Tingkat Kecemasan Keluarga pada Pasien Operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

(1)

Tingkat Kecemasan Keluarga Pada Pasien Operasi

Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Tahun 2011

D e d i

101121098

Skripsi

Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


(2)

(3)

PRAKATA

Syukur alhamdulillah peneliti sampaikan kehadirat Allah S.W.T karena berkat rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini yang berjudul ”Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa” Skripsi penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapan banyak terima kasih kepada dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, Erniyati, S.Kp, MNS, selaku pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan, Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku pembantu dekan II Fakuktas Keperawatan, dan Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan dr. Doli Diapari Siregar selaku Direktur Rumah sakit Umum Daerah Langsa.

Penyelesaian Skripsi penelitian ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Achmad Fathi, S.Kep. Ns. MNS, selaku dosen pembimbing yang senantiasa menyediakan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini, juga kepada bapak Mula Tarigan , S.Kp. Mkes, selaku penguji I, dan ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp. MNS. selaku penguji II, serta kepada seluruh


(4)

staf pengajar dan administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Ucapan terima kasih yang paling dalam peneliti sampaikan juga teristimewa kepada Ayahanda OK.Syaiful Amri dan Ibunda Saniah, dan Adik-adikku OK.Dedek Atmaja, OK.Sri Tety Wahyuni yang menjadi motivator dalam hidupku, dan seluruh keluarga yang telah memberi dukungan baik moril maupun doa restu, serta rekan-rekan mahasiswa/i dan teman-teman sejawat yang telah banyak membantu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti yang namanya tidak bisa disebutkan satu-persatu, harapan peneliti semoga skripsi penelitian ini bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, 28 Januari 2012

Peneliti


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Konsep kecemasan ... 5

2.1. Definisi kecemasan ... 5

2.2. Hal-hal yang menimbulkan kecemasan ... 5

2.3. Tingkat Kecemasan ... 6

2.3.1. Cemas Ringan ... 6

2.3.2. Cemas Sedang ... 7

2.3.3. Cemas Berat ... 7

2.3.4. Panik ... 8

2.4. Respon Kecemasan ... 8

2.5. Teori kecemasan ... 8

2.5.1.Teori Psikolitik ... 8

2.5.2.Teori Interpesonal ... 9

2.5.3.Teori Perilaku. ... 9

2.5.4.Teori Keluarga. ... 10

2.5.5. Reaksi kecemasan. ... 10

2.6. Konsep keluarga ... 10

2.6. Definisi Keluarga ... 10

2.6.1. Bentuk-bentuk Keluarga ... 11

2.6.2. Fungsi dan tugas keluarga ... 12

2.7. Konsep pembedahan ... 17

2.7.1. Definisi pembedahan ... 17

2.7.2. Klasifikasi Pembedahan ... 18

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN ... 19

3.1. Kerangka Konseptual ... 19

3.2. Definisi Operasional ... 20

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 21


(6)

4.2.2. Sampel ... 21

4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 22

4.4. Pertimbangan Etik ... 22

4.5. Instrumen Penelitian ... 23

4.6. Pengumpulan Data ... 24

4.7. Analisa Data ... 25

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1. Hasil Penelitian ... 26

5.2. Pembahasan... 29

BAB VI. KESIMPULAN REKOMENDASI ... 33

6.1. Kesimpulan ... 33

6.2. Rekomendasi ... 33

6.2.1. Penelitian Keperawatan ... 33

6.2.2. Pelayanan Kesehatan ... 34

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian 2. InformedConcent 3. Instrumen Penelitian 4. Jadwal Konsultasi 5. Daftar Riwayat Hidup 6. Taksiran Dana


(7)

Daftar Skema

Halaman

Skema I. Kerangka Konsep Penelitian Tingkat kecemasan Keluarga Pada Pasien Operasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa ...20


(8)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel I. Kategori pembedahan didasarkan pada urgensinya...19 Tabel 5.1. Distribusi frekuensi data demografi………27 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan gejala kecemasan…28 Tabel 5.3. distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kecemasan……


(9)

Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Penulis : Dedi

Program Studi : Fakultas Keperawatan S1 USU

Abstrak

Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan yang di tandai dengan perasaan ketakutan yang mendalam dan berkelanjutan dan tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. Penyebab kecemasan keluarga dalam menghadapi pasien operasi disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga dan informasi yang tidak akurat dalam prosedur pembedahan dan lamanya waktu pembedahan. Desain penelitian adalah deskriptif, jumlah sampel 42 orang dengan tehnik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di ruang tunggu kamar operasi Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Instrumen mengenai kecemasan yang diadopsi dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Data yang terkumpul dilakukan analisa dengan menggunakan komputerisasi. Hasil data ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Kecemasan keluarga dalam menghadapi pasien operasi dikelompokkan pada kategori, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat dan panik. Dari hasil data diketahui bahwa tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi adalah cemas sedang (57,1%) dan cemas berat sekali/panik (2,4%). Penelitian menunjukan bahwa keluarga masih cemas dalam menghadapi keluarganya dioperasi. Untuk itu diperlukan peran tenaga kesehatan/keperawatan untuk memberikan intervensi kepada keluarga pasien operasi. Untuk itu diperlukan peran tenaga kesehatan atau keperawatan untuk memeberi informasi dan pendidikan kesehatan kepada keluarga dalam menghadapi operasi pada pasien sehingga kecemasan keluarga dapat diatasi selama menjalani operasi.


(10)

Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Penulis : Dedi

Program Studi : Fakultas Keperawatan S1 USU

Abstrak

Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan yang di tandai dengan perasaan ketakutan yang mendalam dan berkelanjutan dan tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. Penyebab kecemasan keluarga dalam menghadapi pasien operasi disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga dan informasi yang tidak akurat dalam prosedur pembedahan dan lamanya waktu pembedahan. Desain penelitian adalah deskriptif, jumlah sampel 42 orang dengan tehnik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di ruang tunggu kamar operasi Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Instrumen mengenai kecemasan yang diadopsi dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Data yang terkumpul dilakukan analisa dengan menggunakan komputerisasi. Hasil data ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Kecemasan keluarga dalam menghadapi pasien operasi dikelompokkan pada kategori, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat dan panik. Dari hasil data diketahui bahwa tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi adalah cemas sedang (57,1%) dan cemas berat sekali/panik (2,4%). Penelitian menunjukan bahwa keluarga masih cemas dalam menghadapi keluarganya dioperasi. Untuk itu diperlukan peran tenaga kesehatan/keperawatan untuk memberikan intervensi kepada keluarga pasien operasi. Untuk itu diperlukan peran tenaga kesehatan atau keperawatan untuk memeberi informasi dan pendidikan kesehatan kepada keluarga dalam menghadapi operasi pada pasien sehingga kecemasan keluarga dapat diatasi selama menjalani operasi.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia kesehatan tindakan bedah atau operasi menjadi salah satu alternatif pengobatan yang sering dilakukan dalam kasus-kasus tertentu. Tindakan ini berbeda dengan terapi-terapi lainnya. Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tidak heran keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang dialami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa pasien akibat segala macam prosedur pembedahan (Asrob, 2009).

Secara psikologis banyak hal yang dapat terjadi pada setiap proses pembedahan baik sebelum dan sesudahnya, termasuk kecemasan yang terjadi pada keluarga dengan pasien. Keluarga sering dihadapkan oleh keadaan yang memicu stres dan kecemasan karena tindakan pembedahan yang akan dilakukan pada pasien. Kecemasan keluarga dapat kita lihat dari sikap, perilaku dan cara berkomunikasi keluarga sejak operasi direncanakan hingga persiapan operasi lengkap (Smeltzer & Bare, 2002).


