39
melakukan pengembangan lahan. Hingga saat ini telah memiliki luas areal 780 ha dan akan terus dikembangkan dengan usaha sendiri maupun
bekerjasama dengan pihak-pihak swasta yang berpengalaman dan professional dalam pembangunan kawasan industri.
PT. Kawasan Industri Medan Persero juga memiliki Sertifikat Amdal dan pencanangan ISO 14000 yang dapat membuktikan kepada
investor dan calon investor akan kesiapan dan keseriusan PT. Kawasan Industri Medan Persero dalam menjalankan usahanya.
F. Rencana Usaha
Rencana usaha PT. Kawasan Industri Medan Persero, antara lain: •
Menyediakan sarana dan prasarana untuk industri melalui penyediaan kawasan industri yangberwawasan lingkungan dengan tujuan
mempercepat investasi dan pertumbuhan sektor industri. •
Perluasan lahan PT KIM Persero tahap III. •
Kerjasama dalam bidang pengadaan energi listrik swasta. •
Mencari sumber air bersih dari air permukaan sungai Denai desa Sibiru- biru.
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAANDAN PENGELUARAN KAS PADA PT. KAWASAN INDUSTRI
MEDAN PERSERO
40
A. Sistem Pengendalian Internal Kas
Kas merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan sangat mempengaruhi semua transaksi yang terjadi karena berlaku sebagai alat tukar
dalam perekonomian kita. Kas juga menjadi begitu penting karena perorangan, perusahaan atau bahkan pemerintahan harus mempertahankan
posisi likuiditas yang memadai yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar
entitas bersangkutan dapat terus beroperasi. Kas juga merupakan perkiraan yang paling aktif karena kas terlihat
dalam semuakegiatan usaha. Ini disebabkan sifat kegiatan usaha yang meliputi suatu harga dan keadaan-keadaan yang berkaitan dengan penetapan
suattu alat ukur kas. Kas memberikan dasar pengukuran melalui pencatatan untuk perkiraan lain. Hal ini disesuaikan dengan pendapat Kieso dan
Weygant 2002:182 yang menyatakan bahwa : “kas harta yang paling likuid adalah media pertukaran baku dan dasar bagi
pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai harta lancar. Agar dapat dilaporkan sebgai kas, pos
bersangkutan harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar dan harus bebas dari setiap iktatan kontraktusal uyang membatasi penggunaannya
dalam pemenuhan utang”.
Menurut Syahyunan 2013:59 yang menyatakan bahwa :
“ kas adalah aset perusahaan yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi tingkat likuditasnya”.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2004, par 07: “Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaaan. Yang dimaksud
41
dengan bank ialah sisa rekening giro perusahaan yang dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan utama perusahaan”.
Kas terdiri dari simpanan komersial dan rekening atau deposit dibank atau ditempat lainnya serta pos-pos yang ada didalam yang dapat
dipergunakan sebagai media alat tukar atau yang dapat diterima oleh bank dengan nilai nominal yang tercantum padanya.
Kas merupakan aktiva yang paling rawan terhadap penyelewengan karena secara umum kas mempunyai ciri-ciri :
1. Bentuknya kecil
2. Mudah dibawa dan disembunyikan
3. Tahan lama
4. Tidak mempunyai identitas kepemilikan
5. Diterima sebagai alat pembayaran
6. Dapat dengan cepat dikonversikan menjadi bentuk aktiva lainnya.
Yang tidak termasuk golongan kas : 1.
Check mundur 2.
Pembayaran-pembayaran dimuka 3.
Surat berharga jangka pendek 4.
Saham dan obligasi 5.
Perangko, materai dan suplies kantor lainnya 6.
Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Kas yang disishkan manajemen untuk tujuan pelunasan hutang jangka pendek, misalnya perjalanan dinas ,
pembayarn bunga dan dividen , pajak
42
Untuk menjaga kas agar tetap aman, maka perusahaan perlu membuat sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
untuk mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Untuk menciptakan pengendalian intern, manajemen harus
menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan padanya.
Menurut Hongren, harrison, Robinson dan Secokusumo 1997:342: “Pengendalian internal adalah suatu rencana organisasional dan semua
tindakan yang dilakukan perusahaan untuk : 1.
Mengamankan aktiva 2.
Mendorong diikutinya kebijakan perusahaan 3.
Mendorong efisiensi operasional 4.
Menjamin ketepatan dan dapat dipercayainya catatan-catatan akuntansi” Pengendalian internal merupakan otoritas dari manajemen dan
bukan hanya merupakan bagian dari sistem akuntansi saja. Dengan demikian tanggung jawab dari pengendalian internal tidak hanya berada pada akuntan
tetapi juga pada manajer.Pengendalian internal sendiri pun tidak menghilangkan kekeliruan, kesalahan dan kecurangan yang terjadi didalam
perusahaan , tetapi pengendalian internal dimaksudnkan untuk mengetahui kesalahan dengan cepat dan segera menanganinya. Menekan serendah
mungkin masalah yang terjadi.
43
Menurut Mulyadi 2002:180 dalam SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit laporan Keuangan paragraf 06
mendefinisikan “pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pancapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi yang berlaku”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa “Sistem pengendalian internal terhadap kas adalah semua sarana, alat, mekanisme
yang digunakan untuk mengamankan, mencegah pemborosan dan penyalahgunaan kas, menjamin ketelitian, mendorong efisiensi dipatuhinya
kebijakan manajemen kas”.
B. Fungsi Pengendalian Internal