BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan pustaka
Studi kepustakaan akan memberikan penjelasan tentang kepustakaan yang terkait dengan teori dan konsep, yang berguna untuk memberikan penjelasan lebih
lanjut terhadap penelitian ini. Adapun teori dan konsep yang akan diuraikan dalam bab ini meliputi kecemasan, keluarga, dan operasi.
2.2. Definisi Kecemasan
Ansietas cemas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat di benarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis Tomb,
2004. Hawari 2002 mengatakan kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, masih tetap utuh tidak mengalami keretakan kepribadian, perilaku dapat terganggu tetapi masih
dalam batas-batas normal. Jadi kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal.
2.3. Hal-hal Yang Menimbulkan Kecemasan
Kecemasan tidak dapat dihindari dari kehidupan individu dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama beberapa
situasi dan hubungan interpersonal. Ancaman integritas biologi meliputi
gangguan terhadap kebutuhan dasar makan, minum dan kehangatan. Ancaman
terhadap keselamatan diri, tidak menemukan integritas diri, tidak menemukan
Universitas Sumatera Utara
status dari prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang lain, ketidak sesuaian pandangan diri dengan lingkungan nyata Suliswati dkk, 2005.
2.4. Tingkat Kecemasan
Suliswati 2005 mengatakan cemas sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan cemas ini tidak memiliki objek
spesifik dan merupakan pengalaman subjektif serta dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Peplou 1963 yang dikutip oleh suliswati 2005
menggolongkan kecemasan dalam empat tingkat, yaitu :
2.4.1. Cemas ringan
Kecemasan ringan, pada kecemasan ringan ini ketegangan yang dialami sehari-hari dan menyebabkan pasien menjadi waspada dan lapangan persepsi
meningkat. Pada tingkat kecemasan ringan ini dapat motivasi dan menghasilkan kreativitas. Manifestasi fisiologisnya berupa yaitu sesekali nafas pendek,
berdebar-debar, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung dan muka berkerut serta tangan gemetar. Manifestasi kognitifnya berupa, mampu
menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara efektif. Sedangkan manifestasi perilaku dan
emosi yang muncul adalah tidak dapat duduk tenang, gerakan halus pada tangan, suara kadang meninggi dan menggunakan mekanisme koping yang minimal.
Contoh, orang yang mengalami kecemasan ringan adalah seseorang yang menghadapi ujian akhir, pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang
pernikahan dan individu yang akan melanjutkan pendididikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Cemas sedang
Kecemasan sedang, pada kecemasan sedang memungkinkan individu lebih memusatkan pada hal yang penting pada saat itu dan mengesampingkan yang lain
sehingga individu mengalami perhatian yang selektif yang lebih terarah. Manifestasi fisiologisnya berupa : nafas pendek, berdebar-debar, nadi dan tekanan
darah naik, mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi, gelisah dan muka berkerut serta tangan gemetar. Manifestasi kognitif yang muncul adalah lapangan
persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. Sedangkan manifestasi perilaku dan emosi yang
muncul adalah gerakan tersentak, bicara mudah lelah, susah tidur, perasaan tidak aman, mudah tersinggung, banyak pertimbangan dan mudah lupa.
2.4.3. Cemas berat
Kecemasan berat, pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Individu tidak mampu berfikir berat lagi, sehingga membutuhkan banyak
pengarahan, cenderung memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan yang lain. Manifestasi fisiologis yang muncul antara lain nafas pendek, nadi dan tekanan
darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, tegang, rasa tertekan, nyeri dada, tidak mampu menyelesaikan masalah, perlu pengarahan yang
berulang, tidak mampu membuat keputusan dan butuh bantuan. Manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah : konsep diri terancam, disorientasi,
bingung dan kemungkinan halusinasi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Panik
pada panik tahap ini lapangan persepsi sudah terganggu, sehingga individu tidak mampu mengendalikan diri dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun
sudah diberi tuntunan. Manifestasi fisiologis yang muncul berupa : nafas pendek, rasa tercekik, palpitasi dan sakit dada, pucat, hipertensi dan kordinasi motorik
rendah. Manifestasi kognitif berupa lapangan pandang persepsi menyempit dan tidak berfikir logis. Sedangkan manifestasi perilaku dan emosi yang muncul
adalah mengamuk, marah, ketakutan, berteriak, dan kehilangan kendali. Menurut indikator yang berdasarkan dari Hamilgton Rating Scale for
Anxiety HRS.A tingkat kecemasan, Ringan , Sedang, Berat dan Berat sekali.
2.4.5. Respon Kecemasan
Kecemasan atau ketakutan adalah bahagian dari kehidupan manusia, kecemasan ini terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri
terhadap diri sendiri didalam lingkungan pada umumnya Sundari, 2005. Beberapa respon individu yaitu dalam tingkatan rentang respon kecemasan respon
adaptif, dan respon maladaptif yaitu respon adaptif respon yang wajar sedangkan respon maladaptif respon yang tidak wajar,
Respon tingkat kecemasan terbagi atas antisipasi, ringan, sedang, Berat dan Panik Suliswati, dkk, 2005.
2.5. Teori Kecemasan
2.5.1 Teori psikolitik
Kecemasan dapat timbul secara otomatis akibat dari stimulus internal dan eksternal yang berlebihan sehingga melampaui kemampuan individu untuk
Universitas Sumatera Utara
menanganinya. Ada dua tipe kecemasan yaitu kecemasan primer dan skunder Suliswati dkk, 2005.
1. Kecemasan primer Kejadian traumatik yang diawali saat bayi akibat adanya stimulasi tiba-
tiba dan trauma pada saat persalinan, kemudian berlanjut dengan kemungkinan tidak tercapai nya rasa puas dan kelaparan atau kehausan. penyebab kecemasan
primer adalah keadaan ketegangan atau dorongan yang di akibatkan oleh faktor eksternal.
2. Kecemasan skunder Sejalan dengan peningkatan ego dan usia, freud melihat ada jenis kecemasan
lain akibat konflik emosi di antara dua element kepribadian yaitu id dan super ego.
2.5.2. Teori interpesonal
Sullivan mengemukakan bahwa kecemasan timbul akibat ketidak mampuan untuk berhubungan interpersonal dan sebagai akibat penolakan, kecemasan bisa
dirasakan bila individu mepunyai kepekaan lingkungan.
2.5.3. Teori perilaku
Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustrasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang di
inginkan.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4. Teori keluarga
Studi pada keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kecemasan selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya heterogen
Suliswati dkk, 2005.
2.5.5. Reaksi Kecemasan
Kecemasan dapat menimbulkan reaksi konstruktif maupun destruktif bagi individu. Kecemasan konstruktif terjadi ketika individu termotivasi untuk belajar
mengadakan perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup. Kecemasan destruktif terjadi ketika individu
bertingkah laku maladaftif dan disfungsional Suliswati dkk, 2005.
2.6. Definisi Keluarga
Menurut Depkes RI 1998 dalam Setiawati 2008, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan salah satu potensi masyarakat yang paling
berharga, dan mencerminkan kelompok sosial primer yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang dan kelompok lain Kenzie, 2006.
Menurut whall 1986 yang dikutip dari Friedman 1998, keluarga adalah sebagai kelompok yang mengindentifikasikan diri dengan anggotanya terdiri dari
dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum. Bentuk keluarga terdiri
atas keluarga inti konjungal, keluarga orientasi keluarga asal dan keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau
memberi nafkah keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak kandung.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan keluarga orientasi keluarga asal adalah suatu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan, dan keluarga besar adalah keluarga inti dan
orang-orang yang berhubungan darah, sanak keluarga, kakek, nenek, tante dan sepupu.
Burgess dkk. 1963 dikutip dari Friedman 1998, membuat definisi keluarga yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara
luas : a. Keluarga terdiri atas orang-orang yang disatukan dalam ikatan darah dan
ikatan adopsi. b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki
dan anak perempuan, saudara dan saudari. d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2.6.1. Bentuk-Bentuk Keluarga
a. Pembagian tipe keluarga menurut Sussman 1974 dan Maclin 1988, yang dikutip dari Effendi 2009, adalah :
1. Keluarga tradisional a. Keluarga inti, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b. Pasangan inti, keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
Universitas Sumatera Utara
c. Keluarga dengan orang tua tunggal, satu orang sebagai kepala keluarga, biasanya bagian dari konsekuensi perceraian.
d. Lajang yang tinggal sendirian e. Keluarga besar yang mencakup tiga generasi
f. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lanjut usia g. Jaringan keluarga besar.
2. Keluarga non tradisional a. Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
b. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah c. Keluarga homoseksual gay danatau lesbian
d. Keluarga komuni, yaitu keluarga yang lebih dari satu pasang monogami dengan anak secara bersama-sama menggunakan
fasilitas serta sumber-sumber yang ada.