(12)

atau dukungan suami akan merasa tentram dan terarah setelah beristri begitupun sebaliknya (Setiawati, 2008). Adanya suatu penyakit yang serius dan kronis pada diri seorang anggota keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem keluarga, khususnya pada struktur perannya dan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga, keluarga memiliki suatu peran yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan pasien (Friedman, 1998).

Tingkat kecemasan keluarga pasien dipengaruhi oleh koping dan tingkat pengetahuan, informasi dan keyakinan (Setiawati, 2008). Pasien dan keluarga membutuhkan waktu dan bantuan untuk menghadapi kemungkinan perubahan-perubahan dan hasil yang ditimbulkan oleh pembedahan (Smeltzer & Bare, 2002). Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggota keluarganya, sehingga peran keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan. Kesehatan anggota keluarga secara individu dimulai dari strategi-strategi pengobatan hingga fase rehabilitasi, mengkaji atau menilai dan memberikan perawatan kesehatan yang merupakan hal penting dalam membantu setiap anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan sehat (wellness) hingga tingkat optimal (Friedman, 1998).

Hampir sama dengan stres, cemas adalah alami atau respon, reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang nyata maupun tidak nyata (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut Friedman (1998), yang dikutip dari Gilliss et al. (1989). Status sehat atau sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan


(13)

pengaruh status sehat atau sakit keluarga saling mempengaruhi atau sangat tergantung satu sama lain (Friedman, 1998).

Berdasarkan pengalaman peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa, kecemasan pada keluarga dengan pasien operasi sering diakibatkan oleh ketakutan akan kematian, ketidak berhasilan medikasi dan komplikasi-komplikasi yang terjadi. Perawat dan tenaga medis lebih terfokus pada pasien dalam melakukan tindakan sehingga mengabaikan kecemasan pada keluarga pasien operasi. Rata-rata jumlah pasien yang menjalani operasi setiap bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa berjumlah 282 orang. Jumlah ini relatif banyak, sehingga memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif termasuk untuk mengatasi kecemasan keluarga pasien.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimanakah tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah kota Langsa Tahun 2011.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2011.


(14)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapakan dapat menjadi :

1. Sebagai bahan masukan bagi perawat untuk menjadi dasar dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada keluarga klien, sehingga kecemasan keluarga dapat diminimalkan.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi peningkatan kualitas pendidik khususnya keperawatan dalam hal menerapkan asuhan keperawatan kecemasan keluarga.

3. Sebagai bahan atau sumber data untuk penelitian berikutnya, khususnya yang berkaitan dengan kecemasan.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan pustaka

Studi kepustakaan akan memberikan penjelasan tentang kepustakaan yang terkait dengan teori dan konsep, yang berguna untuk memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap penelitian ini. Adapun teori dan konsep yang akan diuraikan dalam bab ini meliputi kecemasan, keluarga, dan operasi.

2.2. Definisi Kecemasan

Ansietas (cemas) adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat di benarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2004). Hawari (2002) mengatakan kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Jadi kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal.

2.3. Hal-hal Yang Menimbulkan Kecemasan

Kecemasan tidak dapat dihindari dari kehidupan individu dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Ancaman integritas biologi meliputi gangguan terhadap kebutuhan dasar makan, minum dan kehangatan. Ancaman


(16)

status dari prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang lain, ketidak sesuaian pandangan diri dengan lingkungan nyata (Suliswati dkk, 2005).

2.4. Tingkat Kecemasan

Suliswati (2005) mengatakan cemas sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan cemas ini tidak memiliki objek spesifik dan merupakan pengalaman subjektif serta dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Peplou 1963 yang dikutip oleh suliswati (2005) menggolongkan kecemasan dalam empat tingkat, yaitu :

2.4.1. Cemas ringan

Kecemasan ringan, pada kecemasan ringan ini ketegangan yang dialami sehari-hari dan menyebabkan pasien menjadi waspada dan lapangan persepsi meningkat. Pada tingkat kecemasan ringan ini dapat motivasi dan menghasilkan kreativitas. Manifestasi fisiologisnya berupa yaitu sesekali nafas pendek, berdebar-debar, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung dan muka berkerut serta tangan gemetar. Manifestasi kognitifnya berupa, mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara efektif. Sedangkan manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah tidak dapat duduk tenang, gerakan halus pada tangan, suara kadang meninggi dan menggunakan mekanisme koping yang minimal. Contoh, orang yang mengalami kecemasan ringan adalah seseorang yang menghadapi ujian akhir, pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan dan individu yang akan melanjutkan pendididikan ke jenjang yang lebih tinggi.


(17)

2.4.2 Cemas sedang

Kecemasan sedang, pada kecemasan sedang memungkinkan individu lebih memusatkan pada hal yang penting pada saat itu dan mengesampingkan yang lain sehingga individu mengalami perhatian yang selektif yang lebih terarah. Manifestasi fisiologisnya berupa : nafas pendek, berdebar-debar, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi, gelisah dan muka berkerut serta tangan gemetar. Manifestasi kognitif yang muncul adalah lapangan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. Sedangkan manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah gerakan tersentak, bicara mudah lelah, susah tidur, perasaan tidak aman, mudah tersinggung, banyak pertimbangan dan mudah lupa.

2.4.3. Cemas berat

Kecemasan berat, pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Individu tidak mampu berfikir berat lagi, sehingga membutuhkan banyak pengarahan, cenderung memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan yang lain. Manifestasi fisiologis yang muncul antara lain nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, tegang, rasa tertekan, nyeri dada, tidak mampu menyelesaikan masalah, perlu pengarahan yang berulang, tidak mampu membuat keputusan dan butuh bantuan. Manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah : konsep diri terancam, disorientasi, bingung dan kemungkinan halusinasi.


(18)

2.4.4. Panik

pada panik tahap ini lapangan persepsi sudah terganggu, sehingga individu tidak mampu mengendalikan diri dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi tuntunan. Manifestasi fisiologis yang muncul berupa : nafas pendek, rasa tercekik, palpitasi dan sakit dada, pucat, hipertensi dan kordinasi motorik rendah. Manifestasi kognitif berupa lapangan pandang persepsi menyempit dan tidak berfikir logis. Sedangkan manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah mengamuk, marah, ketakutan, berteriak, dan kehilangan kendali.

Menurut indikator yang berdasarkan dari Hamilgton Rating Scale for Anxiety (HRS.A) tingkat kecemasan, Ringan , Sedang, Berat dan Berat sekali.

2.4.5. Respon Kecemasan

Kecemasan atau ketakutan adalah bahagian dari kehidupan manusia, kecemasan ini terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap diri sendiri didalam lingkungan pada umumnya (Sundari, 2005). Beberapa respon individu yaitu dalam tingkatan rentang respon kecemasan respon adaptif, dan respon maladaptif yaitu respon adaptif respon yang wajar sedangkan respon maladaptif respon yang tidak wajar,

Respon tingkat kecemasan terbagi atas antisipasi, ringan, sedang, Berat dan Panik ( Suliswati, dkk, 2005).

2.5. Teori Kecemasan 2.5.1 Teori psikolitik

Kecemasan dapat timbul secara otomatis akibat dari stimulus internal dan eksternal yang berlebihan sehingga melampaui kemampuan individu untuk


(19)

menanganinya. Ada dua tipe kecemasan yaitu kecemasan primer dan skunder (Suliswati dkk, 2005).

