BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebagai sumber energi vital manusia agar ia dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. Susunan kimia dalam
makanan yang berguna bagi kesehatan tubuh dikenal sebagai zat gizi. Pengelompokan zat gizi meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Dalam
kehidupan sehari-hari, protein mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Peran pokok protein dalam tubuh manusia, yaitu sebagai zat pembangun dan
pengatur, pembentuk jaringan pengikat, mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak, pembentuk protein yang inert seperti kuku dan rambut, dapat
bekerja sebagai enzim, serta membentuk antibodi. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit Winarno, F.G, 1992. Unit pembangun dalam semua jenis protein adalah asam amino. Asam amino
tersebut adalah asam amino essensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan asam amino non esensial yang dapat disintesis oleh tubuh. Kebutuhan tubuh manusia
terhadap asam amino essensial dapat dipenuhi dari protein yang terkandung di dalam makanan yang dimakan. Protein dapat diperoleh baik dari sumber hewani maupun
nabati. Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas nilai gizi yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan protein nabati. Namun protein nabati yang berasal dari tumbuh- tumbuhan akan memberikan kesehatan yang lebih baik yaitu manfaat kacangan-
kacangan sebagai biji yang mampu mengurangi resiko peradangan dianggap sangat baik sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan termasuk mengurangi resiko
terjadinya obesitas dan kenaikan tekanan darah tinggi, kolesterol dan gula darah http:www.indofamily.nethealth.
Mutu protein dinilai dari perbandingan asam-asam amino yang terkandung dalam protein tersebut. Protein pada jenis kacang-kacangan mengandung asam amino
tidak lengkap. Namun bila dua atau lebih sumber jenis protein yang memiliki asam amino esensial pembatas asam-asam amino yang biasanya sangat kurang pada bahan
makanan tersebut yang berbeda dikonsumsi bersama-sama, maka kekurangan asam amino dari satu protein dapat ditutupi oleh asam amino sejenis yang berlebihan pada
protein lain. Seperti, Campuran antara nasi kekurangan asam amino lisin, namun kelebihan asam amino belerang dengan kacang kacangan kekurangan asam amino
belerang, namun kelebihan asam amino lisin. Dapat memberikan komposisi asam- asam amino yang bernilai gizi mendekati mutu protein hewani. karena pengaruh
saling melengkapi dan saling mendukung. Hal ini juga terjadi pada campuran nasi dengan tempe, kacang-kacangan dengan roti. Penganekaragaman menu sangat penting
sebab dengan cara ini mutu protein bahan makanan saling mendukung dan meningkat Budianto.A.K, 2009.
Bedasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui kadar protein kasar pada kacang-kacangan yang dianalisa apakah dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan campuran yang dapat meningkatkan kualitas mutu protein untuk memenuhi kebutuhan gizi pada masyarakat dengan harga kacang-kacangan yang terjangkau.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan