Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Binfar dan Alkes 2011
8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan Kinerja disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara sistematis,
terarah dan terpadu. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
mengacu kepada rencana strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014
yaitu:
1. VISI KEMENTERIAN KESEHATAN
“MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN”
2. MISI KEMENTERIAN KESEHATAN
Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh melalui misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan
yang paripurna,
merata, bermutu
dan berkeadilan.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
3. TUJUAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Binfar dan Alkes 2011
9
4. NILAI-NILAI KEMENTERIAN KESEHATAN
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung nilai-
nilai yaitu: a. Pro Rakyat
b. Inklusif c. Responsif
d. Efektif e. Bersih
5. STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Kementerian Kesehatan pada tahun 2014 maka Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
melaksanakan strategi Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanankhasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat melalui peningkatan akses obat bagi masyarakat luas serta pemberian
dukungan untuk pengembangan industri farmasi di dalam negeri sebagai upaya kemandirian di bidang kefarmasian; penggunaan obat
yang rasional
dengan pelayanan
kefarmasian yang
bermutu; menetapkan Harga Eceran Tertinggi HET, utamanya pada Obat
Esensial Generik untuk pengendalian harga obat; meningkatkan pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk mengembangkan industri
obat herbal Indonesia; memantapkan kelembagaan dan meningkatkan koordinasi
dalam pengawasan
terhadap sediaan
farmasi, alat
kesehatan, dan
makanan untuk
menjamin keamanan,
khasiatkemanfaatan dan mutu dalam rangka perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.