Lokasi Penelitian dan Logo Surabi Cimoet Indonesia Pola Kemitraan

Usman, Husaini dkk. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara Wie Kian Thee. 1992. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Antara Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Zuriah , Nurul. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan . Jakarta : PT Bumi Aksara NON BUKU Drpriyono.blogspot.com201203jenis-jenis-penelitian http:fasya18.blogspot.com201301subjek-penelitian.html http:hendrausahakecil.blogspot.com http:kamusbisnis.comartiusaha-besar http:lipsus.kompas.com http:lipsus.kontan.co.id http:sigit-rh.blogspot.com201104pola-pola-kemitraan-usaha.html 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia beberapa tahun terakhir dirasakan semakin pesat. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia diperkirakan semakin pesat di masa mendatang dan sanggup mencapai 10-15 persen per tahun. Calon pewaralaba harus semakin selektif dan tidak gegabah menaruh investasi, sebelum benar-benar tahu peluang dan risiko jenis waralaba yang akan dimasuki. Tahun 1991 lalu, hanya ada 35 usaha waralaba pelaku di Indonesia, 29 di antaranya waralaba milik asing, dan enam milik lokal. Namun sekarang, terdapat 260 waralaba asing dan 750 waralaba lokal yang terdata di Asosiasi Franchise Indonesia AFI. Omzet mereka tahun 2007 lalu, sesuai data AFI, sangat banyak, yakni 81 triliun. 1 Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia AFI Anang Sukandar, memperkirakan omzet sektor waralaba bakal tumbuh 8-10 dari omzet tahun ini. Walau belum final, ia yakin, omzet industri waralaba tahun 2012 bisa mencapai Rp 160 triliun. Setiap tahun, bisnis waralaba memang selalu tumbuh. Dari sisi omzet, tiap tahun nilainya terus naik. Pada 2008, misalnya, omzet waralaba masih sekitar Rp 81,1 triliun. Selang dua tahun, omzet sudah mencapai Rp 114,6 triliiun. Tren tersebut terus berlangsung hingga tahun 2011 yang menyentuh angka Rp 120 triliun. 2 Waralaba merupakan bentuk hubungan kemitraan antara pemilik waralaba atau pewaralaba franchisor dengan penerima waralaba franchisee dalam 1 http:lipsus.kompas.com Diakses tanggal 03012014 2 http:lipsus.kontan.co.id Diakses tanggal 03012014 2 mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha waralaba. Kerjasama ini biasanya didukung dengan pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, konsultasi, standardisasi, pengendalian, kualitas, riset dan sumber-sumber permodalan. Salah satu waralaba di bidang makanan yang ada di Indonesia adalah Surabi Cimoet Indonesia. Waralaba tersebut merupakan waralaba local berasal dari Kota Batu, Jawa Timur. Waralaba Surabi Cimoet Indonesia merupakan usaha yang bergerak di bidang penjualan produk makanan atau jajanan berasal dari Kota Bandung yaitu Surabi. Waralaba Surabi Cimoet Indonesia ini didirikan di Kota Batu, Jawa Timur. Waralaba ini didirikan tahun 2009 oleh Susi dan Fita. Bisnis ini mengembangkan ide pembuatan surabi dengan inovasi-inovasi kreatif yaitu ukuran surabi kecil dan imut serta dengan topping bermacam-macam rasa. Bisnis waralaba ini sudah memiliki 10 outlet baik itu di Malang maupun di luar jawa. Bisnis ini memang kecil tetapi bisnis tersebut mampu mendirikan 10 outlet baik itu di Malang maupun di luar jawa. Dari 10 outlet tersebut dengan mengacu pada konsep franchisee format bisnis yaitu menggunakan merk dagang dari Surabi Cimoet Indonesia untuk melakukan penjualan dan mendapatkan keuntungan. Muncullah kerjasama atau kemitraan yang dijalankan oleh Surabi Cimoet dengan pihak-pihak yang bisa mendukung produksi maupun untuk penjualan di outlet Surabi Cimoet Indonesia. Mulai dari penyediaan alat-alat untuk produksi surabi. Dibutuhkan alat produksi dari pihak yang menyediakan alat tersebut. Karena tanpa alat tersebut tentu produksi surabi tidak berjalan dengan baik. Dan paling utama yaitu bahan baku dari pembuatan surabi tersebut yaitu tepung dan mayo serta topping-topping untuk inovasi dari waralaba tersebut. Serta pihak-pihak yang penting untuk bisnis waralaba ini adalah outlet yang digunakan untuk berjualan serta pemasaran agar 3 bisnis waralaba ini semakin berkembang dan bisa memiliki otlet atau jaringan franchisee yang semakin banyak. Bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia tentu diperlukaan kemitraan untuk mengembangkan usaha tersebut. Kemitraan tersebut bisa dilihat pada aspek penyediaan bahan baku untuk produksi Surabi Cimoet Indonesia, penyediaan untuk keperluan outlet yang didirikan serta tentang pemasaran produk tersebut. Waralaba ini membutuhkan kerjasama atau kemitraan dengan pihak lain untuk menyediakan perlengkapan guna mendukung operasional dari waralaba Surabi Cimoet Indonesia ini. Kemitraan yang dibangun tentu membutuhkan sikap yang baik di kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak. Kemitraan yang dibangun pada dasarnya untuk mengembangkan usaha kedua belah pihak tetapi kembali lagi bahwa hubungan tersebut haruslah didasari dengan tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan tanpa merugikan pihak manapun itu. Kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya, dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Selama ini istilah kemitraan ini telah dikenal dengan sejumlah nama, diantaranya strategi kerjasama dengan pelanggan strategic customer alliance, strategi kerjasama dengan pemasok strategic supplier alliance dan pemanfaatan sumber daya kemitraan partnership sourcing.3 Penelitian ini lebih memfokuskan pada hubungan kemitraan yang terjalin antara bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia dengan pihak-pihak lain yang mendukung kegiatan produksi bisnis waralaba tersebut. Dukungan dari berbagai 3 http:sigit-rh.blogspot.com201104pola-pola-kemitraan-usaha.html diakses tanggal 29122013 4 pihak tersebut dirasa penting karena sebuah bisnis belum tentu bisa berdiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan pihak lain. Sehingga peneliti mengangap hal yang menarik untuk diteliti adalah pihak-pihak lain kemitraan dibalik kesuksesan waralaba Surabi Cimoet Indonesia. Apalagi sekarang ini marak sekali muncul waralaba-waralaba local meskipun makanan yang disajikan mengadopsi makanan luar negeri. Oleh karena itu latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul “Pola Kemitraan oleh Bisnis Waralaba Makanan Khas Bandung”. Waralaba yang dimaksud adalah Surabi Cimoet Indonesia yang terletak di Kota Batu. A. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pola kemitraan bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia di Kota Batu? B. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pola kemitraan bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia di Kota Batu. C. MANFAAT PENELITIAN Dengan diadakannya penelitian terhadap masalah ini diharapakan nantinya dapat memberikan hasil manfaat antara lain : A. Secara Teoritis 1. Menerapkan Teori Sosiologi yaitu Teori Pertukaran Sosial oleh Peter M. Blau 5 2. Merupakan salah satu upaya di dalam memberikan sumbangan pemikiran terhadap konsep, teori serta memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pola kemitraan bisnis waralaba B. Secara Praktis 1. Bagi peneliti untuk menerpakan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah dan sebagai prasyarat gunna memperoleh gelar sarjana S1 Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Sebagai bahan informasi dalam menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mendalami mengenai pola kemitraan oleh bisnis waralaba. 3. Sebagai pengetahuan umum bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang pola kemitraan oleh bisnis waralaba jajanan khas Bandung Surabi Cimoet Indonesia di Kota Batu. D. DEFINISI KONSEP Konsep adalah suatu batasan yang umum dipakai, yang berguna sebagai upaya penyeragaman penulisan dalam membaca. Dengan tujuan untuk merumuskan masing-masing variabel antara lain :

1. Pola Kemitraan

Menurut Kamus Ilmiah Populer mitra merupakan kawan kerja, pasangan kerja. 4 Dalam Kamus Ilmiah Populer, kemitraan merupakan perihal hubungan kerja. Sedangkan kemitraan merupakan kerja sama usaha antara perusahaan besar menengah yang bergerak di sector produksi barang-barang maupun di 4 Rais El Heppy. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hlm 412 6 sector jasa-jasa dengan industry kecil berdasarkan azas 1 saling membutuhkan, 2 saling memperkuat, dan 3 saling menguntungkan. Sistem keterkaitan dan kemitraan akan menghasilkan nilai tambah ekonomi dan sosial yang akan memperkuat struktur industry dan ekonomi nasional. Thee Kian Wie mengatakan bahwa proses hubungan keterkaitan yang berkembang sampai saat ini memberikan indikasi terbentuknya empat macam pola hubungan kemitraan yaitu Pola Dagang, Pola Vendor, Pola Subkontrak serta Pola Pembinaan. 5 Untuk mengembangkan suatu kemitraan antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar, hal yang harus diperhatikan sebagai prasyarat utama bagi calon pelaku yang akan bermitra adalah kesiapan masing-masing baik dalam aspek manajerial usaha maupun kemampuan mengembangkan usaha. Artinya baik pihak pengusaha kecil maupun pengusaha besar, masing- masing harus mempunyai kemampuan daya saing yang kuat dalam bidang yang ditekuninya meskipun pada skala usaha yang berbeda. 6

2. Bisnis

Kamus Ilmiah Populer mendefinisikan bisnis merupakan usaha dagang, usaha komersil dalam dunia perdagangan. 7 Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan bisnis merupakan usaha komersial di dunia perdagangan. Melihat pada asal katanya bisnis berasal dari bahasa Inggris yang berarti: Perusahaan, urusan atau Usaha. Hughes dan Kapoor menyatakan bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi 5 Wie Kian Thee. 1992. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Antara Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama hlm 2-4 6 Hafsah, Jafar Mohammad. 2000. Kemitraan Usaha. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan hlm 88 7 Rais, El Heppy. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hlm 98 7 kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada di dalam masyarkat, dan ada dalam industry. 8 Usaha memiliki tiga jenis yaitu usaha kecil , usaha menengah dan usaha besar. Ketiga usaha tersebut memiliki kriteria sendiri dalam kegiatan usahanya. Misalnya Indonesia mendefinisikan usaha kecil sebagai perusahaan yang mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau nilai asset yang kurang dari Rp 200 juta. Usaha yang terlalu kecil dengan jumlah pekerja yang kurang dari 5 orang dikatakan sebagai kecil level mikro. 9 Usaha menengah adalah kegiatan ekonomi yang memiliki kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil. 10 Ciri-ciri usaha menengah yaitu pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; Sudah akses kepada sumber-sumber 8 Alma, Buchari. 2012. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta hlmn 20-21 9 Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana hlmn 365 10 Hafsah, Jafar Mohammad. 2000. Kemitraan Usaha. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Hlm 11 8 pendanaan perbankan; Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. 11 Usaha besar adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih di atas Rp10.000.000.000,00, sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank di atas Rp.5.000.000.000,00 lima milyar rupiah. Menurut Badan Pusat Statistik, usaha besar adalah usaha dengan jumlah pegawaikaryawan di atas 100 orang. 12 Bisnis Besar memilih manajer bukan pemiliknya sendiri, daerah operasionalnya regional atau nasional, organisasinya