4. Dasar Penagihan Pajak
Adapun dasar penagihan pajak sebagaimana dijelaskan dalam UU KUP pasal 20 ayat 1 yaitu :
4.1 STP
4.2 SKPKB 4.3 SKPKBT
4.4 SK Pembetulan 4.5 SK Keberatan
4.6 Putusan Banding 4.7 Putusan PK
Yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, yang tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat 3 dan 3a UU KUP.
5. Surat Teguran Pajak
Langkah awal dalam tindakan penagihan adalah penerbitan Surat Teguran. Dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000. Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Langkah ini diambil sebagai
peringatan agar penanggung pajak segera melunasi utang pajaknya untuk menghindari dilakukannya tindakan penagihan.
Surat Teguran juga dimaksudkan agar Penanggung Pajak mempunyai kesempatan sampai dengan jangka waktu 14 empat belas hari, sebelum dilakukan
upaya paksa dengan diterbitkannya Surat Paksa. Dalam ketentuan Pasal 27 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan
Kewajiban Perpajakan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 diatur bahwa dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih dibayar dalam jangka waktu yang telah
ditentukan, pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran Moelyo, 1998:3.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Dalam hal ini peserta melakukan PKLM di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, dengan ruang lingkup sebagai berikut :
1. Tindakan penagihan pajak dimulai dengan penerbitan Surat Teguran. 2. Pentingnya Surat Teguran dalam mencairkan tunggakan pajak.