1. Kecemasan primer

Kejadian traumatik yang diawali saat bayi akibat adanya stimulasi tiba-tiba dan trauma pada saat persalinan, kemudian berlanjut dengan kemungkinan tidak tercapai nya rasa puas dan kelaparan atau kehausan. penyebab kecemasan primer adalah keadaan ketegangan atau dorongan yang di akibatkan oleh faktor eksternal.

2. Kecemasan skunder

Sejalan dengan peningkatan ego dan usia, freud melihat ada jenis kecemasan lain akibat konflik emosi di antara dua element kepribadian yaitu id dan super ego.

2.5.2.Teori interpesonal

Sullivan mengemukakan bahwa kecemasan timbul akibat ketidak mampuan untuk berhubungan interpersonal dan sebagai akibat penolakan, kecemasan bisa dirasakan bila individu mepunyai kepekaan lingkungan.

2.5.3. Teori perilaku

Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustrasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang di inginkan.


(20)

2.5.4. Teori keluarga

Studi pada keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kecemasan selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya heterogen (Suliswati dkk, 2005).

2.5.5. Reaksi Kecemasan

Kecemasan dapat menimbulkan reaksi konstruktif maupun destruktif bagi individu. Kecemasan konstruktif terjadi ketika individu termotivasi untuk belajar mengadakan perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup. Kecemasan destruktif terjadi ketika individu bertingkah laku maladaftif dan disfungsional (Suliswati dkk, 2005).

2.6. Definisi Keluarga

Menurut Depkes RI (1998) dalam Setiawati (2008), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan salah satu potensi masyarakat yang paling berharga, dan mencerminkan kelompok sosial primer yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang dan kelompok lain (Kenzie, 2006).

Menurut whall (1986) yang dikutip dari Friedman (1998), keluarga adalah sebagai kelompok yang mengindentifikasikan diri dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum. Bentuk keluarga terdiri atas keluarga inti (konjungal), keluarga orientasi (keluarga asal) dan keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau memberi nafkah keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak kandung.


(21)

Sedangkan keluarga orientasi (keluarga asal) adalah suatu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan, dan keluarga besar adalah keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan darah, sanak keluarga, kakek, nenek, tante dan sepupu.

Burgess dkk. (1963) dikutip dari Friedman (1998), membuat definisi keluarga yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :

a. Keluarga terdiri atas orang-orang yang disatukan dalam ikatan darah dan ikatan adopsi.

b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.

d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2.6.1. Bentuk-Bentuk Keluarga

a. Pembagian tipe keluarga menurut Sussman (1974) dan Maclin (1988), yang dikutip dari Effendi (2009), adalah :

1. Keluarga tradisional

a. Keluarga inti, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. b. Pasangan inti, keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.


(22)

c. Keluarga dengan orang tua tunggal, satu orang sebagai kepala keluarga, biasanya bagian dari konsekuensi perceraian.

d. Lajang yang tinggal sendirian

e. Keluarga besar yang mencakup tiga generasi

f. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lanjut usia g. Jaringan keluarga besar.

2. Keluarga non tradisional

a. Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah b. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah c. Keluarga homoseksual (gay dan/atau lesbian)

d. Keluarga komuni, yaitu keluarga yang lebih dari satu pasang monogami dengan anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-sumber yang ada.

2.6.2. Fungsi Dan Tugas Keluarga

Status sehat-sakit pada keluarga dan pengaruh status sehat-sakit keluarga saling mempengaruhi satu sama lain (Gillis et al, 1989, Wright and Leahey, 1984). Dikutip dari (Friedman, 1998). Keluarga cenderung menjadi seorang pengambil keputusan terhadap masalah-masalah kesehatan anggota keluarga, dalam mengambil keputusan pada setiap tahap sehat dan sakit para anggota keluarga, mulai dari keadaan sehat hingga diagnosa tindakan dan penyembuhan. yaitu ada enam tahap sehat atau sakit dari sebuah keluarga,

a. Tahap pencegahan sakit dan mengurangi resiko

Keluarga dapat memainkan suatu peran vital dalam upaya peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko. Kebanyakan peran berkisar pada masalah-


(23)

masalah pola hidup, misalnya berhenti merokok, melakukan latihan secara teratur, imunisasi dan lain sebagainya. Agar dapat berjalan dengan baik, para anggota keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan citra tubuh seperti, apakah tubuh mereka lemah, sakit-sakitan atau sehat dan sembuh.

b. Tahap gejala penyakit yang dialami keluarga dan penilaian tahap ini mulai jika gejala-gejalanya,

1) Diketahui

2) Diinterpretasikan sejauh mana menyangkut keseriusan kemungkinan penyebab dan penting artinya.

3) Ditemukan dengan berbagai masalah

Tahap ini terdiri dari kepercayaan-kepercayaan menyangkut gejala-gejala atau penyakit dari anggota keluarga dan bagaimana menangani penyakit tersebut (Doherly dan Camphel, 1988 dikutip dari Friedman, 1998). Keluarga berfungsi sebagai titik tolak penilaian tingkah laku dan memberikan definisi-definisi dasar sehat dan sakit, maka keluarga mempengaruhi persepsi-persepsi individu.

c. Tahap Mencari Perawatan

d. Tahap mencari perawatan mulai ketika keluarga menyatakan bahwa anggota keluarga yang sakit benar-benar sakit dan membutuhkan pertolongan. Keluarga mulai mencari informasi, penyembuhan, nasehat dan validitas profesional dari keluarga lain, teman-teman, tetangga dan non profesional lainnya. Keputusan menyangkut apakah penyakit dari seorang anggota keluarga harus ditangani di rumah atau disebuah klinik medis atau rumah


(24)

sumber informasi yang paling sering disebutkan dalam kaitannya dengan perawatan di rumah dan pengobatan sendiri.

e. Kontak keluarga dengan tahap sistem kesehatan

Dimulai ketika melakukan kontak dengan lembaga kesehatan atau profesional dibidang atau dengan praktisi sosial lokal (dukun). Keluarga merupakan instrumen dalam membuat keputusan menyangkut dimana penanganan harus diberikan dan oleh siapa, dalam fungsinya keluarga juga membuat keputusan bagi seorang anggota keluarganya untuk mendapat pelayanan rujukan kesehatan yang lebih primer yaitu membuat keputusan-keputusan menyangkut pelayanan apa yang hendak digunakan, juga ditentukan oleh ketersedian dan kemampuan akses perawatan kesehatan bagi keluarga. Jenis perawatan kesehatan yang dicari juga sangat berbeda seperti tabib, akupuntur dan spesialis bedah (Pratt, 1976 dikutip dari Friedman, 1998).

f. Respon akut tahap keluarga dan pasien

Karena pasien menerima perawatan kesehatan dari praktisi, sudah tentu ia menyerahkan beberapa hak prerogatifnya dan keputusannya serta diharapkan menerima peran sebagai pasien. Hal ini dicirikan oleh suatu ketergantungan pada nasehat dari profesional di bidang kesehatan, keinginan untuk mentaati nasehat medis dan berupaya keras untuk sembuh, keluarga juga mengharapkan adanya perubahan dalam diri anggota keluarga yang sakit dan mengharapkan agar dapat meneruskan tugas keluarga. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan perilaku peran pasien dari anggota keluarganya yang sakit, keluarga juga bersifat instrumental dalam memutuskan dimana penanganan harus


(25)

diberikan di rumah sakit atau di rumah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh medis sering menimbulkan konflik dengan nilai-nilai keluarga sehingga menimbulkan masalah pada medis. Tahap respons yang akut juga berkenaan dengan penyesuaian segera yang harus dilakukan oleh keluarga dengan anggota keluarga yang sakit, diagnosa dan penaganan. Untuk penyakit yang lebih serius atau penyakit yang mengancam jiwa, krisis keluarga bisa terjadi dimana keluarga mengalami kekacauan yaitu sebagai respon terhadap kekuatan stressor.

g. Tahap adaptasi penyakit dan pemulihan

Keluarga mempunyai suatu peran yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan pasien. Apabila dukungan semacam ini tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan atau pemulihan (rehabilitasi) sangat berkurang.

Tugas kesehatan keluarga menurut Balian dan Maglada (1978), yang dikutip dari Effendi (2009) adalah :

a. Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana kesehatan habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan yang akan terjadi, dan berapa


(26)

basar perubahannya. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta masalah kesehatan.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

1. Keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah 2. Keluarga merasakan adanya masalah kesehatan

3. Membawa anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit terdekat atau pos pelayanan kesehatan terdekat.

c. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit. Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1. Keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi, dan perawatannya) 2. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

3. Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

4. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan atau finansial, fasilitas fisik, psikososial).

5. Sikap keluarga terhadap penyakit

d. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat. Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1. Keberadaan fasilitas keluarga

2. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan 3. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan 4. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan


(27)

5. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh anggota keluarga (Efendi, 2009).

2.7.1. Definisi pembedahan

Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan dan dilakukan tindakan perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dengan penjahitan luka (Sjamsuhidayat, 2005).

Pembedahan terdiri atas pembedahan mayor dan pembedahan minor, pembedahan mayor melibatkan rekonstruksi atau perubahan yang luas pada bagian tubuh dan menimbulkan resiko yang tinggi bagi kesehatan. Sedangkan pembedahan minor melibatkan perubahan yang kecil pada bagian tubuh, sering dilakukan untuk memperbaiki deformitas, mengandung resiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan prosedur mayor (Potter & Perry, 2006).

Pembedahan merupakan peristiwa kompleks yang menegangkan. Kebanyakan prosedur bedah dilakukan diruang operasi rumah sakit, meskipun beberapa prosedur lebih sederhana dan tidak membutuhkan hospitalisasi dilakukan di klinik bedah dan unit bedah ambulatri (Smeltzer & Bare, 2002). Tindakan pembedahan juga dapat diartikan cabang dari kecenderungan medis dengan gejala dan trauma yang memerlukan prosedur operasi,


(28)

2.7.2 Klasifikasi Pembedahan

Pembedahan juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkat urgensi, dengan menggunakan istilah-istilah kedaruratan, urgensinya, diperlukan, elektif dan pilihan.

TABEL II-1 Kategori pembedahan didasarkan pada urgensinya Klasifikasi Indikasi untuk

pembedahan

Contoh I. Kedaruratan-pasien

membutuhkan

perhatian segera dan gangguan mungkin mengancam jiwa II. Urgen-Pasien membutuhkan perhatian segera III.Diperlukan-pasien

harus menjalani pembedahan

IV.Elektif-pasien dioperasi ketika diperlukan

V. Pilihan-keputusan terletak pada pasien

Tanpa ditunda

Dalam 24-30 jam

Direncanakandalam beberapa minggu atau bulan Tidak dilakukan pembedahan, tidak terlalu membahayakan Pilihan pribadi Perdarahan hebat,

Obstruksi kandung kemih atau usus,

Fraktur tulang tengkorak, Luka tembak atau tusuk, Luka bakar sangat luas Infeksi kandung kemih akut, Batu ginjal atau batu pada uretra

Hiperplasia prostat tanpa infeksi kandung kemih, gangguan tiroid, katarak Perbaikan eskar Hernia Sederhana Perbaikan

vaginal

Bedah kosmetik


(29)

Tingkat kecemasan pada keluarga pasien operasi :

− Ringan

− Sedang

− Berat

− Panik

(Suliswati dkk, 2005) Keluarga

Pasien operasi

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Keluarga Pada Pasien Operasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2011. Berdasarkan tinjauan teoritis maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Skema diatas menunjukkan pasien operasi dan keluarga dimana tentang kekhawatiran keluarga pada pasien yang dioperasi, keluarga mengalami kecemasan pada pasien sebab keluarga takut dan gagal dalam keberhasilan tindakan yang dilakukan pada pasien operasi, sehingga keluarga mengalami kecemasan pada pasien dengan tingkat kecemasan yang bervariasi, ringan, sedang, berat dan panik (Suliswati dkk, 2005).


(30)

3.2 Defenisi Operasional

1) Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan yang dialami keluarga pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa yang ditunjukkan dengan hasil pengukuran menggunakan skala pengukuran berupa kuesioner dengan hasil ukur yang terdiri dari ringan, sedang, berat, dan panik.

2) Keluarga adalah seorang anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap perawatan pasien termasuk ayah, anak, ibu, istri dan suami.


(31)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kecemasan keluarga pasien (suami, istri, anak, ayah dan ibu), diruang tunggu kamar bedah dalam menghadapi anggota keluarganya yang akan menjalani operasi.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dari penelitian ini adalah keluarga pasien (suami, istri, anak, ayah dan ibu) yang ada di ruang tunggu bedah dengan Jumlah 282 orang di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, apabila jumlah subjek kurang dari 100, lebih baik diambil keseluruhan sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar atau banyak dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jadi sampel yang diambil dalam penelitian adalah 10% dari jumlah sampel yang direncanakan keluarga pasien bedah yaitu dengan teknik purposive sampling sebanyak 42 orang, yang berada di ruang


(32)

1. Salah satu keluarga pasien (suami, istri, anak, ayah dan ibu) yang berada di ruang tunggu bedah.

2. Bisa membaca dan menulis 3. Umur minimal 15 tahun

4. Tidak megalami gangguan mental.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di ruang tunggu bedah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. Penelitian akan di rencanakan bulan Juli 2011.

4.4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Yang akan dilanjutkan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

Sebelum melakukan pembagian kuesioner, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur kepada responden. Jika responden bersedia, maka terlebih dahulu harus menanda tangani lembar persetujuan (informed consent), yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka responden dapat memberikan persetujuan secara verbal (lisan). Responden berhak menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa ada tekanan, dan peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya sebagai responden.


(33)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data kuesioner yang diisi oleh responden, tetapi cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian, jika responden tidak dapat menyelesaikan pengisian kuesioner saat ini karena kondisi yang tidak memungkinkan seperti merasa lelah atau kondisi yang lainnya, maka pengisian dapat dilanjutkan sesuai dengan keadaan pasien dan keluarga (Nursalam, 2003).

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner. Bagian pertama instrumen penelitian berisi tentang pengumpulan data demografi dan bagian kedua kuesioner tingkat kecemasan. Bagian pertama adalah data demografi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku dan tanggal pengisian, hubungan keluarga, jenis operasi, yang direncanakan ataupun tidak direncanakan. Bagian kedua adalah kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasan yang terdiri atas 14 pertanyaan yang menggambarkan kecemasan keluarga dalam menghadapi keluarga yang di bedah. Kuesioner ini diadopsi dari Tingkat kecemasan yang berdasarkan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS.A), (Nursalam, 2003).


(34)

Alat ukur ini adalah alat ukur baku yang sudah digunakan oleh banyak peneliti dan sudah teruji validitasnya. Dimana alat ukur terdiri dari 14 pertanyaan, Penilaian atau skoring berdasarkan Skala Likert yaitu angka (skor) antara 0 – 4 dengan nilai sebagai berikut :

Tidak ada gejala = 0 (Tidak ada gejala)

Ringan = 1 (Satu gejala dari pilihan yang ada) Sedang = 2 (Separuh dari gejala yang ada)

Berat = 3 (Lebih dari separuh dari gejala yang ada) Berat sekali = 4 (Semua gejala ada)

Masing-masing nilai dari 14 pertanyaan tersebut dijumlahkan dan hasil tersebut dapat ketahui derajat kecemasan, yaitu :

Total Nilai (skor) :

Skor < 6 = Tidak ada cemas 6-14 = Cemas ringan 15-27 = Cemas sedang 28-36 = Cemas berat >36 = Panik

4.6. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di ruang bedah Rumah sakit Umum Daerah Kota Langsa dengan prosedur sebagai berikut :

1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara.


(35)

2. Mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ketempat penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

3. Setelah mendapat izin dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa peneliti melaksanakan penelitian pengumpulan data penelitian.

4. Menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat proses pengisian kuisioner

5. Calon responden yang bersedia diminta untuk menanda tangani surat persetujuan (informed consent).

6. Peneliti akan membacakan isi dari kuesioner, dan menulis jawabannya dilembar kuesioner.

7. Selanjutnya data yang dikumpulkan dan dianalisa.

4.7. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka peneliti akan melakukan analisa data melalui beberapa tahap yaitu :

- Persiapan : mengecek kelengkapan identitas dan data responden untuk memastikan semua pertanyaan telah diisi di tabulasi dan mentabulasi data di lakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi.

- Setelah data terkumpul dilakukan pengelahan data dengan perhitungan Statistik diskriftif dari pengolahan data didapat frekuensi, untuk mendeskriftifkan data demografi, tigkat kecemasan keluarga pada pasien operasi.


(36)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di uraikan data hasil dan pembahasan mengenai kecemasan keluarga pada pasien operasi di ruang tunggu operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Penelitian ini dilaksanakan dari Tanggal 25 Juli 2011 sampai dengan 25 Agustus 2011. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner diberikan kepada 42 responden dengan cara dibacakan oleh peneliti.

1. Data Demografi Responden

Dalam penelitian ini rata-rata usia responden 35 tahun (Standart Deviasi = 11,8), dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi 57 tahun. Lebih dari setengah responden (61,9%) adalah berjenis kelamin laki-laki. Setengah responden (52,4%) memiliki latar belakang pendidikan SD. Pekerjaan responden beragam, pegawai swasta (26,2%), wiraswasta (26,2%), pegawai negeri sipil (19,0%) dan Lain-lain (28,6%). Lebih dari setengah responden adalah anak dari pasien yang menjalani pembedahan yaitu sebanyak (57,1%). Status operasi mayoritas adalah operasi yang direncanakan (76,2%).


(37)

A. Data Demografi

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Data Demografi (n=42)

Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Umur

<30 tahun 30-40 tahun >40 tahun

Mean = 35,2 Standar Deviasi = 11,4 Minimum = 17 tahun Maximum = 57 tahun

16 13 13 38,0 31,0 31,0

2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 26 16 61,9 38,1 3. Agama

Islam 42 100

4. Pendidikan SD SMP SMA 22 5 15 52,4 11,9 35,7 5. Pekerjaan Pegawai Swasta Pegawai Negri Wiraswasta Lainnya 11 8 11 12 26,2 19,0 26,2 28,6 6. Hubungan dengan keluarga

Ayah Anak Ibu Suami Istri 5 24 2 4 7 11,9 57,1 4,8 9,5 16,7


(38)

Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%) 7. Status operasi

Direncanakan Tidak direncanakan 32 10 76,2 23,8

B. Tingkat Kecemasan

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kecemasan responden (n= 42) Tingkat Kecemasan Frekuensi n=(42) Persentase (%)

Ringan Sedang Berat Panik 8 24 9 1 19,1 57,1 21,4 2,4

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden mengalami tingkat kecemasan sedang, yaitu sebanyak (57,1%), sedangkan responeden yang mengalami kecemasan ringan (19,1%), dan responden mengalami kecemasan berat (21,4%), dan responden mengalami panik (2,4%).

C. Gejala Kecemasan

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi dan persentase bedasarkan kuesioner tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang tunggu operasi di Rumah Sakit Umum Langsa.

Gejala kecemasan Nilai angka/skor

Ringan Sedang Berat Panik

Perasaan cemas 3(7,1%) 24(50,0%) 8(19,0%) 10(23,9%) ketegangngan perasaan 3(7,2%) 24(57,1%) 11(26,2%) 4(9,5%) Ketakutan 21(50,0%) 16(38,1%) 2(4,8%) 3(7,1%) Gangguan tidur 10(23,8%) 20(47,6%) 4(9,6%) 8(19,0%) Gangguan kecerdasan 11(26,2%) 25(59,5%) 4(9,5%) 2(19,0%) Perasaaan depresi 21(50,0%) 18(42,8%) 2(4,8%) 1(2,4%) Gejala somatic 14(33,3%) 16(48,2%) 8(19,0%) 4(9,5%)


(39)

Gejala sensorik 16(38,1%) 23(54,7%) 2(4,8%) 1(2,4%) Gejala kardiovaskuler 5(11,9%) 21(60,0%) 10(23,8%) 6(14,3%) Gejala pernafasan 10(23,8%) 18(42,8%) 6(14,3%) 8(19,0%) Gejala gastrointestinal 13(31,0%) 16(38,0%) 8(19,0%) 5(12,0%) Gejala urogenitalia 27(64,3%) 11(26,2%) 2(4,8%) 2(4,8%) Gejala otonom 9(21,4%) 26(61,9%) 6(14,3%) 1(2,4%) Merasakan: gelisah,

tidak terang mengerutkan dahi, muka tegang, nafas pendek dan cepat

13(31,0%) 24(57,2%) 4(9,5%) 1(2,4%)

Hasil penelitian tentang gejala kecemasan keluarga dalam menghadapi keluarganya di operasi, berdasarkan nilai angka/skor , perasaan cemas sedang 24 responden (50%). Ketegangan perasaan keluarga saat operasi sedang 24 responden (57,1%), ketakutan responden saat operasi sedang 21(50,0%), gangguan tidur responden sedang 20 responden (47,6%), gangguan kecerdasan responden sedang 25 responden (59,5%), perasaan depresi ringan 21 responden (50,%), gejala somatik sedang 16 responden (48,2%), gejala sensorik sedang 23 responden (54,7%), gejala kardiovaskuler sedang 21 responden (60%) gejala kecemasan pernafasan sedang 18 responden (42,8%), gejala kecemasan sedang 18(42,8%), gejala gastrointestinal sedang 16 responden (38,0%), Gejala urogenitalia 27 responden (64,3%), Gejala otonom 26 responden (61,9%). Merasakan: gelisah, tidak terang mengerutkan dahi, muka tegang, nafas pendek dan cepat gejala kecemasan berat sekali/panik 1 responden (2,4%).


(40)

D. Pembahasan

Dari hasil penelitian mengenai kecemasan keluarga pada pasien operasi yang dilakukan terhadap 42 orang responden di ruang tunggu operasi Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, maka dapat dilihat hasilnya seluruh responden keluarga mengalami kecemasan terhadap anggota keluarga yang dioperasi.

Dari 42 responden tersebut di ketahui tingkat kecemasan yang dihadapi keluarga bervariasi. Hal ini sesuai dengan pendapat (Setiawati, 2008). Tingkat kecemasan keluarga pasien dipengaruhi oleh koping dan tingkat pengetahuan, informasi dan keyakinan. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan tingkat kecemasan pada keluarga pasien operasi yang sebagian besar mengalami tingkat kecemasan sedang (57,1%), hasil penelitian pada keluarga paisen operasi yang mengalami kecemasan berat (21,4%), Pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Individu tidak mampu berfikir berat lagi, sehingga membutuhkan banyak pengarahan, cenderung memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan yang lain. Dari hasil penelitian responden mengalami kecemasan ringan (19,1%), pada kecemasan ringan ini ketegangan yang dialami sehari-hari dan menyebabkan pasien menjadi waspada dan lapangan persepsi meningkat, hasil penelitian menunjukan responden mengalami panik ini salah satu dari gejala panik yaitu ketakutan.

