Gambarkan garis JF yang tegak lurus terhadap garis AD. Garis JF Garis AF menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk Garis DF menunjukkan besar arus medan yang diperlukan untuk

4. Tarik garis dari titik A hingga diperoleh titik D seperti ditunjukkan pada gambar 3.9 yang sama besar dan sejajar dengan garis OB. 5. Dari titik D tarik garis sejajar kurva celah udara air-gap sampai memotong kurva beban nol di titik J seperti ditunjukkan pada gambar 3.9. Segitiga ADJ disebut segitiga Potier. Dimana, segitiga Potier ini konstan untuk nilai arus jangkar yang diberikan I a .

6. Gambarkan garis JF yang tegak lurus terhadap garis AD. Garis JF

menunjukkan jatuh tegangan akibat reaktansi bocor IX L .

7. Garis AF menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk

mengatasi efek pelemahan demagnetizing akibat reaksi jangkar saat beban penuh.

8. Garis DF menunjukkan besar arus medan yang diperlukan untuk

menyeimbangkan jatuh tegangan akibat reaktansi bocor jangkar JF. Gambar 3.9 Langkah – langkah Menggambar Karakteristik Faktor Daya Nol ZPFC Universitas Sumatera Utara Dari gambar diagram potier di atas, bisa dilihat bahwa: i V merupakan nilai tegangan terminal saat beban penuh. ii jika V ditambah JF atau jatuh tegangan akibat reaktansi bocor jangkar saja IX L , maka akan diperoleh tegangan E garis JF. iii Garis BH = garis AF merupakan arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar. iv Bila vektor BH ditambahkan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk tegangan tanpa beban E bisa diketahui garis KL. v Garis BH = garis GI digambarkan pada sudut 90º + φ pada faktor daya lagging dan pada sudut 90º - φ pada faktor daya leading. Maka, regulasi tegangan dapat diperoleh : VR = Diagram vektor potier juga dapat digambarkan terpisah seperti gambar 3.10 berikut. Gambar 3.10 Diagram Vektor Potier Universitas Sumatera Utara Dari gambar 3.10 di atas dapat diketahui bahwa : a. Untuk faktor daya lagging dengan sudut φ, vektor I digambarkan tertinggal dari V sebesar φ. b. Vektor IR a digambarkan sejajar dengan vektor I dan IX L digambarkan tegak lurus terhadap IR a . c. Garis OJ menunjukkan besar tegangan E dengan besar eksitasinya garis OG yang digambarkan dengan sudut 90º terhadap E garis OJ. d. Garis GI garis BH = garis AF pada gambar 3.9 menunjukkan arus medan yang sebanding dengan reaksi jangkar beban penuh dan digambarkan sejajar dengan vektor arus I. e. Garis OI menunjukkan eksitasi medan untuk tegangan E . Dimana, vektor E tertinggal sebesar 90º terhadap garis OI. f. Garis JK menunjukkan jatuh tegangan akibat reaktansi jangkar IX L .

3.4.4 Pengaturan Tegangan dengan Metode New ASA American Standard Association