Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah SMAMA Tahun Pelajaran 20082009 tujuan Ujian Nasional UN adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Fungsi Ujian Nasional antara lain : a. Ujian Nasional mempunyai manfaat sebagai pengendali atau acuan dalam perbaikan mutu pembelajaran b. Ujian Nasional sebagai pendorong dalam mutu pendidikan c. Dan menjadi tolak ukur dalam menentukan kelulusan siswa Adapun hasil dari Ujian Nasional digunakan untuk : a. Pemetaan mutu program dan satuan pendidikan b. Pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan c. Pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. 6 Dalam buletin yang BSNP terbitkan, 7 Muhammad Nuh Menteri Pendidikan Nasional mengatakan bahwa Ujian Nasional sangat berkaitan dengan sistem evaluasi atau penilaian pada kegiatan atau proses belajar dan mengajar di setiap jenjang pendidikan. Harus menerapkan prinsip pada sistem penilaian atau evaluasi pada Ujian Nasional, seperti prinsipcomprehensiveness yaitu, utuh, murni atau satu kesatuan.Untuk mewujudkan sifat keutuhan maka harus berkaitan dengan kompetensi dasar pengetahuan kognitif, kasih sayang afektif, dan tingkah laku Psikomotorik.Dan prinsip continuity yaitu keberlanjutan yang berkaitan dengan jenjang pendidikan, kewilayahan dan sosial. 6 Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Bab VI Pasal 21 1 7 Buletin BSNP edisi 1 tahun 2011, Vol.VINo.1Maret 2011, h. 19-20 Sedangkan fungsi pendidikan nasional yang tercantum pada UU SISDIKNAS Tahun 2003 menyatakan bahwa ; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab‟. 8 Diharapkan dengan diadakannya Ujian Nasional, bukan hanya menjadikan siswa terpacu kepada nilai semata.Akan tetapi ada perubahan baik dalam segi spiritual, kognitif, dan tingkah laku. Perkembangan Ujian Nasional dari zaman ke zaman di Indonesia mengalami banyak metamorfosa.Telah beberapa kali ganti formatnya.Selain perubahan istilah, ada pula perubahan mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan.Misalnya pada kurikulum 1968, 1948 dan 1994. Mata pelajaran pokok yang di ujikan secara Nasional di tingkat SDMI, SMPMTs, SMASMKMA yaitu : Bahasa Indonesia, PPKN, Bahasa Inggris, IPS dan Matematika. Dengan nama EBTANAS adalah mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa secara nasional, yang diwujudkan dalam bentuk nilai EBTANAS murni NEM. EBTANAS di laksanakan menggunakan berbagai paket soal yang berbeda dengan tingkat kesukarannya.Penyelenggaraan EBTANAS sepenuhnya dilakukan oleh sekolah. Kelulusan siswa ditentukan dengan cara mengkombinasikan hasil penilaian yang dilakukan oleh sekolah Ujian Sekolah dan NEM. Pada dasarnya, perubahan hasil Ujian Nasional akan sangat bermanfaat sebagai alat pengendalian mutu pendidikan secara Nasional. 8 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 Namun dalam pelaksanaannya sering bermunculan masalah-masalah, antara lain ; sekolah-sekolah berlomba mencapai NEM atau nilai kelulusan yang tinggi melalui berbagai upaya yang kurang terpuji. Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang diperoleh peserta didik dari UN. 9 Nilai dalam Ujian Nasional NUN sebelum berubah menjadi Nilai Ebtanas Murni NEM merupakan nilai yang dihasilkan dari Ujian Nasional yang telah diselenggarakan secara Nasional pada tingkat akhir sekolah, baik sekolah dasar dan menengah pertama dan menengah atas. Dalam sistem penilaian ini mula-mula diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Prof. Dr. Nugroho Notosusanto pada tahun 1985 yang bernama Nilai Ebtanas Murni NEM. Nilai Ujian Nasional ini menjadi salah satu indikator kelulusan siswa, dan juga sebagai penentu untuk masuk kejenjang berikutnya.

2. Pengertian Ujian Sekolah

Dengan semakin maju dan berkembangnya zaman di era modern sekarang ini, selain merubah teknologi juga pendidikan, baik berupa pengetahuan dan keterampilan juga semakin bertambah untuk dipelajari. Untuk mewadahi segala proses memperoleh pengetahuan dan keterampilan tersebut mulai di bentuk dengan istilah persekolahan. 10 Sekolah menjadi tempat atau wadah yang mampu membuat perubahan melalui pendidikan. Dengan majunya zaman maka pendidikan akan mengikuti sesuai perkembangannya maka semakin berubah juga sistem pendidikan yang akan diterapkan. 9 Permendikbud No 5 Tahun 2015 Bab I Pasal 1 9 10 Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model. Jakarta : Rajawali Pers, 2011, h. 1 Sedangkan pengertian Sekolah menurut Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Bab I Pasal 1 1 menjelaskan bahwa yang dimaksud sekolah adalah ; “Satuan pendidikan adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah SMPMTs, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB, Sekolah Menengah AtasMadrasah AliyahSekolah Menengah Agama KatolikSekolah Menengah Teologi Kristen SMAMASMAKSMTK, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMALB, Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan SMKMAK, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM, kelompok belajar Sanggar Kegiatan Bela jar SKB dan Pondok Pesantren” 11 Menurut Suparlan “pendidikan formal adalah institusi atau lembaga pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang disebut sebagai lembaga pendidikan Sekolah. 12 Adapun pengertian sekolah masih sering disamaratakan dengan pendidikan.Dan terkadang pengertian sekolah dan pendidikan disandingkan dengan pengertian belajar, dan digunakan kata-kata ini secara tumpang tindih.Sebenarnya, pendidikan sekolah merupakan bagian dari tiga jalur pendidikan. Pendidikan sekolah atau dikenal sebagai jalur pendidikan formal merupakan salah satu jalur pendidikan selain jalur pendidikan nonformal seperti lembaga kursus, dan pusat kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh masyarakat, dan pendidikan informal seperti yang terjadi pendidikan didalam keluarga. 13 Sementara itu, jika sekolah merupakan institusi maka pengertian belajar lebih merupakan proses pemerolehan pengetahuan, sikap, dan kecakapan oleh peserta didik. Oleh karena itu belajar dapat dilakukan selain dalam institusi. 11 Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Bab I Pasal 1 1 12 Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik,Jakarta: Bumi Aksara, 2013 h. 31 13 Ibid., h. 31 Untuk mengetahui tentang pengertian Ujian Sekolah yang dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah terdiri dari dua kata yaitu Ujian dan Sekolah .Ujian adalah “kegiatan yang dilakukan untuk menguji sesuatu dan pemeriksaa n”. Sedangkan Sekolah adalah “lembaga untuk belajar, menuntut kepandaian ilmu pengetahuan dan pelajaran ”. 14 Jika disimpulkan maka pengertian Ujian Sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa dalam lembaga belajar. Dalam Permendikbud No. 6 Tahun 2015 Bab 1 Pasal 1 Ujian Sekolah yang dimaksud adalah ; “Ujian SekolahMadrasah yang selanjutnya disebut USM merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan muatan local sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan. Dan diselenggarakan pada Sekolah Dasar SD, Madrasah Ibtidaiyah MI, Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM, Sanggar Kegiatan Belajar SKB, Pondok Pesantren Salafiyah PPS”. 