Pasien Umum Pasien Askes Pasien rawat jalan Central Sterilization Supply Department CSSD

tidak terdapat ruang cuci dan ruang antara, dan untuk proses sterilisasi ruangan menggunakan sinar Ultra Violet UV. Contoh Obat-Obat Sitostatik yang ada di Instalasi farmasi, yaitu Doxorubin 10 50 mg, Carbosin 50, 150, 500 mg, Vincristine pch 1,2 mg, Posyd 100 mg, Platosin 10 mg, 50 mg, Tamoplex 10, 20 mg, Rescuvolin, 15 50 mg, Cyclophosphamid, Melphalan, Chlorambucil dan lain-lain. Pelayanan farmasi diberikan untuk pasien Umum, Akses, dan Jamkesmas. Pasien Medan Sehat tidak dilayani untuk pengobatan kanker karena tidak ada program pemerintah daerah Kota Medan untuk pelayanan obat kanker, disamping harganya mahal, persediaannya juga di batasi. Prosedur pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika :

a. Pasien Umum

• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di status • Perawat ruangan membawa status untuk dihitung dosis pemakaian obat kanker. • Apoteker menuliskan kembali di lembar form di lantai tiga nama obat-obat sitostatika yang dibutuhkan, kemudian assisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat sitostatika di lantai enam dengan di awasi oleh apoteker. • Setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan untuk diberikan kepada pasien. • Perawat ruangan menyerahkan kwitansi asli kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung. Universitas Sumatera Utara

b. Pasien Askes

Pada pasien Askes pemilihan jenis dan jumlah obat berdasarkan standar DPHO, dan pasien tidak di pungut biaya.

c. Pasien Jamkesmas

Pada pasien Jamkesmas pemberian obat berdasarkan formularium Jamkesmas dan pasien tidak di pungut biaya.

3.3.2.6. Distribusi Ruangan

Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik, ruang perawatan dan non perawatan misalnya nefrologihemodialisis. Obat dan alat-alat kesehatan yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan perawatan merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, lisol, alkohol, kain kasa dan sebagainya. Perbekalan farmasi yang dibutuhkan didistribusikan ke ruanganpoliklinik adalah berdasarkan permintaan pemakai dengan memakai formulir Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi yang ditandatangani oleh kepala ruangan dan dokter ruangan. Biaya perbekalan farmasi yang diambil pengembaliaannya berdasarkan sistem unit cost.

3.3.3 Sub Instalasi Administrasi

Merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian di Instalasi Farmasi. Dalam melaksanakan tugasnya Sub Instalasi Administrasi dibagi dua yaitu: 1. Umum, kepegawaian dan rumah tangga Tugasnya antara lain: Universitas Sumatera Utara - Mencatat surat-surat yang masuk ke Instalasi farmasi dan mengarsipkannya dengan rapi. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat: tanggal, asal surat, isi ringkas dan sebagainya. - Mencatat surat-surat yang keluar dari Instalasi Farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggung jawaban yang jelas dan mengarsipkannya. - Mengarsipkan data-data pegawai di Instalasi Farmasi. - Membalas surat yang masuk ke Instalasi Farmasi. - Mengatur mutasi pegawai di Instalasi Farmasi bekerja sama dengan staf yang lain. - Mengarsip resep dan kuitansi penjualan resep - Mengurus permintaan keperluan rumah tangga di Instalasi Farmasi misalnya meja, alat-alat tulis dan mengurus kerusakan-kerusakan alat-alat rumah tangga. 2. Akuntansi, Laporan dan Statistik Tugasnya antara lain : - Mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan, dan kesehatanalat kedokteran dalam suatu pola administrasi yang sesuai dengan kebutuhan Instalasi Farmasi. - Melakukan pemeriksaan silang cross chek dengan gudang dan sub instalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan Kartu Administrasi Persediaan Farmasi yang dapat dilihat pada lampiran. Universitas Sumatera Utara - Membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan. - Membuat laporan pengeluaran obat-obatan, alat kesehatan alat kedokteran yang dikeluarkan Instalasi Farmasi dalam bentuk laporan tahunan. - Menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke Bagian Keuangan Rumah Sakit setiap hari. - Neraca rugi laba dibuat dengan mengumpulkan data dari semua bagian tiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui Persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun. Harga Pokok Penjualan HPP kemudian dapat dihitung dengan menambahkan persediaan awal tahun dengan pembelian barang selama setahun lalu dikurangi dengan persediaan akhir tahun. Semua dana yang keluar dan masuk direkapitulasi. Kemudian dihitung rugi labanya setiap tahun. Dari hasil tersebut dilakukan evaluasi. Sub Instalasi Administrasi membuat, mengatur dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Pada prinsipnya seluruh perbekalan farmasi yang didistribusikan harus dapat dikembalikan dananya, misalnya melalui prinsip unit cost . Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plester dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Universitas Sumatera Utara

a. Pasien rawat jalan

Unit cost perbekalan Farmasi = jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan setiap bulan jumlah pasien berkunjung setiap bulan Keterangan : Data diambil minimal selama 3 bulan kemudian diambil rata- ratanya.

b. Pasien rawat inap

Unit cost perbekalan Farmasi = Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan setiap bulan Jumlah hari rawatan setiap bulan Biaya unit cost ini untuk pasien Askes dan Umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini dicatat oleh petugas ruangan melalui opname brief, dihitung jumlahnya oleh petugas Intalasi Farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh Instalasi Farmasi ke RSUDPM. Setiap bulan dibuat neraca RugiLaba untuk unit cost sehingga dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat perubahan yang signifikan. Universitas Sumatera Utara Contoh lain biaya yang termasuk unit cost serta tindakannya: Perhitungan Besarnya Unit Cost pasien operasi untuk Instalasi Farmasi pada pasien Askes dan Jamkesmas untuk Partus Normal Rincian Perbekalan Farmasi-nya adalah sebagai berikut: N O NAMA PERBEKALAN FARMASI KEMASAN HARGA SATUAN PEMAKAIAN HARGA PEMAKAIAN 1. Lidocain Amp Rp. 863,- 2 amp Rp. 1.726,- 2. Kapas 1 kg Rp. 31.460,- 1 ons Rp. 3.146,- 3. Iodin Povidon 60 cc Botol Rp. 3.500,- ¼ botol Rp. 875,- 4. Chromic 20 Sachet Rp. 11.477,- 2 bh Rp. 22.954,- Jumlah Rp. 28.801,-

3.3.4 Farmasi Klinik

Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan memilik Sub Instalasi Farmasi Klinik yang dipimpin oleh seorang Apoteker, yang merupakan koordinator Farmasi Klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya clinical ward, Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat. Pelayanan farmasi klinis yang baik akan memberikan manfaat bagi pasien maupun pihak rumah sakit, namun hingga saat ini belum banyak pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di rumah sakit. Hal ini dikarenakan adanya kendala- kendala seperti keterbatasan ilmu, sumber daya manusia dan sarana rumah sakit yang belum mendukung. Universitas Sumatera Utara Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah Pemberian Informasi Obat PIO kepada pasien rawat jalan dan penanganan sitostatika. Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di Unit Pelayanan Farmasi Rawat Jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. Farmasis juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat PIO di ruang tunggu rawat jalan. Materi penyuluhan yang kami berikan pada waktu PKMRS adalah : 1. Pengetahuan tentang penyakit THT 2. Cara penggunaan obat yang benar obat tetes telinga, hidung, tenggorokan dan antibiotika 3. Pengetahuan tentang penyakit Tuberkulosis TBC. Universitas Sumatera Utara Contoh pelayanan informasi obat yang dilakukan pada Instalasi Farmasi Rawat Jalan

A. Pelayanan Informasi Obat 1.

Amoxicillin a. Komposisi : tiap 5 ml sirup mengandung 125 mg Amoxicillin b. Indikasi : sebagai antibiotika c. Bentuk obat : sirup d.Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh e. Hal-hal yang perlu diinformasikan : - Obat harus dihabiskan sesuai dengan petunjuk dokter walaupun kondisi badan telah membaik. RSUD Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN INSTALASI RAWAT JALAN KARTU OBAT PASIEN RAWAT JALAN KHUSUS UNTUK DILAYANI DI INSTALASI FARMASI Poliklinik : Anak No : Nama Dokter : Tanggal : 4 Agustus 2009 R Amoxicillin Syr No. I S3 dd cth 1 R Paracetamol Syr No. I S3 dd cth I Tanda Tangan Dokter Pasien : Habib Umur : 4 tahun Alamat : Universitas Sumatera Utara - Harus disiplin dan dimakan secara teratur, jangan terlupakan sekalipun. - Berikan obat sebelum makan, tetapi dapat diberikan sesudah makan jika terjadi gangguan lambung.

2. Paracetamol

a. Komposisi : tiap 5 ml sirup mengandung 120 mg Paracetamol b. Indikasi : sebagai antipiretika c. Bentuk obat : sirup d. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh e. Hal-hal yang perlu diinformasikan - Obat diberikan 30 menit sebelum atau 2 jam sesudah makan. - Hentikan penggunaan obat jika demam sudah turun.

3.4. Central Sterilization Supply Department CSSD

Berdasarkan nota tugas kepala RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan No.21700912005, sejak 7 Januari 2005 CSSD terpisah dari Instalasi Farmasi dan menjadi Instalasi CSSD yang dipimpin oleh Kepala Instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan. CSSD merupakan pusat pelayanan kebutuhan alat dan bahan linent steril untuk seluruh unit-unit rumah sakit yang membutuhkan. Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu: 1. Sterilisasi alat kesehatan dari ruangan. Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkan kembali dalam keadaan steril kepada ruangan Universitas Sumatera Utara yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah pihak poliklinik atau ruangan perawatan yang membutuhkan. 2. Sterilisasi kebutuhan operasi Memproses penyediaan dan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah. Kamar bedah yang dilayani adalah COT, KBE, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit. Contoh pengesetanpengepakan alat-alat untuk operasi Appendix : 1. Alat dasar Basic: Pinset joderen Sterilisasi forceps 1 buah Pinset tanpa gigi Dressing forceps 1 buah Pinset bergigi Tissue forceps 1 buah Doekklem Towel forceps 5 buah Gagang pisau Scalpe Handles 1 buah Arteri klem pean lurus 5 buah Arteri klem pean bengkok 5 buah Gunting lurus Surgical scissors str 1 buah Gunting bengkok Surgical scissors cvd 1 buah Hook kulit otot Skin Retraktor 2 buah Hook luka otot Wound Retraktor 2 buah Pemegang jarum Neadles Holders 1 buah Spatel Tongue Depressors 1 buah Kanula hisap dan pipanya 1 buah 28 buah Alat-alat dasar basic untuk semua jenis operasi sama dan berjumlah 28 buah Universitas Sumatera Utara 2. Alat khusus: Klem 8 buah L bag 2 buah Pinset anatomi 1 buah Pinset cherugi 1 buah Gunting lurus 1 buah Gunting bengkok 1 buah Appendix klem 1 buah Alat-alat dasar untuk semua jenis operasi adalah sama, sedangkan alat-alat khusus tergantung jenis operasi. Kegiatan sterilisasi dibagi dalam lima tahap yaitu : 1. Penerimaan barang yang akan disterilkan. 2. Proses sterilisasi yang mencakup proses pencucian, pengeringan, pengemasan basic dan khusus dan penempelan label. 3. Sterilisasi 4. Penyimpanan 5. Penyaluran Jenis barang yang akan disterilkan yaitu: 1. Metal, alat – alat bedah. 2. Linenkatundressing, pakaian, masker, tutup kepala. 3. rubber, sarung tangan Proses penyiapan alat : 1. Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat. Universitas Sumatera Utara 2. Direndam dengan larutan klorin 0,5 selama 5 menit. 3. Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih 4. Direndam di ultrasonik dengan larutan saflon selama 30 menit 5. Dibilas di ultrasonik dengan air panas 6. Dikeringkan di ultrasonik 7. Alat dikeluarkan dan disusun setting sesuai tindakan operasi standar 8. Diberi tanda indikator paper 9. Sterilkan selama 15 menit, 121 C 10. Dipacking dan dialurkan. Contoh perlengkapan untuk operasi : 1. Baju operasi 4 buah 2. Doek besar operasi 1 buah 3. Doek kecil 5 buah 4. Alat – alat dasar 27 buah 5. Alat – alat khusus sesuai dengan jenis pembedahan yang akan dilakukan. Jenis-jenis pelayanan yang dilakukan oleh CSSD adalah : 1. Dokumentasi, setting, packing, sterilisasi instrument, slang, tube anestesi dan lain-lain. 2. Distribusi kasa steril, kapas steril dan lain-lain ke seluruh ruangan dan polliklinik. 3. Sterilisasi linen, sarung tangan dan desinfeksi ruang operasi. 4. Sterilisasi dan desinfeksi ruang operasi. 5. Pendidikan, penelitian, dan pelatihan. Universitas Sumatera Utara Untuk mempermudah proses kerja CSSD, maka dibuat 4 jalur untuk menerima dan mendistribusikan alat yaitu : 1. Alur dan pintu barang kotor. 2. Alur dan pintu barang bersih. 3. Alur dan pintu petugas. 4. Alur dan pintu barang steril. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah Medan yang telah swadana, dimana RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung demi perkembangan rumah sakit. Setelah beberapa kali mengalami perubahan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan termasuk Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan dan sejak diubah statusnya menjadi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pimpinannya adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 Wakil Direktur yaitu; Wakil direktur bidang administrasi umum, Wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan dan Wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan telah memiliki Formularium Rumah Sakit FRS yang digunakan sebagai standar penulisan resep oleh dokter. Formularium Rumah Sakit ini disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi PFT dibawah Komite Medis yang terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional SMF dan Apoteker dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit ini disusun dan direvisi pada jangka waktu 3 tahun dengan mempertimbangkan perkembangan di bidang kedokteran dan farmasi. Formularium Rumah Sakit yang digunakan di RSUD Dr. Universitas Sumatera Utara