Pembahasan Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus Dan Potong Beku Pada Nodul Tunggal Tiroid

IV.2. Pembahasan

Dijumpai 17 kasus 33,3 kanker tiroid dengan sebaran usia terbanyak antara 21 tahun dan 60 tahun, dibandingkan kepustakaan tidak jauh berbeda, yakni usia 25 dan 55 tahun. Hasil ini juga hampir sama dengan penelitian Damanik R, yakni dijumpai 34,72 kanker tiroid dari 72 kasus yang diteliti dengan sebaran usia terbanyak antara 21 tahun dan 50 tahun Damanik R, 2003. Jenis kanker yang terbanyak adalah papiler yakni 58,8 dan folikuler 41,18, sedikit berbeda dengan kepustakaan dimana jenis papiler 80 dan folikuler 5-10 Lloyd RV, 1990. Pada pemeriksaan klinis, tanda ganas yang paling banyak dijumpai adalah nodul keras yakni 8 kasus dengan positif ganas pada blok parafin 5 kasus 29,4. Hasil ini tidak berbeda jauh dari penelitian Luthfi H. yakni 29,3 dan Damanik R yakni 48 Hamzah L, 1996; Damanik R, 2003. Hasil pemeriksaan klinis dibandingkan dengan blok parafin dengan tabel 2x2 didapat sensitivitas 41,2, spesifitas 94,1, nilai prediksi positif 77,8, nilai prediksi negatif 76,2 dan akurasi 76,5. Hasil penelitian sedikit lebih rendah dari hasil penelitian Damanik R. yaitu sensitivitas 52, spesifitas 95,7, akurasi 80,5 dan Okamoto dkk yaitu sensitivitas 63, spesifitas 98, hasil penelitian lebih rendah dapat dihubungkan jumlah kasus yang sedikit, adanya dijumpai kasus infeksi tiroid dan pengalaman pemeriksa peneliti. Pada analisa regresi logistik dengan variabel klinis dan blok parafin pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan yang paling Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008 lemah dengan probabilitas ganas 76 p0,05, hasil ini sedikit lebih tinggi dari kepustakaan yakni 71 Damanik R, 2003. Pemeriksaan bajah merupakan pemeriksaan yang mempunyai akurasi cukup tinggi dibandingkan klinis dan USG 73,6, pada penelitian ini didapat sensitivitas 41,2, spesifitas 100, nilai prediksi positif 100, nilai prediksi negatif 77,3 dan akurasi 80,4. Dengan analisa regresi logistik didapat probabilitas ganas 77 p 0,05. Dibandingkan pada kepustakaan didapat sensitivitas 93, spesifitas 95,1, nilai prediksi positif 88,9, nilai prediksi negatif 96,5, akurasi 79,6 – 92 Cetin B, 2004; Damanik R., 2003. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh pemeriksa, dimana pengambilan aspirat sitologi yang tidak tepat, dan tentunya pengalaman dan kejelian ahli patologi sangat berpengaruh dalam pemeriksaan ini. Hal ini juga terlihat masih tingginya negatif semu 19,6. Nilai sensitivitas dan akurasi dari pemeriksaan klinis dan bajah masih lebih rendah dibandingkan kepustakaan. Pemeriksaan potong beku didapat hasil sensitivitas 88,2, spesifitas 100, nilai prediksi positif 100, nilai prediksi negatif 94,4 dan akurasi 96,1. Dengan analisa regresi logistik didapat probabilitas ganas pemeriksaan ini 94,3 p 0,05. Pada penelitian Damanik R, sensitivitas 76, spesifitas 100, nilai prediksi positif 100, nilai prediksi negatif 88,7, akurasi 91,7, sedangkan Samuel P. Bugis dkk, sensitivitas 64, spesifitas 100, nilai prediksi positif 100, nilai prediksi negatif 95, akurasi 95. Sensitivitas potong beku pada penelitian ini Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008 cukup baik bila dibandingkan dengan klinis dan bajah, tapi belum ideal sebagai pemeriksaan intraoperatif yang ditetapkan Association of Directors of Anatomic and Surgical Pathology dimana angka kesalahan tidak melebihi 3, sedangkan pada penelitian ini dijumpai hasil negatif semu 4 dan pada penelitian Damanik R. didapat hasil negatif semu 8,3 Bugis PS, 1986; Damanik R., 2003. Analisa regresi logistik multivariat dengan pemeriksaan klinis + dan bajah + didapat probabilias 81,9. Pemeriksaan klinis + dan potong beku FS + didapat probabilitas 96,9. Pemeriksaan bajah + dan potong beku FS + didapat probabilias 94,3. Sedangkan bila pemeriksaan klinis +, pemeriksaan bajah + dan potong beku FS + didapat nilai probabilitas mencapai 97,1. Walaupun tidak berbeda jauh kombinasi ini masih lebih tinggi dari kombinasi pemeriksaan klinis, USG dan bajah dari penelitian Damanik R 2003 dengan probabilitas 95,19. Bila data-data pasien lengkap dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan tertera pada lampiran 3 ditampilkan dalam tabel 2x2 berikut Tabel 12. Tabel 12 : Hasil Pemeriksaan Klinis, Bajah dan Potong Beku Menurut Blok Parafin Blok Parafin Baku Emas P.Klinis Bajah FNAB P. Beku FS Ganas Jinak Jumlah • Ganas • Jinak 4 1 32 4 33 Jumlah 5 32 37 x 2 = 21,006 p = 0,000 Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008 Akan diperoleh nilai sensitivitas 80, spesifitas 100 , nilai prediksi positif 100 , nilai prediksi negatif 96,9 dan akurasi 97,3. Dari data ini terlihat bahwa nilai sensitivitasnya 80 lebih rendah dari potong beku yaitu 88,2 dan nilai akurasinya tidak berbeda jauh Tabel 10. Jadi untuk kepentingan klinis praktis cukup dengan pemeriksaan potong beku FS untuk sikap terhadap nodul tunggal tiroid jika tersedia fasilitas. Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan