indikasi, dosis dan waktu pemberian, duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan ESO, baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
4.5.2 Penelusuran riwayat penggunaan obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat dilakukan pada saat visite oleh farmasi klinis, namun kegiatan ini belum dilakukan kepada seluruh pasien di
RSUP H. Adam Malik. Hal ini karena kurangnya tenaga apoteker untuk melaksanakan kegiatan ini. Menurut Kepmenkes Republik Indonesia Nomor
1197MenkesSKX2004, idealnya perbandingan antara apoteker dan pasien adalah 1 apoteker melayani 30 pasien. Namun, apoteker yang melakukan visite
ke ruangan hanya ada 3 orang, sedangkan di Rindu A jumlah rata-rata pasien ada 300 orang sehingga hal ini belum terlaksana secara optimal.
4.5.3 Pelayanan informasi obat
Pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan dilakukan oleh apotek I dan apotek II. Salah satu kegiatan PIO yang telah dilaksanakan di RSUP H.
Adam Malik yaitu melalui penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan oleh farmasi klinis yang bekerja sama dengan Instalasi Promosi Kesehatan Masyarakat di
Rumah Sakit PKMRS. Penyuluhan dilakukan dua kali dalam sebulan kepada patient family edication PFE. Kemudian setiap bulan laporan PIO direkap
oleh koordinator PIO yang ada di pokja farmasi klinis.
4.5.4 Konseling
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaankonseling belum dilaksanakan secara optimal, dimana konseling hanya dilakukan pada pasien geriatri, pediatri dan pasien dengan
penyakit degeneratif. Sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan konseling juga belum tersedia dengan baik, seperti ruangan konseling kurang nyaman,
terlalu ribut karena bersebelahan dengan jalan dan tempat lalu lalangnya pegawai dari apotek II, selain itu pencatatan data pasien dan data penggunaan
obat belum dilaksanakan secara kontinu sehingga belum diperoleh informasi perkembangan pasien setelah intervensi pengunaan obat. Perlu dilakukan
pencatatan data pasien dan data penggunaan obat dengan menggunakan komputer yang dimasukkan ke dalam SIRS agar konseling yang dilakukan lebih
optimal.
4.5.5 Visite
Visite dilakukan oleh apoteker dengan melihat terapi pengobatan pasien dari Catatan Perkembangan Terintegrasi dan mengisi Formulir Edukasi
Multisiplin pada rekam medik pasien RSUP H. Adam Malik pada kolom farmasi. Apoteker mampu menjelaskan kepada pasien nama obat dan
kegunaannya, aturan pemakaian dan dosis obat yang diberikan serta efek samping obat. Kegiatan visite telah dilaksanakan secara optimal pada pasien
Rindu A1 penyakit dalam wanita. Obat didistribusikan kepada pasien dengan sistem Unit Dose
Dispensing. Akan tetapi ketika apoteker melakukan visite, sering kali apoteker
Universitas Sumatera Utara
menemukan obat yang tidak ditulis nama obat, aturan pakai pada etiket obat, jadwal minum obat yang tidak tepat, dan ada pasien yang tidak mendapat obat..
4.5.6 Pemantauan terapi obat PTO