nodul tunggal tiroid dengan pemeriksaan histopatologis sebagai baku emas.
I.2. Perumusan Masalah
Pemeriksaan klinis dan sitologi aspirasi jarum halus preoperatif serta potong beku intraoperatif merupakan beberapa prosedur diagnostik
untuk menegakkan diagnosa pada nodul tiroid secara rutin telah dikerjakan di banyak rumah sakit. Sepanjang pengetahuan kami belum
ada kajian membandingkan langsung antara uji diagnostik ini dengan pemeriksaan histopatologi blok parafin sebagai baku emas di RS Haji
Adam Malik Medan.
I.3. Tujuan Penelitian I.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui ketepatan pemeriksaan klinis, bajah dan potong beku pada nodul tunggal tiroid.
I.3.2. Tujuan Khusus
Menentukan pemeriksaan preoperatif yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi kasus bedah dan menilai ketepatan dari pemeriksaan
klinis, sitologi bajah preoperatif dan potong beku intraoperatif pada nodul
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
tunggal tiroid secara multivariat dan pelaksanaan biopsi aspirasi dapat dilakukan di poliklinik bedah onkologi RSUP Haji Adam Malik Medan
I.4. Hipotesa
Pemeriksaan kombinasi klinis, bajah dan potong beku akan meningkatkan akurasi diagnostik preoperatif dan intraoperatif pada nodul
tiroid.
I.5. Kontribusi Penelitian
– Pemeriksaan preoperatif dapat digunakan untuk seleksi kasus bedah dan medikal.
– Pemeriksaan kombinasi klinis, bajah dan intraoperatif potong beku bila memberikan akurasi yang tinggi dapat dijadikan standard dalam
penanganan nodul tiroid.
– Diharapkan nantinya peneliti dan seluruh residen bedah yang stase dan bertugas di poli bedah
onkologi dapat dan mampu melakukan tindakan aspirasi biopsi jarum halus sampai pada pembuatan
preparat sitologi biopsi aspirasi.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Thyroidea Yunani thyreos
, pelindung suatu kelenjar endokrin sangat vaskular, merah kecoklatan yang terdiri dari lobus dextra dan
sinistra yang dihubungkan oleh isthmus pada garis tengah. Tiap lobus mencapai superior sejauh linea oblique cartilago thyroidea, isthmus
terletak diatas cincin trachea kedua dan ketiga, sedangkan bagian terbawah lobus biasanya terletak diatas cincin trakhea keempat atau
kelima. Kelenjar ini dibungkus oleh selubung yang berasal dari lapisan pretrakhealis fascia cervicalis profunda. Beratnya sekitar 25 gram.
Biasanya membesar secara fisiologis pada masa pubertas, menstruasi, dan kehamilan Suen C. Kenneth, 2002; Gharib H, 1993.
Struktur sekitar lobus tiroid, bagian anterolateral dibatasi oleh m. sternocleidomastoideus, venter superior m. omohyoideus dan tepi anterior
m. sternocleidomastoideus, bagian posterolateral dibatasi oleh vagina karotika yang berisi a. carotis communis, v. jugularis interna dan n. vagus.
Bagian medial dibatasi oleh larynx, trachea, n. constriktor pharingis inferior, dan oesophagus. Tepi posterior lobus berhubungan dengan
glandula parathyroidea inferior dan superior dan anastomosis antara a. thyroidea superior dan inferior Suen C. Kenneth, 2002; Gharib H, 1993.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 1. Anterior View. Anatomi R. Colli dengan Glandula Thyroid
Normal dan Organ Di Sekitarnya dikutip dari Atlas Antomi Manusia, Sobotta, Jilid I, Edisi 21
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2. Posterior View. Anatomi R. Colli dengan Glandula Thyroid Normal dan Organ Di Sekitarnya dikutip dari Everet, DS, An
Atlas of Surgical Oncology, 2000
Prevalensi nodul tiroid meningkat secara linier dengan bertambahnya usia, ekspos dengan radiasi pengion dan defisiensi iodium.
Secara keseluruhan nodul tiroid lebih sering terdapat pada wanita dibanding pria. Studi Framingham pada kelompok usia 30-59 tahun,
mendapatkan angka prevalensi nodul tiroid sebesar 6,4 pada wanita dan 1,5 pada pria. Pada studi rumah sakit, penelitian menunjukkan
bahwa nodul tiroid menempati lebih dari 50 dari seluruh kasus tiroid. Di Amerika Serikat frekwensi kanker tiroid 1 dari seluruh keganasan yang
dijumpai pada manusia dengan insiden 16.100 kasus pada tahun 1997.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Distribusi penyakit 70 pada wanita, estimasi angka kematian pertahun 1.200 penderita Damanik R, 2003; Subekti I, 2005; Firat M, 2002.
Beberapa klasifikasi histopatologi tumor tiroid diajukan, namun tidak satupun yang lengkap dan memuaskan. Bagian Patologi Anatomi FK UI
RSUPN Cipto Mangunkusumo mengadaptasi klasifikasi yang diajukan oleh WHO 1988 dan Armed Forces Institute of Pathology AFIP 1990
Damanik R, 2003. 1. Klasifikasi WHO 1988 :
a. Epithelial tumors 1 Follicular carcinoma
2 Papillary carcinoma 3 Medullary carcinoma C-cell carcinoma
4 Undifferentiated anaplastic carcinoma 5 Others
b. Non-epithelial tumors c. Malignant lymphomas
d. Miscellaneous tumors 2. Klasifikasi AFIP 1990 :
a. Epithelial tumors 1 Tumor of follicular cells
a Defferentiated b Follicular carcinoma
c Papillary carcinoma : Conventional and Variants d Poorly differentiated, Insular ca, Others
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
e Undifferentiated anaplastic carcinoma 2 Tumors of C and related neuroendocrine
Cells : Medullary carcinoma, Others b. Non-epithelial tumors : Sarcomas
c. Malignant lymphomas d. Miscellaneous tumors
Prevalensi karsinoma tiroid berdasarkan histopatologi : Papiler 80, Folikuler 5-10, Meduler 5-10 dan Anaplastik 5-10 Damanik R,
2003. Stadium klinik tergantung hasil pemeriksaan inspeksi dan palpasi
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe regional. Pencitraan digunakan sebagai alat pemeriksaan tambahan dalam menentukan metastasis jauh.
Sedangkan usia kurang atau lebih dari 45 tahun sangat menentukan stadium klinik khususnya jenis papiler dan folikuler Damanik R, 2003.
Lihat lampiran 1. Pembesaran kelenjar tiroid dalam penatalaksanaan diagnosa yang
lazim digunakan adalah pemeriksaan klinis, laboratorium, USG, scanning, MRI, CT-scan dan bajah sebagai pemeriksaan preoperatif. Sedangkan
pemeriksaan intraoperatif dilakukan pemeriksaan potong beku. Pada pemeriksaan klinis tidak dijumpai tanda-tanda khas kanker tiroid, kecuali
bila telah dijumpai adanya infiltrasi jaringan sekitar dan adanya pembesaran kelenjar getah bening ipsilateral menyertai pembesaran tiroid
Damanik R, 2003.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pemeriksaan klinis yang memberikan kecurigaan keganasan tiroid seperti tabel berikut :
Tabel II : Tanda-tanda Keganasan Tiroid
Damanik R, 2003
Sangat Curiga Kecurigaan Menengah
Nodul padat keras Nodul 4 cm dan sebagian
dengan gambaran kistik pada USG • Nodul cepat membesar
• Nodul terfiksasi jaringan sekitarnya • Paralise
pita suara
• Pembesaran kgb
regional • Metastase tulang atau paru
• Riwayat keluarga dengan neoplasma endokrin multipel.
• Usia 20 tahun 60 tahun • Laki-laki dengan nodul soliter
• Riwayat radiasi leher
Pada penelitian terdahulu oleh Luthfi H, lokasi isthmus merupakan salah satu tanda ganas klinis, tetapi pada penelitian kepustakaan luar
lokasi tidak merupakan salah satu tanda ganas signifikan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai satu tanda sangat curiga, akurasinya mencapai
71, bila dijumpai dua atau lebih tanda sangat curiga ketepatan diagnosa dapat mencapai 100 sedangkan pada kecurigaan menengah hanya
14 pada hasil pemeriksaan histopatologi. Penelitian yang dilakukan Hamzah L di Sub bagian Bedah Onkologi HNB Bagian Bedah FKUI,
didapat ketepatan diagnosa pemeriksaan klinis 82 dengan tanda-tanda fisik batas nodul tidak tegas, pembesaran kgb regional, nodul konsistensi
keras, nodul di isthmus dan permukaan berbenjol-benjol Damanik R, 2003.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sebagian besar tumor ganas kelenjar tiroid berasal dari epitel kelenjar dan karsinoma. Nodul yang pertumbuhannya cepat mencurigakan
keganasan dan sering nodul tiroid yang tumbuh agresif tersebut pengobatannya sukar dan mortalitasnya cukup tinggi. Karsinoma tiroid
dapat menyebabkan kematian 10 pada yang berdiferensiasi baik, 50 pada yang berdiferensiasi buruk dan 100 pada anaplastik Belfiore A,
2002; Caraci P, 2002; Wijayahadi Y, 2000. Pada anamnesis awal, umumnya kita berusaha untuk menentukan
apakah nodul tiroid tersebut toksis atau nontoksis. Keluhan-keluhan toksis antara lain berdebar, berkeringat banyak, cepat lelah, berat badan turun,
sering buang air besar, sulit tidur dan rambut rontok. Sedangkan pasien dengan nodul tiroid nontoksis, baik yang jinak maupun yang ganas, tidak
mempunyai keluhan lain kecuali datang berobat karena keluhan kosmetik atau kekhawatiran akan timbulnya keganasan. Sebagian besar keganasan
tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali keganasan jenis anaplastik sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu.
Sebagian kecil pasien, khususnya dengan nodul tiroid yang besar, mengeluh adanya gejala penekanan esophagus dan trakhea. Biasanya
nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri, kecuali timbul perdarahan ke dalam nodul atau bila kelainannya adalah tiroiditis akut subakut. Keluhan lain
pada keganasan yang mungkin ada ialah suara serak Subekti I, 2005. Evaluasi pasien dengan massa di leher harus selalu dimulai
dengan riwayat penyakit, diikuti dengan pemeriksaan kepala dan leher secara komplit Subekti I, 2005.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pemeriksaan fisik diarahkan pada kemungkinan adanya keganasan tiroid. Pertumbuhan nodul yang cepat merupakan salah satu tanda
keganasan tiroid, terutama jenis tiroid yang tidak berdiferensiasi. Tanda lainnya ialah konsistensi nodul keras dan melekat ke jaringan sekitarnya,
serta terdapat pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher. Dalam menghadapi pasien dengan nodul tiroid, langkah pertama yang dianjurkan
ialah menentukan status fungsi tiroid dengan memeriksa kadar TSH sensitif dan T4 bebas. Pada keganasan tiroid, umumnya fungsi tiroid
normal. Tetapi perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid baik hiper hipotiroid tidak dengan sendirinya menghilangkan kemungkinan
keganasan, meskipun memang kecil Subekti I, 2005; Firat M, 2002. Pencitraan nodul tiroid tidak dapat menentukan jinak atau ganas,
tetapi dapat membantu mengarahkan dugaan nodul tiroid tersebut cenderung ganas atau jinak. Modalitas pencitraan yang sering digunakan
pada nodul tiroid adalah Sidik scanning tiroid dan USG Subekti I, 2005. Pada pasien eutiroid dengan nodul tiroid, bajah harus dilakukan
pertama sekali Lampiran 2. Bajah merupakan prosedur diagnostik yang sederhana, murah, aman, tidak mahal dan mempunyai akurasi yang tinggi
bila dilakukan oleh ahli patologi yang berpengalaman. Bajah tiroid sekarang sangat populer dan dilakukan di seluruh dunia dan dapat
diterima di hampir seluruh institusi yang menangani keganasan pada tiroid. Terbukti sangat ekonomis dan merupakan prosedur diagnostik
terpercaya untuk menentukan nodul tiroid yang memerlukan eksisi bedah
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
dan nodul tiroid yang dapat diobati secara konservatif. Damanik R, 2003; Welker J. Mary, 2003; Kaplan LE, 1999.
Bajah untuk evaluasi sitologi kanker tiroid pada mulanya digunakan oleh Martin dan Ellis di
New York Memorial Hospital for Cancer and Allied Disease
pada tahun 1930. Namun prosedur diagnosis ini kemudian ditemukan nilai terbatas, dan kemudian dihentikan. Bajah tiroid kemudian
tidak dikembangkan lagi di United States US selama 50 tahun hingga awal tahun 1980-an saat nilai diagnostik didemonstrasikan dengan
sungguh-sungguh oleh ahli-ahli dari Skandinavia. Pada tahun 1974 berdasarkan laporan Crockford dan Bain dan tahun 1979 tulisan Miller dan
Hamburger pertama kali dipublikasikan di Amerika Utara yang membuktikan tentang nilai bajah tiroid Nguyen KG, 2005.
Diagnosa sitopatologi oleh beberapa sentra pendidikan kedokteran di Indonesia menggunakan
The manual and atlas of fine needle aspiration cytology
Orell et al., 1988, kriteria Cytology of non gynecological sites
WHO, 1977 dan Guides to Clinical Aspiration Biopsy Thyroid
Sudha R. K, 1987 dalam penilaian sitopatologi tiroid Damanik R, 2003.
Bila bajah dikerjakan dengan baik akan menghasilkan nilai negatif palsu kurang dari 5 dan angka positif palsu hampir mendekati 1. Hasil
bajah dibagi 4 kategori, yaitu : jinak, mencurigakan termasuk adenoma folikuler, Hurthle dan gambaran sugestif tapi tidak konklusif karsinoma
papilare tiroid, ganas termasuk carcinoma papilare, anaplastik dan metastasis dan tidak adekuat. Keterbatasan bajah ialah tidak mampu
membedakan neoplasma sel folikuler dan sel Hurthle adalah jinak atau
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
ganas, karena keduanya mirip. Keduanya bisa dibedakan dari ada atau tidak invasi kapsul atau invasi vaskular pada pemeriksaan histopatologis
sediaan dari operasi Subekti I, 2005. Prosedur terakhir menganjurkan sistim pelaporan hasil sitologi tiroid
dibuat sama seperti sistim pada sitologi payudara. Ada lima kategori sitologi tiroid ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel III. Klasifikasi dari FNA Cytology Kategori FNAC
Sitologi
THY1 Bahan tidak cukup
Insufficient material THY2
Jinak tiroid nodul Benign nodular goitre
THY3 Curiga suatu tumor neoplasma folikular
Suspicious of neoplasm follicular THY4
Curiga keganasan papilari medulari limfoma Suspicious of malignancy papillary medullary
lymphoma
THY5 Positif ganas
Definite malignancy Lennard TWJ, 2006
Penelitian pada 309 kasus nodul tiroid pada tahun 1979-1984 di East Carolina University School of Medicine, North Carolina, didapat
sensitivitas bajah 93, spesifitas 95,1, nilai prediksi positif 88,9 dan nilai prediksi negatif 96,5. Penelitian yang dilakukan Tjahjono 1985-1992
di Semarang didapat nilai sensitivitas 85,89; spesifitas 89,69 dan akurasi 87,3 Damanik R, 2003.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kontraindikasi utama bajah adalah perdarahan diathesis, dimana bila terdapat hematom yang luas di tempat biopsi dapat menyebabkan
kompresi pada trakhea dan respiratori distres. Hematom subkutan pada daerah biopsi, trakhea yang tertusuk tanpa disengaja dan infeksi lokal
merupakan komplikasi yang jarang terjadi Welker J. Mary, 2003. Pemeriksaan potong beku merupakan pemeriksaan yang telah
lama digunakan dalam penanganan kasus tumor. Pemeriksaan ini secara umum digunakan untuk diagnosa cepat, eveluasi ekstensi tumor dan
batas bebas tumor, mendapatkan jaringan yang cukup dan identifikasi jaringan. Dengan cara ini diharapkan dapat membedakan jinak atau ganas
