D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka lebih
meningkatkan pelayanan KB terutama alat Kontrasepsi Implant.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk penelitian yang akan datang dan sebagai bahan
bacaan bagi institusi pendidikan dalam keagiatan proses belajar.
3. Bagi Mahasiwi D-IV Kebidanan
Sebagai informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat ibu untuk memilih implant sebagai alat
kontrasepsi. 4. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat dapat menjadi sumber pengetahuan, saran dan masukan bagiakseptor KB dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi implant.
5. Bagi Pemerintah
Untuk membantu pemerintah dalam menggalakan pelaksanaan progaram KB Keluarga Berencana.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka 1. Sejarah Keluarga Berencana
Pada zaman Yunani Kuno Soranus dan Ephenus telah membuat tulisan ilmiah tentang cara menjarangkan kelahiran. Cara waktu itu adalah mengeluarkan
semen air mani dengan membersihkan vagina dengan kain atau minyak. Adapula yang memakai alat-alat yang dapat menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim.
Umpamanya dengan memasukkan rumput daun-daunan atau sepotong kain perca ke
dalam vagina Arum, 2011.
Di Indonesia sejak dulu sudah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia KB modern mulai dipakai sejak tahu 1953.
pada waktu itu sekelompok orang kesehatan kebidanan dan tokoh masyarakat namun dengan sedikit mungkin publisitas dengan obat yang ada tentang KB maka
akan membantu masyarakat. Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan wadah dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PBKI dan
bergerak membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela. Jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor pergerakan KB yang sampai sekarang masih aktif
membantu program KB nasional yang dikoordinir oleh Bidang Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional BKKBN Arum, 2011.
Arah kebijakan pelayanan KB yang bermutu dituangkan dalam GBHN 1993. Hal serupa tentang pentingnya peningkatan kualitas program KB ditegaskan
Universitas Sumatera Utara