2. Faktor Tingkat Ekonomi
Berdasarkan berdasarkan table 5.3 hasil penelitian keseluruhan responden mempunyai penghasilan perbulan kurang dari Rp 1.000.000 sebanyak 69 responden
47.3 yang termasuk dalam tingkat ekonomi rendah, dan responden yang berpendapatan tinggi perbulan lebih dari Rp. 3.000.0000 sebanyak 15 orang
10,3. Alasan pasangan usia subur tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi
implant dikarenakan harganya tidak terjangkau atau mahal. Meskipun pemerintah memberikan pelayana alat kontasepsi gratis kepada pasangan usia subur atau
masyaraka, tetapi tidak mudah untuk memperoleh alat kontrasepsi tersebut karena harus melengkapi persyarata-persyaratan dan harus menunggu lama.
Menurut pendapat Sutisna 2003 menyatakan prevalensi penggunaan kontrasepsi dikalangan PUS dengan tingkat pendapatan yang rendah masih jauh
tertinggal dibandingkan dengan PUS tinggkat pendapatan yang tinngi. Dengan kata lain individu dengan tinggkat pendapatan yang tinggi cendrung memilih untuk
menggunakan jenis kontrasepsi tingkat efektifitasnya tinggi dan bertahan dalam jangka panjang atau waktu lama yaitu implant, IUD, dan metode kontap.
Herlinda 2008 di Puskesmas Melur Pekanbaru paling banyak berpendapatan menengah sebanyak 48 responden 52,7, sama sekali responden
tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsinya. Penelitian ini mendapat bahwa faktor ekonomi mempengaruhi responden untuk memilih implant sebagai alat
kontrasepsinya.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor Sumber Informasi
Berdasarkan table 5.4 hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh paling banyak informasi yang diperoleh Pasangan Usia Subur di Kelurahan Madras Hulu
Kecamatan Medan Polonia dari tenaga kesehatan sebanyak 94 orang 78,3 dan minoritas mendapatkan informasi tentang KB Implant dari media cetak sebanyak 3
orang 2,1. Tenaga kesehatan dalam memberikan informasi atau penyuluhan tentang alat
kontrasepsi khususnya alat kontrasepsi implant kepada pasangan usia subur sudah benar dan tepat, tetapi untuk memutuskan pemakaian alat kontasepsi adalah
pasangan usia subur itu sendiri. Salah satu aspek terpenting dalam meningkatkan keberhasilan KB dan
kesehatan reproduksi perempuan dengan melakukan konseling. Dengan konseling petugas kesehatan dapat membantu klien untuk memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang akan digunakan, jika memberikan tehnik konseling yang baik dan memberikan informasi yang tepat, maka klien akan lebih yakin dan merasa lebih
puas dalam menetukan jenis kontrasepsinya Yulifa, 2009. Khairina 2010. sumber informasi paling banyak ibu memperoleh informasi
dari tenaga kesehatan berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang 37,5. Dalam penelitian 2009 sebanyak 19 orang 63,33 di Puskesmas Grajagan
mendapatkan informasi dari media elektronik tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat. Hanya satu responden yang menggunakan alat kontrasepsi implant. Hal
ini faktor informasi tidak mempengaruhi responden memilih implant sebagai alat kontrasepsinya.
Universitas Sumatera Utara
4. Faktor Tingkat Pengetahuan