagaim ana pendapat Anda m engenai hal ini, Mr. Rat t ler?”

“ Perset an! ” Dia m eninggalkan sum pah serapahnya dan berj alan m enuj u keret a yang

berm uat an t ong brandy. Saya lihat , dia m ulai m enuangkan brandynya ke dalam cangkir dan saya t ahu dia akan t erus m inum sam pai m abuk.

Baru kini t erbuka kesem pat an bagi Bancroft unt uk bert anya kepada Kepala Suku Apache t ent ang apa yang dikehendakinya.

“ Saya t idak m enghendaki sesuat u, m elainkan saya hendak m enyam paikan perint ah,” j aw ab I nt schu t schuna dengan angkuh. “ Kam i t idak m au m enerim a perint ah,” t egas I nsinyur Kepala j uga sam a angkuhnya. Sekilas w aj ah kepala suku t am pak m arah, t et api dia berhasil m enguasai diri dan berkat a dengan t enang, “ Saudaraku kulit put ih boleh m enj awab beberapa pert anyaan saya, akan t et api pert anyaan it u hendaknya dij awab dengan j uj ur. Adakah Anda m em punyai t em pat t inggal di sana?”

“ Ya.” “ Dan apakah rum ah it u j uga m em punyai halam an?” “ Ya.” “ Jika ada t et angganya yang hendak m em buat j alan yang m elalui halam an

it u, akankah Anda biarkan?” ” Tidak.” “ Tanah- t anah di seberang Rocky Mount ains dan di sebelah t im ur sungai

Mississippi adalah m ilik m ukapucat . Bagaim ana sikap m ereka seandainya orang

I ndian dat ang hendak m em buat j alan keret aapi di sana?” “ Mereka akan m engusirnya.” “ Saudaraku kulit put ih t elah berkat a j uj ur. Tapi sekarang m ukapucat dat ang

ke t anah ini, t anah m ilik kam i ini. Mereka m em buru m ust ang- m ust ang kam i, m ereka m em bunuh bison- bison kam i, m ereka m encari em as dan bat u- bat u m ulia yang ada pada kam i. Kini m ereka ingin m em buat j alan yang sangat panj ang, sehingga keret aapi dapat m elint as di at asnya. Dengan adanya rel it u nant inya akan dat ang lebih banyak lagi m ukapucat . Sebagian di ant ara m ereka akan m enyerang kam i dan ada yang akan m engam bil m ilik kam i sehingga t idak ada yang t ersisa unt uk kam i. Kalau dem ikian kam i harus berkat a apa?”

Bancroft t erdiam . “ Apakah m ungkin kam i punya hak yang lebih sedikit dari pada kalian? Kalian

beragam a Krist en dan selalu berbicara t ent ang cint akasih. Tapi pada saat it u kalian j uga berkat a bahwa kalian boleh m encuri dan m eram pok kam i. Sej uj urnya kam i harus m elaw an kalian. Apakah it u cint akasih? Kalian m engat akan, Tuhan kalian adalah Bapa yang baik unt uk sem ua kulit m erah dan kulit put ih. Apakah kam i ini anak t irinya? Bukankah t anah ini m ilik orang- orang kulit m erah? Tapi orang kulit put ih t elah m eram pasnya dari kam i. Apa yang t elah kam i peroleh sebagai gant inya? Penderit aan, penderit aan dan hanya penderit aan. Kalian selalu m em buru kam i dan m endesak kam i t erus- m enerus, sehingga dalam wakt u singkat kam i akan

m at i m erana. Mengapa kalian lakukan it u? Mungkinkah t erpaksa, karena kalian t idak punya ruang gerak lagi? Bukan, m elainkan karena keserakahan, karena di negeri kalian m asih banyak t em pat unt uk berj ut a- j ut a m anusia. Set iap kulit put ih ingin m em iliki seluruh negeri, seluruh t anah ini. Tet api kulit m erah yang m enj adi pem ilik sebenarnya dari t anah ini t idak dibiarkan hidup t enang di t anahnya sendiri. Klekih- pet ra yang duduk di sebelah saya ini t elah bercerit a t ent ang Alkit ab. Di sit u dicerit akan ada m anusia pert am a yang m em punyai dua anak laki- laki. Yang sat u m em bunuh yang lainnya, sehingga darahnya m em ercik ke surga. Bagaim ana halnya dengan persaudaraan ant ara kulit m erah dan kulit put ih? Apakah kalian yang m enj adi Kain dan kam i adalah Abel, yang darahnya m em ercik ke surga? Unt uk it u kalian m asih m enunt ut , agar kam i selayaknya dibunuh, t anpa m em bela diri! Tidak, kam i harus m em bela diri, harus! Kam i t elah dikej ar- kej ar dari sat u t em pat ke t em pat lain t erus- m enerus. Kini kam i t inggal di sini, kam i kira kam i dapat m enikm at i hidup dengan t enang dan bernafas lega, t et api t ernyat a kini kalian dat ang lagi unt uk m em buat rel keret aapi. Apakah kam i t idak m em punyai hak yang sam a sepert i Anda di rum ah dan halam an Anda sendiri? Jika kam i ingin m enggunakan hukum kam i, m aka kam i harus m em bunuh kalian sem ua. Nam un kam i hanya berharap, bahwa hukum kalian j uga berlaku bagi kam i. Bisakah dem ikian? Tidak! Hukum kalian punya dua sisi. Sisi yang akan diberlakukan kepada kam i, adalah yang j ust ru m engunt ungkan Anda. Anda di sini akan m em bangun j alan. Sudahkah Anda m int a ij in kepada kam i?”

