Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai PPN Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009.
H. Koreksi Fiskal Pajak Pertambahan Nilai PPN
Hampir semua perhitungan laba komersial yang dihasilkan oleh semua perusahaan harus mengalami koreksi fiscal untuk mendapatkan Penghasilan Kena
Pajak. Hal ini disebabkan karena tidak semua ketentuan dalam SAK digunakan dalam peraturan perpajakan atau banyak ketentuan perpajakan yang tidak sama
dengan SAK. Perbedaan yang terjadi adalah besarnya pajak yang terhutang yang diakui
dalam laporan Laba Rugi Komersial dengan pajak yang terhutang menurut fiskus. Perbedaan tersebut dapat berupa Beda Tetap dan Beda Waktu.
Beda Tetap terjadi apabila terdapat transaksi yang diakui oleh Wajib Pajak sebagai penghasilan atau sebagai biaya dalam akuntansi secara komersial yang
diatur dalam SAK. Namun berdasarkan ketentuan peraturan perpajakan, atas transaksi tersebut bukan merupakan penghasilan atau bukan merupakan biaya atau
sebagian merupakan penghasilan atau sebagian lagi merupakan biaya. Beda Waktu terjadi karena adanya perbedaan pengakuan besarnya waktu
secara akuntansi komersial dibandingkan dengan secara fiskal, misalnya dalam ketentuan masa manfaat dari aktiva yang akan dilakukan penyusutan.
Sesuai dengan Pasal 1 PP No.43 Tahun 1985 tentang Pelaksanaan Pajak Penghasilan, pada dasarnya Pajak Masukan PPN yang boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 UU PPh 1984 adalah PPN yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan UU PPN Tahun 1984.
Dengan demikian PPN yang tidak dapat dikreditkan tersebut dapat dikoreksi fiscal
Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai PPN Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009.
atau dapat dimasukkan ke dalam biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak.
Pajak keluaran adalah PPN yang didapat dari penjualan dan biasanya dijurnal sebagai hutang PPN, sedangkan Pajak Masukan adalah PPN yang didapat
dari pembelian dan biasanya dijurnal sebagai PPN dibayar dimuka. Apabila dalam pengakuan penghasilan maupun pembelian atau harga pokok termasuk PPN maka
selisih antara PPN Keluaran dengan PPN Masukan dapat menjadi biaya mengurangi penghasilan bruto.
Contoh: PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam perdagangan elektronik. Pada
tahun 2006 membeli produk termasuk PPN Masukan sebesar Rp 9.900.000,-. Atas barang tersebut dijual termasuk PPN Keluaran sebesar Rp 11.000.000,-. Besarnya
laba dapat dihitung baik dengan PPN maupun dengan tanpa PPN sebagai berikut: No.
Uraian Dengan PPN
Tanpa PPN 1
2 3
4 Penjualan
Pembelian HPP Laba kotor
Biaya-biaya: PK-PM 1.000.000 -
900.000 11.000.000
9.900.000 1.100.000
100.000 10.000.000
9.000.000 1.000.000
Laba Bersih 1.000.000
1.000.000
Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai PPN Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009.
Pada contoh di atas, maka jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut: Pada saat pembelian :
Menurut Akuntansi : Pembelian
9.000.000 PPN Masukan
900.000 Kas Utang
9.900.000
Menurut Pajak : Pembelian
9.000.000 PPN Masukan
900.000 Kas utang
9.900.000 Pada saat penjualan :
Menurut Akutansi : Piutang Kas
11.000.000 Penjualan
10.000.000 PPN Keluaran
1.000.000 Menurut Pajak
: Piutang Kas 11.000.000
Penjualan 10.000.000
PPN Keluaran 1.000.000
Pengkreditan Pajak Masukan adalah sebagai berikut : PPN Masukan =
Rp 900.000 PPN Keluaran =
Rp 1.000.000 Kurang bayar PPN
Rp 100.000 Saldo PPN sebesar Rp 100.000,- disajikan di Neraca sebagai Hutang PPN yang
harus di setor ke Kas Negara.
Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai PPN Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009.
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Kesimpulan
1. Ester
Simangung song
2005 Akuntansi
Pajak Pertambahan Nilai PPN
pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan
Pencatatan dan perhitungan
terhadap akuntansi PPN telah dilakukan
dengan baik sesuai dengan standar dan
UU PPN yang berlaku
2. Samion
Tarigan 2007
Akuntansi PPN dan Kaitannya dengan Surat
Pemberitahuan Masa pada PT. OPENAKI Medan
Laporan akuntansi berpedoman pada
PSAK dan Laporan pajak berpedoman
pada Peraturan Pemerintah yaitu
UU PPN dan PPnBM
3. Mila Sari
Kartika 2007
Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai
PPN pada PT.
Perusahaan Perdagangan Indonesia Persero
Cabang Medan Laporan Keuangan
belum sesuai dengan SAK.
Perusahaan melakukan
pembayaran pajak secara terpusat
sentralisasi. Pencatatan Pajak
Masukan dan Keluaran dilakukan
setelah dibuat rekapitulasi
pembelian dan penjualan
Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai PPN Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009.
J. Kerangka Konseptual Penelitian Gambar 2.1