Hasil penelitian sejalan dengan Peplau (1963) dalam Suliswati (2002) bahwa pada tingkat kecemasan sedang individu lebih memusatkan perhatian pada hal yang penting pada saat itu, dalam hal ini operasi dan mengesampingkan yang lain sehingga individu mengalami perhatian selektif yang lebih terarah. Terkait


(41)

kecemasan dalam hal ini kecemasan sedang yang terjadi pada keluarga, keluarga perlu mendapatkan intervensi secara psikologis baik intervensi jangka panjang maupun jangka pendek, karena apabila keluarga tidak mendapatkan intervensi akan berpengaruh pada fungsi sistim, fungsi dan tugas keluarga, seperti yang dikatakan Friedman (1998) bahwa adanya suatu penyakit yang serius dan kronis pada diri seorang anggota keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistim keluarga, khususnya pada struktur peran dan pelaksasanaan fungsi-fungsi keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Erla Kolbrun Svavarsdottir dan Anna Olavia Sigurdardottir berjudul Developing a Family-Level Intervention for Families of Children With Cancer menemukan bahwa sebagian besar keluarga mengindikasikan bahwa intervensi adalah penting, menolong dan mendukung. Tetapi level kegunaan dari intervensi bervariasi. Informasi dari hipotesa uji coba, level kesejahteraan orang tua meningkat secara siknifikan setelah satu bulan intervensi dan penemuan ini sangat menolong untuk memelihara dukungan sosial dan stabilitas psikologi setelah intervensi, indikator optimistik dan dukungan dari efek jangka pendek intervensi. Penelitian ini menunujukkan intervensi pada keluarga secara fisik dan psikologis dibutuhkan.

Terkait kecemasan dalam pengkajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan resiko dan prosedur tindakan Tindakan


(42)

dan trauma yang memerlukan prosedur operasi (Mosby, 2002). Tindakan bedah berbeda dengan terapi-terapi lainnya karena memerlukan tindakan invasif pada tubuh manusia. Pembedahan juga digambarkan sebagai sebuah rancangan mengubah desain tubuh manusia untuk menahan, mengurangi atau menghancurkan. Dari defenisi pembedahan dapat dilihat kompleksitas prosedur tindakan sehingga sangat mempengaruhi perbedaan tingkat kecemasan dari tindakan tersebut diatas.

Dari gejala kecemasan yang dialami keluarga dalam menghadapi keluarga dioperasi yang direncanakan mayoritas mengalami kecemasan (76,2%) dan yang tidak direncanakan keluarga mengalami kecemasan hanya sebagian kecil (23,8%). Hal ini sesuai dengan pendapat Hawari (2002), yang mengatakan yang mengatakan bahwa kecemasan yang dirasakan oleh setiap individu berbeda-beda dan gangguan alam perasaan yaitu ditandai perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas masih dalam batas-batas normal dalam mengahadapi keluarganya dioperasi.

Hasil penelitian tingkat kecemasan keluarga dengan pasien operasi yang menunjukkan tingkat kecemasan sedang (57,1%). Dari hasil penelitian dari 42 orang responden yang menghadapi keluaraganya dioperasi mengalami kecemasan berat sekali atau panik sebanyak (2,4%), hal ini dikarenakan pengalaman responden dalam menghadapi keluarganya dioperasi, dan operasi yang tidak direncanakan.


(43)

Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan resiko dan prosedur dari masing-masing tindakan. Pembedahan terdiri atas pembedahan mayor dan pembedahan minor, pembedahan mayor melibatkan rekonstruksi atau perubahan yang luas pada bagian tubuh dan menimbulkan resiko yang tinggi bagi kesehatan. Sedangkan pembedahan minor melibatkan perubahan yang kecil pada bagian tubuh, sering dilakukan untuk memperbaiki deformitas, mengandung resiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan prosedur mayor (Potter & Perry, 2006).


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan dapat disimpulkan bahwa. Lebih dari setengah responden (57,1%), mengalami tingkat kecemasan sedang, responden mengalami kecemasan berat sebanyak (21,4%), kecemasan ringan (19,1%), dan responden mengalami panik sebagian kecil hanya(2,4%).

2. Untuk Rekomendasi

2.1 Penelitian keperawatan

Penelitian dilakukan pada 42 responden yang mengalami kecemasan dalam menghadapi operasi di ruang tunggu operasi di rumah sakit Umum Daerah Langsa. Maka hasil penelitian ini belum dapat mewakili tingkat kecemasan keluarga dalam menghadapi keluarga dalam operasi. Oleh karena itu disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melaksanakan penelitian tentang hubungan keluarga dengan pasien operasi, dengan desain penelitian dan analisa penelitian yang berbeda, misalnya deskriptif korelasi dengan analisa multivariat untuk mencari hubungan masing-masing variabel dari faktor-faktor yang berhubungan tingkat kecemasan


(45)

2.2. Pelayanan kesehatan/keperawatan

Perlu diinformasikan kepada unit pelayanan kesehatan khususnya keperawatan Bagi institusi pelayanan, agar mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam melakukan tindakan medis dan perawatan pasien operasi yang harus mempehatikan tingkat kecemasan pada keluarga.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi IV. Cetakan 3. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrob. (2009). Dari Http://www.perawat Asrob.

Effendi.F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktek Dalam Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.

Diambil tanggal 27 Februari 2011.

Hawari, Dadang. 2006. Manajemen Stress Cemas Dan Depresi, Edisi 2, jakarta : FKUI. Hal. 17.

Marilyn. M. Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga. Edisi 3. EGC, Jakarta. Hal. 4-

McKenzie, James F. (2006). Kesehatan Masyarakat : Suatu Pengantar. Edisi 4. Jakarta : EGC

Medicastore.com. (2006). Dari juni 2011

Mosby. (2002). Mosbys Medical, Nursing, & Allied Health Dictionary. USA: Mosby Inc.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Medika Salemba.

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan, edisi 4, Jakarta : EGC.

Setiawati.S Dan Dermawan.C, Agus. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Cetakan 1, Edisi 2. Jakarta : Trans Info Media. Sjamsuhidayat, R. (2005). Ilmu bedah, Edisi 2, Jakarta : EGC.

Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Edisi 8, Jakarta : EGC.

Sundari, Siti. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, jakarta : PT Rineka Cipta. Hal. 51

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: EGC. Hal.108-112.


(47)

Svavarsdottir & Sigurdardottir. (2006). Developing a Family-Level Intervention for Families of Children With Cancer. Oncology Nursing Forum-Vol 33 Tomb, A, David. (2004). Buku Saku Psikiatri, Edisi 6, Jakarta : EGC. Hal. 96.


(48)

(49)

(50)

(51)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Peneliti : Dedi Nim : 101121098

Alamat : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara Medan, akan melakukan penelitian tentang ”Tingkat Kecemasan Keluarga Pada Pasien Operasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela. Bapak/ibu mempunyai hak bebas untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan jika bapak/ibu tidak bersedia menjadi responden maka saya akan tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadap proses penelitian ini. Dan jika bapak/ibu bersedia, mohon untuk menandatangani lembaran persetujuan ini.

Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang bapak/ibu berikan. Jika bapak/ibu mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, maka saya dengan senang hati akan memberikan penjelasan.

Demikian permohonan ini disampaikan atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011 Responden


(52)

Lampran 3

LEMBAR KUESIONER

A. Data Demografi

1. Umur : ……. Tahun

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Agama : Islam Katolik Protestan

Budha Hindu

4. Pendidikan : SD SMP SMA

Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan : Peg. Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta Pensiunan

Lainnya

6. Hubungan dengan keluarga : ayah ibu

anak suami/istri 7. Status operasi : direncanakan tidak direncanakan

8. Suku : ………

9. Tanggal pengisian : ……...………... 10.Jenis operasi : ...


(53)

B. Kuesioner Tingkat kecemasan– HARS (HAMILTON ANXIETY RATING SCALE)

A. Penilaian :

0 : Tidak ada (Tidak ada gejala sama sekali) 1 : Ringan (Satu gejala dari pilihan yang ada) 2 : Sedang (Separuh dari gejala yang ada)

3 : Berat (Lebih dari separuh dari gejala yang ada) 4 : Sangat berat (Semua gejala ada)

B. Penilaian derajat kecemasan

Skor < (Tidak ada kecemasan) 6-14 (Kecemasan ringan) 15-27 (Kecemasan sedang)

28-36 (Kecemasan berat)

>36 (kcemasan berat sekali/panik)

C. Berilah tanda Check list (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/I.

1. Perasaan cemas

Firasat buruk

Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung Mudah emosi 2. Ketegangan Merasa tegang Lesu Mudah terkejut

Tidak dapat istirahat dengan tenang Mudah menangis Gemetar Gelisah 3. Ketakutan Pada gelap Ditinggal sendiri Pada orang asing


(54)

Terbangun malam hari Mimpi buruk

Mimpi yang menakutkan 5. Gangguan kecerdasan

Daya ingat buruk Sulit berkonsentrasi Sering bingung Banyak Pertimbangan 6. Perasaan depresi

Kehilangan minat Sedih

Berkurangnya kesukaan pada hobi Perasaan berubah-ubah

7. Gejala somatik (otot-otot) Nyeri otot Kaku

Kedutan otot Gigi gemertak Suara tak stabil 8. Gejala sensorik

Telinga berdengung Penglihatan kabur Muka merah dan pucat Merasa lemah

9. Gejala kardiovaskuler

Denyut nad cepat Berdebar-debar Nyeri dada

Rasa lemah seperti mau pingsan 10.Gejala pernafasan

rasa tertekan di dada perasaan tercekik

merasa nafas pendek/sesak sering menarik nafas panjang 11.Gejala gastrointestinal


(55)

Perut terasa penuh dan kembung

Nyeri lambung sebelum makan dan sesudah 12.Gejala urogenitalia

Sering kencing

Tidak dapat menahan kencing

13.Gejala otonom

Mulut kering Muka kering Mudah berkeringat Sakit kepala Bulu roma berdiri 14.Apakah anda merasakan

Gelisah Tidak terang

Mengerutkan dahi muka tegang Nafas pendek dan cepat

Jumlah skor :...

Kesimpulan : Tidak ada kecemasan Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat Kecemasan berat sekali


(56)

TAKSIRAN DANA PERSIAPAN PROPOSAL DAN SKRIPSI

1. Biaya ngeprint Rp. 200.000,-

2. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 100.000,-

3. Biaya pembelian buku Rp. 280.000,-

4. Biaya internet Rp. 150.000,-

5. Penjilitan Rp. 100.000,-

6. Konsumsi Rp. 250.000,-

7. Biaya tak terduga Rp. 200.000,-


(57)

Frequency Table

Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 7.1 7.1 7.1

1 8 19.0 19.0 26.2

2 13 31.0 31.0 57.1

3 8 19.0 19.0 76.2

4 10 23.8 23.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 7.1 7.1 7.1

1 7 16.7 16.7 23.8

2 17 40.5 40.5 64.3

3 11 26.2 26.2 90.5

4 4 9.5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 21 50.0 50.0 50.0

1 4 9.5 9.5 59.5

2 12 28.6 28.6 88.1

3 2 4.8 4.8 92.9

4 3 7.1 7.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 10 23.8 23.8 23.8

1 9 21.4 21.4 45.2

2 11 26.2 26.2 71.4

3 4 9.5 9.5 81.0

4 8 19.0 19.0 100.0


(58)

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 11 26.2 26.2 26.2

1 14 33.3 33.3 59.5

2 11 26.2 26.2 85.7

3 4 9.5 9.5 95.2

4 2 4.8 4.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 23 54.8 54.8 54.8

1 6 14.3 14.3 69.0

2 12 28.6 28.6 97.6

4 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 14 33.3 33.3 33.3

1 5 11.9 11.9 45.2

2 11 26.2 26.2 71.4

3 8 19.0 19.0 90.5

4 4 9.5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 16 38.1 38.1 38.1

1 8 19.0 19.0 57.1

2 15 35.7 35.7 92.9

3 2 4.8 4.8 97.6

4 1 2.4 2.4 100.0


(59)

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 5 11.9 11.9 11.9

1 12 28.6 28.6 40.5

2 9 21.4 21.4 61.9

3 10 23.8 23.8 85.7

4 6 14.3 14.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 10 23.8 23.8 23.8

1 10 23.8 23.8 47.6

2 8 19.0 19.0 66.7

3 6 14.3 14.3 81.0

4 8 19.0 19.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 13 31.0 31.0 31.0

1 8 19.0 19.0 50.0

2 8 19.0 19.0 69.0

3 8 19.0 19.0 88.1

4 5 11.9 11.9 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 27 64.3 64.3 64.3

1 7 16.7 16.7 81.0

2 4 9.5 9.5 90.5

3 2 4.8 4.8 95.2

4 2 4.8 4.8 100.0

Total 42 100.0 100.0


(60)

1 14 33.3 33.3 54.8

2 12 28.6 28.6 83.3

3 6 14.3 14.3 97.6

4 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 13 31.0 31.0 31.0

1 11 26.2 26.2 57.1

2 13 31.0 31.0 88.1

3 4 9.5 9.5 97.6

4 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 26 61.9 61.9 61.9

perempuan 16 38.1 38.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid islam 42 100.0 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 22 52.4 52.4 52.4

SMP 5 11.9 11.9 64.3

SMA 15 35.7 35.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PEGAWAI SWASTA 11 26.2 26.2 26.2


(61)

PNS 11 26.2 26.2 71.4

lainnya 12 28.6 28.6 100.0

Total 42 100.0 100.0

Hubungan keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid AYAH 5 11.9 11.9 11.9

IBU 2 4.8 4.8 16.7

ANAK 24 57.1 57.1 73.8

SUAMI 4 9.5 9.5 83.3

ISTRI 7 16.7 16.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid aceh 15 35.7 35.7 35.7

jawa 20 47.6 47.6 83.3

padang 6 14.3 14.3 97.6

batak 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Status operasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid direncakan 32 76.2 76.2 76.2

tidakdirencanakan 10 23.8 23.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Tingkat kecemasan


(62)

berat 9 21.4 21.4 97.6

panik 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Jenis kelamin * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

ringan sedang berat panik

Jenis kelamin laki-laki 7 15 3 1 26

perempuan 1 9 6 0 16

Total 8 24 9 1 42

Agama * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

ringan Sedang berat panik

Agama islam 8 24 9 1 42

Total 8 24 9 1 42

Pendidikan * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

ringan Sedang berat panik

Pendidikan SD 3 14 5 0 22

SMP 0 3 2 0 5

SMA 5 7 2 1 15

Total 8 24 9 1 42

Pekerjaan * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

Ringan sedang berat panik

Pekerjaan PEGAWAI SWASTA 1 8 2 0 11

WIRASWASTA 2 3 3 0 8

PNS 5 4 2 0 11

lainnya 0 9 2 1 12

Total 8 24 9 1 42

Hubungan keluarga * Tingkat kecemasan Crosstabulation


(63)

Tingkat kecemasan

Total

ringan sedang berat panik

Hubungan keluarga AYAH 2 3 0 0 5

IBU 0 1 1 0 2

ANAK 4 13 7 0 24

SUAMI 0 3 0 1 4

ISTRI 2 4 1 0 7

Total 8 24 9 1 42

Suku * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

ringan sedang berat panik

Suku aceh 7 6 2 0 15

jawa 1 18 1 0 20

padang 0 0 6 0 6

batak 0 0 0 1 1

Total 8 24 9 1 42

Status operasi * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan Total

ringan sedang berat panik

Status operasi Direncakan 7 18 7 0 32

Tidakdirencanakan 1 6 2 1 10

Total 8 24 9 1 42

Frequencies

Statistics

Umur

N Valid 42

Missing 0

Mean 35.21

Median 33.50

Std. Deviation 11.443

Minimum 17


(64)

Lampiran 5

CURIKULUM VITAE A. Data Pribadi

Nama : Dedi

Tempat/Tanggal Lahir : Damar Condong, 27 Oktober 1987

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Alamat : Desa Damar Condong Kec. Pematang Jaya Kab. Langkat

B. Data Orang Tua

Kedudukan Dalam Keluarga : Anak Ke I Dari III Bersaudara

Nama Ayah : OK. Syaiful Amri

Nama Ibu : Saniah

Alamat : Desa Damar Condong Kec. Pematang Jaya Kab. Langkat.

C. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1994 – 2000 : Menyelesaikan Pendidikan SD Negeri 053999

Damar Condong.

2. Tahun 2000 – 2003 : Menyelesaikan Pendidikan SLTP Negeri I Seruway.

3. Tahun 2003 – 2006 : Menyelesaikan Pendidikan SMU Negeri 1 Seruway.

4. Tahun 2007 – 2010 : Menyelesaikan Pendidikan Keperawatan Politeknik

KEMENKES NAD Prodi Keperawatan

Kota Langsa.


(65)

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Agustus Januari

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Mengajukan judul penelitian

2. Perbaikan judul penelitian

3. Konsultasi bab I dan II 4. Konsultasi bab III dan IV 5. Perbaikan bab IV

6. Konsultasi bab IV dan alat instrumen

7. Perbaikan alat instrumen 8. Mengumpulkan proposal penelitian yang disetujui 9. Ujian seminar proposal 10. Perbaikan proposal 11. Pengumpulan data 12. Konsultasi bab V


(1)

1 14 33.3 33.3 54.8

2 12 28.6 28.6 83.3

3 6 14.3 14.3 97.6

4 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 13 31.0 31.0 31.0

1 11 26.2 26.2 57.1

2 13 31.0 31.0 88.1

3 4 9.5 9.5 97.6

4 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 26 61.9 61.9 61.9

perempuan 16 38.1 38.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid islam 42 100.0 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 22 52.4 52.4 52.4

SMP 5 11.9 11.9 64.3

SMA 15 35.7 35.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PEGAWAI SWASTA 11 26.2 26.2 26.2


(2)

PNS 11 26.2 26.2 71.4

lainnya 12 28.6 28.6 100.0

Total 42 100.0 100.0

Hubungan keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid AYAH 5 11.9 11.9 11.9

IBU 2 4.8 4.8 16.7

ANAK 24 57.1 57.1 73.8

SUAMI 4 9.5 9.5 83.3

ISTRI 7 16.7 16.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid aceh 15 35.7 35.7 35.7

jawa 20 47.6 47.6 83.3

padang 6 14.3 14.3 97.6

batak 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Status operasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid direncakan 32 76.2 76.2 76.2

tidakdirencanakan 10 23.8 23.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Tingkat kecemasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ringan 8 19.0 19.0 19.0


(3)

berat 9 21.4 21.4 97.6

panik 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Jenis kelamin * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total ringan sedang berat panik

Jenis kelamin laki-laki 7 15 3 1 26

perempuan 1 9 6 0 16

Total 8 24 9 1 42

Agama * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

ringan Sedang berat panik

Agama islam 8 24 9 1 42

Total 8 24 9 1 42

Pendidikan * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

ringan Sedang berat panik

Pendidikan SD 3 14 5 0 22

SMP 0 3 2 0 5

SMA 5 7 2 1 15

Total 8 24 9 1 42

Pekerjaan * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

Ringan sedang berat panik

Pekerjaan PEGAWAI SWASTA 1 8 2 0 11

WIRASWASTA 2 3 3 0 8

PNS 5 4 2 0 11

lainnya 0 9 2 1 12

Total 8 24 9 1 42

Hubungan keluarga * Tingkat kecemasan Crosstabulation


(4)

Tingkat kecemasan

Total

ringan sedang berat panik

Hubungan keluarga AYAH 2 3 0 0 5

IBU 0 1 1 0 2

ANAK 4 13 7 0 24

SUAMI 0 3 0 1 4

ISTRI 2 4 1 0 7

Total 8 24 9 1 42

Suku * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan

Total

ringan sedang berat panik

Suku aceh 7 6 2 0 15

jawa 1 18 1 0 20

padang 0 0 6 0 6

batak 0 0 0 1 1

Total 8 24 9 1 42

Status operasi * Tingkat kecemasan Crosstabulation

Count

Tingkat kecemasan Total

ringan sedang berat panik

Status operasi Direncakan 7 18 7 0 32

Tidakdirencanakan 1 6 2 1 10

Total 8 24 9 1 42

Frequencies

Statistics

Umur

N Valid 42

Missing 0

Mean 35.21

Median 33.50

Std. Deviation 11.443

Minimum 17


(5)

Lampiran 5

CURIKULUM VITAE

A.

Data Pribadi

Nama

: Dedi

Tempat/Tanggal Lahir

: Damar Condong, 27 Oktober 1987

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki - Laki

Alamat

: Desa Damar Condong Kec. Pematang Jaya

Kab. Langkat

B.

Data Orang Tua

Kedudukan Dalam Keluarga : Anak Ke I Dari III Bersaudara

Nama Ayah

: OK. Syaiful Amri

Nama Ibu

: Saniah

Alamat

: Desa Damar Condong Kec. Pematang Jaya

Kab. Langkat.

C.

Riwayat Pendidikan

1.

Tahun 1994 – 2000

: Menyelesaikan Pendidikan SD Negeri

053999

Damar Condong.

2.

Tahun 2000 – 2003

: Menyelesaikan Pendidikan SLTP Negeri I

Seruway.

3.

Tahun 2003 – 2006

: Menyelesaikan Pendidikan SMU Negeri 1

Seruway.

4.

Tahun 2007 – 2010

: Menyelesaikan Pendidikan Keperawatan

Politeknik

KEMENKES NAD Prodi Keperawatan

Kota Langsa.


(6)

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No

Kegiatan

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Agustus

Januari

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1.

Mengajukan judul

penelitian

2.

Perbaikan judul

penelitian

3.

Konsultasi bab I dan II

4.

Konsultasi bab III dan IV

5.

Perbaikan bab IV

6.

Konsultasi bab IV dan

alat instrumen

7.

Perbaikan alat instrumen

8.

Mengumpulkan proposal

penelitian yang disetujui

9.

Ujian seminar proposal

10. Perbaikan proposal

11. Pengumpulan data

12. Konsultasi bab V

13. Konsultasi bab V dan VI