Rumusan Masalah Hipotesis Manfaat Penelitian

2 Riset kesehatan dasar Riskesdas Kemenetrian Kesehatan tahun 2007 menemukan bahwa 17,9 anak usia di bawah lima tahun mengalami kekurangan gizi. Laporan ini mengungkapkan, 14 anak pada kelompok usia yang sama justru mengalami kegemukan. 3 Pada penelitian yang di lakukan di daerah Rusun Penjaringan Sari Jawa Timur di dapatkan Balita dengan konsumsi protein baik sebanyak 34, cukup 32 , sedang 23 dan buruk 11. Sedangkan untuk status gizi tinggi sebanyak 2,1, normal 51,1, pendek 36,2 dan sangat pendek 10,6. 4 Berdasarkan data tahun 2011 di puskesmas Cikidang terdapat 5098 balita yang memiliki catatan status gizi. Dari data tersebut, di dapatkan 69 balita 1,35 dengan status gizi sangat kurang dan 278 balita 5,45. dengan status gizi kurang. 5 Jika dibandingkan dengan data riskesdas, angka ini memang lebih rendah. Namun hal tersebut tetap tidak dapat diabaikan. Perlu di cari tahu apa yang menjadi penyebab utama bagi balita tersebut sehingga memiliki status gizi kurang. Berdasarkan data diatas peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan asupan protein terhadap status gizi balita di Puskesmas Cikidang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada tahun 2012.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan asupan protein terhadap status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Cikidang tahun 2012?

1.3. Hipotesis

Asupan protein berpengaruh terhadap status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Cikidang.

1.4. Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan asupan protein dan status gizi balita di wilayah kerja Puseksmas Cikidang tahun 2012. 3

1.4.2 Tujuan Khusus

 Diketahuinya gambaran asupan protein pada balita di wilayah kerja Puskesmas Cikidang  Diketahuinya status gizi balita di wilayah kerja puskesmas Cikidang  Diketahuinya gambaran asupan kalori pada balita di wilayah kerja Puskesmas Cikidang

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi peneliti  Sebagai syarat kelulusan  Untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapat secara akademis di masyarakat  Untuk mengetahui asupan protein dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Cikidang 1.5.2 Bagi Keilmuan  Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam masalah Gizi 1.5.3 Bagi Orang tua  Penelitian ini merupakan sarana untuk mendapatkan pengetahuan mengenai status gizi dan peran asupan protein dan asupan kalori pada balita 1.5.4 Bagi Pemerintah Dinas Kesehatan setempat  Memberi informasi mengenai masalah kebutuhan protein dan kalori pada balita yang belum tercukupi di wilayah kerja Puskesmas Cikidang 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Definisi Protein Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder 1802-1880, karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. 1 Protein merupakan nutrien yang amat penting bagi tubuh, karena fungsinya sebagai sumber energi dalam tubuh dan juga sebagai zat pembangun. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. 5,6,7 Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan- jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara pesat. Pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga menggantikan jaringan tubuh yang rusak dan perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang lama. 5,6

2.1.2 Fungsi Khusus Asam Amino

Hampir semua asam amino mempunyai fungsi khusus. Triptofan adalah prekursor vitamin niasin dan pengantar saraf serotonin. Metionin memberikan gugus metil guna sintesis kolin dan kreatinin. Selain itu metionin merupakan prekursor sistein. Fenilalanin adalah prekursor tirosin dan bersama membentuk hormon-hormon tiroksin dan epinefrin.Tirosin merupakan prekursor bahan yang membentuk pigmen kulit dan rambut.Arginin dan sentrulin terlibat dalam sintesis ureum dalam hati. 1,4 4

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Anak Balita di Tinjau Dari Pola Pengasuhan Pada Ibu Pekerja dan Bukan Pekerja di Desa Buluh Cina Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2000

0 44 68

Strategi Pengembangan Rekreasi Sungai Citarik Di Kecamatan Cikidang, kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 10 129

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DAN KARBOHIDRAT DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA Hubungan Antara Asupan Protein Dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Ka

0 4 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolal

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolali.

0 5 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolali.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER NASOFARING HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 4 15

Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi Stunting pada Balita.

1 1 2

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH

0 0 10