Latar Belakang Perbandingan Prediksi Leeway space dengan Menggunakan Analisis Moyers dan Tanaka-Johnston pada Murid Sekolah Dasar Suku Batak di Kota Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan ortodontik bertujuan untuk mengoreksi maloklusi sehingga diperoleh oklusi yang normal. Penatalaksanaan perawatan ortodontik sering dihadapkan kepada permasalahan kebutuhan ruang. 1 Hilangnya gigi desidui yang terlalu cepat dapat memberikan pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap oklusi yang sedang berkembang, yaitu menyebabkan hilangnya ruang yang penting untuk gigi permanen penggantinya. 2 Kondisi dimana tidak ada keseimbangan ukuran gigi dan besar ruang yang tersedia merupakan masalah utama terjadinya maloklusi. 2,3 Tumbuh kembang manusia pada tahap awal terjadi dengan cepat, termasuk perkembangan gigi. Seluruh gigi desidui akan erupsi pada usia diantara 4-30 bulan. Urutan erupsi gigi desidui secara umum dimulai dari gigi insisivus sentralis, insisivus lateralis, molar pertama, kaninus, dan molar kedua. Setelah melewati fase desidui, beberapa gigi permanen akan tumbuh menggantikan gigi desidui yang telah tanggal, fase ini disebut fase gigi bercampur. 4 Fase gigi bercampur didefinisikan sebagai fase transisi dari gigi desidui ke gigi permanen. Periode ini dimulai sekitar umur 6 tahun yang ditandai dengan erupsinya gigi molar pertama permanen pada mandibula. 3 Selama fase gigi bercampur, memprediksi ukuran gigi kaninus dan premolar permanen terhadap ruang lengkung yang tersedia merupakan hal yang penting dalam melakukan rencana perawatan. Keadaan ruang yang tersedia ini harus dideteksi lebih awal karena kekurangan ruang pada lengkung gigi biasanya menunjukkan kemungkinan terjadinya gigi berjejal. Jika terdapat ketidakseimbangan, maka pada lengkung gigi permanen akan terjadi maloklusi. 5 Pada pergantian kaninus dan molar desidui oleh kaninus permanen dan premolar terdapat kelebihan ruang akibat adanya perbedaan lebar mesiodistal gigi desidui dengan gigi penggantinya. Selisih ruang ini disebut sebagai Leeway space. 6 Ukuran rata-rata Leeway space pada rahang atas adalah 1,8 mm dan untuk rahang bawah adalah 3,4 mm. 7 Ketika gigi molar kedua desidui hilang, maka gigi molar pertama permanen relatif cepat bergerak kedepan mesial dan akan menggunakan Leeway space tersebut. Hal ini sebaiknya dicegah agar ruangan untuk gigi permanen lain yang akan tumbuh tetap tersedia. 2,6,7 Besar Leeway space dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ukuran mesiodistal gigi kaninus permanen dan premolar yang belum erupsi. Adanya variasi ukuran gigi yang turut mempengaruhi besar Leeway space antara satu individu dengan individu lain dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, genetik, lingkungan dan jenis kelamin. 6,7 Jika besar gigi permanen yang akan erupsi lebih besar dibandingkan gigi desidui, maka Leeway space tidak akan tersedia lagi. Hal ini dikenal sebagai Leeway space deficiency atau Leeway space negatif dan akan menyebabkan maloklusi. 6 Untuk mencegah terjadinya maloklusi pada masa gigi bercampur, dapat diatasi dengan melakukan berbagai analisis. 8 Di bidang ortodonsia, ada tiga analisis untuk memprediksi ukuran mesiodistal kaninus permanen dan premolar yang belum erupsi, yaitu : analisis radiografi, non- radiografi dan kombinasi keduanya. Analisis yang paling akurat untuk memprediksi ruang yang dibutuhkan adalah kombinasi, yaitu Hixon and Oldfather. 9 Namun dibutuhkan pula model studi dan rekam radiografi dental sebagai tambahan. 10,11 Di Indonesia, analisis radiografi membutuhkan alat radiografi yang masih sulit diperoleh di beberapa daerah, kualitas film yang kurang baik dan keterampilan operator yang masih kurang. 11 Oleh karena itu, analisis radiografi masih sulit dilakukan di Indonesia dengan ketepatan yang baik. Diantara ketiga analisis diatas, yang paling sering digunakan adalah analisis non-radiografi, yaitu Moyers 12 dan Tanaka-Johnston 13 karena tidak memerlukan peralatan yang rumit, terhindar dari radiasi dan tingkat akurasinya cukup tinggi. 