ditentukan oleh kualitas hasil yang dipersembahkan pada masyarakat, yaitu sampai seberapa jauh hasil-hasilnya dapat sesuai dengan standarisasi yang dinginkan oleh
masyarakat. Standarisasi ini biasanya memiliki ciri-ciri, semisal sampai seberapa jauh sebenarnya kepuasan dari pada masyarakat dalam memeproleh akses kesempatan
pemerataan Pendidikan Menegah Kejuruan. Oleh sebab itu, sifat pelayanan publik tidak dilihat dari ratio output terhadap input organisasi pemerintah, karena tidak ada
harga pasarnya dan penentuannya yang dilakukan melalui proses politik, demikian seperti pernah ditulis oleh Kasim, 1993 : 23. Dalam konteks se hari-hari kecepatan
dan ketepatan adalah ukuran terbaik bagi sebuah pelayanan.
2.4 Teori Public Choice untuk Memahami Aksesibilitas Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah fenomena sosial, disitu terdapat suatu ikatan alamiah seseorang dengan yang lainnya, misalnya antar sesama manusia, manusia
dengan alam disekitarnya, dan juga antara makhluk hidup yang satu dengan lainnya. Oleh karena itu pendidikan harus bersifat absolut dan komprehensif, tidak mengenal
batasan waktu serta ruang. Bahkan dalam salah satu ajaran agama menjelaskan, bahwa batasan dari suatu pendidikan adalah sampai keliang lahat. Jadi alangkah
pentingnya pendidikan, maka dari pada itu wajar apabila pendidikan menjadi suatu prioritas dan pilihan utama dari suatu kebutuhan choice bagi setiap mahkluk atau
manusia. Sedangkan yang mendasari bahwa pendidikan sebagai pilihan choice tidak lain karena hal tersebut dapat diterima oleh akal sehat dengan dibenarkan oleh pilihan
rasional. Selanjutnya, maka tentu saja akan menjadi suatu bentuk pilihan yang
Latifah Hanum Daulay: Evaluasi Kebijakan Departemen Pendidikan nasional Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Studi Pada Program SMK Kecil di SMP wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
rasional rational choice dan kemudian menjadi prioritas pilihan dari beberapa alternatif pilihan publik public choice.
Rachbini dan Arifin, dalam “Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik” 200l : 19 menjelaskan : public choice selalu menekankan pada penilaian keputusan-
keputusan rasional baik oleh individu maupun masyarakat atau keputusan pemerintah, termasuk kebijakan di bidang pendidikan, itu ber arti dengan sendirinya
masyarakat publik memiliki pilihan rasional dalam menyikapi setiap kebijakan pendidikan Pendidikan Menegah Kejuruan. Sebaliknya Pendidikan Menegah
Kejuruan harus selalu bertindak rasional pula untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Seiring dengan kepentingan publik seharusnya Pendidikan Menegah Kejuruan
mampu merumuskan suatu kebijakan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat publik didalam bidang pendidikan, utamanya bagi Pendidikan Menegah Kejuruan.
Publik pada dasarnya masih sangat mengharapkan adanya suatu kebijakan Pendidikan Menegah Kejuruan yang berdampak terhadap aksesibilitas untuk memperoleh
kesempatan pemerataan pendidikan. Pengalaman menunjukan pada beberapa tahun terakhir ini di Indonesia aksesibilitas dalam memperoleh kesempatan pendidikan
masih belum terjawab di tingkat Pendidikan Menegah Kejuruan, selama ini yang sudah pernah direalisasi sebatas pada kebijakan di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama, yang dikenal dengan “Program Belajar Sembilan Tahun”, Achmady, 199 : 44.
Latifah Hanum Daulay: Evaluasi Kebijakan Departemen Pendidikan nasional Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Studi Pada Program SMK Kecil di SMP wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini membahas dan mengkaji kebijakan Sekolah Menengah Kejuruan terhadap aksesibilitas masyarakat dalam memperoleh kesempatan
pemerataan pendidikan. Bahasan dalam akses masyarakat dalam memperoleh kesempatan pemerataan pendidikan, haruslah diposisikan dan menjadi bagian dari
kebijakan pemerintah, dalam hal ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Maka arah penelitian ini ditekankan pada evaluasi kebijakan, khususnya evaluasi kebijakan
Departemen Pendidikan Nasional Dalam uapaya meningkatkan jumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Sumatera Utara. Pada studi evaluasi kebijakan ini
pendekatan analisis ditekankan pada pendekatan kualitatif dimana realita studinya memakai studi kasus terpancang embaded case , Yin, 1987 ; 44 - 45, hal ini
berkaitan dengan asumsi bahwa penelitian ini sudah ditetapkan fokus penelitiannya, yaitu Kebijakan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Provinsi
Sumatera Utara dan di formulasi dengan Kebijakan Pemerintah di bidang pendidikan serta dilengkapi dengan Keadaan Kondisi Ekonomi Masyarakat. Kebijakan-kebijakan
tersebut kemudian dikorelasikan dengan aksesibilitas masyarakat dalam memperoleh kesempatan pendidikan menegah.
Sedangkan uraian yang menjelaskan terhadap studi evaluasi dampak, serta kemudian substansi kebijakan dianalisis sesuai dengan isu kebijakan yang
43
Latifah Hanum Daulay: Evaluasi Kebijakan Departemen Pendidikan nasional Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Studi Pada Program SMK Kecil di SMP wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008