Gagal Ginjal Kronis Gagal ginjal kronis

5.1.7 Tinjauan Umum Penyakit 5.1.7.1 Anatomi Ginjal Setiap manusia dewasa mempunyai berat ginjal 150 gram. Ginjal disuplai oleh pembuluh darah, walaupun kedua ginjal hanya 0,5 dari total berat tubuh, ginjal menerima 2,5 dari cardiac output. Kortex bagian paling ujung dari ginjal menerima 90 dari total suplay darah ke ginjal. Arteri ginjal terbagi atas bagian anterior dan posterior pada hilum. Ginjal terbagi atas 4 point yaitu pembuluh darah, glomeruli, tubulus dan interstitium Robins, 2005.

5.1.7.2 Gagal Ginjal Kronis Gagal ginjal kronis

adalah suatu kondisi di mana kedua ginjal mengalami kerusakan permanen dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Biasanya ditandai dengan edema seluruh tubuh karena terjadinya hipertensi portal dan kadar klirens kreatinin 25 www.wikipedia.com. Gagal ginjal kronis dapat juga dikatakan sebagai kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan tidak reversibel yang disebabkan oleh berbagai jenis penyakit Stein dan Jay, 2001. Definisi lain dari gagal ginjal kronis yaitu kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik didalam darah azotemia www.medicastore.com. a. Etiologi Gagal Ginjal kronis Beberapa faktor yang dapat memperburuk faal ginjal pada pasien gagal ginjal kronis tingkat ringan atau sedang dapat dilihat pada tabel 6 Universitas Sumatera Utara Tabel. 7. Beberapa faktor yang memperburuk faal ginjal No FAKTOR – FAKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 Infeksi - Infeksi saluran kemih dan ginjal pielonefritis - Infeksi ekstra renal terutama bila disertai septikemi Hipertensi berat Gagal jantung kongestif Pembedahantrauma Transfusi darah Obat-obatan nefrotoksik Gangguan elektrolit - Retensi air dan natrium - Hipokalemia - Hiperkalsemi Nefropati obstruktif Sebenarnya faktor-faktor tersebut dapat dicegah dan dapat diatasi dengan pengobatan konservatif sedini mungkin, sehingga stadium terminal dapat dihindarkan. Infeksi saluran kemih dan ginjal pielonefritis sering dijumpai walaupun tanpa keluhan atau gejala dan ditemukan pada pemeriksaan laboratorium rutin, misal lekosituri dan basituri. Biakan urin harus rutin pada setiap penyakit ginjal apapun juga sebabnya termasuk gagal ginjal kronis. Hipertensi berat yang tidak terkontrol terutama bila disertai gagal jantung kongestif paling sulit dikendalikan Sukandar, 1997. b. Patofisiologis Gagal Ginjal Kronis Berbagai faktor etiologi merusak ginjal dengan berbagai cara. Faktor inisiasi menghasilkan hilangnya massa nefron. Sisa pertumbuhan nefron yang Universitas Sumatera Utara tidak sehat menyebabkan hilangnya fungsi ginjal . Awalnya pertumbuhan yang tidak sehat ini bisa diadaptasi, namun dari waktu ke waktu berkembang menjadi mal adaptif dan menjadi pengembangan glomerular hipertensi oleh adanya angiotensin II yang bersifat vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan di dalam kapiler glomerular. Tekanan intraglomerular yang tinggi merusak fungsi barier permeabel glomarular. Proteinuria mempercepat hilangnya nefron secara progresif. Protein yang disaring terdiri atas albumin, transferin, faktor-faktor komplemen, imunoglobulin-imunoglobulin, sitokin-sitokin, dan angiotensin II. Proteinuria dapat berhubungan dengan pengaktifan komponen komplemen pada tubulus. Kejadian ini berkembang samapi hilangnya struktur unit-unit nefron, dan pada akhirnya fungsi ginjal GFR berkurang Dipiro, 2005 c. Gejala-Gejala Gagal Ginjal Kronis Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan. Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium. Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun terdapat peningkatan urea dalam darah. Pada stadium ini terdapat: • Nokturia, penderita sering berkemih di malam hari karena ginjal tidak dapat menyerap air dari air kemih, sebagai akibatnya volume air kemih bertambah • Tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal jantung. Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama-lama limbah metabolik yang tertimbun di darah semakin banyak. Pada stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala: • Letih, mudah lelah, kurang siaga • Kedutan otot, kelemahan otot, kram • Perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak • Hilangnya rasa di daerah tertentu • Nafsu makan menurun, mual, muntah • Penurunan berat badan. Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus dan perdarahan saluran pencernaan. Kulitnya berwarna kuning kecoklatan dan kadang konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan membentuk serbuk putih di kulit bekuan uremik. Beberapa penderita merasakan gatal di seluruh tubuh www.mediscastore.com d. Pengobatan Gagal Ginjal Kronis Tujuan pengobatan pada gagal ginjal kronis adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Penyebab dan berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal harus segera dikoreksi. Pengobatan dapat dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama terdiri dari tindakan konservatif yang ditujukan untuk meredakan atau memperlambat gangguan fungsi ginjal yang progresif. Tahap kedua pengobatan terminal yaitu laju filtrasi glomerulus biasanya Universitas Sumatera Utara dikurangi dari 2 mlmenit dan satu-satunya pengobatan yang efektif adalah intermitten atau transplantasi ginjal Sukandar, 1997. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik 1. Terapi Nonfarmakologi Manajemen Nutrisi 2. Terapi farmakologi a. Mengontrol kadar gula darah secara intensif untuk pasien menderita diabetes b. Mengontrol tekanan darah c. Mengurangi proteinuria 3. Terapi Penggantian Ginjal a. Dialisis b. Transplantasi Ginjal

5.1.7.3 Hemodialisa Hemodialisis