Unit DIKYASA Pendidikan dan Rekayasa Unit LAKA Kecelakaan Lalu Lintas

• Membuat Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan ke Kabid Ku Polda yang ditembuskan ke Irwasda, Karo Raro Renbang dan Dir Lantas c Ba Putor Klipeng • Menerima dana Klinik Mengemudi dari pemohon SIM • Dan menyetorkan PNBP ke BRI • Membukukan penerimaan dan penyetoran dan PNBP • Membuat Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan ke Kabid Ku Polda yang ditembuskan ke Irwasda, Karo Raro Renbang dan Dir Lantas • Menyelenggarakan Ujian Klinik Mengemudi d Banit SIM • Menyelenggarakan Pelayanan Pemohon SIM • Mengoreksi berkas pemohon SIM • Menyelenggarakan Ujian Teori SIM • Menyelenggarakan Ujian Praktek SIM • Melakukan Registrasi dan Identifikasi Pemohon SIM • Menerbitkan SIM • Memberikan SIM kepada pemohon SIM • Melakukan penyimpanan Berkas Pemohon SIM

f. Unit DIKYASA Pendidikan dan Rekayasa

1 Unit Dikyasa adalah unsur pelaksana pada Sat Lantas yang berada di bawah Kasat Lantas 2 Unit Dikyasa bertugas untuk menyelenggarakan dan membina pelaksanaan kerjasama lintas sektoral, pendidikan masyarakat dan rekayasa bidang lalu lintas 3 Unit Dikyasa dipimpin oleh Kanit Dikyasa yang bertanggungjawab kepada Kasat Lantas dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Waka Sat Lantas 4 Kanit Dikyasa dalam pelaksanaan tugas kewajibannya dibantu oleh : a Ka Subnit Dikmas Lantas  Membantu tugas Kanit Dikyasa untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel Unit Dikyasa dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu tentang pendidikan tentang lalu lintas kepada masyarakat  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan kegiatan pendidikan masyarakat bidang lalu lintas guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas b Ka Subnit Prasjal  Membantu tugas Kanit Dikyasa untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel Unit Dikyasa dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu tentang pendataan sarana dan prasarana jalan serta rekayasa lalu lintas  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan kegiatan pendataan sarana dan prasarana jalan serta melakukan rekayasa lalu lintas guna terpenuhinya sarana dan prasarana jalan c Ka Subnit Sarang  Membantu tugas Kanit Dikyasa untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel Unit Dikyasa dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu tentang pendataan sarana dan prasarana angkutan jalan  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan kegiatan pendataan sarana dan prasarana angkutan jalan terpenuhinya keselamatan dalam angkutan jalan

g. Unit LAKA Kecelakaan Lalu Lintas

1 Unit Laka adalah unsur pelaksana pada Sat Lantas yang berada di bawah Kasat Lantas 2 Unit Laka bertugas untuk menyelenggarakan penanganan Penyelidikan, pemeriksaan Penyidikan dan admnistrasi Kasus Laka Lantas 3 Unit Laka dipimpin oleh Kanit Laka yang bertanggungjawab kepada Kasat Lantas dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Waka Sat Lantas 4 Kanit Laka dalam pelaksanaan tugas kewajibannya dibantu oleh : a Ba Min Laka • Menyelenggarakan Surat masuk dan keluar Unit Laka • Mendatakan Laporan Polisi Laka Lantas dalam Buku Register • Mengkoordinir Laporan Laka Lantas • Menyelenggarakan Buku Register Laka Lantas b Ba Penyidik Pembantu • Menerima berkas dari penjagaan Laka Lantas  Meneliti dan membuat Surat Panggilan kepada yang terlibat Laka Lantas  Melengkapi Administrasi Penyidikan  BAP Tersangaka  BAP Korban  BAP Saksi-saksi  Menentukan Pasal yang dilanggar • Melakukan Pemeriksaan • Mengirimkan Berkas Perkara ke JPU • Menyerahkan tersangka dan Barang Bukti ke JPU c Ba Jaga Laka TPTKP Laka Lantas • Menerima Laporan Laka Lantas dari masyarakat • Membuat Laporan Polisi dan Sket Gambar Laka Lantas • Mengamankan, mengawasi dan menjaga Barang Bukti • Mengajukan Laporan Polisi Laka Lantas kepada Kanit Laka melalui Min Laka • Mengawasi dan menjaga tahanan Laka Lantas d Ka Subnit Laka Percut  Membantu tugas Kanit Laka untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel di wilayah Subnit Laka Percut  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan Gatur dan Patroli Lantas dan menyelenggarakan administrasi Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Percut  Menangani Kasus Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Percut e Ka Subnit Laka Sunggal  Membantu tugas Kanit Laka untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel di wilayah Subnit Laka Sunggal  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan Gatur dan Patroli Lantas dan menyelenggarakan administrasi Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Sunggal  Menangani Kasus Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Sunggal f Ka Subnit Laka Labuhan  Membantu tugas Kanit Laka untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel di wilayah Subnit Laka Labuhan  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan Gatur dan Patroli Lantas dan menyelenggarakan administrasi Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Labuhan  Menangani Kasus Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Labuhan g Ka Subnit Laka Belawan  Membantu tugas Kanit Laka untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel di wilayah Subnit Laka Belawan  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan Gatur dan Patroli Lantas dan menyelenggarakan administrasi Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Belawan  Menangani Kasus Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Belawan h Ka Subnit Patroli Pancur  Membantu tugas Kanit Laka untuk melakukan pengawasan dan pengendalian personel di wilayah Subnit Laka Pancur  Merintahkan personel bawahannya untuk melakukan Gatur dan Patroli Lantas dan menyelenggarakan administrasi Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Pancur  Menangani Kasus Laka Lantas di wilayah Subnit Laka Pancut BAB 4 ANALISA DATA

