Pengelolaan Perbekalan Farmasi TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

1333MenkesSKXII1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama drug oriented ke paradigma baru patient oriented dengan filosofi Pharmaceutical Care pelayanan kefarmasian. Praktik pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Apoteker memiliki tanggung jawab yang besar di IFRS dalam penyediaan obat yang bermutu dan meminimalkan Drug Related Problem DRP, yang dapat terjadi pada setiap tahap mulai dari peresepan hingga obat diterima oleh pasien.

4.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pembelian langsung dilakukan dengan jumlah 50 juta, dan lebih dari 50 juta dilakukan dengan pembelian tenderkontrak yang diterima oleh panitia pengadaan. Pembelian perbekalan farmasi dilakukan oleh IFRS dengan mengeluarkan surat pesanan SP ke distributor, perbekalan farmasi yang Universitas Sumatera Utara masuk diantar ke IFRS, untuk diterima, diperiksa dan diteliti keadaannya, disesuaikan dengan Surat Pengantar Barang SPB dan SP oleh Pokja perbekalan, kemudian di entry data perbekalan farmasi yang masuk ke SIRS, dan disimpan. Perbekalan farmasi di RSUP H. Adam Malik disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil dilemari pendingin pada suhu 2-8 o C, dan obat pada suhu ruangan 15-30 C, bentuk sediaan oral, injeksi, infus, salep, bahan berbahaya mudah terbakar terpisah dari produk farmasi lainnya dan obat LASA disimpan dengan penandaan khusus. Obat narkotik dan psikotropik dalam lemari khusus dan terkunci double lock dan obat high alert pada lemari khusus yang ditandai garis merah diberi tanda label peringatan berbentuk bulat dan berwarna merah dengan tulisan high alert dan disusun secara alfabetis dengan sistem first in first out FIFO dan first expired first out FEFO. Gudang penyimpanan di RSUP H. Adam Malik terdiri dari gudang perbekalan farmasi umum, gudang perbekalan farmasi BPJS, gudang perbekalan farmasi floor stock. Pokja perbekalan melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi. Menurut Standar Pelayanan farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, yang dimaksud dengan produksi adalah kegiatan membuat, mengencerkan dan pengemasan kembali sediaan farmasi non steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegiatan produksi yang dilakukan adalah membuat handrub, NaCl 0,9 non steril, serta mengubah kemasan yang lebih kecil re- packing antara lain isodin povidon iodin, dengan pengenceran berupa Universitas Sumatera Utara alkohol 96 dan 70, H 2 O 2 3, dan membuat sediaan yang harus selalu baru seperti, kloralhidrat. Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan seperti: a. Depo rawat inap terpadu A Rindu A, Depo Rindu B, Depo Instalasi Anestesi Terapi Intensif IATI, Depo Instalasi Gawat Darurat IGD, Apotek I dan Apotek II. b. Instalasi seperti Instalasi Diagnostik Terpadu IDT, Instalasi Hemodialisa IHD, instalasi Patologi Anatomi IPA, Instalasi Patologi Klinik IPK, dan istalasi Radiologi. IPK telah memiliki kerja sama operasional KSO dengan pihak lain untuk reagen tertentu, namun untuk pengadaan reagen lain yang tidak termasuk KSO tetap dilakukan oleh instalasi farmasi. 4.5 Pelayanan Kefarmasian 4.5.1 Pengkajian dan pelayanan resep