“ Tidak, karena it u t idak perlu.” “ Mengapa t idak? Apakah t anah ini m ilikm u?” “ Saya pikir begit u.” “ Bukan. I ni t anah kam i. Apakah Anda sudah m em belinya dari kam i?” “ Tidak.” “ Apakah kam i m enghadiahkan t anah ini kepadam u?” “ Tidak. Tidak kepada saya.” “ Dan t idak j uga kepada yang lain. Sekiranya Anda orang yang j uj ur dan

Anda dikirim ke sini unt uk m em buat j alan keret aapi, m aka seharusnya sej ak awal Anda t anyakan kepada orang yang m engirim Anda, apakah dia m em punyai hak at as t anah ini. Jika dia m engiyakan, dia harus m enunj ukkan bukt i kepada Anda. Tet api Anda t idak m elakukannya. Saya m elarang kalian unt uk m elanj ut kan pengukuran t anah di sini! ”

Kalim at t erakhir yang diucapkan diberi t ekanan khusus dan t erdengar sungguh- sungguh. Saya t erpesona oleh ucapan orang I ndian ini. Sudah banyak buku- buku t ent ang bangsa kulit m erah dan pidat o- pidat o yang diucapkan oleh Kalim at t erakhir yang diucapkan diberi t ekanan khusus dan t erdengar sungguh- sungguh. Saya t erpesona oleh ucapan orang I ndian ini. Sudah banyak buku- buku t ent ang bangsa kulit m erah dan pidat o- pidat o yang diucapkan oleh

I nt schu t schuna berbicara dengan bahasa I nggris yang j elas dan lancar. Jalan berpikirnya logis, cara m engungkapkannya sepert i seorang yang t erpelaj ar. Apakah ini berkat aj aran Klekih- pet ra, guru orang Apache it u?

Sang I nsinyur Kepala m erasa m alu. Jika dia m au m engakui kebenaran dan bersikap j uj ur, m aka dia sam a sekali t idak dapat m enangkis dakwaan- dakwaan yang sudah diaj ukan t adi. Bancroft m engaj ukan beberapa alasan, t et api sem uanya t erlalu berbelit - belit , berput ar- put ar dan banyak kesim pulan yang salah, ket ika kepala suku kem bali m enj awab dan m em oj okkannya, Bancroft berpaling kepada saya,

“ Tet api, Sir. Bukankah Anda t adi m enyim ak apa yang kam i bicarakan t adi? Silahkan Anda ikut berkom ent ar! ” “ Terim a kasih, Mr. Bancroft . Saya seorang surveyor di sini, bukan seorang pengacara. Lakukan apa yang Anda bisa. Tugas saya m engukur t anah, bukan berpidat o.”

Kepala suku berkat a dengan penekanan yang penuh art i, “ Tidak perlu pidat o panj ang lebar. Sudah saya kat akan, bahwa saya t idak

m engij inkan Anda. Saya ingin hari ini Anda pergi dari sini kem bali ke t em pat asal Anda. Put uskanlah, apakah Anda m au m em at uhi perint ah saya at au t idak. Sekarang saya akan m eninggalkan t em pat ini bersam a Winnet ou, put ra saya, dan akan kem bali lagi set elah lew at w akt u yang oleh orang kulit put ih disebut sat u j am . Saya harap nant inya Anda sudah punya j awaban unt uk kam i. Jika Anda pergi, m aka kit a bersaudara, t et api j ika Anda t idak pergi, m aka perm usuhan di ant ara Anda dan kam i akan dim ulai. Saya I nt schu t schuna, Kepala Suku Apache t elah berbicara. Howgh! ”

Howgh adalah sem acam kat a peneguhan bangsa I ndian yang art inya kurang lebih sam a dengan am in, sekian, set uj u, harap m aklum dan t idak dapat diganggu- gugat . Dia dan Winnet ou bangkit . Mereka berj alan dan m elangkahkan kaki pelan- pelan m endaki lem bah sam pai m ereka m enghilang di t ikungan. Klekih- pet ra t et ap duduk. I nsinyur Kepala m enoleh kepadanya dan m em ohon nasehat nya. Klekih- pet ra m enj awab,

“ Lakukan apa yang Anda inginkan, Sir! Saya sependapat dengan kepala suku. Telah t erj adi kej ahat an besar secara t erus- m enerus pada suku kulit m erah. Tet api sebagai orang kulit put ih, saya j uga t ahu, bahw a usaha kulit m erah unt uk m elawan adalah sia- sia belaka. Jika kalian hari ini pergi dari sini, m aka besok akan “ Lakukan apa yang Anda inginkan, Sir! Saya sependapat dengan kepala suku. Telah t erj adi kej ahat an besar secara t erus- m enerus pada suku kulit m erah. Tet api sebagai orang kulit put ih, saya j uga t ahu, bahw a usaha kulit m erah unt uk m elawan adalah sia- sia belaka. Jika kalian hari ini pergi dari sini, m aka besok akan

“ Ke m ana dia pergi?” “ Dia m engam bil kuda kam i.” “ Apakah t adi kalian berkuda?” “ Tent u saj a, kuda it u kam i sem bunyikan ket ika kam i m enget ahui bahwa ada

beruang grizzly di dekat kam i. Beruang grizzly t idak bisa diserang sam bil berkuda.” Dia berdiri dan berj alan- j alan m encari angin, set idak- t idaknya unt uk m enghindari pert anyaan- pert anyaan dan t ekanan- t ekanan berikut nya. Saya m engikut inya dan bert anya,

“ Sir, perkenankanlah saya pergi bersam a Anda. Saya berj anj i t idak akan berkat a at au berbuat yang akan m engganggu Anda. Saya sangat t ert arik dengan

I nt schu t schuna dan Winnet ou.” Bahwa dia sendiri sangat berpengaruh pada saya, saya t idak ingin m engat akan kepadanya. “ Ya, silahkan ikut , Sir,” j awabnya. Saya sudah m enarik diri dari bangsa kulit put ih dan sem ua urusannya. Saya t idak m au lagi berhubungan dengan m ereka, t et api saya t ert arik kepada Anda, j adi m arilah kit a berj alan- j alan bersam a. Tam paknya Anda sat u- sat unya yang dapat m em akai akal sehat . Benarkah pendapat saya it u?”

“ Saya yang paling m uda di ant ara m ereka dan m asih belum pandai. Saya t idak akan pernah m enj adi sem purna. Saya sangat suka dengan penam pilan m anusia yang berhat i baik dan bersem angat ! ”

“ Tidak pandai? Sem ua orang Am erika sam a saj a.” “ Saya bukan orang Am erika.” “ Jadi orang apa? Apakah pert anyaan saya ini t idak m enyinggung Anda?” “ Sam a sekali t idak. Saya t idak punya alasan unt uk m erahasiakan t anah air

saya yang saya cint ai. Saya orang Jerm an.” “ Seorang Jerm an?” kepalanya dengan cepat m enengadah. “ Saya ucapkan selam at dat ang, saudara sebangsa dan set anah- air! I t ulah sebabnya, saya segera t ert arik kepada Anda. Sebagai orang Jerm an, kit a adalah m anusia yang unik. Hat i kit a saling t erpaut sebagai saudara, sebelum kit a saling m engat akan bahwa kit a sebangsa. Seorang Jerm an yang t elah m enj adi orang Apache seut uhnya! Bagaim ana kesan Anda? Tidakkah it u luar biasa! ”

“ Tidak aneh. Surat an t akdir sering m engagum kan, t et api sangat waj ar.” “ Surat an t akdir! Mengapa Anda berbicara t ent ang Tuhan dan bukannya

t ent ang nasib?”

“ Karena saya seorang Krist en dan Tuhan saya t idak akan m eninggalkan saya! ” “ Benar sekali, Anda benar- benar orang yang bahagia! Ya, Anda benar. Surat an t akdir seringkali m engagum kan, t et api selalu sangat w aj ar t erj adi. Mukj izat t erbesar adalah proses hukum alam dan m ukj izat besar lainnya adalah gej ala alam yang t erlihat sehari- hari. Seorang Jerm an, seorang t erpelaj ar, cendekiawan t erkenal dan sekarang seorang Apache sej at i. Kelihat annya luar biasa, t api j alan m enuj u ke t uj uan yang saya lalui sangat w aj ar.”

Mula- m ula dia set engah hat i m elibat kan saya dengan cerit anya it u, nam un sekarang dia m erasa gem bira bisa m engeluarkan isi hat inya. Saya segera t ahu, bahw a dia m em iliki karakt er yang m enonj ol. Tet api saya m enghindari bert anya t ent ang m asa lalunya. Dia t idak m em perdulikan hal it u dan bert anya dengan polos t ent ang keadaan saya. Saya cerit akan secara det il dan kelihat an dia suka sekali m endengarnya. Kam i berada t idak begit u j auh dari perkem ahan dan berbaring di baw ah pohon. Garis hidupnya yang pahit t ergurat j elas di waj ahnya, garis panj ang penderit aan, keraguan, kekhawat iran, kecem asan, kehilangan. Bet apa sering dia t erlihat suram , t erancam , gusar, t erkadang t akut , at au bahkan m ungkin put us harapan. Kini di sini sem uanya j ernih dan t enang sepert i danau di t engah hut an, yang t idak beriak karena hem busan angin, nam un sedem ikian dalam nya sehingga orang t idak bisa m elihat apakah di dasarnya j uga t enang. Ket ika dia t elah m endengar sem ua yang saya ket ahui, dia m engangguk pelan dan berkat a,

“ Anda berada di awal perj uangan sedang saya t elah t iba pada akhir perj uangan. Nam un hal ini bagi Anda hanya lahiriah saj a, t idak sam pai m erasuk ke dalam hat i. Anda punya Tuhan yang t idak pernah Anda t inggalkan. Kalau saya lain. Saya sudah kehilangan Tuhan ket ika saya m eninggalkan t anah air; dan yang t erburuk adalah, saya m erasa besar sepert i Tuhan dengan m enaw arkan suat u kepercayaan yang kuat yang bisa dim iliki m anusia, yait u suara hat i yang j ahat .”

Dia m em andang saya penuh rasa ingin t ahu, bagaim ana reaksi saya ket ika m endengar kat a- kat anya it u. Ket ika dia m elihat waj ah saya t et ap t enang, dia bert anya,

“ Anda t idak t erkej ut ?” “ Tidak.” “ Tapi ini bisikan hat i yang j ahat ! Anda bayangkan it u! ” “ Pah! Anda bukan pencuri dan bukan pem bunuh. Sikap yang lebih j auh lagi

dari it u saya kira Anda t idak m ungkin m am pu m elakukannya. Dia m enj abat t angan saya dan berkat a,

“ Saya ucapkan t erim a kasih banyak! Dan Anda t elah keliru. Dulu saya adalah pencuri yang besar, ya, banyak sekali m elakukan pencurian! Dan yang dicuri adalah barang- barang yang sangat berharga! Saya j uga seorang pem bunuh. Alangkah banyaknya j iwa yang saya bunuh. Dulu saya seorang guru di sebuah sekolah t inggi, t et api t idak perlu saya berit ahukan di m ana- m ana. Kebanggaan saya yang t erbesar t erlet ak pada j iwa bebas yang m erendahkan Tuhan, yang sam pai pada t it ik puncaknya, sehingga bisa m eyakinkan orang secara det il, bahwa kepercayaan t erhadap Tuhan adalah om ong kosong belaka. Saya pint ar berpidat o dan bisa m em ukau para pendengar. Bibit - bibit ket idakpercayaan kepada Tuhan it u saya t ebarkan secara t erbuka hingga t idak ada sat u pun yang t ert inggal. Saya adalah pencuri dan peram pok m assal yang m em bunuh keyakinan dan kepercayaan t erhadap Tuhan. Kem udian t ibalah m asa revolusi. Siapa pun yang t idak m engakui Tuhan, m aka dia pun t idak akan m enghargai raj a at au pem im pin.”