4. Analisa Data

5. Analisa Univariat

Berdasarkan judul penulis yaitu “Analisa Hubungan Banyaknya Tingkat Lakalantas Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Pelaku Kecelakaan di Kota Medan”, maka penulis memperoleh data dari kantor Poltabes Medan dan sekitarnya. Kemudian data diolah dengan analisa univariat terhadap seluruh variabel yang diringkas dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Lakalantas berdasarkan Usia Pelaku Kecelakaan Usia pelaku Tahun Frek. Proporsi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 21 21 29 29 47 99 179 162 566 21 21-30 78 75 102 91 180 272 224 1022 38 31-40 47 58 61 75 100 153 116 610 22 41-50 27 28 28 27 62 104 81 357 13 50 9 8 12 10 38 45 50 172 06 Total 182 198 232 250 479 753 633 2727 100 Sumber: Satlantas Poltabes Medan dan sekitarnya Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2001 sd 2007 terdapat 38 pelaku kecelakaan yang paling banyak pada umur 21-30 tahun dan sangat jauh jumlahnya dari pelaku kecelakaan pada umur 50 tahun yang hanya mencapai angka 6. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lakalantas berdasarkan Jenis Kelamin Pelaku Kecelakaan Jenis Kelamin Tahun Frek. Proporsi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Pria 178 194 225 241 466 732 616 2652 97,25 Wanita 4 4 7 9 13 21 17 75 2,75 Total 182 198 232 250 479 753 633 2727 100 Sumber: Satlantas Poltabes Medan dan sekitarnya Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 97,25 pelaku kecelakaan adalah pria dan sisanya adalah wanita sekitar 2,75. Supaya data di atas dapat dibaca dengan jelas, maka data tersebut dapat disusun dalam bentuk tabulasi silang atau crosstabs sebagai berikut: Tabel 4.3 Tingkat Lakalantas Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Pelaku Kecelakaan Jenis Kelamin TOTAL Usia Pelaku Pria Wanita 20 542 24 566 21-30 990 32 1022 31-40 594 16 610 41-50 354 3 357 50 172 172 TOTAL 2652 75 2727 Sumber: Satlantas Poltabes Medan dan sekitarnya Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaku kecelakaan lalu lintas pada umumnya adalah pria pada umur 21-30 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 4.1 Tingkat Lakalantas Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Pelaku Kecelakaan 200 400 600 800 1000 1200 21 21-30 31-40 41-50 50 Usia pelaku lakalantas F reku en si kecel akaan Pria Wanita

6. Analisa Bivariat

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara usia dan jenis kelamin pelaku lakalantas terhadap banyaknya tingkat lakalantas di kota Medan dan sekitarnya, maka perlu dilakukan pengujian dengan uji Chi-Kuadarat, yaitu dengan mengamati jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati berdasarkan data yang sudah ditabulasi silang pada analisa univariat dengan menggunakan rumus: n n n E j i i j = Berdasarkan 4.3 diperoleh nilai nilai harapannya berikut ini: E 11 =566 x 26522727 =550,43 E 21 = 1022 x 26522727 =993,89 E 12 =566 x 752727 = 15,56 E 22 = 1022 x 752727 = 28,11 E 31 =610 x 26522727 =593,22 E 41 =357 x 26522727 =347,18 E 32 =610 x 752727 = 16,78 E 42 =357 x 752727 = 9,82 E 51 =172 x 26522727 =167,27 E 52 =172 x 752727 = 4,73 Dari koefisien-koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang diharapkan seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Daftar Frekuensi yang Diharapkan Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Pelaku Lakalantas Jenis Kelamin TOTAL Usia Pelaku Pria Wanita 20 550,43 15,56 566 21-30 993,89 28,11 1022 31-40 593,22 16,78 610 41-50 347,18 9,82 357 50 167,27 4,73 172 TOTAL 2652 75 2727 Dari jumlah frekuensi yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat ditentukan beda setiap item kejadian yang berlaku. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara banyaknya tingkat lakalantas berdasarkan usia dan jenis kelamin pelaku kecelakaan, dapat digunakan tabel kontingensi dan tabel frekuensi yang diharapkan sehingga dapat ditentukan harga 2 hitung X -nya sebagai berikut ini: Tabel 4.5 Penentuan Harga Chi-Kuadrat No O ij E ij O ij -E ij O ij -E ij 2 O ij -E ij 2 E ij 1 542 550,43 -8,43 71,0649 0,12910797 2 24 15,56 8,44 71,2326 4,564219653 3 990 993,89 -3,89 15,1321 0,015225125 4 32 28,11 3,89 15,1321 0,538317342 5 594 593,22 0,78 0,6084 0,001025589 6 16 16,78 -0,78 0,6084 0,036257449 7 354 347,18 6,82 46,5124 0,133972003 8 3 9,82 -6,82 46,5124 4,736496945 9 172 167,27 4,73 22,3729 0,133753213 10 4,73 -4,73 22,3729 4,73 TOTAL 2727 2726,99 0,01 311,5491 15,01837529 Dari tabel diperoleh nilai: ∑∑ = = − = b j i k j i j i j i j E E O X 1 2 2 = 15,01837529 Hipotesa yang diajukan adalah sebagai berikut ini: O H : Tidak ada hubungan antara banyaknya tingkat lakalantas berdasarkan usia dan jenis kelamin pelaku kecelakaan lalu lintas. 1 H : Terdapat hubungan antara banyaknya tingkat lakalantas berdasarkan usia dan jenis kelamin pelaku kecelakaan lalu lintas. Dan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut: Tolak O H jika 2 hitung X ≥ 2 tabel X Terima O H jika 2 hitung X 2 tabel X Berdasarkan harga 2 hitung X dibandingkan dengan 2 tabel X yang diperoleh dari tabel Kai-Kuadrat dengan ketentuan dk= b-1k-1 = 5-12- 1 = 4 dan =0,05 maka: 2 4 : 05 , X = 9,94 sehingga diperoleh 2 hitung X 2 tabel X yakni 15,02 9,94 yang menyatakan H ditolak dan H 1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara banyaknya tingkat lakalantas berdasarkan usia dan jenis kelamin pelaku lakalantas variabel. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara kedua variabel maka dapat ditentukan dengan: N X X C h i t u n g h i t u n g + = 2 2 2 7 2 0 2 , 1 5 0 2 , 1 5 + = C = 0,074 Dari hasil yang diperoleh, maka besarnya derajat hubungan antara kedua variabel adalah 0,074. Agar harga C dapat digunakan untuk menilai derajat assosiasi antara kedua variabel, maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimumnya dengan rumus berikut: m m C m a k s 1 − = Dari tabel kontingensi dengan m harga minimum antara baris b dan kolom k terdiri atas 5 baris dan 2 kolom, jadi nilai minimumnya adalah 2 sehingga: 2 1 2 − = m a k s C = 0,707 Untuk mengetahui keeratan hubungan antara banyaknya tingkat lakalantas berdasarkan usia dan jenis kelamin pelaku lakalantas maka perlu dibandingkan harga C dan C maks. yang dilambangkan dengan Q. 1 0 0 x C C Q m a k s = 1 0 0 7 0 7 , 0 7 4 , x Q = = 10,47 Karena harga Q 10,47=0,1047 berada diantara 0,10 dan 0,29 maka berdasarkan ketentuan Davis tahun 1971, hubungan antara banyaknya tingkat lakalantas berdasarkan usia dan jenis kelamin pelaku kecelakaan kurang erat. BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian