35
I. YANG DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI
Walaupun setiap Wajib Pajak wajib mengisi, menandatangani, dan menyampaikan SPT, tetapi terdapat wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan SPT yaitu wajib pajak penghasilan tertentu yang memenuhi kriteria dan pengecualianya yaitu sebagai berikut:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau
memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang PPh. Wajib Pajak ini
dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. 2.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.
J. BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI.
SPT Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan ditandatangani harus disampaikan paling lambat 3 tiga bulan stelah berahkirnya
tahun pajak atau pada tanggal 31 maret. Bagi wajib pajak yang tahun bukunya tidak
Universitas Sumatera Utara
36
sama dengan tahun takwim, SPT Tahunan harus disampaikan paling lambat 3 tiga bulan setelah tahun buku berakhir.
Pasal 3 ayat 3 UU KUP Nomor 28 Tahun 2007.
K. PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN
Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berada di Indonesia maupun diluar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pasal 4 ayat 1 UU PPh. Pajak Penghasilan PPh adalah suatu pungutan resmi menurut Undang-Undang yang
ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak, dan digunakan untuk kepentingan Negara
bagi masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dan diubah lagi menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2002 dan terakhir Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
37
SUBJEK PAJAK PENGHASILAN
Subjek Pajak Penghasilan PPh adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak, badan, dan Bentuk Usaha Tetap
BUT.
OBJEK PAJAK PENGHASILAN
Objek Pajak Penghasilan PPh adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajub Pajak WP, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama
dan dalam bentuk apapun termasuk: 1.
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi, uang pension atau imbalan dalam bentuk lainya kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan;
2. Hdiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
3. Laba usaha;
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
- Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan
lainya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
Universitas Sumatera Utara
38
- Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainya karena
pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota; -
Keuntungan karean likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengembalian usaha;
- Keuntungan karena pengalihan berupa hibah, bantuan atau sunbangan, kecuali
yang diberikan kepada keluarga sedarah atau dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan social atau
pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasan antara pihak-pihak yang bersangkutan; 5.
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; 6.
Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jminan pengembalian utang;
7. Dividen dengan naman dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
8. Royalty;
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
10. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali swmpai dengan jumlah tertentu
yang ditetapakan dengan Peraturan Pemerintah;; 11.
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
Universitas Sumatera Utara
39
12. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
13. Premi asuransi;
14. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; 15.
Tambahan kekayaan neto yang berasal sari penghasilan yang belum dikenakan pajak.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI