tendensi pribadi Bush. Banyak pengamat politik mengkritik sikap Partai Demokrat yang tidak keras menentang invasi tersebut dan mengharapkan
pertanggung jawaban Partai Republik sebagai pendukung Bush. Oleh karena itu dibutuhkan agar negara-negara di dunia membentuk aliansi untuk menyatakan
Amerika sudah tidak mampu memimpin dunia. Kontribusi dari kedua penelitian terdahulu bagi penelitian yang penulis
lakukan adalah dapat mengetahui gambaran peran politik kaum Syi’ah yang sebelum masa Rezim Saddam Hussein sangatlah signifikan. Namun pada masa
Rezim Saddam Hussein peran politiknya sangat tersingkir meskipun menjadi kaum mayoritas. Oleh karena itu yang menjadi kajian menarik adalah masalah
peran politik kaum Syi’ah di Irak pasca tumbangnya rezim Saddam Hussein.
1.6 Landasan Konseptual
Dalam melakukan suatu penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan seperangkat konsep sebagai pijakan dasar untuk memulainya. Tentu saja konsep
yang digunakan harus relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk yang menjadi landasan konseptual dalam penelitian ini adalah:
1.6.1 Definisi Budaya Politik
Budaya politik menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba adalah sikap individu terhadap sistem politik dan komponen-komponennya, selain itu
juga berkaitan dengan sikap individu terhadap peran yang dapat dimainkannya dalam proses politik sistem politik yang sedang berjalan.
9
9
Afan Gaffar, 2004. Politik Indonesia; Transisi Menuju Demokrasi, Jakarta: Pustaka Pelajar, hal. 99.
Lebih lanjut Almond dan Verba menyatakan bahwa budaya politik tidak lain dari orientasi yang bersifat psikologis terhadap objek sosial, dalam hal ini
sistem politik kemudian, yang mengalami proses internalisasi ke dalam bentuk yang bersifat cognitive, affective, dan evaluative. Orientasi yang bersifat kognitif
menyangkut pemahaman dan keyakinan individu terhadap sistem politik beserta atributnya, misalnya seperti bentuk Negara, bendera, mata uang yang digunakan,
kepala Negara, batas-batas Negara, ibu kota Negara, dan lain-lain. Sementara orientasi yang bersifat afektif, menyangkut ikatan emosional perasaan yang
dimiliki oleh individu terhadap sistem politik. Jadi, orientasi yang bersifat afektif adalah orientasi yang bersifat feelings terhadap sistem politik. Sedangkan untuk
orientasi yang bersifat eveluatif adalah menyangkut kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan
bagaimana peran individu tersebut dalam prosesnya.
10
1.6.2 Peran Politik
Peran politik adalah perilaku yang dilakukan oleh para aktor dalam menjalankan peran politiknya. Untuk membentuk suatu peranan adalah harapan
atau dugaan yang datang dari diri sendiri ataupun orang lain, tujuannya adalah untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku politik.
11
KJ. Holsti, mengungkapkan ada tiga variabel penjelas mengenai konsepsi peran, diantaranya adalah:
1 Beberapa kondisi ekstern yang mencakup persepsi ancaman dan perubahan penting dalam kondisi luar negeri
10
Ibid, hal: 100
11
Mas’oed. Mochtar, 1989Studi Hubungan Internasional, Tigkat Analisis dan Teorisasi, Yogyakarta: Universitas Gadja Mada, hal:44
2 Atribut nasional, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan negara lemah atau kuat, pendapat dan sikap umum, kebutuhan ekonomi dan
komposisi etnis negara 3 Atribut ideologis dan sikap yang menecakup kebijakan atau peran
tradisional, pendapat dan sikap umum, urusan humaniter, prinsip ideologis dan identifikasi kawasan kesesuaian nilai dengan negara
lain Ketiga variabel di atas menurut Holsti, dapat menguji penjelasan mengenai
tujuan, keputusan dan tindakan dalam FPA Foreign Policy Analysis
12
Dengan demikian maksud dari peran politik kaum Syiah merupakan suatu masalah yang sifatnya intra state, masalah dalam negeri. Namun, ketika gerakan
politik tersebut melibatkan sentimen keagamaan yang tidak terbatasi oleh batasan geografis, maka gerakan tersebut menimbulkan konflik internasional yang bersifat
inter state. Akhirnya, konflik inter state yang dipicu oleh masalah intra state tersebut secara langsung menjadi penyebab pecahnya konflik internasional yang
bersifat multi state, yang melibatkan Irak, negara-negara anggota NATO dan negara-negara Arab selain Irak.
1.7 Metode Penelitian