15 Dalam sekolah juga diterapkan sebuah cara untuk mengukur ketercapaian siswa selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Hasil- hasil penilaian demikian akan sangat membantu pengembangan kurikulum. Setiap sekolah wajib memiliki kurikulum, menurut Nana Syaodih Sukmadinata kurikulum ad alah “Suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum”. 16 Seperti mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.Kedua 14 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” , Jakarta, 2008, h. 1580 dan 1286 15 Permendikbud No. 6 Tahun 2015 Pasal 1, 12, h. 2 16 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2011, h. 27 ujian ini menjadi taraf mengukur hasil belajar siswa, apakah mampu dan memenuhi standar atau tidak. Tujuan dari diterapkan Ujian Sekolah adalah : a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu dalam proses belajar tertentu b. Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar c. Mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya kemampuan kecerdasan yang dimilikinya untuk keperluan belajar. 17 d. Memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. 18 Dengan diadakan Ujian Sekolah akan memberikan bukti bahwa Ujian yang dilakukan mampu memberikan hasil yang baik bagi peserta didik. Kemajuan yang dialami siswa antara sebelum dan sesudah diadakannya ujian cukup membuktikan hasil ketercapaian siswa disekolah tersebut. Motivasi siswa dalam menghadapi ujian juga terlihat, sejauh mana siswa ingin mencapai hasil yang terbaik, maka dengan itu tingkat usaha yang dilakukan akan lebih kuat. Ujian Sekolah juga dapat membuktikan proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan. Selain mempunyai tujuan, diadakannya Ujian Sekolah juga mempunyai fungsi. Diantara fungsi Ujian Sekolah antara lain : a. Melaksanakan Program Kurikuler dan memacu tercapainya target Kurikulum b. Memacu Proses Belajar agar dilaksanakan berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang telah ditetapkan. 17 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010, h. 140 18 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 1 c. Memperoleh gambaran mengenai hasil belajar yang telah dilakukan siswa selama menempuh pendidikan di Sekolah. d. Memperoleh nilai ujian sekolah yang dapat dipertanggung jawabkan untuk melengkapi syarat kelulusan siswa. Fungsi Ujian Sekolah sangat mendasar, karena dengan tercapainya tujuan dengan diadakannya Ujian Sekolah menjadi sangat mudah dalam menentukan kriteria peserta didik ke langkah selanjutnya. Hasil Ujian Sekolah Ujian Madrasah digunakan untuk : a. Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan b. Pertimbangan seleksi masuk satuan pendidikan berikutnya c. Pemetaan mutu satuan penddikan, dan d. Pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. 19 Nilai merupakan sesuatu yang berguna dan sangat berharga.Dengan adanya nilai dapat mengetahui dan mengukur kemampuan seseorang.Nilai pun dapat menunjukkan kualitas dan berguna sebagai acuan. Dalam Ujian Sekolah nilai sangat menjadi hal penting, karena Sekolah dapat melihat sampai dimana kemampuan peserta didik yang selama ini telah melalui masa proses pembelajaran. Dalam nilai Ujian Sekolah sangat membantu kelulusan peserta didik, karena dengan Nilai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional digabungkan menjadi satu sesuai dengan porsinya.Adapun masing-masing sekolah mempunyai standarisasi dalam mengukur ketercapaian siswanya dan standarisasi itu yang menjadi penentu tercapai atau tidaknya peserta didik dalam melaksanakan Ujian Sekolah. 19 Permendikbud No. 6 Tahun 2015 Pasal 3 1