waktu operasi berlangsung, dan sekaligus untuk menentukan tindakan operasi defenitif. Alat yang digunakan saat ini berupa
cryostats , berupa
wadah tertutup yang berisi bar
-plate untuk jaringan yang dibekukan dan mikrotom yang dapat dimanipulasi dari luar
cryostats Damanik R, 2003;
Ramli M, 2005. Pemeriksaan potong beku mempunyai keterbatasan dalam
menentukan adenoma folikuler atau karsinoma folikuler seperti halnya pemeriksaan bajah, oleh karena tidak dapat memberikan informasi invasi
pembuluh darah atau invasi kapsul Damanik R, 2003. Evaluasi pemeriksaan potong beku pada nodul tiroid pada tahun
1980-1984 di RS. St. Joseph’s, Ontario, Canada didapat sensitivitas 69, spesifitas 100, nilai prediksi positif 100, nilai prediksi negatif 95 dan
akurasi 95 Damanik R, 2003.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
RS. Sendai City, Miyagi, Jepang melakukan pemeriksaan potong beku pada kasus tertentu saja, oleh karena mahal dan proses
pemeriksaan makan waktu. Pemeriksaan ini dapat digantikan pemeriksaan sitologi preoperatif bajah dengan akurasi tinggi. Pada nodul
tiroid, indikasi pemeriksaan potong beku adalah pada hasil sitologi sugesti ganas dan mencegah tindakan operasi ekstensif yang tidak perlu seperti
pada penyakit Graves dengan lesi noduler, adenomatosa dengan kalsifikasi, tiroiditis Hashimoto dengan lesi noduler, neoplasma folikuler,
karsinoma folikuler varian papiler, ektopik tiroid dan kelenjar limfe metastase Damanik R, 2003.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di sub bagian Bedah Onkologi FK USU RSUP H. Adam Malik dan bagian Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan.
Waktu penelitian ini adalah selama 8 bulan, periode 1 Mei 2007 sampai dengan 31 Desember 2007.
III.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan desain penelitiannya Cross Sectional Study
dan bersifat analitik, dengan melakukan pemeriksaan preoperatif sekaligus klinis dan bajah serta intraoperatif
potong beku pada nodul tunggal tiroid palpabel dan pemeriksaan blok parafin pasca bedah sebagai pemeriksaan baku emas.
III.3. Objek Penelitian
III.3.1. Populasi
Objek penelitian adalah seluruh penderita dengan keluhan nodul tunggal tiroid palpabel dengan kecurigaan lesi jinak dan ganas yang
dilakukan pemeriksaan klinis, sitologi bajah preoperatif dan pemeriksaan potong beku intra operatif serta blok parafin pasca bedah.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
III.3.2. Kriteria Inklusi
1. Penderita dengan nodul tunggal tiroid. 2. Penderita dengan T
3
, T
4
, TSH normal non toxic
III.3.3. Kriteria Eksklusi
Penderita dengan nodul tiroid toxic.
III.3.4. Variabel yang diukur III.3.4.1. Variabel Dependen
Pemeriksaan histopatologi blok parafin sebagai pemeriksaan definitif baku emas, dengan hasil ganas dan jinak dilakukan oleh ahli
patologi anatomi.
III.3.4.2. Variabel Independen
Pemeriksaan klinis, bajah preoperatif dan pemeriksaan potong beku intraoperatif.
III.4. Defenisi Operasional
1. Penderita nodul tunggal tiroid adalah penderita yang secara klinis pada pemeriksaan menunjukkan nodul tunggal tiroid.
2. Pemeriksaan klinis. Meliputi anamnesa, inspeksi dan palpasi nodul tunggal tiroid palpabel.
a.
Kelompok Ganas :
Bila dijumpai satu atau lebih tanda klinis ganas seperti :
nodul padat keras, nodul terfiksasi jaringan sekitarnya, paralise pita suara perubahan suara, pembesaran kelenjar getah
bening regional dan dijumpai adanya metastase tulang atau paru .
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
b.
Kelompok Jinak :
Bila dijumpai tanda klinis lainnya selain diatas. Pemeriksaan ini dilakukan oleh chief residen, bersama peneliti dan
ataupun dokter spesialis konsultan Bedah Onkologi 3. Pemeriksaan Sitologi Aspirasi Biopsi Bajah
Melakukan pengambilan aspirat dengan menggunakan jarum G22- G24, secara pasif dan aktif menggunakan tabung syringe 10 cc.
Dilakukan hapusan basah dan kering dengan menggunakan fiksasi alkohol 95. Pewarnaan sediaan basah dengan Papanicolaou
sedangkan sediaan kering dengan Giemsa. Hasil pemeriksaan sitopatologi menurut sistim kategori
FNA Cytology adalah bahan tidak
cukup, jinak, curiga suatu neoplasma inkonklusif, curiga suatu keganasan, dan positif ganas. Dengan menggunakan sistim di atas
, pada analisa statistik dengan skala dikotom pada penelitian ini, positif
jinak yaitu THY
2
Jinak tiroid nodul dan THY
3
Curiga suatu neoplasma folikular
, sedangkan positif ganas yaitu THY
4
Curiga suatu malignansi keganasan
dan THY
5
Positif ganas . Pengambilan
aspirat dan pembuatan prefarat dilakukan oleh peneliti dibantu oleh ahli patologi anatomi dan penilaian sitopatologi oleh ahli patologi
anatomi. a.
Kelompok Jinak : THY
2
dan THY
3
. b.
Kelompok Ganas
: THY
4
dan THY
5
. 4. Pemeriksaan Intraoperatif Potong Beku
Pemeriksaan jaringan tiroid dapat berupa lobektomi, isthmulobektomi,
near total thyroidektomi dan
total thyroidektomi .
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Dilakukan pemeriksaan intraoperatif oleh ahli patologi dengan menggunakan
cryostat tertutup dengan
bar-plate pembeku jaringan
dan mikrotom yang dapat dimanipulasi dari luar. Hasil pemeriksaan adalah ganas, jinak dan inkonklusif termasuk disini lesi folikuler. Pada
analisa statistik hasil positif adalah lesi ganas dan negatif adalah lesi jinak dan inkonklusif.
a. Kelompok Jinak
: Cyst, Hypoplasia aplasia Thyroid, Hyperplasia
Thyroid, Thyroiditis, Goiter Struma, Atypical Adenoma, Teratoma. b.
Kelompok Ganas :
Papillary Carcinoma, Folliculary Carcinoma, Lymphoma, Metastatic Cancer.
III.5. Pelaksanaan Penelitian
Setiap obyek penelitian dilakukan pemeriksaan klinis, bajah, potong beku dan blok parafin sebagai pemeriksaan baku emas, kemudian hasil
pemeriksaan dimasukkan ke dalam formulir penelitian.
III.6. Pengolahan Dan Analisa Data
1. Uji diagnostic dengan table 2x2, variabel prediktor pemeriksaan klinis, bajah dan potong beku sedangkan variabel efek baku emas
pemeriksaan blok parafin dengan skala dikotom jinak dan ganas untuk menentukan sensitivitas, spesifitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi
negatif.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel IV. Rencana Tabulasi Data Tabel 2x2
Baku Emas Positif
Negatif Jumlah
Positif a
b a + b
Negatif c
d c + d
Uji Diagnostik
Jumlah a + c
b + d a + b + c + d
Dari data tersebut didapatkan :
Sensitivitas = a : a + c = …
Spesifitas = d : b + d = …
Nilai Prediksi Positif = a : a + b = ... Nilai Prediksi Negatif = d : c + d = ...
Akurasi = a+d : a+b+c+d =.... Damanik R., 2003
2. Analisa data dengan regresi logistik multipel SPSS Window 10.0 untuk
memberikan angka probabilitas diagnostik secara bivariat dan multivariat.
Probabilitas Ganas Pr = 1 1 + e
-F
e : 2,71828283
F : Bo + Bi
Bo : Koef. Persamaan logistik. Reg.
nilai Constant
Bi : Koef. Persamaan logistik
Reg. variabel bebas terhadap perubahan variabel tergantung
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Damanik R., 2003
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
III.7. Kerangka Konsep Penelitian
PENDERITA DENGAN NODUL TUNGGAL TIROID
Jinak
Ganas Jinak
Durante operasi
Potong Beku
Post operasi
Blok Parafin PA
Ganas Jinak
Pemeriksaan Klinis Ganas
Ganas Jinak
Pre operasi
Aspirasi Jarum Halus
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Penelitian
Pada penelitian ini terdapat 51 penderita nodul tiroid yang memenuhi kriteria. Usia termuda 12 tahun dan tertua 70 tahun dengan
rerata usia 41,75 ± 14,23 tahun Tabel 1. Dari 51 kasus penelitian tersebut dijumpai 17 kasus 33,3 kanker tiroid dengan distribusi usia
pada tabel 2.
Tabel 1 : Distribusi Menurut Umur dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Umur Tahun
Perempuan Laki-Laki
Jumlah Persentase
10 – 20 21 – 30
31 – 40 41 – 50
51 – 60 61 – 70
4 8
6 12
11 5
1 1
2
1 5
9 8
12 12
5 9,8
17,7 15,7
23,5 23,5
9,8 Jumlah 46
5 51 100,0
x
= 41,75 SD = 14,23 t = 0,966 p = 0,381
Dari hasil uji t t-test rerata umur pasien menurut jenis kelamin perempuan dan laki-laki tidak menunjukkan perbedaan rerata umur.
Dimana nilai t = 0,966 dan p ≥ 0,05.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 2 : Distribusi Umur Menurut Nodul
Nodul Umur
Tahun Ganas Jinak
Jumlah
10-20 21-30
31-40 41-50
51-60 61-70
2 5
3 2
3 2
3 4
5 10
9 3
5 9
8 12
12 5
Jumlah 17 33,3 34 66,7 51 100
x
= 41,75 SD = 14,23 t = 0,992 p = 0,330
Dari hasil uji t t-test rerata umur pasien menurut nodul ganas dan jinak
tidak menunjukkan perbedaan rerata umur. Dimana nilai t = 0,992 dan p ≥
0,05.
Tabel 3 : Distribusi Jenis Kelamin Menurut Nodul
Nodul Jenis
Kelamin Ganas
Jinak Jumlah
Laki-laki Perempuan
3 5,8 14 27,5
2 3,9 32 62,8
5 9,7 46 90,3
Jumlah 17 33,3 34 66,7 51 100
x
2
= 0,693 p =0,405
Dijumpai kasus kanker tiroid pada perempuan ada 14 kasus
27,3 dan pada laki-laki 3 kasus 5,8. Hasil uji x
2
menunjukkan
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
bahwa tidak ada hubungan antara keganasan nodul terhadap jenis kelamin. Dimana x
2
= 0,693 dan p ≥ 0,05.
Tabel 4 : Tumor Ganas Tiroid Berdasarkan Jenis Histopatologi
Jenis Jumlah Persentase
• Papiler • Folikuler
10 7
58,8 41,2
Jumlah 17 100,0
Dijumpai 10 kasus 58,82 kanker tiroid jenis papiler dan 7 kasus 41,18 jenis folikuler.
Tabel 5 : Distribusi Variasi Gambaran Klinis
Gambaran Klinis Kasus
Persentase
I. Ganas
1 NK 2 NK + P
3 NK + P +PPS 4 NK + PPS
5 NK + PGB 6 PGB + PPS
II. Jinak 9
3 33,3 2 22,2
1 11,1 1 11,1
1 11,1 1 11,1
42 17,6
82,4 Jumlah
51 100,0
Ket: NK = Nodul Keras, P = Perlengketan, KGB = Kelenjar Getah Bening, PPS = Paralise Pita Suara
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Hasil pemeriksaan klinis ganas dijumpai 9 kasus 17,6 dan jinak 42 kasus 82,4 dari 51 kasus penelitian. Variasi hanya nodul keras dan
nodul keras + perlengketan dijumpai paling banyak dari 9 kasus ganas pada pemeriksaan klinis masing-masing 3 kasus 33,3 dan 2 kasus
22,2.
