Pendidikan Motivasi Faktor yang berhubungan dengan APN 1. Pengetahuan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada Notoadmojo, 2003, hlm. 128-129. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang menanyakan tenang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan Notoatmodjo, 2003.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi dengan menggunakan media dalam rangka pemberian bantuan terhadap pengembangan individu seutuhnya. Dalam arti supaya dapt mengembangkan potensi semaksimal mungkin. Potensi disini adalah potensi fisik, emosi, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan ini dapat berupa pendidikan formal dan informal. Pendidikan tidak terlepas dari proses pelajaran dan ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa kegiatan belajar merupakan proses yang bersifat internal dimana setiap proses belajar dipengaruhi oleh faktor – faktor eksternal. Makin tinggi tingkat pendidikannya makin tinggi tingkat intelektualnya. Sedangkan faktor – faktor eksternalnya antara lain, social, ekonomi, lingkungan, media massa, dan lain –lain Notoatmodjo, 2002. Dalam mengantisipasi perkembangan saat ini kebutuhan masyarakat yang menuntut mutu pelayanan kebidanan yang semakin meningkat, diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan profesional. Pengembangan pendidikan kebidanan seyogianya berlangsung secara berkesinambungan, berjenjang, dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi di tengah masyarakat. Universitas Sumatera Utara Pendidikan formal yang sudah diselenggarakan pemerintah dan pihak swasta dengan dukungan IBI adalah program Diploma III dan Diploma IVKebidanan, dimana upaya ini bertujuan meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas Simatupang, 2008 Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dirumuskan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon, Nancy Stevenson 2001, dalam Sunaryo,2004, hlm 143. Motivasi adalah suatu perangsang keinginan want dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang,Hasibuan 1995, dalam Notoatmodjo,2007, hlm 219. Dari pengertian di atas motivasi dapat diartikan sebagai suatu sikap pandang dimana seseorang memandang suatu tujuan atau tugas tertentu, inisiatif dan pengarahan tingkah laku, mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan b. Motivasi dan Perilaku Kerja Keberhasilan suatu institusi atau organisasi ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, karyawan atau tenaga kerja, sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja. Dari kedua faktor tersebut sumber daya manusia atau karyawan lebih penting daripada sarana dan prasarana pendukung. Secanggih dan selengkap apa pun fasilitas pendukung yang dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa sumber daya Universitas Sumatera Utara yang memadai, baik kuantitas jumlah maupun kualitas kemampuannya, maka niscaya organisasi tersebut dapat berhasil mewujudkan tujuan organisasinya. Kualitas sumber daya manusia atau karyawan tersebut diukur dari kinerjanya, yaitu kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dibebankannya Menurut Gibson 1977, dalam Notoatmodjo,2007, hlm 229 faktor yang menentukan kinerja seseorang, dikelompokkan menjadi 3 faktor utama, yaitu ; 1. Variabel individu, yang terdiri dari : kemampuan dan keterampilan, pengalaman kerja, latar belakang keluarga, tingkat sosial ekonomi, dan faktor demografi umur, jenis kelamin, etnis, dan sebagainya. 2. Variabel organisasi, yang antara lain terdiri dari : kepemimpinan, desain pekerjaan, sumber daya yang lain, struktur organisasi, dan sebagainya. 3. Variabel psikologis, yang terdiri dari : persepsi terhadap pekerjaan, motivasi, kepribadian dan sebagainya. Sedangkan menurut Stoner 1981 dalam Notoatmodjo,2007, hlm 229 kinerja seseorang karyawan atau tenaga kerja dipengaruhi oleh : motivasi, kemampuan, faktor persepsi. c. Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja Hubungan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: Unjuk Kerja performance adalah hasil dari interaksi antara motivasi kerja, kemampuan abilities dan peluang opportunities, dengan perkataan lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja dikali kemampuan kali peluang Robin 2000, dalam Munandar,2004, hlm 324 . Universitas Sumatera Utara Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerja akan rendah pula meskipun kemampuannya ada dan baik, serta peluangnyapun tersedia terakhir jika motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak akan tinggi Munandar, 2004. d. Meningkatkan Motivasi Kerja 1 Peran PemimpinAtasan Ada dua cara pokok untuk meningkatkan motivasi kerja, yaitu bersikap keras dan memberi tujuan yang bermakna. a Bersikap Keras Dengan memaksanakan tenaga kerja untuk bekerja keras atau dengan memberikan ancaman, maka tenaga kerja tidak dapat menghindarkan diri dari situasi yang mengancam tersebut, akan bekerja keras. b Memberi Tujuan yang Bermakna Bersama-sama dengan tenaga kerja yang bersangkutan ditemukan tujuan yang bermakna sesuai dengan kemampuannya, yang dapat dicapai melalui prestasi kerjanya yang tinggi. Dengan begitu, atasan perlu mengenali sasaran-sasaran yang bernilai tinggi dari bawahannya agar dapat membantu bawahan untuk mencapainya dan dengan arahan atasan memotivasi bawahannya. Universitas Sumatera Utara 2 Peran Diri Sendiri Motivasi seseorang dapat lebih bercorak proaktif atau reaktif. Pada motivasi kerja yang proaktif orang akan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya sana dengan yang dituntut oleh pekerjaannya danatau akan berusaha mencari, menemukan danatau menciptakan peluang dimana ia dapat menggunakan kemampuan-kemampuannya untuk dapat berunjuk kerja tinggi. Orang dengan type ini adalah orang yang suka bekerja dan senang mendapat tanggung jawab. Sebaliknya motivasi kerja seseorang yang lebih reaktif, cenderung menunggu upaya atau tawaran dari lingkungannya. Ia baru mau bekerja didorong, dipaksa untuk bekerja. Orang dengan type ini adalah orang yang memiliki motivasi kerja proaktif malas dan tidak mau dibebani tanggung jawab. 3 Peran Organisasi Berbagai kebijakan dan peraturan organisasi dapat ’menarik’ atau ’mendorong’ motivasi kerja seorang tenaga kerja. Kegiatan seperti GKM Gugus Kendali Mutu merupakan kebijakan yang dituangkan ke dalam berbagai peraturan yang mendasari kegiatan dan mengatur pertemuan pemecahan masalah dalam kelompok kerja. Kebijakan lain yang berkaitan dengan motivasinya adalah kebijakan dibidang imbalan keuangan. Disamping kebijakan dan peraturan tersebut di atas, kebijakan dan peraturan lain dapat disusun dan ditetapkan yang dapat mendorong atau menarik diluar motivasi kerja tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan yang banyak diajukan kepada penulis, adalah bagaimana cara mengukur motivasi seseorang, dan apakah ada suatu alat baku untuk mengukur motivasi. Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Salah satu cara untuk mengukur motivasi adalh melalui kuesioner, dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang lebih mencerminkan dirinya Notoatmodjo, 2005. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah justifikasi pertimbangan ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya Hidayat,2007:23. Berdasarkan tinjauan pustaka maka sebagai kerangka konsep dapat dilihat pada bagan di bawah ini : Variabel independen X Variabel DependenY Kerangka konsep Skema 01 • Pendidikan bidan • Pelatihan APN • Masa kerja • Pengetahuan bidan • Motivasi bidan Pelaksanaan APN Universitas Sumatera Utara