Pengertian Wadi’ah Pengertian Mudharabah

oleh sifatnya yang relatif stabil apabila dibandingkan dengan produk yang lain. Karena jangka waktu jatuh temponya sudah pasti dan dapat diperkirakan. Simpanan uang dapat ditarik kembali pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antar bank dan pemilik dana.

2.1.4 Pengertian Wadi’ah

Wadi’ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan tersebut. Kata wadi’ah berasal dari wada’asy syai-a, yaitu meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebuat wadi’ah. Secara harfiah, wadia’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain. Sifat akad wadi’ah karena termasuk akad yang tidak lazim, maka kedua belah pihak dapat membatalkan perjanjian akad ini kapan saja. Namun kalau waddii mengharuskan pembayaran, semacam biaya administrasi misalnya maka akad ini berubah menjadi akad sewa atau ijaroh dan mengandung unsure kelaziman. Artinya wadii harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang yang dititipka n.

2.1.5 Pengertian Mudharabah

Menurut Veithzal 2008: 123 Mudharabah berasal dari kata dharb artinya memikul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak Universitas Sumatera Utara pertama shahibul mal menyediakan seluruh 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan di dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Secara lebih spesifik, pengertian mudharabah dapat diperinci sebagai berikut: a. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik dana shahibul mal, yang menyediakan seluruh kebutuhan modal, dan pihak pengelola usaha mudharib untuk melakukan suatu kegiatan usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan nisbah yang disepakati. b. Dalam hal terjadi kerugian, maka ditanggung oleh pemilik modal selama bukan diakibatkan kelalaian pengelola usaha. Sedangkan kerugian yang timbul karena kelalaian pengelola akan menjadi tanggung jawab pengelola usaha itu sendiri. c. Pemilik modal tidak turut campur dalam pengelolaan usaha, tetapi mempunyai hak untuk melakukan pengawasan. Menurut Antonio 2001: 97 secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu: a. Mudharabah Muthlaqah Yang dimaksud dengan mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. b. Mudharabah Muqayyadah Universitas Sumatera Utara Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis usaha.

2.1.6 Sejarah Singkat Perusahaan