3. Prestasi Belajar Siswa

Me nurut Muhibbin Syah, “prestasi adalah perubahan segenap ranah psikologis sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.” 20 Teori tersebut menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan suatu alur untuk menuju hasil.Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.Untuk meningkatkan Prestasi Belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal.Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebagainya.Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan Prestasi Belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minimsedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan Prestasi Belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil. Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar 20 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, cet. 3, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001, h. 192 merupakan suatu proses, sedangkan yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil dari sebuah proses. Ada beberapa macam prestasi belajar, diantaranya akademik nilai kognitif dan afektif dan non akademik keterampilan.Prestasi akademik dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian sekolah dan ujian nasional, dan berbagai jenis perlombaan yang berkaitan dengan akademik.Sedangkan prestasi non akademik seperti keterampilan yang dimiliki dari hasil belajar, misal kegiatan OSIS dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.

4. Sekolah dan Madrasah

Dalam Negara ini, yaitu Indonesia terdapat dua jenis sekolah yang dikelola oleh dua kemeterian, yakni sekolah umum oleh Kementerian pendidikan dan kebudayaan dan madrasah yang dikelola oleh Kementerian Departemen Agama.Sekolah berbasis umum mengadopsi keseluruhan peraturan pemerintah secara menyeluruh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan Kementerian Agama memiliki aturan tambahan untuk dimasukkan kedalam daftar peraturan madrasah yang awalnya peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Dalam hal ini madrasah telah menampilkan identitasnya sebagai lembaga pendidikan Islam sejak sekitar awal abad ke-20. 21 Sekolah berbasis agama cenderung mencerminkan visi dan misi kehidupan dari didikan orang tua kepada anak.Sebagaimana yang telah diketahui jika sekolah agama merupakan keterpaduan antara ilmu agama dan sains.Madrasah aliyah adalah contoh sekolah Islam yang murni basisnya agama.Kelebihannya pelajaran fasih membaca Al- Qur‟an dan bahasa Arab 21 Azyumardi Azra, Sejarah Perkembangan Madrasah, cet. 2, Jakarta : Departemen Agama RI, 2000, h. 176 lebih ditekankan.Dalam muatan kurikulum mata pelajarannya pun bermuatan spiritual. Peningkatan kualitas sekolah merupakan hal yang perlu difokuskan untuk direncanakan.Sekolah yang memiliki kualitas unggul tentu menjadi magnet perhatian orang tua dan para siswa. Banyak sekali faktor yang mampu mewujudkan sekolah berkualitas unggul, diantaranya adalah faktor input siswa, faktor profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan, serta manajemen efektif. Sedangkan pembangunan keterampilan perlu didukung oleh sarana dan prasarana sekolah.Dukungan dari pihak pemerintah, orang tua dan masyarakat dibutuhkan dalam mencapai pembelajaran yang bermutu.

5. Pengertian Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain, khususnya di Negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal social studies di Negara lain merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli. Terdapat banyak persepsi tentang pengertian Studi Sosial atau IPS di lingkungan pendidikan saat ini. Dalam program SD dan Sekolah Menengah Pertama nama mata pelajaran ini disebut IPS. Akan tetapi ketika memasuki Sekolah Menengah Atas konsentrasi dari IPS ini menjadi terbagi dalam beberapa bagian seperti terdiri atas mata pelajaran Tata Negara, Sejarah, Geografi, Antropologi dan Ekonomi. 22 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah bagian dari kesatuan cabang ilmu-ilmu sosial yang ada di masyarakat. Ilmu itu antara lain seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, poltik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial kini sudah menjadi bagian dari kurikulum yang dibuat sekolah dan dalamnya berisi materi-materi dari cabang ilmu sosial tersebut. 23 Ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS sebagaimana dikemukakan A. Kosasih Djahiri dalam bukunya Sapriya dkk menyebutkan, yakni : 22 Sapriya dkk, Konsep Dasar IPS, Bandung : UPI Press, 2006, Cet Ke 1, h. 3 23 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara, 2010 cet 2 h. 171 a IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya menelaah fakta dari segi ilmu b Penelaah dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif meluasdari berbagi ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah satu masalahtematopik. Pendekatan seperti ini disebut juga disebut juga sebagai pendekatan integrated, juga menggunakan pendekatan broadfield, dan multiple resources banyak sumber c Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analistis d Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisikalam maupun budayanya e IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil mudah berubah, sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya f IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi g Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya h Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya i Dalam pengembangan Program Pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik sifat dasar dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri. 24 Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian pembelajaran IPS maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS adalah suatu gabungan dari ilmu sejarah, politik, ekonomi, geografi, antropologi, filsafat, 24 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI Press, 2006, h. 8 psikologi sosial, sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah. Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu menjelaskan karakteristik mata pelajaran IPS di SMPMTs, antara lain sebagai berikut : a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic tema tertentu. c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. 25 Berdasarkan karakteristik yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosilogi. Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu menjelaskan bahwa tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi 25 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara, 2010, Cet. 2 h. 175 sehari-hari, baik yang menimpa diriya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. 26 Menurut Sapriya, dkk, dalam bukunya pembelajaran dan evaluasi hasil belajar IPS yang dikutip dari Kosasih Djahiri, mengemukakan 5 tujuan pokok pembelajaran IPS, yaitu: a. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertianpengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisiplinerkomprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. b. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan memperaktekan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial. c. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai, dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan cultural maupun individual. d. Membina siswa kearah turut memepengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya. e. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individual maupun sebagai warga Negara. 27

6. Pengertian Ilmu Ekonomi

Ilmu pengetahuan sosial yaitu bidang studi yang merupakan panduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Mata pelajaran sosial yaitu : geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan koperasi. Ilmu ekonomi menurut Nanang Fatah dalam bukunya yang berjudul Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, menjelaskan arti dari Ilmu ekonomi adalah sebagai berikut : 26 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara, 2010, Cet. 2, h. 176 27 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS , Bandung: UPI Press, 2006, h. 13 “Menganalisis setiap gerakan dan perubahan yang terjadi dalam keseluruhan ekonomi, seperti kecenderungan dalam harga, hasil produksi, pengangguran dan perdagangan di dalam dan diluar negeri.Begitu gejala-gejala tersebut di pahami, maka ilmu ekonomi dapat di manfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan ekonomi dalam upaya keterbukaan perekonomian suatu bangsa”. 28 Sedangkan ilmu ekonomi menurut Prathama dan Mandala adalah “Ilmu yang mempelajarai perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya-sumber daya yang langka dengan dan tanpa uang, dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya”. 29 Berdasarkan dari pengertian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen untuk menentukan pilihan yang dikarenakan sumber daya yang langka akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan hidup konsumen.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh : 1. Muhammad Yusuf Badrullael, penelitiannya berjudul Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan Studi pada SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perolehan prestasi akademik siswa dipengaruhi oleh kualitas input siswa, dan proses pembelajaran di sekolah dan madrasah memberikan dampak yang besar 28 Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. 1, h. 11 29 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008, h. 3 terhadap prestasi akademik siswa. Prestasi akademik yang diukur dalam penelitian ini berupa nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. 30 2. Khusna Mardiyah, penelitiannya berjudul Studi Komparasi Kualitas Pelayanan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Rembang dan Madrasah Aliyah Negeri Rembang. Penelitian ini mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kualitas pelayanan pendidikan di SMA Negeri 2 Rembang dan MA Negeri Rembang, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan, kualitas pelayanan pendidikan secara keseluruhan pada SMA Negeri 2 Rembang dan MAN Rembang masih harus ditingkatkan untuk dapat mewujudkan pelayanan prima kepada peserta didik. 31 3. Aris Dwiatmoko, Paulina H. Prima Rosa, dan Ridowati Gunawan, penelitian dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Statistis Data Nilai Ujian Nasional dan Nilai Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini mengemukakan bahwa Ujian Nasional memiliki keketatan penilaian yang lebih tinggi dari pada ujian sekolah dan dapat membedakan sekolah-sekolah dengan perolehan rata-rata yang tinggi dan rendah dibandingkan dengan Nilai Sekolah. Rentang yang sempit rata-rata NSmengindikasikan bahwa ujian sekolah cenderung menghasilkan prestasi yang relatif seragam atau dengan kata lain kurang dapat memberikan daya beda antara sekolah satu dengan yang lainnya. 32 4. Lilis Sri Wahyuni, penelitiannya berjudul Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Sekolah Formal dan Sekolah Alam pada SMP Nusantara 30 Muhammad Yusuf Badrullael, “Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan” Skripsi pada Sarjana Universitas Islam Negeri UIN Jakarta, FITK, Jurusan Manajemen Pendidikan, Jakarta, 2013, h.88 Tidak dipublikasikan 31 Khusana Mardiyah, “Studi Komparasi Kualitas Pelayanan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Rembang dan Madrasah Aliyah Negeri Rembang”, Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro, Jawa Tengah, 2012, h. 1 32 Dwiatmoko, A. dkk, “Analisis Statistis Data Nilai Ujian Nasional dan Nilai Sekolah Menengah Atas di Daerah Yogyakarta”, Jurnal ilmiah, V. 14, 2015, h. 91-92 Plus Tangerang Selatan dan Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar IPS yang diperoleh dari sekolah formal dengan sekolah Alam, melihat bahwa antara sekolah formal SMP berbeda kurikulumnya dengan sekolah Alam. Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya perbedaan yang signifikan dari hasil belajar antara siswa Sekolah Alam Indonesia dengan SMP Nusantara Plus, yaitu mata pelajaran IPS tidak selamanya hasil belajar disekolah formal yang berakreditasi A SMP Nusantara Plus lebih baik dibandingan hasil belajar sekolah alam yang belum berakreditasi, dikarenakan dalam sekolah alam pembelajaran lebih variatif. 33 Dari ketiga penelitian di atas, yang menjadi persamaan adalah variabel yang diteliti, yaitu meneliti nilai Ujian Nasional dan nilai Ujian Sekolah.Sedangkan penelitian lilis memiliki persamaan dengan membandingkan dua sekolah yang berbeda kurikulum.

C. Kerangka Berpikir

Dalam pendidikan saat ini, ujian memang menjadi tolak ukur yang sangat penting.Adanya ujian dengan mudah dapat mengukur kemampuan peserta didik.Alat pengukur kemampuan peserta didik itulah dinamakan Ujian.Sedangkan ujian yang menjadi penentu adalah Ujian Nasional dan Ujian Sekolah yang ada pada setiap lini pendidikan di Indonesia.Akan tetapi kedua ujian ini memiliki perbedaan.Jika dalam Ujian Nasional segala sesuatunya sudah dipersiapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, baik dari segi administrasinya maupun dari segi teknis sudah diatur sedemikian rupa.Sedangkan dalam Ujian Sekolah sudah menjadi hak lembaga pendidikan tersebut untuk mengukur dengan membuat soal 33 Lilis Sri Wahyuni, Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Sekolah Formal dan Sekolah Alam,” Skripsi pada Sarjana Universitas Islam Negeri UIN Jakarta, FITK, Jurusan P.IPS, Jakarta, 2013, h. 72 Tidak dipblikasikan sesuai kondisi peserta didik. Ujian Sekolah juga menjadi penentu bagi peserta didik lulus atau tidak dalam kriteria sekolah tersebut. Baik sekolah menengah atas berbasis agama yaitu Madrasah Aliyah Negeri maupun sekolah menengah atas berbasis umum yakni SMAN masing- masing memiliki daya saing, keunggulan dan perbedaan yang ada pada keduanya yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam hal baik akademis maupun non akademis. Hal akademis yakni berupa nilai Ujian Nasional dan nilai Ujian Sekolah, sedangkan non akademis berupa keterampilan siswa dalam keterampilan yang dimiliki dari hasil belajar, misal kegiatan OSIS dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan juga kerangka berpikir yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : Ada perbedaan antara nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah pada mata pelajaran ekonomi di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta”. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Negeri berbasis agama dan umum dengan taraf yang sama yaitu MAN 11 Jakarta Selatan terletak di Jalan H.Gandun No.60 Lebak Bulus Cilandak Jakarta - Indonesia dan SMAN 66 Jakarta terletak di Jalan Bango III, Kel. Pondok Labu, Kec. Cilandak, Daerah Khusus Ibukota Jakarta . Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai April 2016. Dalam melakukan penelitian ini secara bertahap, mulai dari perencanaan, observasi, survey yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sampai dengan selesai. Penelitian ini mengambil populasi seluruh siswa kelas XII jurusan IPS di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta. Tabel 3.1 Perincian Waktu Proses Penelitian Kegiatan Sep Ok No Jun Ag No De Jan Feb Ma Ap Persiapan Penelitian 1. Pengajuan Judul √ 2. Penyelesaian Proposal √ √ 3. Penyusunan Instrumen √ √