Sebagai pem im pin orang- orang yang t idak puas, secara t erbuka saya t am pil di m uka publik. Mereka m enelan m ent ah- m ent ah sem ua kat a- kat a saya. I ni m erupakan racun m em abukkan yang, t ent u saj a, saya anggap sebagai obat yang m uj arab. Mereka lalu berkum pul bersam a- sam a dan m ulai m engangkat senj at a. Bet apa banyaknya orang yang t ewas dalam keribut an it u! Sayalah pem bunuh m ereka, t et api m ereka m at i bukan sem at a- m at a karena saya, karena yang lainnya m eninggal di balik t em bok penj ara. Tent u saj a dengan segala daya- upaya, saya m ulai diselidiki. Saya m eloloskan diri dan kabur dari t anah air. Tidak ada yang bersedih at as kepergian saya. Tidak ada seorang pun yang m enangis dan saya sudah t idak punya lagi ayah, ibu, saudara, j uga kerabat . Tidak ada orang yang m enangisi saya, t et api banyak orang yang m enangis karena saya. I t u sem ua sam a sekali t ak t erpikirkan sam pai kesadaran akan hal it u dat ang, sepert i sebuah hant am an yang ham pir m em buat saya t ersungkur ke t anah. Pada suat u hari, sebelum saya m elint asi bat as negeri Jerm an, saya dikej ar- kej ar oleh polisi, yang t elah sem akin dekat . Pada saat it u saya m elint as di sebuah desa yang m iskin. Secara kebet ulan saya berlari m elint asi halam an kecil m enuj u sebuah gubuk reyot dan t anpa m enyebut nam a, saya m encari perlindungan pada seorang ibu t ua yang bert ubuh kecil dan anak perem puannya, yang saya t em ui di biliknya. Mereka m enyem bunyikan saya at as kehendak suam inya yang m engat akan bahwa saya ini t em an m ereka.

Kem udian m ereka duduk bersam a dengan saya di sebuah sudut yang gelap dan bercerit a dengan deraian air m at a karena hat i yang luka. Mereka m iskin t et api bahagia. Anak perem puannya set ahun yang lalu sudah m enikah. Suam inya m endengar pidat o saya dan ikut t erhasut . Dia m engaj ak ayah m ert uanya ikut ke

dalam perkum pulan, dan racun yang saya t ebarkan m ulai bereaksi. Saya t elah m erenggut em pat orang yang baik ini dari kebahagiaan hidupnya. Suam i anak- perem puan m at i di ladang pem bant aian dengan m engenaskan dan ayah m ert uanya di hukum penj ara bert ahun- t ahun lam anya. Kedua wanit a ini m encerit akan sem uanya kepada saya. Orang yang t elah diselam at kannya, yang j uga t elah berdosa at as sem ua kem alangan m ereka. Mereka m enyebut nam a saya sebagai seorang penghasut . I t u adalah t am paran bagi saya, bukan secara lahiriah t api bagi j iw a saya. Murka Tuhan m ulai dij at uhkan. Saya t et ap m asih bebas, t api hat i saya m enderit a, sehingga t idak ada hukum an yang set im pal at as dosa yang sangat besar it u. Di sini saya m engem bara dari sat u negara ke negara lain dan berusaha unt uk m elakukan sesuat u t et api t idak m enem ukan kedam aian. Suara hat i saya t erus m enyiksa saya! Bet apa seringnya saya ingin bunuh diri, nam un selalu ada t angan yang m enahan saya - t angan Tuhan. Tuhan t elah m em bim bing saya set elah penderit aan dan penyesalan selam a bert ahun- t ahun, kepada seorang past or Jerm an di Kansas, yang m erasakan suasana hat i saya dan m endesak saya unt uk m encerit akan sem uanya kepadanya. Saya m elakukannya dem i kebaikan diri saya. Saya t em ukan kebebasan set elah sekian lam a dalam kebim bangan, pengam punan dan penghiburan, keim anan yang kuat dan kedam aian bat in. Tuhan, saya bert erim a kasih sekali karenanya! ”

Dia berhent i sej enak, m elipat kedua t angannya dan m at anya m enerawang ke langit . Dia kem udian m elanj ut kan, “ Di dalam hat i saya bert ekad, m eninggalkan urusan dunia dan m anusia- m anusianya. Saya pergi m asuk ke dalam hut an belant ara. Nam un bukan saj a keim anan it u sendiri yang m em buat bahagia. Pohon keim anan harus m enghasilkan buah. Saya ingin bekerj a, sebisa m ungkin yang bert ent angan dengan pekerj aan saya dahulu. Saya m elihat , orang kulit m erah berj uang m elawan kepunahan m ereka dengan penuh keput us- asaan.

Saya m elihat m ereka t erancam m at i kelaparan, dan hat i saya t ersent uh t erlebih karena kem arahan, iba hat i, dan kasihan. Nasib m ereka t elah digariskan dem ikian, saya t idak bisa m enolong, nam un saya m asih m ungkin m elakukan sesuat u hal yakni sedapat m ungkin m eringankan sakrat m aut yang dat ang m enj em put m ereka dan m elepas saat - saat t erakhirnya dengan cint akasih dan kedam aian. Saya m endat angi suku Apache dan belaj ar unt uk m em asukkan pengaruh saya ke dalam kepribadian m ereka. Saya t elah m em peroleh kepercayaan dari m ereka dan sem uanya berhasil dengan baik. Saya ingin Anda m engenal Winnet ou, dia benar- benar anak didik saya yang sesungguhnya. Pem uda ini m em punyai bakat yang baik. Seandainya dia dilahirkan sebagai anak seorang Saya m elihat m ereka t erancam m at i kelaparan, dan hat i saya t ersent uh t erlebih karena kem arahan, iba hat i, dan kasihan. Nasib m ereka t elah digariskan dem ikian, saya t idak bisa m enolong, nam un saya m asih m ungkin m elakukan sesuat u hal yakni sedapat m ungkin m eringankan sakrat m aut yang dat ang m enj em put m ereka dan m elepas saat - saat t erakhirnya dengan cint akasih dan kedam aian. Saya m endat angi suku Apache dan belaj ar unt uk m em asukkan pengaruh saya ke dalam kepribadian m ereka. Saya t elah m em peroleh kepercayaan dari m ereka dan sem uanya berhasil dengan baik. Saya ingin Anda m engenal Winnet ou, dia benar- benar anak didik saya yang sesungguhnya. Pem uda ini m em punyai bakat yang baik. Seandainya dia dilahirkan sebagai anak seorang

Dia diam dan m enundukkan kepalanya. Saya sangat t erharu dan t idak m am pu berkat a apa- apa, karena saya m erasakan ham pa set elah m endengar pengakuan sepert i it u. Tet api saya pegang t angannya dan m enggenggam nya sepenuh hat i. Dia m em aham i saya dan it u dit unj ukkannya dengan anggukan pelan dan m em balas genggam an saya. I t u berlangsung beberapa saat sam pai kem udian dengan perlahan dia bert anya,

“ Dari m ana t adi asalnya hingga saya cerit akan sem ua ini kepada Anda? Hari ini unt uk pert am a kalinya saya berj um pa dengan Anda dan m ungkin saya t idak akan bert em u Anda lagi. At aukah ini j uga sebuah t akdir, bahwa saya dan Anda sekarang bert em u di sini? Anda lihat bukan, saya yang dulunya pendosa, sekarang berusaha kem bali ke j alan yang benar. Bagi saya hal ini begit u luar biasa, begit u lem but , begit u m enyent uh hat i, t et api t idak m enyakit kan. Suasana yang serupa dengan it u adalah ket ika daun- daun berj at uhan di m usim gugur. Bagaim anakah daun kehidupan saya lepas dari pohonnya? Perlahan, gam pang, dan dengan t enang? At aukah daun it u dipat ahkan, sebelum t iba saat nya unt uk gugur secara alam iah?”

Dia m em andang ke arah lem bah seolah- olah t anpa disadarinya ada kerinduan di dalam hat i. Saya m elihat I nt schu t schuna dan Winnet ou dat ang ke arah kam i. Kini m ereka berkuda dan m enunt un kuda Klekih- pet ra di sam pingnya. Kam i bangkit , lalu berj alan kem bali ke perkem ahan, di m ana kam i t iba bersam a- sam a dengan m ereka. Rat t ler bersandar pada pedat i dan m em andang kam i dengan waj ah yang kem erah- m erahan dan bengkak sert a m engham piri kam i. Dalam wakt u yang singkat dia t elah m inum brandy begit u banyak, sehingga kini dia t idak sanggup m inum lagi. Manusia ini benar- benar sepert i binat ang yang m engerikan! Pandangannya t am pak bengis seakan- akan pandangan seekor binat ang buas yang hendak m enyerang. Saya bert ekad akan m engawasi dia.

Kepala suku dan Winnet ou t urun dari at as kudanya lalu m engham piri kam i. Kam i berdiri bersam a- sam a dan agak berj auhan. “ Apakah saudara- saudaraku kulit put ih t elah m em pert im bangkan, apakah ingin t et ap t inggal di sini at au m eninggalkan daerah ini?” t anya I nt schu t schuna.

I nsinyur Kepala m em peroleh gagasan diplom at is. Dia m enj awab, “ Sebenarnya kam i ingin pergi, t api kam i harus t et ap berada di sini sebagaim ana perint ah yang t elah kam i t erim a. Saya akan m engirim kurir ke Sant a Fé dan bert anya t ent ang soal ini, kem udian barulah saya bisa m em beri j aw aban.”

I t u sam a sekali bukan gagasan yang buruk, karena dengan begit u kam i harus bisa m enyelesaikan pekerj aan kam i hingga kurir it u kem bali. Tapi kepala suku it u berbicara dengan nada past i,

“ Saya t idak bisa m enunggu begit u lam a. Saudara- saudaraku kulit put ih harus segera m em ut uskan, apa yang hendak Anda lakukan.” Rat t ler m em egang m angkuk brandy dan dat ang m engham piri kam i. Saya kira, dia akan m enuj u ke saya t et api dia m alahan berj alan m enuj u ke arah kedua orang I ndian it u dan berbicara m erancau,

“ Jika orang- orang I ndian ini m au m inum dengan saya, m aka kit a akan m enurut i kem auan m ereka dan m eninggalkan t em pat ini. Jika t idak m au, kit a j uga t idak akan pergi. Yang m uda boleh m inum dulu. I ni air apinya, Winnet ou.”

