Pengaturan Tegangan dengan Metode New ASA American Standard Association

Dari gambar 3.10 di atas dapat diketahui bahwa : a. Untuk faktor daya lagging dengan sudut φ, vektor I digambarkan tertinggal dari V sebesar φ. b. Vektor IR a digambarkan sejajar dengan vektor I dan IX L digambarkan tegak lurus terhadap IR a . c. Garis OJ menunjukkan besar tegangan E dengan besar eksitasinya garis OG yang digambarkan dengan sudut 90º terhadap E garis OJ. d. Garis GI garis BH = garis AF pada gambar 3.9 menunjukkan arus medan yang sebanding dengan reaksi jangkar beban penuh dan digambarkan sejajar dengan vektor arus I. e. Garis OI menunjukkan eksitasi medan untuk tegangan E . Dimana, vektor E tertinggal sebesar 90º terhadap garis OI. f. Garis JK menunjukkan jatuh tegangan akibat reaktansi jangkar IX L .

3.4.4 Pengaturan Tegangan dengan Metode New ASA American Standard Association

Metode ini merupakan modifikasi dari metode MMF dan dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan untuk kedua jenis mesin sinkron tipe rotor salien maupun rotor silinder. Metode ini memerlukan karakteristik hubungan terbuka OCC dan faktor daya nol ZPFC. Terdapat dua titik yaitu, titik A dan F’ yang perlu diketahui dari kurva karakteristik faktor daya nol ZPFC. Titik A ditentukan dengan pembebanan alternator over-excited oleh sebuah motor sinkron under-excited sampai arus jangkar beban penuh mengalir. Titik F’ ditentukan dengan pencatatan eksitasi medan F a + F L yang diperlukan untuk mengalirkan arus jangkar beban penuh saat alternator dihubung singkat. Universitas Sumatera Utara Dan reaktansi bocor jangkar X L ditentukan dari garis BC pada segitiga portier yang menunjukkan jatuh tegangan I a X L . Gambar 3.11 Menentukan Regulasi Tegangan Generator dengan Metode New ASA Diagram phasor mmf dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.12 Menentukan Eksistensi Medan dengan Metode New ASA Universitas Sumatera Utara Dimana : i Fr’ = O’G diambil dari garis celah udara gambar 3.11 pada tegangan normal OO’. ii OF’ gambar 3.11 = GH gambar 3.12 merupakan mmf F a + F r ’ yang membentuk sudut 90º + Ө terhadap F r ’. iii O’H merupakan nilai resultan dari F r ’ dan F a + F L . O’H = iv Sekarang tentukan : E r = V t + I a R a + jX L Besar E ini digunakan untuk menentukan efek saturasi. v OK merupakan garis horizontal yang digambarkan melalui titik K gbr. 3.11 dan menyatakan harga E r . Dimana, garis horisontal ini akan memotong garis celah udara di titik H dan garis OCC di titik F. Sehingga jarak HF merupakan nilai eksitasi tambahan yang harus diberikan pada eksitasi O’H untuk membatasi total eksitasi O’F. vi Dengan demikian, nilai tegangan eksitasi dapat ditentukan dengan menarik garis horisontal yang melalui titik F pada kurva OCC. vii Kemudian, regulasi tegangan dapat ditentukan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR SINKRON

4.1 Percobaan Pengukuran Resistansi Jangkar R

dc

4.1.1 Peralatan yang Digunakan

- Generator AC Type SE 2662-5M, 380V1,6A Armature, 220V0,6A Field, 0,8kW1500 rpm - Motor DC sebagai prime mover Type SE 2662-5D, 220V5,8A, 1kW1870 rpm - PTDC - Power Supply - Kabel - Amperemeter - Voltmeter - Tahanan Depan 16 ohm

4.1.2 Rangkaian dan Prosedur Percobaan

Resistansi jangkar R dc dapat diperoleh dengan melakukan percobaan pengukuran resistansi jangkar dengan rangkaian percobaan seperti diperlihatkan pada gambar 4.1 berikut. Universitas Sumatera Utara