Latar Belakang Surat Izin Penelitian

3 bisnis waralaba ini semakin berkembang dan bisa memiliki otlet atau jaringan franchisee yang semakin banyak. Bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia tentu diperlukaan kemitraan untuk mengembangkan usaha tersebut. Kemitraan tersebut bisa dilihat pada aspek penyediaan bahan baku untuk produksi Surabi Cimoet Indonesia, penyediaan untuk keperluan outlet yang didirikan serta tentang pemasaran produk tersebut. Waralaba ini membutuhkan kerjasama atau kemitraan dengan pihak lain untuk menyediakan perlengkapan guna mendukung operasional dari waralaba Surabi Cimoet Indonesia ini. Kemitraan yang dibangun tentu membutuhkan sikap yang baik di kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak. Kemitraan yang dibangun pada dasarnya untuk mengembangkan usaha kedua belah pihak tetapi kembali lagi bahwa hubungan tersebut haruslah didasari dengan tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan tanpa merugikan pihak manapun itu. Kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya, dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Selama ini istilah kemitraan ini telah dikenal dengan sejumlah nama, diantaranya strategi kerjasama dengan pelanggan strategic customer alliance, strategi kerjasama dengan pemasok strategic supplier alliance dan pemanfaatan sumber daya kemitraan partnership sourcing.3 Penelitian ini lebih memfokuskan pada hubungan kemitraan yang terjalin antara bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia dengan pihak-pihak lain yang mendukung kegiatan produksi bisnis waralaba tersebut. Dukungan dari berbagai 3 http:sigit-rh.blogspot.com201104pola-pola-kemitraan-usaha.html diakses tanggal 29122013 4 pihak tersebut dirasa penting karena sebuah bisnis belum tentu bisa berdiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan pihak lain. Sehingga peneliti mengangap hal yang menarik untuk diteliti adalah pihak-pihak lain kemitraan dibalik kesuksesan waralaba Surabi Cimoet Indonesia. Apalagi sekarang ini marak sekali muncul waralaba-waralaba local meskipun makanan yang disajikan mengadopsi makanan luar negeri. Oleh karena itu latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul “Pola Kemitraan oleh Bisnis Waralaba Makanan Khas Bandung”. Waralaba yang dimaksud adalah Surabi Cimoet Indonesia yang terletak di Kota Batu. A. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pola kemitraan bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia di Kota Batu? B. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pola kemitraan bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia di Kota Batu. C. MANFAAT PENELITIAN Dengan diadakannya penelitian terhadap masalah ini diharapakan nantinya dapat memberikan hasil manfaat antara lain : A. Secara Teoritis 1. Menerapkan Teori Sosiologi yaitu Teori Pertukaran Sosial oleh Peter M. Blau 5 2. Merupakan salah satu upaya di dalam memberikan sumbangan pemikiran terhadap konsep, teori serta memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pola kemitraan bisnis waralaba B. Secara Praktis 1. Bagi peneliti untuk menerpakan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah dan sebagai prasyarat gunna memperoleh gelar sarjana S1 Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Sebagai bahan informasi dalam menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mendalami mengenai pola kemitraan oleh bisnis waralaba. 3. Sebagai pengetahuan umum bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang pola kemitraan oleh bisnis waralaba jajanan khas Bandung Surabi Cimoet Indonesia di Kota Batu. D. DEFINISI KONSEP Konsep adalah suatu batasan yang umum dipakai, yang berguna sebagai upaya penyeragaman penulisan dalam membaca. Dengan tujuan untuk merumuskan masing-masing variabel antara lain :

1. Pola Kemitraan

Menurut Kamus Ilmiah Populer mitra merupakan kawan kerja, pasangan kerja. 4 Dalam Kamus Ilmiah Populer, kemitraan merupakan perihal hubungan kerja. Sedangkan kemitraan merupakan kerja sama usaha antara perusahaan besar menengah yang bergerak di sector produksi barang-barang maupun di 4 Rais El Heppy. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hlm 412 6 sector jasa-jasa dengan industry kecil berdasarkan azas 1 saling membutuhkan, 2 saling memperkuat, dan 3 saling menguntungkan. Sistem keterkaitan dan kemitraan akan menghasilkan nilai tambah ekonomi dan sosial yang akan memperkuat struktur industry dan ekonomi nasional. Thee Kian Wie mengatakan bahwa proses hubungan keterkaitan yang berkembang sampai saat ini memberikan indikasi terbentuknya empat macam pola hubungan kemitraan yaitu Pola Dagang, Pola Vendor, Pola Subkontrak serta Pola Pembinaan. 5 Untuk mengembangkan suatu kemitraan antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar, hal yang harus diperhatikan sebagai prasyarat utama bagi calon pelaku yang akan bermitra adalah kesiapan masing-masing baik dalam aspek manajerial usaha maupun kemampuan mengembangkan usaha. Artinya baik pihak pengusaha kecil maupun pengusaha besar, masing- masing harus mempunyai kemampuan daya saing yang kuat dalam bidang yang ditekuninya meskipun pada skala usaha yang berbeda. 6

2. Bisnis

Kamus Ilmiah Populer mendefinisikan bisnis merupakan usaha dagang, usaha komersil dalam dunia perdagangan. 7 Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan bisnis merupakan usaha komersial di dunia perdagangan. Melihat pada asal katanya bisnis berasal dari bahasa Inggris yang berarti: Perusahaan, urusan atau Usaha. Hughes dan Kapoor menyatakan bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi 5 Wie Kian Thee. 1992. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Antara Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama hlm 2-4 6 Hafsah, Jafar Mohammad. 2000. Kemitraan Usaha. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan hlm 88 7 Rais, El Heppy. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hlm 98 7 kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada di dalam masyarkat, dan ada dalam industry. 8 Usaha memiliki tiga jenis yaitu usaha kecil , usaha menengah dan usaha besar. Ketiga usaha tersebut memiliki kriteria sendiri dalam kegiatan usahanya. Misalnya Indonesia mendefinisikan usaha kecil sebagai perusahaan yang mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau nilai asset yang kurang dari Rp 200 juta. Usaha yang terlalu kecil dengan jumlah pekerja yang kurang dari 5 orang dikatakan sebagai kecil level mikro. 9 Usaha menengah adalah kegiatan ekonomi yang memiliki kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil. 10 Ciri-ciri usaha menengah yaitu pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; Sudah akses kepada sumber-sumber 8 Alma, Buchari. 2012. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta hlmn 20-21 9 Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana hlmn 365 10 Hafsah, Jafar Mohammad. 2000. Kemitraan Usaha. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Hlm 11