Dia m enyodorkan m angkuk ke Winnet ou. Winnet ou m undur dan m em beri isyarat penolakan dengan t angan. “ Apa, kam u t idak m au m inum dengan saya? Benar- benar sebuah penghinaan. Kam u m au brandy ini di waj ahm u, kulit m erah t erkut uk. Jilat ilah it u, j ika kam u t idak m au m em inum nya! ”

Sebelum salah seorang dari kam i bisa m encegahnya, dia sudah m elem par m angkuk besert a isinya ke arah waj ah pem uda Apache it u. Bagi I ndian, it u adalah penghinaan yang pant as dibalas langsung dengan hukum an di t em pat , w alaupun bukan dengan hukum an yang berat . Lalu Winnet ou m eninj u w aj ah baj ingan it u hingga roboh ke t anah. Dia bangun dengan susah payah. Saya akan t urun t angan, karena saya pikir dia akan m elangkah unt uk berkelahi, t api t ernyat a bukan begit u kej adiannya. Dia hanya m enat ap penuh ancam an pem uda Apache it u, m em beri isyarat , kem udian dengan sum pah serapahnya kem bali ke pedat i.

Winnet ou m enyeka waj ahnya yang basah dan m enunj ukkan rom an m uka yang m ashgul sepert i yang dit unj ukkan j uga oleh ayahnya, dan t ak seorang pun m enget ahui apa yang ada di benak m ereka.

“ Saya bert anya sekali lagi,” kat a kepala suku. “ I ni unt uk t erakhir kali. Apakah hari ini m ukapucat akan m eninggalkan lem bah ini?”

“ Kam i t idak boleh,” j awab seseorang. “ Baiklah kam i pergi. Tidak ada lagi perdam aian di ant ara kit a.” Saya berusaha unt uk m enengahi, t api sia- sia, karena ket iga orang it u sudah

m enuj u ke kuda m ereka. Dari arah pedat i t erdengar suara Rat t ler, “ Enyahlah kalian! Anj ing- anj ing m erah! Tapi anak yang m eninj u m uka saya harus m em bayar perbuat annya.” Secepat kilat t anpa disadari orang lain, dia t elah m engam bil senapan dari dalam pedat i dan dibidiknya ke arah Winnet ou yang pada saat it u berdiri bebas t anpa perisai apa pun. Peluru it u past i m enem busnya, karena sem ua berj alan begit u cepat , sehingga t idak ada yang bisa m enyelam at kannya. Klekih- pet ra bert eriak penuh ket akut an,

“ Berlindung, Winnet ou, cepat ! ” Bersam aan dengan it u pula dia m elom pat berdiri di depan pem uda Apache

it u unt uk m elindungi. Terdengar bunyi t em bakan, Klekih- pet ra m eraba dadanya yang t ert em bus peluru dengan t angan. Dia berj alan t erhuyung- huyung dan kem udian roboh ke t anah.

Tapi dalam sekej ap Rat t ler j uga roboh oleh t inj u saya. Saya sebenarnya sudah berusaha m enghalangi t em bakan it u dengan m eloncat ke arahnya secepat m ungkin, t api t ernyat a sudah t erlam bat . Teriakan kaget dari sem ua yang hadir t erdengar nyaring, kecuali kedua orang I ndian yang t idak bersuara sedikit pun. Mereka berlut ut di sebelah Klekih- pet ra yang t elah m engorbankan dirinya dem i Winnet ou yang dikasihinya, dan t anpa bersuara m ereka m em eriksa lukanya. Tem bakan it u m engenai dekat j ant ungnya t epat di dada, dan darah m em ancar keluar dari luka it u. Saya bergegas ke sana. Klekih- pet ra berusaha m em buka m at anya, waj ahnya dengan cepat m enj adi pucat dan cekung.

“ Let akkan kepalanya di pangkuanm u,” pint a saya kepada Winnet ou. “ Jika dia nant i m em buka m at anya dan m em andangm u, kem at iannya akan m em buat nya lebih bahagia.”