Tabel 6 : Hasil Variabel Tanda Ganas Pada Pemeriksaan Klinis Tanda Ganas
Kasus Positif Ganas
• Nodul ganas
• Perlengketan • Kelenjar getah bening
• Paralise pita suara • Metastase
8 3
2 3
- 517 29,4
217 11,8 217 11,8
317 17,6
Tanda klinis ganas nodul keras ditemukan paling banyak dari tanda klinis ganas lainnya yaitu 8 kasus dengan persentase positif ganas 29,4
dibandingkan 17 kasus positif ganas pada pemeriksaan blok parafin.
Tabel 7 : Hasil Pemeriksaan Klinis Menurut Blok Parafin Blok Parafin Baku Emas
P. Klinis Ganas
Jinak Jumlah
• Ganas • Jinak
7 10
2 32
9 42
Jumlah 17 34
51
x
2
= 7,438 p = 0,006
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sensitivitas 41,2, spesifitas 94,1, nilai prediksi positif 77,8, nilai prediksi negatif 76,25, nilai negatif semu 19,6 dan akurasi 76,5.
Hasil uji x
2
menunjukkan nilai 7,438 dan p ≤ 0,05 berarti ada hubungan
antara hasil pemeriksaan klinis terhadap hasil blok parafin.
Tabel 8 : Distribusi Hasil Sitologi BajahFNAB menurut Sistem
Klasifikasi FNA Cytology FNA Cytology System
THY
1
– THY
5
Ganas Jinak Jumlah
Persentase
THY
1
THY
2
THY
3
THY
4
THY
5
3 4
39 5
39 5
3 4
0,0 76,5
9,8 5,9
7,8 Jumlah
7 13,7 44 86,3 51
100
Dijumpai hasil jinak THY
2
dan THY
3
44 kasus 86,3 dengan paling banyak THY
2
39 kasus 76,5 dan hasil ganas THY
4
dan THY
5
7 kasus 13,7 dengan jumlah THY
4
3 kasus 5,9 dan THY
5
4 kasus 7,8.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 9 : Hasil Pemeriksaan Bajah FNAB Menurut Blok Parafin Blok Parafin Baku Emas
Bajah FNAB Ganas
Jinak Jumlah
• Ganas • Jinak
7 10
34 7
44 Jumlah 17
34 51
x
2
= 12,936 p = 0.000
Sensitivitas 41,2, spesifitas 100, nilai prediksi positif 100, nilai
prediksi negatif 77,3, nilai negatif semu 19,6 dan akurasi 80,4. Hasil uji x
2
menunjukkan nilai 12,936 dan p ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara
antara hasil bajah FNAB terhadap hasil blok parafin.
Tabel 10 : Hasil Pemeriksaan Potong Beku FS Menurut Blok Parafin Blok Parafin Baku Emas
P. Beku FS Ganas
Jinak Jumlah
• Ganas • Jinak
15 2
34 15
36 Jumlah 17
34 51
x
2
= 38,356 p = 0,000
Sensitivitas 88,2, spesifitas 100, nilai prediksi positif 100,nilai prediksi negatif 94,4, nilai negatif semu 4 dan akurasi 96,1. Hasil uji
x
2
menunjukkan hasil 38,356 dan p ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara
hasil potong beku FS terhadap hasil blok parafin.
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 11 : Hasil Probabilitas Ganas dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik
Jenis Pemeriksaan Probabilitas
- PK vs Blok Parafin - FNAB vs Blok Parafin
- FS vs Blok Parafin
- PK + FNAB vs Blok Parafin - PK + FS vs Blok Parafin
- FNAB + FS vs Blok Parafin
- PK + FNAB + FS vs Blok Parafin 76,0
77,0 94,3
81,9 96,9
94,3
97,1
p 0,05 Keterangan : PK : Pemeriksaan Klinis, FNAB : Bajah, FS : Potong Beku
Pemeriksaan klinis memberikan probabilitas ganas yang paling rendah yaitu 76,0 , sedangkan kombinasi P.Klinis, Bajah FNAB dan Potong
Beku FS memberikan probabilitas ganas yang paling tinggi 97,1 .
Syahfreadi : Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus dan Potong Beku Pada Nodul..., 2008 USU e-Repository © 2008
IV.2. Pembahasan