10-14 Analisis Moyers menggunakan tabel probabilitas untuk memprediksi ukuran mesiodistal kaninus dan premolar yang akan erupsi pada rahang atas dan rahang bawah. 12 Pada tahun 1974, Tanaka-Johnston memperkenalkan suatu analisis yang merupakan pengembangan dari analisis Moyers. Analisis Tanaka-Johnston merupakan analisis yang menggunakan perhitungan praktis, oleh karena menggunakan rumus prediksi yang diperoleh dari suatu perhitungan regresi linier baik untuk rahang atas maupun rahang bawah. 13 Analisis Moyers dan analisis Tanaka-Johnston relatif akurat dan sesuai digunakan pada berbagai ras di beberapa negara. 2,12 Penelitian mengenai ukuran lebar mesiodistal gigi telah banyak dilakukan di berbagai negara. Untuk penelitian pada suku Jawa, Kuswandari menyatakan bahwa pada umumnya analisis Tanaka-Johnston relatif lebih tepat dibandingkan dengan analisis Moyers. Prediksi mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua dengan analisis Tanaka-Johnston lebih mendekati garis regresi ukuran yang sebenarnya dibandingkan dengan analisis Moyers. 11 Vilella dkk., melakukan penelitian pada 650 orang Brazil dengan derajat kepercayaan 95 dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa metode Tanaka-Johnston dapat digunakan untuk rahang atas dan rahang bawah pada laki-laki Brazil kulit putih dan hitam. 14 Sutan melakukan penelitian pada 50 pasang model gigi suku Batak dan menyimpulkan bahwa analisis Tanaka- Johnston valid pada rahang atas dan rahang bawah suku Batak, sedangkan analisis Moyers valid hanya untuk gigi geligi rahang bawah. 15 Ukuran lebar mesiodistal gigi dapat bervariasi dan akan mempengaruhi besar Leeway space. 16,17 Nafisah dalam penelitiannya memperoleh hasil prediksi Leeway space pada pasien ortodonti di RSGM FKG Unair sebesar 0,83 mm pada rahang atas dan 3,19 mm pada rahang bawah. 2 Profitt Fields menyatakan bahwa besar Leeway space 1,5 mm untuk rahang atas dan 2,5 mm untuk rahang bawah. 18 Ulfa menyatakan besar Leeway space pasien di klinik ortodonsia FKG USU adalah sekitar 2,58 mm pada rahang atas dan 2,71 mm pada rahang bawah. 4 Dari berbagai penelitian tersebut terdapat perbedaan pendapat dalam memprediksi Leeway space dan ukuran lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua. Hal ini disebabkan karena subjek penelitian memiliki perbedaan ras dan etnik yang mempengaruhi ukuran dan karakteristik gigi. 9,18,19 Walaupun kedua analisis tersebut telah banyak diterapkan di berbagai negara, tetapi masih perlu diujikan pada berbagai ras secara spesifik di dunia, khususnya Indonesia. 14 Indonesia memiliki keanekaragaman suku, salah satunya adalah suku Batak. 15,19 Menurut Lavelle, adanya perbedaan variasi ukuran gigi dipengaruhi oleh ras dan jenis kelamin sehingga hasil analisis akan berbeda pada setiap populasi. 20,21 Megawati dalam penelitiannya membedakan antara Leeway space anak laki-laki dan perempuan dan didapati hasilnya pada anak laki-laki sebesar 2,02 mm pada rahang atas dan 2,92 mm pada rahang bawah, sedangkan anak perempuan 2,23 mm pada rahang atas dan 3,09 pada rahang bawah. 21 Penelitian Al-Bitar dkk., juga menyebutkan bahwa terjadi variasi akibat perbedaan jenis kelamin, pada anak laki-laki di Jordania memiliki ukuran gigi insisivus permanen, kaninus permanen, premolar pertama, dan premolar kedua rahang atas dan rahang bawah lebih besar dari anak perempuan. 20 Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin juga dapat mempengaruhi hasil analisis. 20,21,22 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat perbedaan hasil pengukuran Leeway space dengan menggunakan analisis Moyers dan analisis Tanaka-Johnston di setiap ras yang berbeda. Oleh karena itu, berdasarkan masalah yang diuraikan diatas peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan prediksi Leeway space dengan menggunakan analisis Moyers dan Tanaka-Johnston pada murid sekolah dasar suku Batak di Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah