It: Intensitas sinar-x setelah menembus materi
Gambar 2.12 Skema pembentukan nilai densitas Sumber : Radiographic Photography and Imaging Prosecesses, David Jenkins.
Densitas yang terang berasal dari bagian objek yang nilai koefisien attenuasi liniernya tinggi sehingga sebagian besar sinar-X banyak diserap oleh
jaringan tersebut. Sedangkan citra dengan densitas yang hitam dihasilkan dari transmisi sinar-X yang menembus objek dengan koefisien attenuasi linier rendah.
Perbedaan densitas gelap terang dari citra inilah yang menyebebkan timbulnya kontras.
2.9 Densitometer
Densitometer adalah alat pengukur densitas yang mempunyai skala 0 sampai 4,5. Sinar-X mempunyai beberapa sifat yang dapat dimanfaatkan dalam
diagnosa antara lain dapat menembus bahan, menimbulkan radiasi sekunder lumenisasi pada semua bahan yang ditembusnya, dan menghitamkan emulsi
film. Berdasarkan teori tersebut, sinar-X dapat dimanfaatkan dalam dunia kedokteran untuk menampakkan bagian dalam tubuh yang mengalami kelainan
sehingga diperoleh diagnosa suatu penyakit. Sebelum dilakukan diagnosa maka terlebih dahulu diperhatikan kualitasnya. Alat yang digunakan untuk mengukur
densitas dinamakan densitometer.
2.9.1 Diagram Blok
Diagram blok rangkaian alat pengukur densitas sinar-X digital dapat dilihat pada gambar 2.13. Sedangkan gambar densitometer dilihat dari arah depan
seperti terlihat pada gambar 2.14. di bawah ini
Gambar 2.13 Diagram Blok Densitometer
Gambar 2.14 Densitometer Tampak Dari Depan
2.9.2 Prinsip kerja Densitometer
Prinsip kerja alat pengukuran densitas optik radiograf sinar-X adalah sebagai berikut :
1. Cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya LED dilewatkan ke film
radiograf kemudian sebagian diserap oleh radiograf dan sebagian diteruskan, cahaya yang diteruskan diterima oleh sensor fotoresistor.
2. Pada rangkaian sensor fotoresitor dibuat rangkaian pembagi tegangan
sedemikian hingga tegangan keluaran rangkaian ini berbanding terbalik dengan kuat penerangan yang diterima sensor.
3. Tegangan keluaran rangkaian sensor fotoresistor diperkuat oleh Op-amp
LF 356 dengan rangkaian penguat instrumentasi. 4.
Sinyal keluaran dari Op-amp yang masih berupa sinyal analog diubah menjadi sinyal digital oleh pengubah sinyal analog ke digital ADC.
5. Sinyal BCD keluaran dari ADC diterjemahkan oleh pendekode untuk
kemudian ditampilkan pada penampil tujuh ruas. 6.
Sinyal keluaran dari pendekode ditampilkan oleh penampil tujuh ruas
berupa bilangan decimal
LED RADIOGRAF
FOTO RESISTOR OP AMP
ADC PENDEKODE
SEVEN SEGMENT
24
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Radiologi Diagnostik Rumah Sakit Pirngadi Medan.
3.2 Alat Dan Bahan Penelitian
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah Pesawat CTScan, Monitor CT-Scan, laser imagerprinter, illuminator, densitometer dan
bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah citra CT-Scan sinus paranasal. Seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 CT Scan 64 Slice Pirngadi Medan Gambar 3.1 diatas merupakan alat CT Scan 64 slice. Adapun spesifikasi
pesawat CT Scan pada gambar 3.1 diatas sebagai berikut: 1.
Merk : Siemen Somatom Definition As
2. Detector
: 2x stellar infinity detector with 3D anti scatter collimator
3. Rotation time : Up to 0,25 s
4. Generator power : 240 kw 2x120kw
5. Gantry opening : 78 cm
6. Max Scan speed : 737mms with turbo flash