BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 24 tentang Rumah sakit, Rumah sakit umum kelas A harus mempunyai minimal 4 spesialis
dasar, 5 spesialis penunjang medis, 12 spesialis lain dan 13 subspesialis. Dilihat dari jumlah spesialisasi yang ada RSUP H. Adam Malik sudah memenuhi
kriteria rumah sakit kelas A, dimana RSUP H. Adam Malik memiliki 21 Satuan Medis Fungsional SMF dan 28 Spesialisasi Kedokteran dan sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 335MenKesSKVII1990, RSUP HAM merupakan rumah sakit umum kelas A yang dipimpin oleh seorang
direktur utama dan dibantu oleh 4 direktur yang mengepalai direktorat masing- masing. RSUP HAM merupakan rumah sakit pendidikan yang
menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi.
4.2 Peran Apoteker di RSUP H. Adam Malik
Peran apoteker di RSUP H. Adam Malik tidak hanya pada instalasi farmasi rumah sakit tetapi juga berperan serta pada Panitia Farmasi dan Terapi
PFT, instalasi CSSD dan instalasi gas medis. Peran apoteker sebagai
Universitas Sumatera Utara
sekretaris di PFT sangatlah penting karena semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat diseluruh unit di rumah sakit
ditentukan dalam panitia ini, sehingga dengan keberadaan apoteker di PFT dapat turut ambil bagian menetapkan kebijkan-kebijakan mengenai pemilihan
obat serta evaluasinya dalam bentuk formularium. Apoteker juga berperan dalam tim Program Pengendali Resistensi Antibiotik PPRA sebagai ketua
pilar farmasi klinis, Peran apoteker memberikan kontribusi dalam terbitnya pedoman penggunaan antibiotik.
Terhitung tanggal 1 Januari 2014, RSUP H. Adam Malik Medan telah mengacu kepada Formularium nasional, dimana pasien Askes dan Jamkesmas
ditangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS. RSUP H. Adam Malik harus terus berbenah diri termasuk apoteker
sebagai salah satu pelaku pemberi pelayanan di rumah sakit sehingga visi menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang
mandiri dan unggul di Sumatera tahun 2015 dapat terwujud, diantaranya dengan terus meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
4.3 Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut
diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Universitas Sumatera Utara
1333MenkesSKXII1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi,
mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama drug oriented ke paradigma baru patient oriented dengan filosofi Pharmaceutical
Care pelayanan kefarmasian. Praktik pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Apoteker memiliki tanggung jawab yang besar di IFRS dalam
penyediaan obat yang bermutu dan meminimalkan Drug Related Problem DRP, yang dapat terjadi pada setiap tahap mulai dari peresepan hingga obat
diterima oleh pasien.
4.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi