26
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI
ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 April-9 Mei 2015 dan data diperoleh dari 36 ibu nifas yang
memenuhi kriteria sampel. Penyajian hasil penelitian ini meliputi deskriptif karakteristik responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat
oksitosin terhadap pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
1. Hasil Penelitian
1.1 Karakteristik Demografi Responden
Hasil penelitian tentang karakteristik responden diperoleh hasil bahwa mayoritas responden sebanyak 33 orang 91,7 berada pada rentang usia 20-35
tahun, sebanyak 17 orang 47,2 berada pada hari nifas ke 4, sebanyak 25 orang 69,4 dengan pendidikan terakhir SMASederajat, sebanyak 35 orang 97,2
ibu tidak bekerja, dan sebanyak 23 orang 63,9 dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah
ini.
26
Universitas Sumatera Utara
27
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden berdasarkan umur, hari nifas, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan pengeluaran ASI n=36
Karakteristik Responden Frekuensi
Persentase
Umur 20 tahun
1 orang 2,8
20-35 tahun 33 orang
91,7 35 tahun
2 orang 5,6
Hari Nifas 1
0 orang 2
11 orang 30,6
3 8 orang
22,2 4
17 orang 47,2
Pendidikan SDSederajat
0 orang SMPSederajat
3 orang 8,3
SMASederajat 25 orang
69,4 Perguruan tinggi
8 orang 22,2
Pekerjaan Bekerja
1 orang 2,8
Tidak bekerja 35 orang
97,2 Pengeluaran ASI
Lancar, merembes 23 orang
63,9 Tidak lancar, sedikit
13 orang 36,1
Universitas Sumatera Utara
28
1.2 Analisa Univariat
1.2.1 Gambaran Psikologi Responden Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 27
responden 75 dengan kondisi psikologi yang baik. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase psikologi ibu nifas di Klinik
Bersalin Sumiariani Medan Johor n=36 Psikologi
Frekuensi Persentase
n Baik
27 75
Cukup 9
25
1.2.2 Gambaran Kenyamanan Responden Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 21 responden
58,3 dengan kenyamanan yang baik. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase Kenyamanan ibu nifas di
Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor n=36
Kenyamanan Ibu Frekuensi
Persentase n
Baik 21
58,3 Cukup
15 41,7
Universitas Sumatera Utara
29
1.2.3 Gambaran Pelaksanaan Pijat Oksitosin Responden Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 23
responden 63,9 melaksanakan pijat oksitosin dengan baik. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan pijat oksitosin
di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor n=36
Pelaksanaan Pijat Frekuensi
Persentase Oksitosin
n Baik
23 63,9
Kurang baik 13
36,1
1.2.4 Gambaran Dukungan Keluarga Responden Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 21
responden 58,3 mendapat dukungan keluarga yang baik. Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase Dukungan keluarga pada ibu
nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor n=36
Dukungan Keluarga Frekuensi
Persentase n
Baik 21
58,3 Cukup
15 41,7
Universitas Sumatera Utara
30
1.2.4 Gambaran Dukungan Petugas Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 16 responden 44,4 mendapat dukungan petugas kesehatan yang baik.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase dukungan petugas kesehatan padai ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor
n=36
Dukungan Petugas Frekuensi
Persentase Kesehatan
n Baik
16 44,4
Cukup 20
55,6
1.3 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen psikologi, kenyamanan ibu, pelaksanaan pijat oksitosin, dukungan
keluarga, dan dukungan petugas kesehatan dengan variabel dependen pengeluaran ASI.
1.3.1 Hubungan Psikologi dengan Pengeluaran ASI
Setelah dilakukan uji
chi-square
hubungan psikologi dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI
lancar dan merembes dengan kondisi psikologi yang baik sebanyak 22 responden 61,1 , responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes
dengan kondisi psikologi yang cukup dan kurang sebanyak 1 responden 2,8, responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan
Universitas Sumatera Utara
31
kondisi psikologi yang baik sebanyak 5 responden 23,9, dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan kondisi psikologi
yang cukup dan kurang sebanyak 8 responden 22,2. Tabel 5.7 Hubungan Psikologi dengan Pengeluaran ASI n=36
Psikologi Pengeluaran ASI
Total p
Lancar, Tidak Lancar,
Merembes sedikit
n n
n Baik
22 61,1
5 13,9
27 75
0,000 Cukup
1 2,8
8 22,2
9 25
Total 23
63,9 13
36,1 36
100
Berdasarkan hajil uji statistik
chi-square
didapat p
value
0,000 α 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara psikologi
dengan pengeluaran ASI. 1.3.2
Hubungan Kenyamanan Ibu dengan Pengeluaran ASI Setelah dilakukan uji
chi-square
hubungan kenyamanan dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI
lancar dan merembes dengan kenyamanan yang baik sebanyak 19 responden 52,8 , responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan
kenyamanan yang cukup dan kurang sebanyak 4 responden 11,1, responden dengan pengengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan kenyamanan yang
baik sebanyak 2 responden 5,6, dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan kenyamanan yang cukup dan kurang sebanyak
11 responden 30,6.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 5.8 Hubungan Kenyaman Ibu dengan Pengeluaran ASI n=36 Kenyamanan
Pengeluaran ASI Total
p Ibu
Lancar, Tidak Lancar,
Merembes sedikit
n n
n Baik
19 52,8
2 5,6
21 58,3
0,000 Cukup
4 11,1
11 30,6
15 41,7
Total 23
63,9 13
36,1 36
100 Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square
didapat p
value
0,000 α 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
kenyamanan ibu dengan pengeluaran ASI. 1.3.3
Hubungan Pelaksanaan Pijat Oksitosin dengan Pengeluaran ASI Setelah dilakukan uji
chi-square
hubungan pelaksanaan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran
ASI lancar dan merembes pelaksanaan pijat oksitosin yang baik sebanyak 19 responden 52,8 , responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes
dengan pelaksanaan pijat oksitosin yang kurang baik sebanyak 4 responden 11,1, responden dengan pengengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit
dengan pelaksanaan pijat oksitosin baik sebanyak 4 responden 11,1, dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan
pelaksanaan pijat oksitosin yang kurang baik sebanyak 9 responden 25.
Universitas Sumatera Utara
33
Tabel 5.9 Hubungan Pelaksanaan pijat oksitosin dengan Pengeluaran ASI n=36
Pelaksanaan Pengeluaran ASI
Total p
Pijat Oksitosin Lancar,
Tidak Lancar, Merembes
sedikit n
n n
Baik 19
52,8 4
11,1 23
63,9 0,002
Kurang baik 4
11,1 9
25 13
36,1 Total
23 63,9
13 36,1
36 100
Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square
didapat p
value
0,002 α
0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI.
1.3.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI
Setelah dilakukan uji
chi-square
hubungan dukungan keluarga dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI
lancar dan merembes dengan dukungan keluarga yang baik sebanyak 19 responden 52,8 , responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes
dengan dukungan keluarga yang cukup dan kurang sebanyak 4 responden 11,1, responden dengan pengengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit
dengan dukungan keluarga yang baik sebanyak 2 responden 5,6, dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan dukungan
keluarga yang cukup dan kurang sebanyak 11 responden 30,6.
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 5.10 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI n=36 Dukungan
Pengeluaran ASI Total
p Keluarga
Lancar, Tidak Lancar,
Merembes sedikit
n n
n Baik
19 58,2
2 5,6
21 58,3
0,000 Cukup
4 11,1 11
30,6 15
41,7 Total
23 63,9 13
36,1 36
100
Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square
didapat p
value
0,000 α
0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengeluaran ASI.
1.3.5 Hubungan Dukungan Petugas kesehatan dengan Pengeluaran ASI
Setelah dilakukan uji
chi-square
hubungan dukungan petugas kesehatan dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan
pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan dukungan petugas kesehatan baik sebanyak 14 responden 38,9 , responden dengan pengeluaran ASI
lancar dan merembes dengan dukungan petugas kesehatan cukup dan kurang sebanyak 9 responden 25 , responden dengan pengengeluaran ASI tidak
lancar dan sedikit dengan dukungan petugas kesehatan baik sebanyak 2 responden 5,6, dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan
sedikit dengan dukungan petugas kesehatan cukup dan kurang sebanyak 11 responden 30,6.
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pengeluaran ASI n=36
Dukungan Pengeluaran ASI
Total p
Petugas Lancar,
Tidak Lancar, Kesehatan
Merembes sedikit
n n
n Baik
14 38,9
2 5,6
16 44,4
0,008 Cukup
9 25 11
30,6 20
55,6 Total
23 63,9
13 36,1
36 100
Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square
didapat p
value
0,008 α 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan
petugas kesehatan dengan pengeluaran ASI. 2.
Pembahasan 2.1 Hubungan Psikologi dengan Pengeluaran ASI
Hasil uji statistik
chi-square
menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara psikologis dengan pengeluaran ASI dengan nilai p
value
0,000. Hal ini sejalan dengan pendapat Derek 2005 yang mengatakan bahwa produksi
ASI ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Faktor kejiwaan tersebut antara lain gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan, ketakutan, pengunjung yang tidak
simpatik dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan diperkirakan dapat meningkatkan kadar epinefrin dan neroepinefrin yang selanjutnya akan
menghambat transportasi oksitosin ke dalam payudara sehingga mengakibatkan ibu gagal dalam menyusui bayinya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh
Perinasia 2011 yang mengatakan bahwa produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
Universitas Sumatera Utara
36
berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI berhenti sama sekali. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Muliani 2014 yang mengatakan bahwa ibu yang sudah dilakukan pijat oksitosin tetapi pengeluaran ASInya tidak mengalami peningkatan berada dalam kondisi
dengan pikiran yang tidak tenang. 2.2 Hubungan Kenyamanan Ibu dengan Pengeluaran ASI
Selain faktor psikologis, kenyamanan ibu juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin. Hasil uji statistik
chi- square
menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kenyamanan ibu dengan pengeluaran ASI dengan nilai p
value
0,000. Umumnya, ibu akan mengalami gangguan rasa nyaman segera setelah memasuki masa nifas Bobak,
2005. Bagi ibu yang menyusui gangguan rasa nyaman biasanya adalah rasa nyeri karena puting lecet yang disebabkan oleh posisi menyusui dan perlekatan bayi
yang tidak tepat dan payudara bengkak yang disebabkan oleh air susu yang melimpah tidak keluar. Rasa nyeri yang ditimbulkan juga akan membuat ibu
sering berhenti menyusui karena kondisi ketidaknyamanan yang ibu rasakan Purnama, 2013. Rangsangan isapan bayi akan berkurang karena ibu berhenti
menyusui sehingga pengeluaran ASI juga akan menurun Suradi, 2004. Kondisi ibu nifas dengan gangguan rasa nyaman ini dapat diatasi dengan
melakukan pijat oksitosin. Pace 2001 mengatakan bahwa pijat secara signifikan dapat mempengaruhi system saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan
konduksi impuls saraf, melemahkan dan menghentikan rasa sakit serta
Universitas Sumatera Utara
37
meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ serta membuat otot menjadi fleksibel sehingga merasa nyaman dan rileks.
2.3 Hubungan Pelaksanaan Pijat Oksitosini dengan Pengeluaran ASI Hasil uji statistik
chi-square
menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI
dengan nilai p
value
0,002. Ada beberapa responden yang melakukan pijat oksitosin tapi pengeluaran ASInya tidak lancar. Hal ini disebabkan oleh karena
responden melakukan pijat oksitosin kurang dari 2-3 kali dalam sehari. Selain itu posisi melakukan pijat yang kadang-kadang salah.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ummah 2014 yang mendapatkan hasil bahwa pelaksanaan pijat oksitosin yang dilakukan dengan baik akan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pengeluaran ASI. 2.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI
Hasil uji statistik
chi-square
menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengeluaran ASI dengan nilai p
value
0,000. Ibu yang menyusui sangat penting merasakan kebahagiaan, kenyamanan, dan ketenangan untuk meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga ASI
dapat mengalir dengan lancar Permenegpp RI, 2010. Kebahagian, kenyamanan, dan ketenangan ini dapat diperoleh ibu ketika adanya dukungan dari keluarga
dalam hal ini suami, orang tua atau anggota keluarga yang lain. Hal ini didukung oleh Depkes RI 2005 yang mengatakan bahwa dukungan keluarga suami dan
orang tua sangat diperlukan untuk ketentraman ibu menyusui, selain itu nasehat dari mereka yang lebih berpengalaman akan membantu keberhasilan menyusui.
Universitas Sumatera Utara
38
Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Friedman 2010 yang mengatakan bahwa setelah lahirnya anak pertama, keluarga akan mengalami penyesuaian fungsi dan
tanggung jawab. Kehadiran bayi membutuhkan perubahan peran suami dan istri. Dukungan yang diberi oleh keluarga mampu berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan, kepandaian, dan akan sehingga mempercepat adaptasi terhadap suasana yang baru Fredman, 2010.
Hasil penelitian Juarni 2014 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan payudara pada ibu nifas mengatakan bahwa Ibu nifas yang mendapat
dukungan keluarga akan semakin termotivasi melakukan perawatan payudara, sedangkan keluarga yang mau membantu melakukan perawatan payudara akan
membuat ibu lebih tenang dan nyaman. Mendapat dukungan penuh dari keluarga,
akan mendorong ibu untuk semakin termotivasi untuk melakukan pijat oksitosin selain itu menanyakan perasaan ibu setelah melakukan pijat oksitosin akan
membuat ibu merasa diperhatikan sehingga ibu akan semakin percaya diri dan mendapatkan kebahagiaan, kenyamanan, dan ketenangan yang akan
meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga ASI dapat mengalir dengan lancar dan pijat oksitosin berhasil.
2.5 Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pengeluaran ASI Hasil uji statistik
chi-square
menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan pengeluaran ASI dengan
nilai p
value
0,008. Dukungan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memandirikan dan memberdayakan ibu dan keluarga dirumah. Berhasil tidaknya
pelaksanaan pijat oksitosin sangat tergantung pada peran petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
39
Mereka yang pertama-tama memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada ibu nifas khususnya dalam hal ini tentang pijat oksitosin. Petugas
kesehatan tersebut diharapkan agar selalu mempunyai sikap positif terhadap penyusuan dini. Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau
mempraktekkan pijat oksitosin. Selain juga petugas kesehatan perlu memotivasi ibu nifas dan keluarga untuk melakukan pijat oksitosin ketika sudah pulang ke
rumah. Hasil penelitian Handayani dan Purwandari 2014 mengatakan bahwa
kemampuan ibu dan keluarga dalam melakukan pijat oksitosin tidak bisa dipisahkan dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari petugas
kesehatan. Petugas kesehatan memberikan informasi dan dan mempraktekkan bagaimana cara melakukan cara pijat oksitosin pada ibu dan keluarga. Pendidikan
kesehatan dari petugas kesehatan dapat menghindari dari pemahaman dan kebiasaan yang salah. Selain itu, motivasi dari petugas kesehatan juga bisa
meningkatkan kepercayaan diri ibu, sehingga ibu bisa memiliki dorongan untuk melakukan pijat oksitosin dirumah Tiok, 2008.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN