Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Ureum merupakan produk akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen . ginjal berperan dalam mengeleminasi urea dari tubuh. Pada penurunan fungsi ginjal, kadar urea nitrogen darah Blood Urea Nitrogen, BUN meningkat, dan juga peningkatan ini dapat menunjukkan kerusakan glomerulus. BUN diperoleh dari metabolisme protein normal dan dieksresikan didalam urin. Namun kadar BUN juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya zat makanan dan hepatotoksisitas, yang merupakan efek umum dari beberapa toksikan, sehingga kenaikan nilai BUN tidak dapat dijadikan indikator terjadinya gangguan fungsi ginjal. Kreatinin adalah suatu metabolit keratin dan dieksresikan seluruhnya didalam urin melalui filtrasi glomerulus. Dengan demikian, meningkatnya kadar kreatinin di dalam darah merupakan indikasi rusaknya fungsi ginjal Corwin, 2000. Kadar elektrolit dalam tubuh pasien dalam keadaan baik, pada awal pemeriksaan tanggal 16 Agustus 2009 nilai natrium berada dibawah normal sedangkan kalium berada diatas normal. Pada pemeriksaan kedua tanggal 22 Agustus 2009 nilai natrium dan kalium sudah dalam nilai normal, namun nilai klorida yang berada diatas nilai normal. Nilai gula darah adrandom pasien pada pemeriksaan awal pada tanggal 16 Agustus 2009 dalam keadaan normal, namun pada pemeriksaan tanggal 19 dan 20 Agustus 2009 kadar gula darah pasien meningkat, namun pada tanggal 22 Agustus 2009 kadar gula pasien sudah kembali normal.

5.1.3.3 Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan analisa gas darah dilakukan pada tanggal 16 dan 18 Agustus 2008. Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Analisa Gas Darah Hasil Pemeriksaan Analisa Gas Darah 16 Agustus 2009 18 Agustus 2009 Nilai Normal PH 7,369 7,410 Arteri 7,35-7,45 Vena 7,31-7,41 P CO 2 16,8 15,6 Arteri 35-45 mmHg Vena 41-51 mmHg P O 2 113,9 106,3 80-105 mmHg T CO 2 10,3 10,5 Arteri 23-27 mmolL Vena 24-29 mmolL HCO 3 9,7 10,0 Arteri 22-26 mmolL Vena 23-28 mmolL Base Excess - 15,8 - 14,9 Arteri -2 – +3 Vena -2 – +3 O 2 Saturasi 97,4 97,5 Arteri 95-98 Vena 95-98 Hasil diatas menunjukkan bahwa tekanan CO 2 berada dibawah normal sementara tekanan O 2 melebihi nilai normalnya. Sedangkan nilai Base Excess berada diatas nilai normal. Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan daya serap interaksi darah dengan gas yang dihirup lewat pernafasan, sampel darah diambil langsung dari arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH dan juga keseimbangan asam Universitas Sumatera Utara basa, oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya http:elearning.unej.ac.idAGD. Ginjal berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa. Pada penderita gagal ginjal terjadi pengurangan pembentukan amonia dan ion hidrogen didalam tubulus serta kehilangan natrium yang mana disertai retensi asam- asam yang terikat fosfat dan sulfat dan asam-asam organik oleh glomerulus yang menyebabkan asidosis berat Baron, 1995. Nilai HCO 3 yang berada dibawah normal dapat menjadi indikator terjadinya asidosis metabolik dalam tubuh, yaitu terjadinya keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbondoksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha Universitas Sumatera Utara mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam http:analisa gas darah.blogspot.com

5.1.4 Riwayat Penyakit Pasien