Pemantauan dan pelaporan efek samping obat Pelayanan informasi obat PIO

Merupakan penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada saat pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian kepada pasien sampai pembuangan limbahnya Depkes RI, 2004. Secara operasional dalam mempersiapkan dan melakukan harus sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai, sehingga kecelakaan terkendali. Kegiatan dispensing sediaan farmasi berbahaya meliputi: 1. Melakukan perhitungan dosis secara akurat. 2. Melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yang sesuai. 3. Mencampur sediaan obat kanker sesuai dengan protokol pengobatan. 4. Mengemas dalam pengemas tertentu. 5. Membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku. Faktor yang perlu diperhatikan 1. Cara pemberian obat kanker. 2. Ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi yang sesuai. 3. Lemari pencampuran biological safety cabinet. 4. High Efficiency Particular Air HEPA filter. 5. Pakaian khusus. 6. Sumber daya manusia yang terlatih.

2.3.4.3 Pemantauan dan pelaporan efek samping obat

Universitas Sumatera Utara Pemantauan dan pelaporan efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan setiap Respons terhadap Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, dan terapi Depkes RI, 2004. Tujuan Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat ESO a. Menemukan ESO sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang. b. Menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah dikenal sekali, yang baru saja ditemukan. c. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkanmempengaruhi timbulnya ESO atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO. Kegiatan pemantauan dan pelaporan ESO, meliputi: 1. Menganalisa laporan ESO. 2. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami ESO. 3. Mengisi formulir ESO. 4. Melaporkan ke Panitia Efek Samping Obat Nasional. Faktor yang perlu diperhatikan: 1. Kerjasama dengan panitia farmasi dan terapi dan ruang rawat. 2. Ketersediaan formulir MESO. Universitas Sumatera Utara

2.3.4.4 Pelayanan informasi obat PIO

Menurut Kepmenkes nomor 1197MenkesSKX2004, PIO merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan PIO adalah menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit, membuat kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan obat, terutama bagi panitiakomite farmasi dan terapi, meningkatkan profesionalisme apoteker, dan menunjang terapi obat yang rasional. Kegiatan yang dilakukan pada PIO meliputi: a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan pasif. b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka. c. Membuat buletin, leaflet, label obat. d. Menyediakan informasi bagi panitia farmasi dan terapi sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit. e. Bersama dengan Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap. f. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga kesehatan lainnya. g. Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian. Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah sumber informasi obat, tempat, tenaga dan perlengkapan.

2.3.4.5 Konseling