Keadaan Pasien Sewaktu Masuk RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Riwayat Penyakit Pasien Diagnosa Penyakit Terapi Obat

Tanggal Masuk RS : 16 Agustus 2009 Jenis Pelayanan : Medan Sehat No. Rekam Medik : 68-27-70 Ruangan : ICU

5.1.2 Keadaan Pasien Sewaktu Masuk RSU Dr. Pirngadi Kota Medan

Pasien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan pada tanggal 16 Agustus 2009 jam 10.20 WIB melalui Instalasi Gawat Darurat IGD dalam keadaan lemah, muka pucat, mual, muntah, nyeri ulu hati, pening, tekanan darah menurun dan nafsu makan menurun. 5.1.3 Pemeriksaan yang Dilakukan 5.1.3.1 Pemeriksaan Fisik Pasien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan pada tanggal 16 Agustus 2009 jam 10.20 WIB melalui Instalasi Gawat Darurat IGD dalam keadaan lemah, muka pucat, mual, muntah, nyeri ulu hati, pening dan nafsu makan menurun. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Hasil pemeriksaan ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal 1. Sensorium Compos Mentis - 2. Tekanan Darah TD 130 70 mmHg 120 80 mmHg 3. Nadi HR 100 kali menit 70-90 kali menit Universitas Sumatera Utara 4. Pernafasan RR 32 kali menit 10-20 kali menit 5. Temperatur 36,5 C 37 ± 0,5 C Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien dalam keadaan sadar penuh compos mentis, tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu tubuh masih dalam batas normal. 5.1.3.2 Pemeriksaan Laboratorium Pasien melakukan pemeriksaan hematologi di laboratorium Instalasi Patologi Klinik pada tanggal 16 Agustus 2009. Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik sub bagian Hematologi Pemeriksaan Hematologi Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Leukosit WBC 27,1 H 10 3 mm 3 4.00 – 11.00 H 10 3 mm 3 Eritrosit RBC 2,34 L 10 6 mm 3 4.00 – 5.40 H 10 6 mm 3 Hemoglobin HGB 6,3 L gdl 12.00 – 16.00 L gdl Berdasarkan hasil pemeriksaan hematologi diatas menunjukkan bahwa jumlah leukosit pasien berada diatas normal, sedangkan jumlah sel eritrosit masih jauh berada dibawah nilai normal juga nilai hemoglobin pasien sangat rendah. Universitas Sumatera Utara Bila jumlah leukosit meningkat, umumnya diindikasikan bahwa pasien sedang mengalami infeksi, karena sel leukosit berperan sebagai sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi dan akan diproduksi lebih banyak apabila terjadi infeksi. Peningkatan sel leukosit melebihi nilai normal disebut leukositosis. Leukosit meningkat sebagai respons fisiologis untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme dan proses peradangan Price and Wilson, 2005 Jumlah eritrosit dan hemoglobin yang rendah mengindikasikan bahwa pasien mengalami anemia berat sehingga pasien tampak pucat dan lemah. Anemia pada GGK akan timbul apabila kreatinin serum lebih dari 3,5 mgdl atau Glomerular Filtration Rate GFR menurun sampai 30 dari normal Corwin, 2000 Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik sub bagian Kimia Klinik Hasil Pemeriksaan 168 198 208 228 258 Nilai Normal Fungsi Hati - Bilirubin Total - - 0,54 - - 0,00-1,20 mgdl - Bilirubin Direct - - 0,13 - - 0,05-0,3 mgdl - SGOT - - 14 - - 0-40 UI - SGPT - - 10 - - 0-40 UI - Alkali Phosfatase - - 102 - - 64-306 UI Total Protein - Albumin - 2,0 - 2,2 - 3,6-5,0 gdl - Globulin - 2,5 - 2,9 - 1,9-32 gdl Fungsi Ginjal Universitas Sumatera Utara - Ureum 241 - - 119 93 10-50 mgdl - Creatinin 16,43 - - 6,62 2,28 0,6-1,20 mgdl - Uric Acid - - - - - 3,5-7,0 mgdl Elektrolit - Natrium 126 - - 141 - 136-155 mmoldl - Kalium 7,1 - - 3,7 - 3,5-5,5 mmoldl - Chlorida 99 - - 112 - 95-103 mmoldl Metabolisme Glukosa Darah Normal Adrandom 84 208 144 131 - 140 mgdl Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di atas dapat dilihat bahwa fungsi hati pasien berada dalam nilai normal, sehingga dapat dipastikan bahwa fungsi hati pasien tidak mengalami gangguan. Pada tanggal 19 Agustus 2009, nilai albumin pasien berada dibawah normal yaitu 2,0 mgdl, namun dalam terapi pasien tidak diberikan tambahan albumin dari luar, namun pada pemeriksaan tanggal 22 Agustus 2009 nilai albumin sedikit meningkat namun tetap dibawah normal yaitu 2,2 mgdl. Sedangkan fungsi ginjal pasien dalam keadaan tidak normal, dimana pada pemeriksaan awal pada tanggal 16 Agustus 2009 kadar ureum 241 mgdl dan kreatinin 16,43 mgdl yang melebihi nilai normal. Namun pada pemeriksaan tanggal 22 Agustus dan 25 Agustus 2009, nilai ureum dan kreatinin murun walaupun masih melebihi nilai normalnya. Sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan fungsi ginjal. Universitas Sumatera Utara Ureum merupakan produk akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen . ginjal berperan dalam mengeleminasi urea dari tubuh. Pada penurunan fungsi ginjal, kadar urea nitrogen darah Blood Urea Nitrogen, BUN meningkat, dan juga peningkatan ini dapat menunjukkan kerusakan glomerulus. BUN diperoleh dari metabolisme protein normal dan dieksresikan didalam urin. Namun kadar BUN juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya zat makanan dan hepatotoksisitas, yang merupakan efek umum dari beberapa toksikan, sehingga kenaikan nilai BUN tidak dapat dijadikan indikator terjadinya gangguan fungsi ginjal. Kreatinin adalah suatu metabolit keratin dan dieksresikan seluruhnya didalam urin melalui filtrasi glomerulus. Dengan demikian, meningkatnya kadar kreatinin di dalam darah merupakan indikasi rusaknya fungsi ginjal Corwin, 2000. Kadar elektrolit dalam tubuh pasien dalam keadaan baik, pada awal pemeriksaan tanggal 16 Agustus 2009 nilai natrium berada dibawah normal sedangkan kalium berada diatas normal. Pada pemeriksaan kedua tanggal 22 Agustus 2009 nilai natrium dan kalium sudah dalam nilai normal, namun nilai klorida yang berada diatas nilai normal. Nilai gula darah adrandom pasien pada pemeriksaan awal pada tanggal 16 Agustus 2009 dalam keadaan normal, namun pada pemeriksaan tanggal 19 dan 20 Agustus 2009 kadar gula darah pasien meningkat, namun pada tanggal 22 Agustus 2009 kadar gula pasien sudah kembali normal.

5.1.3.3 Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan analisa gas darah dilakukan pada tanggal 16 dan 18 Agustus 2008. Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Analisa Gas Darah Hasil Pemeriksaan Analisa Gas Darah 16 Agustus 2009 18 Agustus 2009 Nilai Normal PH 7,369 7,410 Arteri 7,35-7,45 Vena 7,31-7,41 P CO 2 16,8 15,6 Arteri 35-45 mmHg Vena 41-51 mmHg P O 2 113,9 106,3 80-105 mmHg T CO 2 10,3 10,5 Arteri 23-27 mmolL Vena 24-29 mmolL HCO 3 9,7 10,0 Arteri 22-26 mmolL Vena 23-28 mmolL Base Excess - 15,8 - 14,9 Arteri -2 – +3 Vena -2 – +3 O 2 Saturasi 97,4 97,5 Arteri 95-98 Vena 95-98 Hasil diatas menunjukkan bahwa tekanan CO 2 berada dibawah normal sementara tekanan O 2 melebihi nilai normalnya. Sedangkan nilai Base Excess berada diatas nilai normal. Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan daya serap interaksi darah dengan gas yang dihirup lewat pernafasan, sampel darah diambil langsung dari arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH dan juga keseimbangan asam Universitas Sumatera Utara basa, oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya http:elearning.unej.ac.idAGD. Ginjal berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa. Pada penderita gagal ginjal terjadi pengurangan pembentukan amonia dan ion hidrogen didalam tubulus serta kehilangan natrium yang mana disertai retensi asam- asam yang terikat fosfat dan sulfat dan asam-asam organik oleh glomerulus yang menyebabkan asidosis berat Baron, 1995. Nilai HCO 3 yang berada dibawah normal dapat menjadi indikator terjadinya asidosis metabolik dalam tubuh, yaitu terjadinya keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbondoksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha Universitas Sumatera Utara mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam http:analisa gas darah.blogspot.com

5.1.4 Riwayat Penyakit Pasien

Pasien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan pada tanggal 16 Agustus 2009 jam 10.20 WIB melalui Instalasi Gawat Darurat IGD dalam keadaan lemah, muka pucat, mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Pada tanggal 17 Agustus 2009 pasien menjalani hemodialisa proses cuci darah, setelah melakukan hemodialisa kondisi pasien memburuk, sehingga pasien dipindahkan keruangan ICU pada tanggal 18 Agustus 2009.

5.1.5 Diagnosa Penyakit

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Patologi Klinik dan kondisi pasien Dokter mendiagnosa pasien menderita Gagal Ginjal Kronis + Post Hemodialisa

5.1.6 Terapi Obat

Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan pemeriksaan maka pasien diberikan terapi obat-obatan seperti tercantum pada tabel 5.5 Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Hasil diagnosa dan Terapi Pasien 16-26 Agustus 2009 Keluhan 168 178 188 198 208 218 228 238 248 258 268 Keterangan Keadaan Umum • Mual • Nafsu makan menurun Sensorium CM CM CM CM CM CM CM CM SOM CM SOM CM= Compos Mentis SOM= Somnolen Pemeriksaan • TD mmHg 13070 13070 13070 9040 12776 18188 18188 17297 11683 14786 11860 TD=tekanan darah • HR kalimenit 100 x 100 x 100 x 83 89 101 101 168 65 119 99 HR=Heart rate • RR kalimenit 32 x 32 x 32 x 11 x 37 x 30 x RR=Respiratory rate • Suhu tubuh°C 36,5 o C A A A A A A A A A A A = afebris Diagnosa Gagal Ginjal Kronik + Post Hemodialisa Terapi • Dextrose 5 20 tetesmenit • Ceftriaxon 2 gr24 jam , 1 gr12 jam • Metoclopramid ½ ampul8 jam • Meylon 1 fls 12 jam • Lansoprazole 1 x 1 30 mg • Plasmanate 1 flshari • RL 20 tetesmenit • NaCl 0,9 20 tetesmenit • EAS Primer 1 flshari • Ranitidin 1 ampul12 jam • Antasid Syr 3 x C II • Asam Folat 3 x 1 • Dopamin 200 mg50 cc NaCl • Furosemid 3 x 1 Universitas Sumatera Utara 5.1.7 Tinjauan Umum Penyakit 5.1.7.1 Anatomi Ginjal