Tanpa berkat a apa- apa dia m enurut i perm int aan saya it u. Mat anya t idak berkedip, t et api pandangannya t idak lepas m enat ap waj ah Klekih- pet ra yang sedang sekarat . Kedua kelopak m at anya dengan perlahan m ulai m em buka. Dia m elihat Winnet ou yang berlut ut di depannya, senyum bahagia t erbersit begit u cepat pada rom an m ukanya dan dia berbisik,

“ Winnet ou, schi ya Winnet ou- Winnet ou, oh anakku Winnet ou! ” Kem udian t am pak m at anya sepert i m asih m encari- cari seseorang.

Pandangannya t ert uj u ke arah saya dan dia berkat a kepada saya dalam bahasa Jerm an,

“ Dam pingilah dia, set ialah selam anya, lanj ut kan t ugas saya…! ! ” Dia m engangkat t angannya m em ohon saya m em egang t angan it u dan saya

m enj awab, “ Saya lakukan, ya, past i, akan saya lakukan it u! ” Dari waj ahnya t am pak aj al akan m enj em put nya dan dia berdoa dengan

suara yang sem akin m elem ah, “ Maka gugurlah daun saya... dipat ahkan... t idak perlahan... gam pang... ini adalah... penebusan dosa t erakhir... saya m at i sepert i... sepert i yang saya inginkan. Tuhan, am puni... am punilah saya! Am punilah... Am punilah! Saya dat ang m enghadapMu ….”

Dia m elipat kedua t angannya... darah m asih m engalir deras dari lukanya dan kepalanya kem bali t erkulai. Dia sudah t iada! Kini t ahulah saya, apa yang dim aksud dengan t akdir Tuhan sepert i yang t elah dia kat akan, yakni dengan m encurahkan isi hat inya kepada saya unt uk m eringankan beban pikirannya. Harapannya unt uk m at i dem i m em bela Winnet ou sudah t erlaksana. Bet apa cepat nya harapan it u t erw uj ud! Penebusan dosa t erakhir t elah t erkabul. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, rasa penyesalan m endalam Klekih- pet ra t elah berakhir.

Winnet ou m elet akkan dengan hat i- hat i kepala Klekih- pet ra di at as rum put , bangkit pelan- pelan dan m em andang ayahnya seakan- akan hendak bert anya. “ Di sana pem bunuhnya t ergelet ak, saya sudah m em ukulnya,” kat a saya. “ Terserah m au Anda apakan.” “ Air api! ” Hanya j awaban singkat it u saj a yang diucapkan oleh sang kepala suku.

Tent u saj a dengan nada m engej ek penuh am arah. “ Saya ingin m enj adi t em an kalian, saudara kalian, saya ingin pergi dengan kalian! ” Kalim at it u keluar begit u saj a dari bibir saya. Dia m eludahi waj ah saya dan berkat a, “ Anj ing kudisan! Pencuri t anah dem i uang! Coyot e busuk! Berani- beraninya

m au ikut kam i, akan saya lum at kan kam u! ” Kalau saj a orang lain yang m engat akan, saya akan m em balasnya dengan t inj u. Kenapa saya t idak m elakukannya? Apakah m ungkin karena saya m em ang orang yang m asuk t anpa ij in ke t anah orang? Saya t idak m em balas karena naluri agar saya m eninggalkan kesan m enyenangkan bagi m ereka. Nam un saya t idak bisa m enawarkan diri lagi, m eskipun dem i sum pah yang t elah saya ucapkan di depan Klekih- pet ra.

Orang- orang kulit put ih it u berdiri m em bisu, m enant ikan apa yang akan dilakukan dua orang Apache it u selanj ut nya. Keduanya t idak m enghiraukan kam i. Mereka m engangkat j enasah Klekih- pet ra ke at as kuda dan m engikat nya dengan kuat , kem udian m ereka m enaiki pelana kudanya, m enegakkan t ubuh Klekih- pet ra yang lunglai dan berj alan pelan- pelan dengan m enyangga j enasah it u di kanan- kiri. Mereka t idak berkat a t ent ang balas dendam dan t idak j uga sej enak berpaling ke arah kam i. Nam un it u lebih buruk, j auh lebih buruk daripada j ika m ereka t erus t erang bersum pah m em balas kam i dengan kem at ian yang m engerikan.”

“ Ket erlaluan dan perkara ini m asih akan berlanj ut ! ” kat a Sam Hawkens. “ Baj ingan it u t erkapar di sana karena t erkena pukulan Anda dan karena kebanyakan alkohol. Mau kit a apakan dia?”

Saya t idak m enj awab. Saya m em asang pelana pada punggung kuda saya dan pergi. Saya ingin m enyendiri unt uk m engat asi perist iwa m engerikan set engah j am yang lalu, paling t idak secara lahiriah. Larut m alam baru saya pulang kem bali ke perkem ahan dalam keadaan let ih, lelah j iw a dan raga.