2.6.2. Fungsi Dan Tugas Keluarga
Status sehat-sakit pada keluarga dan pengaruh status sehat-sakit keluarga saling mempengaruhi satu sama lain Gillis et al, 1989, Wright and Leahey,
1984. Dikutip dari Friedman, 1998. Keluarga cenderung menjadi seorang pengambil keputusan terhadap masalah-masalah kesehatan anggota keluarga,
dalam mengambil keputusan pada setiap tahap sehat dan sakit para anggota keluarga, mulai dari keadaan sehat hingga diagnosa tindakan dan penyembuhan.
yaitu ada enam tahap sehat atau sakit dari sebuah keluarga, a. Tahap pencegahan sakit dan mengurangi resiko
Keluarga dapat memainkan suatu peran vital dalam upaya peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko. Kebanyakan peran berkisar pada masalah-
Universitas Sumatera Utara
masalah pola hidup, misalnya berhenti merokok, melakukan latihan secara teratur, imunisasi dan lain sebagainya. Agar dapat berjalan dengan baik, para anggota
keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan citra tubuh seperti, apakah tubuh mereka lemah, sakit-sakitan atau sehat dan sembuh.
b. Tahap gejala penyakit yang dialami keluarga dan penilaian tahap ini mulai jika gejala-gejalanya,
1 Diketahui 2 Diinterpretasikan sejauh mana menyangkut keseriusan kemungkinan
penyebab dan penting artinya. 3 Ditemukan dengan berbagai masalah
Tahap ini terdiri dari kepercayaan-kepercayaan menyangkut gejala-gejala atau penyakit dari anggota keluarga dan bagaimana menangani penyakit
tersebut Doherly dan Camphel, 1988 dikutip dari Friedman, 1998. Keluarga berfungsi sebagai titik tolak penilaian tingkah laku dan
memberikan definisi-definisi dasar sehat dan sakit, maka keluarga mempengaruhi persepsi-persepsi individu.
c. Tahap Mencari Perawatan d. Tahap mencari perawatan mulai ketika keluarga menyatakan bahwa anggota
keluarga yang sakit benar-benar sakit dan membutuhkan pertolongan. Keluarga mulai mencari informasi, penyembuhan, nasehat dan validitas
profesional dari keluarga lain, teman-teman, tetangga dan non profesional lainnya. Keputusan menyangkut apakah penyakit dari seorang anggota
keluarga harus ditangani di rumah atau disebuah klinik medis atau rumah sakit, cenderung dirundingkan di kalangan keluarga. Keluarga merupakan
Universitas Sumatera Utara
sumber informasi yang paling sering disebutkan dalam kaitannya dengan perawatan di rumah dan pengobatan sendiri.
e. Kontak keluarga dengan tahap sistem kesehatan Dimulai ketika melakukan kontak dengan lembaga kesehatan atau
profesional dibidang atau dengan praktisi sosial lokal dukun. Keluarga merupakan instrumen dalam membuat keputusan menyangkut dimana
penanganan harus diberikan dan oleh siapa, dalam fungsinya keluarga juga membuat keputusan bagi seorang anggota keluarganya untuk mendapat
pelayanan rujukan kesehatan yang lebih primer yaitu membuat keputusan- keputusan menyangkut pelayanan apa yang hendak digunakan, juga
ditentukan oleh ketersedian dan kemampuan akses perawatan kesehatan bagi keluarga. Jenis perawatan kesehatan yang dicari juga sangat berbeda
seperti tabib, akupuntur dan spesialis bedah Pratt, 1976 dikutip dari Friedman, 1998.
f. Respon akut tahap keluarga dan pasien Karena pasien menerima perawatan kesehatan dari praktisi, sudah tentu ia
menyerahkan beberapa hak prerogatifnya dan keputusannya serta diharapkan menerima peran sebagai pasien. Hal ini dicirikan oleh suatu ketergantungan pada
nasehat dari profesional di bidang kesehatan, keinginan untuk mentaati nasehat medis dan berupaya keras untuk sembuh, keluarga juga mengharapkan adanya
perubahan dalam diri anggota keluarga yang sakit dan mengharapkan agar dapat meneruskan tugas keluarga. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting
dalam menentukan perilaku peran pasien dari anggota keluarganya yang sakit, keluarga juga bersifat instrumental dalam memutuskan dimana penanganan harus
Universitas Sumatera Utara
diberikan di rumah sakit atau di rumah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh medis sering menimbulkan konflik dengan nilai-nilai keluarga sehingga menimbulkan
masalah pada medis. Tahap respons yang akut juga berkenaan dengan penyesuaian segera yang harus dilakukan oleh keluarga dengan anggota keluarga
yang sakit, diagnosa dan penaganan. Untuk penyakit yang lebih serius atau penyakit yang mengancam jiwa, krisis keluarga bisa terjadi dimana keluarga
mengalami kekacauan yaitu sebagai respon terhadap kekuatan stressor.
g. Tahap adaptasi penyakit dan pemulihan Keluarga mempunyai suatu peran yang bersifat mendukung selama masa
penyembuhan dan pemulihan pasien. Apabila dukungan semacam ini tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan atau pemulihan rehabilitasi sangat
berkurang. Tugas kesehatan keluarga menurut Balian dan Maglada 1978, yang dikutip
dari Effendi 2009 adalah : a. Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana kesehatan habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan
keluarga perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan yang akan terjadi, dan berapa
Universitas Sumatera Utara
basar perubahannya. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat 1. Keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2. Keluarga merasakan adanya masalah kesehatan 3. Membawa anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit terdekat atau
pos pelayanan kesehatan terdekat. c. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit. Ketika
memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Keadaan penyakit sifat, penyebaran, komplikasi, dan perawatannya 2. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
3. Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan 4. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga anggota keluarga yang
bertanggung jawab, sumber keuangan atau finansial, fasilitas fisik, psikososial.
5. Sikap keluarga terhadap penyakit d. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat. Ketika merujuk anggota
keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Keberadaan fasilitas keluarga 2. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
3. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan 4. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
Universitas Sumatera Utara
5. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh anggota keluarga Efendi, 2009.
2.7.1. Definisi pembedahan
Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Pembukaan tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan dan dilakukan tindakan perbaikan yang
akan diakhiri dengan penutupan dengan penjahitan luka Sjamsuhidayat, 2005. Pembedahan terdiri atas pembedahan mayor dan pembedahan minor,
pembedahan mayor melibatkan rekonstruksi atau perubahan yang luas pada bagian tubuh dan menimbulkan resiko yang tinggi bagi kesehatan. Sedangkan
pembedahan minor melibatkan perubahan yang kecil pada bagian tubuh, sering dilakukan untuk memperbaiki deformitas, mengandung resiko yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan prosedur mayor Potter Perry, 2006. Pembedahan merupakan peristiwa kompleks yang menegangkan.
Kebanyakan prosedur bedah dilakukan diruang operasi rumah sakit, meskipun beberapa prosedur lebih sederhana dan tidak membutuhkan hospitalisasi
dilakukan di klinik bedah dan unit bedah ambulatri Smeltzer Bare, 2002. Tindakan pembedahan juga dapat diartikan cabang dari kecenderungan medis
dengan gejala dan trauma yang memerlukan prosedur operasi, Mosby, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2 Klasifikasi Pembedahan
Pembedahan juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkat urgensi, dengan menggunakan istilah-istilah kedaruratan, urgensinya, diperlukan, elektif
dan pilihan.
TABEL II-1
Kategori pembedahan didasarkan pada urgensinya Klasifikasi
Indikasi untuk pembedahan
Contoh I. Kedaruratan-pasien
membutuhkan perhatian segera dan
gangguan mungkin mengancam jiwa
II. Urgen-Pasien membutuhkan
perhatian segera III. Diperlukan-pasien
harus menjalani
pembedahan IV. Elektif-pasien
dioperasi ketika diperlukan
V. Pilihan-keputusan terletak pada pasien
Tanpa ditunda
Dalam 24-30 jam
Direncanakandalam beberapa minggu atau
bulan Tidak dilakukan
pembedahan, tidak terlalu membahayakan
Pilihan pribadi Perdarahan hebat,
Obstruksi kandung kemih atau usus,
Fraktur tulang tengkorak, Luka tembak atau tusuk,
Luka bakar sangat luas
Infeksi kandung kemih akut, Batu ginjal atau batu
pada uretra
Hiperplasia prostat tanpa infeksi kandung kemih,
gangguan tiroid, katarak Perbaikan eskar Hernia
Sederhana Perbaikan
vaginal Bedah kosmetik
Smeltzer Bare, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kecemasan pada keluarga pasien operasi :
− Ringan − Sedang
− Berat − Panik
Suliswati dkk, 2005 Keluarga
Pasien operasi
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Keluarga Pada Pasien Operasi Di Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa Tahun 2011. Berdasarkan tinjauan teoritis maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Skema diatas menunjukkan pasien operasi dan keluarga dimana tentang kekhawatiran keluarga pada pasien yang dioperasi, keluarga mengalami
kecemasan pada pasien sebab keluarga takut dan gagal dalam keberhasilan tindakan yang dilakukan pada pasien operasi, sehingga keluarga mengalami
kecemasan pada pasien dengan tingkat kecemasan yang bervariasi, ringan, sedang, berat dan panik Suliswati dkk, 2005.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Defenisi Operasional
1 Tingkat Kecemasan Tingkat kecemasan yang dialami keluarga pasien operasi di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Langsa yang ditunjukkan dengan hasil pengukuran menggunakan skala pengukuran berupa kuesioner
dengan hasil ukur yang terdiri dari ringan, sedang, berat, dan panik. 2 Keluarga adalah seorang anggota keluarga yang bertanggung jawab
terhadap perawatan pasien termasuk ayah, anak, ibu, istri dan suami.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kecemasan keluarga pasien
suami, istri, anak, ayah dan ibu, diruang tunggu kamar bedah dalam menghadapi anggota keluarganya yang akan menjalani operasi.
4.2 Populasi dan Sampel