Lokasi Penelitian POLA KEMITRAAN BISNIS WARALABA SURABI CIMOET INDONESIA (Studi pada bisnis waralaba jajanan khas Bandung)

13 yang didirikannya serta mengerti siapa saja informan yang bisa memberikan informasi kepada penelitian terkait dengan penelitian yang dilakukan.

5. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data atau sumber informasi yang menjadi perhatian atau kunci informasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun sumber data dalam penelitian ini terdapat dua sumber yaitu : a. Data Primer Sumber data primer yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti dengan cara mengadakan wawancara langsung dan observasi langsung di lokasi penelitian, yakni konsumen remaja yang termasuk dalam criteria penentuan informan. b. Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data-data lain di luar data primer, yakni literature yang terkait dengan Pola Kemitraan oleh Bisnis Waralaba serta dokumentasi yang ada di Surabi Cimoet serta di mitra- mitra yang bekerjasama dengan waralaba tersebut.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 14 a. Wawancara Wawancara adalah hal yang sangat penting dalam mengumpulkan data. Ada empat jenis wawancara dalam penelitian kualitatif : tersusun structured, semi tersusun semi-structured, informal dan retrospective melihat masa lalu. Empat jenis wawancara ini satu sama lain tidak terpisah, tetapi sebagai titik berat atau tekanan saja. 20 Dalam wawancara alat yang digunakan adalah alat pemandu interview guide. Metode ini dapat juga dikatakan sebagai wawancara semistruktural survey semistruktural, karena alat bantu tidak komplet seperti pada kuesioner. Panduan atau pertanyaan pada kuesioner tersusun sedemikian rupa menurut penggolongan data yang diperlukan. Berbeda dengan percakapan, wawancara lebih didominasi oeh pewawancara. Artinya responden lebih banyak pasif, atau menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. 21 Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur karena jenis wawancara inilah yang lebih sesuai dalam penelitian kualitatif sebab jenis wawancara tidak terstruktur ini memberi peluang kepada peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Meski disebut wawancara tidak terstruktur, bukan berarti dialog yang ada lepas begitu saja dari konteks. Inilah hal utama yang harus diperhatikan peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini. Peneliti sejak awal harus memiliki 20 Sigit, Soehardi . 2001. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen. Yogyakarta : Yogyakarta: Pena Persada Offset. Hal 191-192 21 Daniel, Moehar. 2005. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : PT Bumi Aksara Hlm 143