Analisis Potensi Pengembangan Bandara Silangit Di Kabupaten Tapanuli Utara

(1)

SKRIPSI

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN BANDARA SILANGIT DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

OLEH Andreas Sitorus

100501176

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui Analisis potensi pengembangan Bandara Silangit Kabupaten Tapanuli Utara. Analisis dilakukan dengan melibatkan pihak pihak yang terkait dalam Bandara Silangit. Dengan berdasarkan penelitian pada pendapat pihak yang terkait tentang keadaan Bandara Silangit.

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT (Streright, Weakness,

Oportunity, Threat). Data diperoleh dengan penyebaran kusioner. Dengan

jumlah sampel 30 orang.

Hasil dari penelitian ini adalah strategi yang baik dalam pengembangan Bandara Silangit adalah strategi WO (Weakness Oportunity) yaitu dengan memaksimalkan atau memperbaiki faktor faktor kelemahan pengembangan Bandara dan memanfaatkan faktor faktor peluang pengembangan Bandara.

Kata Kunci :Bandara Silangit, Potensi, Strategi pengembangan, faktor faktor kekuatan, faktor faktor peluang, faktor faktor kelemahan dan faktor faktor ancaman.


(3)

ABSTRACT

This researchis a scientific studyhat aimsto determined theanalysis ofdeveloment potential ofsilangit airport –nort Tapanuli. The analysis was performedwith involvement ofthe partiesthat involved inSilangitAirporthat is based ontheopinionrelating to thestate ofSilangitAirport.

This research isusing SWOT analysis (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). Dataobtainedby distibuting questionnairesandthe numberof samples usades many as30.

The results fromthis research indicatedthat a good strategvin the development ofa strategySilangitAirpots WO(WeaknessOportunity) which minimizing arrepairing the vulnerability factorsof airpot developmentandutilizing the opportunitiesfactors afairportdevelopment.

Keywords: SilangitService, Potential, DevelopmentStrategy, Strengths, Opportunitiesfactor, Weknesses. Threatsfactors.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1.Pengertian Potensi ... 7

2.2.Pengertian Bandara / Bandar Udara ... 7

2.3. Fasilitas Bandar Udara ………... 9

2.4.Klasifikasi Bandar Udara ……… ... . 10

2.5. Letak Lokasi Bandara Yang Baik dan Tepat ………….... .... 11

2.6.Fungsi Dan Manfaat Transportasi Udara ... 12

2.7. Konsep Strategis ……… 15

2.8. Konsep Perencanaan dan Pengembangan Bandara ... 7

2.8.1. Perencanaan Strategis dan Perencanaan Pengembangan ... 16

2.8.2. Rencana Pengembangan Bandara ... 18

2.8.2.1 Rancangan Bandar Udara ... 19

2.8.2.2 Rencana Keuangan ... 20

2.9.Penelitian Terdahulu ... 21

2.10 Kerangka Konseptual ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1.Jenis Penelitian ... 24

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ………... 24

3.3.Batasan Operasional ... 24


(5)

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 26

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.8.Teknik Analisis Data ... 27

3.8.1. Kerangka Analisis Kasus ... 27

3.8.2. Cara Analisis SWOT ... 29

3.8.3. Cara Perhitungan Bobot Dan Rating Dalam SWOT………... 30

BAB IV PEMBAHASAN ... 32

4.1. Kondisi Bandara Silangit ... 32

4.2. Potensi dan Hambatan Pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara ... 35

4.3. Strategi Pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara . 38 4.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bandara Silangit ... 38

4.3.2. Hasil Evaluasi Faktor Internal ... 39

4.3.3. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal ... 40

4.3.4. Matriks SWOT ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1. Kesimpulan ... 46

5.2. Saran ... 47


(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

4.1 Pergerakan Pesawat Kargo dan Penumpang Selama 5 Tahun

Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) ... 33

4.2 Hasil Evaluasi Faktor Internal (EFI) ... 40

4.3 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ... 41

4.4 Rumus Matriks SWOT ... 42


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Uraian Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Potensi Bandara Silangit ... 23 3.1 Proses Analisi kasus ... 28 3.2 Analisis SWOT ... 29 4.1 Pergerakanan Pesawat (Aireraft) selama 5 Tahun

Terakhir Di PT Angkasa Pura II (persero)

Bandara Udara ... 33 4.2 Pergerakan Penumpang (pasengger) selama 5 Tahun

Terakhir Di PT Angkasa Pura II (Persero)

Bandara Udara ... 34 4.3 Pergerakan kargo (cargo) selama 5 Tahun terakhir di


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuisioner Penelitian ... 48

2. Analsis Rating ... 54

3. Analisis Bobot ... 56


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui Analisis potensi pengembangan Bandara Silangit Kabupaten Tapanuli Utara. Analisis dilakukan dengan melibatkan pihak pihak yang terkait dalam Bandara Silangit. Dengan berdasarkan penelitian pada pendapat pihak yang terkait tentang keadaan Bandara Silangit.

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT (Streright, Weakness,

Oportunity, Threat). Data diperoleh dengan penyebaran kusioner. Dengan

jumlah sampel 30 orang.

Hasil dari penelitian ini adalah strategi yang baik dalam pengembangan Bandara Silangit adalah strategi WO (Weakness Oportunity) yaitu dengan memaksimalkan atau memperbaiki faktor faktor kelemahan pengembangan Bandara dan memanfaatkan faktor faktor peluang pengembangan Bandara.

Kata Kunci :Bandara Silangit, Potensi, Strategi pengembangan, faktor faktor kekuatan, faktor faktor peluang, faktor faktor kelemahan dan faktor faktor ancaman.


(10)

ABSTRACT

This researchis a scientific studyhat aimsto determined theanalysis ofdeveloment potential ofsilangit airport –nort Tapanuli. The analysis was performedwith involvement ofthe partiesthat involved inSilangitAirporthat is based ontheopinionrelating to thestate ofSilangitAirport.

This research isusing SWOT analysis (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). Dataobtainedby distibuting questionnairesandthe numberof samples usades many as30.

The results fromthis research indicatedthat a good strategvin the development ofa strategySilangitAirpots WO(WeaknessOportunity) which minimizing arrepairing the vulnerability factorsof airpot developmentandutilizing the opportunitiesfactors afairportdevelopment.

Keywords: SilangitService, Potential, DevelopmentStrategy, Strengths, Opportunitiesfactor, Weknesses. Threatsfactors.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan wilayah adalah upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan wilayah sangat diperlukan karena kondisi sosial ekonomi, budaya dan geografis yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Pada dasarnya pengembangan wilayah harus disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan wilayah yang bersangkutan (Ambardi dan Socia, 2002).

Keberhasilan pengembangan suatu wilayah salah satunya ditentukan oleh peran sektor transportasi. Menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Sama halnya dengan transportasi udara, yakni transportasi yang menggunakan alat pengangkutan oleh karena itu sistem transportasi harus dibina agar mampu menghasilkan jasa transportasi yang handal, berkemampuan tinggi, dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien dalam menunjang serta sekaligus menggerakan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang, serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara.


(12)

Bandar udara merupakan jaringan prasarana yang berhubungan dengan transportasi udara karena bandar udara adalah ruang lintas untuk transportasi udara. Bandar udara juga menjadi salah satu prasarana untuk meningkatkan perekonomian bagi suatu daerah atau negara. Fungsinya sebagai penunjang wisata, perdagangan, serta jaringan dalam transportasi membuat bandara sangat dibutuhkan untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dengan waktu yang lebih efisien. Misalnya di tempat di berbagai negara, sejumlah bandara kelas dunia berhasil menjalankan peran sebagai pokok perekonomian dengan menerapkan

Airpot City, dimana bandara merupakan pusat kegiatan terpadu dengan kawasan

pendukung disekitarnya. Mengingat pula permintaan terhadap transportasi yang cepat saat ini adalah pilihan banyak orang,sehingga pembenahan terhadap bandara terus dilakukan. Seperti perbaikan kargo, dan lalu lintas makin terus dikembangkan. Semua dibuat agar dapat menjadikan bandara sebagai salah satu pintu gerbang ekonomi.

Sesuai keputusan menteri perhubungan No: KM 68 Tahun 2002 ada beberapa ketentuan tentang organisasi dan tata kerja Bandara. Dimana berdasarkan hal tersebut, saat ini Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV internasional, dan memiliki fasilitas dan kemampuan setara bandara kelas II di Indonesia. Namun,bagi pembangunan perekonomian daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan Soborong-borong diakui bandara ini cukup bagus dan punya prospek baik ke depan. Kegiatan Bandara Silangit yang tinggi bukan tidak mungkin memicu pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Tapanuli Utara. Dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimilikinya,


(13)

Kawasan Bandara Silangit ini memiliki ukuran landas pacu 2.400 m x 30 m. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km berada dalam wilayah Kecamatan siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Bandara Silangit dibangun pada masa penjajahan Jepang.Pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 1995 dengan menambah landas pacu sepanjang 900 meter sehingga menjadi 1.400 meter. Pada tahun 2011, Bandara Silangit akhirnya memiliki landas pacu sepanjang 2.250 meter, sehingga bisa didarati pesawat jenis Fokker F-100 maupun Boeing 737-300 pada tanggal 18 Januari 2011.

Berdirinya bangunanBandara Silangit ini diharapkan dapat mendongkrak laju pertumbuhan eknonomi daerah yang di miliki Kabupaten Tapanuli Utara. PT Angkasa Pura II bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam pengembangan Bandara Silangit, termasuk dalam penggadaan lahan yang akan ditenderkan. Dengan demikian nantinya pesawat berbadan besar dapat beroperasi di Tapanuli utara. Saat ini bandara dengan kapasitas penumpang 10 ribu per tahun itu hanya melayani penerbangan jarak pendek dengan pesawat kecil carter semacam Susi Air. Diharapkan setelah pengembangan, jumlah penumpang akan meningkat menjadi 1 juta per tahun. arti nya keuntungan ekonomi akan lebih besar di rasakan oleh pihak Bandara Silangit.

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenal di kawas Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi. Sebahagian peraira


(14)

sungai yang cukup banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama khususnya Pulau Sibandang di kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan Wisata Rohani merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan Nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis pada kenyataan nya kurang berdampak bagi masyarakat dan bukan menjadi suatu hal yang bias menjawab sosial ekonomi masyarakat disekitar wilayah tersebut.

Upaya pembenahan infrastruktur di daerah-daerah terisolasi terus digiatkan. Salah satunya di daerah Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Melihat potensi wisata yang ada, bandara perintis peninggalan Jepang di daerah tersebut, Silangit, bakal dikembangkan menjadi bandara internasional. Langkah awal yang dilakukan untuk memaksimalkan pengembangan bandara tersebut, secara pengelolaan Bandara Silangit resmi beralih dari Kementerian Perhubungan ke PT Angkasa Pura II. Dengan demikian di harapkan mengoptimalkan aksesibilitas di sini. Sehingga kawasan sekitar Danau Toba lebih banyak didatangi oleh wisatawan baik asing maupun domestik. Sehingga juga perlu diadakan suatu strategi atau arah baru dari kebijakan pembangunan yang memadukan antara pertumbuhan dan pemerataan.

Perumbuhan ekonomi Tapanuli Utara yang hanya bergerak dari 6,01 % tahun 2013 nyatanya perlu terus dikembangkan mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional 6,1 – 6,8 %. Pendapatan perkapita Tapanuli Utara yang relatif kecil


(15)

menjadi indikator kesejahteraan masyarakat Tapanuli Utara lebih rendah dari kesejahteraan nasional. Hal ini sejalan dengan angka kemiskinan Kabupaten ini 10,35% pada tahun 2013. Pengangguran terbuka sebesar 6,53% ikut berkontribusi terhadap kemiskinan yang ada di daerah ini. Oleh sebab itu dari indikator tersebut dibutuhkan alternatif untuk pengembangan perekonomian Tapanuli Utara yang salah satunya adalah Bandara Silangit yang dapat mendorong perekonomian daerah tersebut. Oleh sebab itu penulis merasa perlu meneliti dengan judul “Analisis Potensi Pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara “.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi dan keadaanBandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara saat ini ?

2. Bagaimana potensi dan hambatanpengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara?

3. Bagaimana strategi kebijakanpengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi dan keadaan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara saat ini.

2. Untuk mengetahui potensi dan hambatanpengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.


(16)

3. Untuk mengetahui strategi kebijakanpengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.

1.4. Manfaat penelitian

1. Sebagai informasi bagi pemerintah, swasta dan masyarakat mengenai potensi pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara.

2. Sebagai bahan studi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang serupa maupun lanjutan di bidang pembangunan ekonomi.

4. Sebagai pembelajaran dan menambah wawasan bagi penulis mengenai potensi dan pengembangan wilayah di daerah.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Potensi

Pengertian potensi adalah sesuatu hal yang dapat di jadikan sebagai bahan atau sumber yang akan dikelolah baik melalui usaha yang dilakukan manusia maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin dimana dalam pengerjaannya potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada di sekitar kita (Kartasapoetra, 1987).Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.

Potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kemampuan yang ada pada Bandara Silangit yang dapat dikembangakan dalam hal ini, Bandara Silangit merupakan sumber daya alam yang telah dikelolah secara cermat oleh sumber daya manusia dimana potensi tersebut dapat menjadi suatu keterkaitan yang menyatu dalam pelaksanaan pembangunan di sekitar daerah Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara. potensi yang ada pada Bandara Silangit dapat dijadikan dalam meningkatkan perekonomnian daerah Siborong-borong dan sekitarnya serta mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat.

2.2. Pengertiaan Bandara / Bandar Udara

Menurut Departemen Perhubungan, bandar udara adalah kawasan di daratan dan / atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas


(18)

pokok dan fasilitas penunjang lainnya suatu bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki suatu landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan helikopter), sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya di lengkapi berbagai fasilitas lain.

Bandar udara menurut PT (Persero) Angkasa Pura I adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat. Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.

Menurut Undang-undang No.15 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001, Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan / atau bongkar muat kargo dan / atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi (Maria Puspitasari, 2011).

Fasilitas Bandara dapat bervariasi dalam kaitannya dengan ukuran dan lokasi dari pelabuhan, luas masyarakat yang dilayaninya, tujuan dari pembangunannya, jumlah pesawat yang menggunakannya. Bandar udara perlu menyediakan fasilitas-fasilitas berupa landasan dan fasilitas trafik angkutan penumpang dan barang. Fasilitas landasan adalah landasan pendaratan, hangar, bengkel, stasiun radio dan meteorologi, petunjuk arah angin, menara kontrol, lampu landasan dan sebagainya. Sedangkan fasilitas trafik angkutan penumpang dan barang meliputi antara lain pelayanan tiket dan bagasi, ruang tunggu, hotel


(19)

dan restoran, tempat parkir bagi kendaraan, fasilitas pergudangan bagi barang muatan, kantor pabean dan sebagainya (Rustian Kamaluddin, 2003).

2.3 Fasilitas Bandar Udara

Fasilitas bandar udara dapat diklasifikasikan berdasar karakteristik fungsi bandar udara; originating-terminating station, transfer station, atau through

station.

Originating-terminating station, melakukan proses terhadap penumpang

yang memulai atau mengakhiri perjalanan udara mereka pada bandar udara tersebut. Disini, penumpang yang memulai atau mengakhiri perjalanan mencapai 70-90% dari total penumpang. Aircraft ground time-nya relatif panjang, dan aliran utama penumpang adalah di antara pesawat dan sistem transportasi darat. Stasiun jenis ini, membutuhkan perhatian lebih pada curb frontage, fasilitas ticketingdan baggage claim, dan parkir. Data tipikal menunjukkan pergerakan pesawat per gate dalam satu jam adalah antara 0,9 hingga 1,1.

Transfer station atau connecting airport lebih banyak melayani

penumpang yang melakukan penerbangan menerus. Di Amerika Serikat, transfer pesawat dilakukan di airline hubs yang terdapat di bandar udara. Stasiun ini membutuhkan lebih banyak fasilitas concessions yang bagus untuk menunjang saat-saat proses connecting penumpang dan fasilitas intraline dan interline

baggage yang lebih besar namun membutuhkan lebih sedikit fasilitas akses darat,

fasilitas airline ticketing dan fasilitas bagasi dibandingkan dengan originating

stations. Perhatian khusus diberikan pada penempatan gate position untuk


(20)

lain untuk meminimalkan arus penumpang di dalam terminal dan menyingkat waktu connecting. Data tipikal menunjukkan pergerakan pesawat per gate dalam satu jam saat peak hour adalah antara 1,3 –1,5 pesawat.

Through station mengkombinasikan antara high percentage penumpang originating dengan low percentage originating flights. Disini, waktu darat

pesawat sangat minimal, yaitu antara 1,5 hingga 2 jam pergerakan di tiap gate dalam peak period. Stasiun ini memiliki ruang departure lounge, curb frontage,

fasilitas ticketing dan baggage yang lebih kecil dibandingkan originating station

(Lusy Oktavia, 2010).

2.4 Klasifikasi Bandara Udara

Berdasarkan klasifikasi atau status bandara, menurut pelayanannya sesuai dengan rute penerbangan dan peranan pemerintah dapat dibedakan atas: bandara internasional, bandara domestik, bandara internasional dan domestik.

a. Bandar udara domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama. Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi dan tidak mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.

b. Bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan internasional atau antar benua (Lusy Oktavia, 2010)


(21)

2.5 Letak Lokasi Bandara Yang Baik dan Tepat

Pembangunan sebuah bandara yang baik diawali dengan lokasi bandar udara dan selanjutnya ketersediaan fasilitas bandara yang mencukupi (Rustian Kamaluddin, 2003). Dengan adanya bandar udara akan memberikan keuntungan bagi pengembangan wilayah dan perkembangan bandar udara baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu para ahli ekonomi regional juga mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah dalam kaitannya dengan pengembangan kawasan industri adalah lokasi. Hal ini dapat dipahami karena dengan menentukan lokasi yang tepat maka biaya transportasi akan dapat diminimalkan baik untuk mengumpulkan faktor produksi (input) maupun untuk memasarkan hasil-hasil produksi (output).Menurut Rustian Kamaluddin (2003) bandara yang baik adalah :

a. Harus menyediakan suatu tempat pendaratan yang cukup untuk kelancaran mobil dengan kecepatan tinggi di atasnya tanpa menimbulkan ketidaksenangan yang berarti bagi para penumpang.

b. Harus berhubungan dengan kota berdekatan dengan angkutan kereta api dan angkutan jalan dan harus merupakan suatu tempat yang berdekatan dengan lingkungan publik. Gedung-gedung yang berdekatan haruslah tidak tinggi-tinggi. Ketersediaan suplai listrik, air minum dan sumber tenaga juga merupakan hal yang esensial pada letak lokasi pelabuhan udara tersebut.

c. Perlu berbagai pertimbangan lainnya berupa kemungkinan untuk perluasan, kondisi topografi, karakteristik tanah, drainase, ukuran dan bentuk lapangan dan sebagainya.


(22)

2.6 Fungsi Dan Manfaat Transportasi Udara Dan Bandara

Menurut PP RI 15 Tahun 1992 bandar udara memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pengendalian keselamatan lalu lintas angkutan udara. 2. Mengatur keamanan dan keselamatan lalu lintas udara serta kesehatan sanitasi

Bandar udara.

3. Menyediakan dan memelihara fasilitas Bandar udara telekomunikasi, navigasi dan listrik.

4. Mengatur dan mengawasi ground handling untuk kelancaran arus penumpang dan barang.

5. Mengendalikan dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban umum Bandar udara (Lidwina Masak, 2005).

Menurut Lisa Herdiana (2012), transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:

1. Manfaat Ekonomi

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi. 2. Manfaat Sosial


(23)

Transportasi menyediakan berbagai kemudahan untuk kebutuhan sosial, diantaranya:

a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau penyampaian informasi, c) Perjalanan untuk bersantai,

d) Memendekkan jarak dan e) Memencarkan penduduk. 3. Manfaat Politik

Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana, dan lain-lain.

4. Manfaat Kewilayahan

Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.

Sedangkan pendapat lain mengatakan faktor penentu pengembangan transportasi menurut Hay dalam Nur Nasution (2004)terdapat beberapa faktor yangmempengaruhi perkembangan transportasi di masa akan datang seperti berikut:

1. Ekonomi

Alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya systemtransportasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi dandistribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan menjangkau pasar yang lebih luas.


(24)

Alasan dikembangkannya sistem transportasi pada awalnyaadalah untuk mengatasi keadaan alam setempat dan kemudian berkembang dengan upaya untuk mendekatkan sumber daya dengan pusat produksi dan pasar.

3. Politik

Alasan dikembangkannya suatu sistem transportasi secara politik adalah untuk menyatukan daerah-daerah dan mendistribusikan kemakmuran ke seluruh pelosok suatu negara tertentu

4. Pertahanan dan Keamanan

Alasan dikembangkannya sistem transportasi dari segi pertahanan keamanan negara adalah untuk keperluan pembelaan diri dan menjamin terselenggaranya pergerakan dan akses yang cepat ke tempat-tempat strategis, misalnya daerah perbatasannegara , pusat-pusat pemerintahan,atau instalasi penting lainnya 5. Teknologi

Adanya penemuan-penemuan teknologi baru tentu akan mendorong kemajuan dikeseluruhan sistem transportasi.

6. Kompetisi

Dengan adanya persaingan, baik antarmoda, maupun dalam bentuk lainnya,seperti pelayanan, material dan lain-lain, secara tidak langsung akanmendorong perkembangan sistem transportasi dalam rangka memberikanpilihan yang terbaik.


(25)

Dengan makin meningkatnya arus urbanisasi, maka pertumbuhan kota-kota akan semakin meningkat dan dengan sendirinya kebutuhan jaringantransportasi untuk menampung pergerakan warga kotanya pun akan semakin meningkat.

Sebagaimana transportasi pada umumnya, transportasi udara mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang (servicing sector) dan unsur pendorong (promoting sector) [Abubakar, 2000] dalam web ugm.

a. Peran transportasi udara sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari kemampuannya menyediakan jasa transportasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor lain, sekaligus juga berperan dalam menggerakan dinamika pembangunan.

b. Sedangkan sebagai unsur pendorong, transportasi udara juga sudah terbukti mampu menjadi jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah terisolasi dan juga melayani daerah-daerah dan pulau-pulau terpencil. Tersedianya transportasi yang dapat menjangkau daerah pelosok termasuk yang ada di perbatasan sudah pasti dapat memicu produktivitas penduduk setempat, sehingga akhirnya akan meningkatkan penghasilan seluruh rakyat dan tentunya juga pendapatan pemerintah.

2.7 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Menurut Porter strategi adalah suatu alat yang sangat penting untuk


(26)

mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti, 2004) dalam Satria Nasution. Senada dengan itu, Hamel dan Pharalad juga mengatakan strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus – menerus, dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan (Rangkuti, 2004) dalam Satria Nasution, 2011.

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Oleh sebab itu strategi mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang dan juga strategi memilih konsekuensi yang multifungsi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan.

2.8 Konsep Perancanaan dan Pengembangan Bandara 2.8.1 Perencanaan Strategis dan Perencanaan Pengembangan

Mengikuti Olsen dan Eadie (1982) dalam Bryson (2008), mendefenisikan perencanaan strategis sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi (atau entitas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti itu.


(27)

Sementara itu, Salusu (2008) menyatakan bahwa perencanaan strategis adalah instrumen kepemimpinan dan suatu proses. Sebagai suatu proses, ia menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi di masa depan dan bagaimana usaha mencapainya; suatu proses yang menjelaskan sasaran-sasaran. Seperti juga ditegaskan oleh Steiss (1985) dalam Salusu (2008) bahwa perencanaan strategis sebagai komponen dari manajemen strategis bertugas untuk memperjelas tujuan dan sasaran, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh dan mengalokasikan sumberdaya, serta menciptakan suatu pedoman dalam menerjemahkan kebijaksanaan organisasi.

Bryson (2008) menguraikan delapan langkah untuk mengembangkan berpikir dan bertindak strategis dalam pemerintahan, lembaga publik, organisasi nirlaba, komunitas atau entitas lainnya yaitu meliputi :

(1) memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis (2) memperjelas mandat organisasi

(3) memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi (4) menilai lingkungan eksternal

(5) menilai lingkungan internal

(6) mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi (7) merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu

(8) menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan

Oleh sebab itu, perencanaan startegis adalah perencanaan yang berhubungan dengan proses penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber untuk memperoleh, menggunakan atau menghilangkan hal-hal tersebut.


(28)

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.

Perencanaan Pengembangan adalah perencanaan yang ditujukan untuk lebih meningkatkan keluaran sistem menambah jenis keluaran sistem dengan menambahkan komponen baru, mengurangi komponen yang ada, atau menciptakan subsistem yang baru. Dengan menciptakan sistem atau teknologi tersebut, hasil yang diinginkan dapat dipenuhi dengan lebih efektif dan efisien dengan cara-cara yang lebih baik, yang biasanya tidak konvensional.

2.8.2 Rencana Pengembangan Bandara

Untuk melaksanakan pembangunan suatu bandar udara, agar memperoleh hasil yang optimal, perlu mengacu pada beberapa jenis tingkatan perencanaan bandar udara. Perencanaan-perencanaan tersebut antara lain :

1. Perencanaan Sistem

Perencanaan sistem mencakup tiga tingkatan yaitu perencanaan sistem tingkat nasional, perencanaan sistem tingkat regional, dan perencanaan sistem tingkat propinsi.

2. Perencanaan Induk

Perencanaan ini dimaksudkan sebagai petunjuk pengembangan yang akan datang, agar dapat mengakomodasikan permintaan penerbangan dan sesuai lingkungan, perkembangan masyarakat, moda angkutan lainnya, dan bandar udara lainnya.


(29)

3. Perencanaan Proyek

Secara rinci, perencanaan induk ini mewujudkan dalam perencanaan-perencanaan proyek yang mencakup horizon waktu lebih pendek di bawah lima tahun.

2.8.2.1 Rancangan Bandar Udara

a. Denah Bandar Udara

Gambar denah menunjukkan konfigurasi, lokasi, dan ukuran semua fasilitas fisik seperti konfigurasi landas pacu, landas hubung, apron posisi dan ukuran fasilitas terminal, serta lokasi zona pendekatan landas pacu.

b. Rencana Penggunaan Tanah

Dalam rencana ini diuraikan penggunaan tanah secara rinci untuk seluruh kawasan bandar udara yang diusulkan dan ditunjukan pula penggunaan tanah di luar batas

c. Rencana Area Terminal

Rencana ini menunjukkan ukuran dan lokasi berbagai bangunan dan ruang kegiatan dalam area terminal. Penggambaran atau uraian mengenai terminal ini secara konseptual saja yaitu bagaimana menangani beragam fungsi terminal dan mewadahi berbagai kegiatan yang diperkirakan akan terjadi di area tersebut.

d. Rencana Jalan Bandar Udara

Rencana ini memuat secara ekplisit rute angkutan permukaan yang menghubungkan bandar udara dengan pusat-pusat bisnis dan sumber-sumber utama pengguna potensial angkutan udara lainnya yang dilayani bandar udara


(30)

yang bersangkutan termasuk hubungan-hubungan dengan sistem transportasi regional dan kota.

2.8.2.2 Rencana Keuangan

a. Jadwal Pengembangan/Pembangunan

Jadwal pengembangan/pembangunan yang disarankan memuat tahapan kegiatan yang terdiri atas jangka pendek, jangka sedang, dan jangka panjang. Menurut kurun waktu perkembangan permintaan terhadap kemampuan yang harus dimiliki bandar udara.

b. Perkiraan Biaya Pengembangan atau Pembangunan

Dari rencana denah bandar udara menurut tahapan pengembangan/pembangunan yang sudah disusun, dapat diperkirakan secara kasar kebutuhan biaya setiap tahapan berdasarkan indeks dasar pembangunan setiap jenis bangunan.

c. Analisis Kelayakan Ekonomi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa proyeksi pendapatan dari pengembangan/pembangunan bandar udara ini akan dapat menutup biaya yang dikeluarkan. Kelayakan ini diharapkan dapat dicapai untuk setiap tahapan proses rencana induk.

d. Analisis Kelayakan Finansial

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa skala kegiatan yang direncanakan dapat didukung permodalan oleh pihak yang bertanggung jawab.


(31)

2.9 Penelitian Terdahulu

Leli dan Nazwar (2012) dalam jurnal yang berjudul Analisis Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatera Barat menyatakan kesimpulan bahwa bandar udara Minangkabau ternyata layak dikembangkan ditinjau dari sudut ekonomi dan finansial. Hal ini terlihat dari Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) yaitu BCR = 2,31 >1, NPV = $99.583.747 >0 dan IRR = 45% besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang diasumsikan 9%. Pertumbuhan penumpang dan pesawat cukup besar.

Lewi Anatasia Sinaga, Freddy Jansen, Audie L. E. Rumayar, Elisabeth Lintong(2014) dalam jurnal yang berjudul Perencanaan Pengembangan Bandar Udara di Kabupaten Nabire menyatakan kesimpulan Panjang landas pacu setelah pemgembangan sebesar 2.867 meter dari landas pacu awal yaitu 1400 meter. Jarak dari treshold sampai titik awal exit taxiway adalah 1.747 meter, Panjang taxiway yang dibutuhkan 175 meter, Luas apron dibutuhkan adalah 200 77 m = 15.400 m2. Luas gedung terminal yang dibutuhkan minimum (650 x 196) atau sebesar 127.200 m Luas gudang minimum (40 x 22 m) atau 880 m. Luas pelataran parkir yang dibutuhkan minimum (178 × 121) m atau sekitar 21538 m2. Tebal perkerasan apron dengan metode PCA dengan working stress = 359.268 Psi adalah

13 inch = 33 cm.

Hilda Ina Yogi (2012) dalam skripsi yang berjudul Analisis Peranan Bandar Udara Sultan Hasanuddin Dalam Menunjang Sektor Perdagangan di


(32)

Sulawesi Selatan Periode Tahun 1996 -2010 menyimpulkan bahwa jumlah frekuensi lalu lintas pesawat berpengaruh positif, jumlah penumpang berpengaruh negatif, Inflasi Sulawesi Selatan tidak berpengaruh terhadap kontribusi bandar udara Hasanuddin pada sektor perdagangan SulSel dan kontribusi bandara pada sektor perdagangan saat sebelum dan sesudah pengembangan bandara tidak memiliki perbedaan.

2.10 Kerangka Konseptual

Untuk melihat potensi Bandara Silangit di KabupatenTapanuli Utara, maka terlebih dahulu akan dilihat keadaan / kondisi Bandara Silangitdi Kabupaten Tapanuli Utara saat ini, agar dapat menentukan potensi - potensi dari Bandara Silangit dan hambatan yang dihadapi Bandara Silangit dalam pengembangannya. Dengan mengetahui potensi-potensi dan hambatan Bandara Silangit dapat mewujudkan Bandara Silangit yang maju untuk perkembangan daerah Kabupaten Tapanuli Utara khususnya. Berikut adalah kerangka konseptual dalam menganalisis potensi pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.


(33)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Potensi Bandara Silangit

Kondisi dan Keadaan Bandara Silangit

Faktor Internal : Kekuatan dan Kelemahan

Faktor Eksternal : Peluang dan Tantangan Standar Umum Operasional

Bandara Udara

Strategi Kebijakan Pengembangan Bandara


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang menganalisis potensi pengembangan Bandara Silangit diTapanuli Utara adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Daerah atau tempat sebagai objek penelitian yaitu Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara dan pada PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kuala Namuprovinsi Sumatera Utara untuk memperoleh data-data yang diperlukan, dengan waktu penelitian dimulai sejak bulan Juli 2014.

3.3. Batasan Operasional

Batasan yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup faktor internal (kekuatan dan kelemahan), faktor eksternal (peluang dan tantangan), dan strategi dalam pengembangan Bandar Udara Silangit di Tapanuli Utara.

3.4. Defenisi Operasional

1. Kekuatan (Strength) adalah segala sesuatu yaitu berupa kelebihan dan kebaikan yang bersumber dari Bandara Silangit (kondisi internal) sebagai Bandar Udara di daerah Tapanuli Utara.


(35)

2. Kelemahan (Weakness) adalah segala sesuatu yaitu berupa kekurangan dan hambatan yang bersumber dari Bandara Silangit (kondisi internal) sebagai Bandar Udara di Tapanuli Utara.

3. Peluang adalah kondisi yang muncul dari luar Bandara Silangit (eksternal) yaitu berupa kesempatan (opportunity) yang dapat membantu pengembangan Bandar Udara Silangit di Tapanuli Utara.

4. Tantangan adalah kondisi yang muncul dari luar Bandara Silangit (eksternal) yaitu berupa ancaman ataupun hal-hal yang dapat menghambat pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara.

5. Strategi adalah berbagai bentuk rencana, cara ataupun kebijakan yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar Bandara Silangit untuk mengembangkan Bandara Silangit guna meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat di Tapanuli Utara.

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Margono (2004), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah terbagi atas 3 bagian yaitu penumpang pesawat yang melalui Bandara Silangit, Pegawai yang bekerja di Bandara Silangit dan Masyarakat sekitar Bandara Silangit. Margono (2004) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi.Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel bersifat tidak acak, dimana Margono (2004) mengatakan, pemilihan sekelompok subjek dalam


(36)

purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel penelitian yaitu sejumlah responden dimana jumlah minimal sebesar 30 responden. Oleh karena itu, maka telah ditetapkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.

3.6. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data sekunder diperoleh dari PT Angkasa Pura II, Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Utara.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research) yakni penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian, dalam hal ini sejumlah jawaban dari kuesioner (daftar pertanyaan) yang diberikan kepada responden yang telah dipilih.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yakni suatu bentuk penelitian yang menggunakan sarana kepustakaan dengan menelaah bahasan teoritis dari literature, referensi yang berupa buku-buku, jurnal, hasil penelitian, peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.


(37)

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan Bandara Udara Dengan demikian, perencanaan strategi (strategic planning) harus menganalisis faktor-faktor strategi Bandara Udara (kekuatan,kelemahan,peluang,dan ancaman)dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

3.8.1. Kerangka Analisis Kasus

Sebelum mempelajari metode-metode analisis yang dapat diterapkan untuk analisis kasus, kita perlu mengetahui kerangka analisis kasus secara keseluruhan sebagai berikut:

 Tahap I memahami situasi dan informasi yang ada.

 Tahap II memahami permasalahan yang terjadi. Baik masalah yang bersifat umum maupun spesifik.

 Tahap III menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai alternative pemecahan masalah


(38)

Caranya dengan membahas sisi pro maupun kontra dan memberikan bobot dan skor untuk masing-masing alternatif dan sebutkan kemungkinan yang akan terjadi.

Gambar 3.1 PROSES ANALISIS KASUS

.

3.8.2. Cara Analisis SWOT

Metode analisa SWOT menggunakan kombinasi faktor internal dan eksternal. Karena kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

Situasi Bandara Silangit

Evaluasi Situasi Bandara Silangit

Kec.Siborong-borong

Pemecahan Masalahan

Strategi Pengembangan Bandara

Tentukan Tentukan Dan evaluasi Dan evaluasi Lingkungan Kekuatan dan Peluang dan Kelemahan Ancaman Bandara

Analisis masalah yang perlu mendapat perhatian

Analisis masalah yang perlu mendapat perhatian


(39)

(opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths), dan kelemahan (weaknesses)

Gambar 3.2 ANALISIS SWOT

3. Mendukung 1.Mendukung

Strategi turn- around strategi agresif

4. Mendukung 2. Mendukung strategi

strategi defensive diversifikasi

Kuadran I

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Bandara Udara tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam Kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy)

Kuadran II

Meskipun mengahadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah mengggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran III

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi bebrapa kendala/kelemahan internal.kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG Matrix. Fokus strategi perusahaan

PELUANG

KEKUATAN KELEMAHAN


(40)

ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjuan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

Kuadran IV

Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

3.8.3. Cara Perhitungan Bobot Dan Rating Dalam SWOT

Setelah indikator-indikator SWOT ditentukan, langkah pertama adalah menentukan bobot,ranting, dan score. Bobot ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan atau urgensi penanganan dengan skala 1 sampai 5 (1= tidak penting, 5= sangat penting).

Langkah kedua adalah menjumblahkan bobot kekuatan dan bobot kelemahan. Kemudian dihitung bobot relatif untuk masing-masing indikator yang terdapat pada kekuatan dan dihitung bobot dan bobot relatif untuk peluang ancaman.

Langkah ketiga adalah menentukan rating. Rating adalah analisis kita terhadap kemungkinan yang akan terjadi dalam jangka pendek (misalnya satu tahun ke depan). Nilai ranting untuk Variabel Kekuatan diberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai 1 kalau kemungkinan indikator tersebut kinerjanya semakin menurun dibandingkan pesaing utama. Diberi nilai 2 kalau indokator itu kinerjanya sama dengan pesaing utama. Sedangkan diberi nilai 3 atau 4, kalau indikator tersebut lebih baik dibandingkan pesaing utama. Semakin tinggi nilai artinya kinerja indikator tersebut tahun depan akan semakin baik dibandingkan pesaing utama.


(41)

Nilai ranting Variabel kelemahandiberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai 1 kalau indikator tersebut semakin banyak kelemahannya dibandingkan pesaing utama. Sebaliknya diberi nilai 4 kalau kelemahan indikator tersebut semakin menurun dibandingkan pesaing utama pada tahun depan. Artinya pemberian nilai ranting untuk variabel kelemahan atau Variabel ancaman berkebalikan dengan pemberian nilai ranting untuk variabel kekuatan dan variabel peluang.

Nilai score diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot dikali nilai rating. Total nilai score untuk internal factor menunjukkan bahwa semakin nilainya mendekati 1, semakin banyak kelemahan internal dibandingkan kekuatanya. Sedangkan semakin nilainya mendekati 4, semakin banyak kekuatannya dibandingkan kelemahannya.

Begitu juga dengan total nilai score untuk faktor eksternal. Semakin total nilaio score mendekati 1, semakin banyak ancamannya dibandingkan dengan peluang. Sedangkan apabila total nilai score mendekati 4, artinya semakin banyak peluang dibandingkan ancaman.

Gabungan kedua kondisi internal dan eksternal ini selanjutnya kita masukkan dalam internal Eksternal matrix,sehingga kita mengetahui posisi persaingan yang akan terjadi pada korporat,untuk bisnis, maupun produk yang kita analisis. Berdasarkan posisi ini kita dapat menentukan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan tahun depan.


(42)

BAB IV

PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Bandara Silangit

Bandar Udara Silangit adalah bandar udarayang terletak di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Luas wilayahnya 3.764,65 km2 atau sekitar 5,25 persen dari luas wilayah Sumatera Utara. Bandara silangit dibangun pada masa penjajahan Jepang. Karena masalah biaya pembangunan Bandara Silangit sempat terhenti. Pembangunan kembali mulai dilakukan pada tahun 1995 dengan menambah landas pacu sepanjang 900 meter sehingga menjadi 1400 meter. Setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pengoperasian Bandara Silangit tahun 2005, pembangunan Bandara pun semakin dikembangkan. Pada tahun 2011 Bandara Silangit memiliki landas pacu sepanjang 2.400 meter.

Saat ini Bandara Silangit memiliki panjang landasan 2.400 meter dengan lebar 30 meter, ini mampu menampung pesawat Boeing 737-500. Kementerian Perhubungan mencatat, pada 2010 trafik penumpang ke Bandara Silangit mencapai 3.500 orang dan meningkat pada 2011 menjadi 6.000 orang dan pada tahun 2012 trafik meningkat menjadi 7.000 orang(Febriany Dian Aritya Putri, 2004).

Saat ini Bandara Silangit mempunyai fasilitas seeperti Musholla, Ruang Menyusui anak dan Ruang Merokok. Maskapai yang beroperasi di Bandara Silangit hanya masih Susi Air dengan penerbangan SI 0172 dari Medan ke Silangit. Bandara Silangit dalam beberapa tahun ke depan diharapkan menajdi salah satu bandara alternatif terkemuka di Sumut. Berbagai langkah strategi sudah


(43)

pelayanan ke luar Sumatera. Dengan masih terbatasnya pesawat yang beroperasi di Bandara Silangit, dapat dilihat perkembangannya lima tahun terakhir di tabel berikut.

Tabel 4.1 Pergerakan Pesawat, Kargo dan Penumpang Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit

No Tahun Pesawat Terbang Penumpang Cargo/bagasi

Kedatangan Keberangkatan Kedatangan Keberangkatan Kedatangan Keberangkatan

1 2008 368 368 2500 2839 16160 16629

2 2009 298 298 1640 2033 13734 13584

3 2010 290 290 1961 2325 12987 15204

4 2011 418 418 3017 3417 19300 19627

5 2012 460 460 3524 3962 20847 21291

6 2013 609 609 6264 6292 46789 38196

7 2014 646 646 13064 12987 104873 104221

Jumlah 3089 2443 31970 33855 234690 229472

Sumber : PT. Angkasa Pura II Bandara Silangit

Sumber : Diolah

Gambar 4.1 Pergerakan Pesawat (Aireraft) Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit

0 100 200 300 400 500 600 700 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Arrival Depature


(44)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pergerakan pesawat lima tahun terakhir mengalami kenaikan terus menerus baik pada kedatangan (arrival) maupun pada keberangkatan (depature), hal ini menunjukkan keadaan yang positif karena dapat berpotensi untuk penambahan pesawat dan jadwal penerbangannya setiap hari.

Sumber : Diolah

Gambar 4.2 Pergerakan Penumpang (Passengger) Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit

Dengan pergerakan pesawat baik kedatangan (arrival) dan keberangkatan (depature) yang ditunjukkan pada gambar 4.1 mengalami kenaikan secara terus menerus, maka hal ini menunjukkan penumpang juga mengalami kenaikan. Dapat dilihat pada gambar di atas, pergerakan penumpang juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan semakin bertambahnya minat orang - orang dalam menggunakan pesawat menuju daerah Tapanuli Utara.

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Arrival Depature


(45)

Sumber : Diolah

Gambar 4.3 Pergerakan Kargo (Cargo) Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit

Setelah pergerakan pesawat dan penumpang mengalami pergerakan yang menunjukkan hasil yang meningkat. Dengan ditunjukkan pada tahun 2014, pergerakan sangat melonjak. Hal ini menunjukkan hasil yang sangat berpotensi agar lebih mengembangkan Bandara Silangit terutama fasilitas yang terdapat di Bandara Silangit.

4.2. Potensi dan Hambatan Pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara

Bandar Udara Silangit berada di 1.500 meter di atas permukaan laut yang menjadi salah satu pintu menuju daerah wisata Danau Toba dan dapat berpotensi terus berkembang dan maju. Fungsi bandara adalah sebagai penghubung, memberi nilai tambah ekonomi dan pariwisata serta merupakan

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Arrival Depature


(46)

tempat memberi kesan pertama untuk suatu daerah. Sebab itu sangat penting adanya perubahan paradigma pola pikir masyarakat.

Bandara silangit diharapkan dapat menjadi ujung tombak perekonomian kawasan Danau Toba dan sekitarnya, salah satunya dengan meningkatkan potensi pariwisata daerah yang telah ada. Potensi wisata yang terdapat di daearah sekitar Bandara Siangit sepeti wisata air panas, wisata rohani, wisata alam atau rekreasi, sejarah dan budaya. Pembangunan Bandara Silangit yang strategis dengan panorama indah sumber daya alamnya akan mendukung Kabupaten Tapanuli Utara sebagai daerah wisata. Selain itu Bandara Silangit dapat meningkatkan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara dan dapat menggerakkan investor untuk menanamkan modalnya di kawasan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara.

Dengan potensi-potensi yang dapat dikembangkan Bandara Silangit tidak lagi sebatas sebagai tempat mendarat dan lepas landas pesawat, maupun hanya menjadi sarana penunjang perpindahan orang dan barang melalui angkutan udara, tetapi Bandara Silangit harus mampu menjadi bandara yang dapat memberikan manfaat yang lebih terhadap masyarakat di kawasan Danau Toba dan sekitarnya.

Potensi pengembangan Bandara Silangit di Sumatera Utara menjadi bandara internasional masih terkendala banyak. Salah satu kendalanya adalah terbatasnya jalur penerbangan, Bandara Silangit hanya melayani beberapa rute seperti Medan dan Batam.Selain itu pintu masuk gerbang utama Danau Toba masih di Parapat, ini menjadi kendala karena jarak Bandara Silangit dengan


(47)

Parapat cukup jauh yaitu sekitar 1,5 jam, berbeda jika melalui Siborong-borong dan Balige cukup dekat dibandingkan dengan Parapat. Selain itu juga infrastruktur jalan juga belum memadai.

Untuk meningkatkan potensi wisata Sumut, pemerintah sebaiknya mengembangkan jalur penerbangan dari dan menuju Bandara Kuala Namu. Pengembangan Bandara Silangit dapat menjadi kunci untuk meningkatkan perekonomian di daerah sekitarnya sepeti Siborong-borong, Balige dan Tarutung. Adapun saat ini perekonomian di beberapa daerah tersebut masih kalah dibandingkan dengan Kabanjahe dan Pematang Siantar.

Harian analisa apri 2015 , Pengembangan Bandara Silangit Terkendala. Sabtu 06 mei 2015.

Selain itu yang menjadi hambatan dalam proses pembangunan dan pengembangan Bandara Silangit hingga kini adalah belum dapat direalisasikan masalah pembebasan lahan. Saat ini diperlukan lahan sekitar 200 hektare lahan yang terdiri dari 38 hektare lahan Pemda, 40 hektare lebih lahan masyarakat, sisanya lahan kementrian kehutanan untuk pembenahan fasilitas sisi darat dan udara.Pengembangan Bandara Silangit memang diperlukan dikarenakan fasilitas bandara sampai saat ini masih minim sehingga tidak bisa disinggahi pesawat berbadan lebar. Saat ini pesawat yang dapat beroperasi hanya pesawat menengah kapasitas 70 penumpang.


(48)

4.3. Strategi Pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara

4.3.1 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan Bandara Silangit.

Untuk menentukan startegi pengembengan bandara silangit dilakuakan cara menentukan faktor faktor yang berpengaruh dalam pengembangan).Faktor tersebut terdiri dari faktor internal(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan untuk menetukan seberapa besar pengaruh faktor tersebut dalam pengembangan bandara silangit dilakuakan dengan cara memberikan kuisioner kepada pihak yang berhungan dengan bandara.Berikut faktor faktor yang berpengaruh dalam pengambangan bandara silangit :

A. Faktor Internal yang terdiri dari : 1.Faktor yang menjadi kekuatan yaitu

1. Banyaknya jumlah pekerja (SDM) di Bandara Silangit

2. Kemampuan pekerja (SDM) dalam mengoperasikan dan mengolah Bandara Silangit

3. Luas wilayah bandara Silangit 2.Faktor yang menjadi kelemahan yaitu

1. Kondisi fasilitas bandara silangit (ruang tunggu, toilet, minimarket) 2. Biaya dan harga tiket dalam sekali keberangkatan dan biaya harga kargo

barang.

3. Tingkat promosi dan informasi tentang Bandara Silangit 4. Tingkat jarak rute penerbangan bandara silangit.

5. Kapasitas persediaan pesawat apakah sudah memadai atau belum B. Faktor eksternal yang terdiri dari :


(49)

1.Faktor yang menjadi peluang :

1. Kontribusi dana dari dinas perhubungan kepada pengelola Bandara Silangit

2. Kuantitas penumpang bandara

3. Adanya objek wisata di sekitar bandara silangit

4. Adanya akomodasi hotel,penginapan di sekitar bandara. 5. Keberadaan badan usaha di sekitar bandara

2.Faktor yang menjadi ancaman :

1. Minat penumpang dalam memilih tranportasi udara

2. Kondisi srana dan prasarana Bandara Silangit yaitu hanya ada satu jalan utama menuju bandara silangit

3. Adanya jalur tranportasi darat menuju kabupaten tapanuli utara dan sekitarnya.

4.3.2Hasil Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas peringkat (rating) dan bobot yang diberikan oleh responden terhadap faktor – faktor internal yang telah ditentukan. Adapun hasil evaluasi faktor internal yang diberikan yaitu:


(50)

Tabel 4.2. Hasil Evaluasi Faktor Internal(EFI)

Sumber : Data Diolah

Keterangan : Total skor kekuatan (strength) : 1,206 Total skor kelemahan (weakness) :1,682

4.3.3. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas peringkat (rating) dan bobot yang diberikan oleh responden terhadap faktor – faktor internal yang telah ditentukan. Adapun hasil evaluasi faktor internal yang diberikan yaitu:

No. Faktor Internal Bobot Rating Bobot x

Rating Kekuatan (strength)

1. Banyaknya jumlah pekerja (SDM) di Bandara Silangit. 0,135 3 0,405 2.

Kemampuan pekerja (SDM) dalam mengoperasikan dan

mengolah Bandara Silangit. 0,137 3 0,411

3. Luas wilayah bandara Silangit 0,130 3 0,390

Total skor kekuatan (S) 1,206

Kelemahan (weakness)

1 Kondisi fasilitas bandara silangit (ruang tunggu, toilet,

minimarket) 0.125 3 0,375

2

Biaya dan harga tiket dalam sekali keberangkatan dan

biaya harga kargo barang. 0.118 3 0,492

3 Tingkat promosi dan informasi tentang Bandara Silangit 0,113 3 0,339 4 Tingkat jarak rute penerbangan bandara silangit. 0,113 2 0,226 5 Kapasitas persediaan pesawat apakah sudah memadai

atau belum 0,125 2 0,250

Total Kelemahan (W) 1,682


(51)

Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

No. Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x

Rating Peluang (Opportunity)

1.

Kontribusi dana dari dinas perhubungan kepada

pengelola Bandara Silangit. 0,131 3 0,393

2. Kuantitas penumpang bandara 0,117 3 0,351

3.

Adanya objek wisata di sekitar bandara

silangit 0,126 3 0,378

4. Adanya akomodasi hotel,penginapan di

sekitar bandara. 0.123 3 0,369

5. Keberadaan badan usaha di sekitar bandara 0,122 3 0,366

Total Skor Peluang (Opportunity) 1,529

Ancaman (Threat) 1

Minat penumpang dalam memilih tranportasi

udara 0,127 3 0,381

2

Kondisi srana dan prasarana Bandara Silangit yaitu hanya ada satu jalan utama menuju bandara silangit

0,122 3 0,366

3

Adanya jalur tranportasi darat menuju

kabupaten tapanuli utara dan sekitarnya. 0,126 3 0,378

Total 1,000 1,125

Sumber : Data diolah

Keterangan : 1.Total skor peluang (Opportunity) : 1,529 2.Total skor ancaman (Threat) : 1,125

4.3.4. Matriks SWOT

Dengan tersusunnya hasil evaluasi faktor internal (EFI) dan hasil evaluasi faktor eksternal (EFE), maka dibuatlah rumusan matriks SWOT untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengembanganbandara silangit . Adapun


(52)

rumusan matriks SWOT berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal, yaitu :

Tabel 4.4. Rumusan Matriks SWOT EFI

EFE Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O)

Strategi SO

SO = 1,206 + 1,529 SO = 2.735

Strategi WO

WO = 1,682 + 1,529 WO = 3,211

Ancaman (T)

Strategi ST

ST = 1,206 + 1,125 ST = 2,331

Strategi WT

WT = 1,682 + 1,125 WT = 2,807

Sumber : Data diolah

Dari perhitungan matriks SWOT ,maka diperoleh nilai tertinggi adalah WO sebesar 3,211.Dengan demikian nilai yang tertinggi merupakan strategi yang cocok dalam pengembangan bandara silangit di Tapanuli Utara.Dimana strategi WO yaitu dengan meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan peluang.


(53)

Adapun dalam model analisi SWOT secara kuadran, dapat digambarkan sebagai berikut:

Opportunity

O

(-,+) Ubah Strategi

(+,+) Progresif (1,529 ;1,206)

(1,529 ;1,682)

Weakness Kuadran III Kuadran I Strength

W Kuadran IV Kuadran II S

(-,-) Strategi Bertahan (+,-) Diversifikasi Strategi

(1,682 ; 1,125) (1,206 ; 1,125)

T Threath

Sumber: Data Diolah

Gambar 4.4. Model Kuadran Analisis Matriks SWOT

Berdasarkan Gambar Model Analisis Matriks SWOT di atas, maka rekomendasi strategi yang paling sesuai dengan pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utaraberada pada posisi kuadran 1, yaitu rekomendasi strategi progresif, yang artinya sektor pengembangan Bandara Silangit merupakan sektor yang kuat dan berpeluang sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar tingkat pertumbuhan pengembangan Bandara Silangit sehingga meraih kemajuan secara maksimal.


(54)

Tabel 4.5. Hasil Analisis Matriks SWOT EFI

EFE

Kekuatan (S)

1. Banyaknya jumlah pekerja (SDM) di Bandara Silangit 2. Kemampuan pekerja (SDM)

dalam mengoperasikan dan mengolah Bandara Silangit 3. Luas wilayah bandara

Silangit.

Kelemahan (W)

1. Kondisi fasilitas bandara silangit (ruang tunggu, toilet, minimarket)

2. Biaya dan harga tiket dalam sekali keberangkatan dan biaya harga kargo barang. 3. Tingkat promosi dan

informasi tentang Bandara Silangit

4.Tingkat jarak rute penerbangan bandara silangit.

5. Kapasitas persediaan pesawat apakah sudah memadai atau belum.

Peluang (O)

1.Kontribusi dana dari dinas perhubungan kepada pengelola Bandara Silangit

2.Kuntitas penumpang bandara. 3.Adanya objek wisata di sekitar

bandara silangit

4.Adanya akomodasi

hotel,penginapan di sekitar bandara.

5.Keberadaan badan usaha di sekitar bandara

Strategi SO

1. Dengan memanfaatkan kontribusi dana dari dinas perhubungan, penambahan pembangunan bandara dengan memanfaatkan lahan kosong.

2. Meningkatkan kualitas

SDM dalam mengembnagkan bandara.

3. Memanfaatkan luas

wilayah bandara untuk meningkatkan kualitas bandara.

4. Pendirian badan usaha dan tempat tempat wisata sebagai pendorong peningkatan kuantitas penumpang.

5. Melengkapi akomodasi seperti perhotelan untuk meningkatkan daya tari penumpang.

Strategi WO

1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .

2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat secara umum di sekitar bandara.

3. Meningkatkan promosi tentang bandara .

4. Menambah rute penerbangan untuk menarik para penumpang.

5. Membuat objek wisata atau badan usaha di sekitar bandara untuk menambah kuantitas penumpang bandara.


(55)

Ancaman (T)

1. Minat penumpang dalam memilih tranportasi udara 2. Kondisi sarana dan prasarana

Bandara Silangit yaitu hanya ada satu jalanmenuju bandara silangit

3. Adanya jalur tranportasi darat menuju kabupaten tapanuli utara dan sekitarnya.

Strategi ST

1. Meningkatkan kualitas

SDM dalam mengembnagkan

bandara.

2. Memanfaatkan luas wilayah bandara untuk meningkatkan kualitas bandara.

3. Lebih memfokuskan bagaimana cara untuk meningkatkan

masyarakat untuk memilih tranportasi udara.

4. Sarana dan prasaran jalan menuju tapanuli utara untuk di tambahi.

Strategi WT

1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .

2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat secara umum di sekitar bandara.

3. Meningkatkan promosi tentang bandara .

4. Menambah rute

penerbangan untuk menarik para penumpang.

5. Meningkatkan minat

penumpang memilih transportasi udara.

6. Sarana dan prasarana seperti jalan menuju tapanuli utara supaya di perbaiki.

Berdasarkan hasil Analisis matriks SWOT dan perhitungannya telah disimpulkan bahwa strategi yang tepat dalam pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara adalah strategi WO yaitu:

1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .

2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat secara umum di sekitar bandara.

3. Meningkatkan promosi tentang bandara .

4. Menambah rute penerbangan untuk menarik para penumpang.

5. Membuat objek wisata atau badan usaha di sekitar bandara untuk menambah kuantitas penumpang bandara.


(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan di Bandara Silangit Tapanuli Utaraguna memperoleh potensi ,hambatan serta strategi pengembangan yang lebih tepat telah dibahas dan dianalisis, yaitu dengan hasil bahwa:

1. Kondisi dan keadaan Bandara Silangit yaitu Bandar Udara Silangit adalah bandar udara yang terletak di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Luas wilayahnya 3.764,65 km2 atau sekitar 5,25 persen dari luas wilayah Sumatera Utara.


(57)

2. Hambatan dan potensi Bandara Silangit yaitu terbatasnya jalur penerbangan, Bandara Silangit hanya melayani beberapa rute seperti Medan dan Batam.Selain itu pintu masuk gerbang utama Danau Toba masih di Parapat, ini menjadi kendala karena jarak Bandara Silangit dengan Parapat cukup jauh yaitu sekitar 1,5 jam,selain itu pembebasan lahan menjadi hambatan dalam pengembangan bandara silangit.Adapun yang menjadi potensi bandara silangit adalah bandara silangit bandara ini bisa menjadi pintu masuk untuk tempat wisata di sekitar bandara silangit seperti danautoba.

3. Strategi pengembangan bandara silangit berdasarkan analisis SWOT yaitu dengan starategi WO sebesar 3,211 dengan meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan peluang yang ada dalam pengembangan bandara silangit.

5.2 Saran

1. Untuk membuat kebijakan dalam usaha mengembangkan bandara silangit pemerintah daerah khususnya pengelola masih harus perlu melihat dan secara langsung mendengar pendapat dan tanggapan dari seluruh pihak yang terkait dan angkasa pura agar kebijakan atau strategi yang dibuat bersifat menyeluruh dan memiliki guna bagi setiap pengembangan bandara silangit.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal yang perlu difokuskan untuk meningkatkan bandara silangit adalah dengan meningkatkan tempat


(58)

wisata dan badan badan usaha agar meningkatkan pengguna bandara serta memperbanyak rute penerbangan dari bandara silangit.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. 2000. Pengembangan Transportasi Darat Nasional Memasuki

Milenium

Ketiga.http//bair.web.ugm.ac.id/Peran_Transportasi_Udara_Dalam_Integr

asi_Nasional.htm (26 Oktober 2014).

Agusta, Ivanovich. 2009. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Ivanagusta.files.wordpress.com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-data-kualitatif.pdf (28 November 2014).

Anastasia Sinaga, Lewi, Dkk. 2014.”Perencanaan Pengembangan Bandar Udara di Kabupaten Nabire”, Jurnal Sipil Statistik, Vol.2 Np.7, (359-366) ISSN: 2337-6732.

Bryson, J.M. 2008. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dian Aritya Putri, Febriany. 2014. Ini Kendala Pengembangan Bandara Silangit.

Kabar24.bisnis.com/read/20140122/78/1987744/ini-kendala-pengembangan-bandara-silangit (16 Mei 2015 pukul 11.05 WIB).

Herdiana, Lisa. 2012. Transportasi Udara. http://lisaherdiana. com/2012/04/transportasi-udara.html (26 oktober 2014).

Honesti, Leli dan Nazwar Djali, 2012. “Analisis Ekonomi dan Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatera Barat, Jurnal Momentum, Volume 13 Nomor 2.

Kamaluddin, Rustian, 2003. Ekonomi Transpotasi Karakteristik, Teori dan

Kebijakan, Penerbit Erlangga.

Lestari, Inti. 2013. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. http://www.academia.edu/6885859/Tugas_Perencanaan_Pengembangan_ Wilayah (02 Maret 2015).

Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Masak, Lidwina. 2005. “Penataan Ulang Bandar Udara Pong Tiku Tana Toraja Sulawesi Selatan”, Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Nasution, Nur. 2004. Bab 2 Transportasi, http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00355-MN%20Bab%202.pdf (26 Oktober 2014).


(60)

Nasution, satria Mirsya Affandy.2011. “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Daya Saing melalui Analisis SWOT PT.AXA Financial Cabang Meedan Sudirman” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Oktavia, Lusy.2010. “Perancangan Ulang Bandar Udara Internasional Supadio di Pontianak”, Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Puspitasri, Maria. 2001. ”Analisis Kapasitas Landas Pacu Pada Bandar Udara Ngurah Rai Denpasar”, Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Putra, Aditya Pradana. 2013. “Perencanaan Strategi Siatem dan Teknologi Informasi pada PT. Angkasa Pura II”, Laporan Tugas Akhir Universitas


(1)

Ancaman (T)

1. Minat penumpang dalam memilih tranportasi udara 2. Kondisi sarana dan prasarana

Bandara Silangit yaitu hanya ada satu jalanmenuju bandara silangit

3. Adanya jalur tranportasi darat menuju kabupaten tapanuli utara dan sekitarnya.

Strategi ST

1. Meningkatkan kualitas

SDM dalam mengembnagkan

bandara.

2. Memanfaatkan luas wilayah bandara untuk meningkatkan kualitas bandara.

3. Lebih memfokuskan bagaimana cara untuk meningkatkan

masyarakat untuk memilih tranportasi udara.

4. Sarana dan prasaran jalan menuju tapanuli utara untuk di tambahi.

Strategi WT

1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .

2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat secara umum di sekitar bandara.

3. Meningkatkan promosi tentang bandara .

4. Menambah rute

penerbangan untuk menarik para penumpang.

5. Meningkatkan minat

penumpang memilih transportasi udara.

6. Sarana dan prasarana seperti jalan menuju tapanuli utara supaya di perbaiki.

Berdasarkan hasil Analisis matriks SWOT dan perhitungannya telah disimpulkan bahwa strategi yang tepat dalam pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara adalah strategi WO yaitu:

1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .

2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat secara umum di sekitar bandara.

3. Meningkatkan promosi tentang bandara .

4. Menambah rute penerbangan untuk menarik para penumpang.

5. Membuat objek wisata atau badan usaha di sekitar bandara untuk menambah kuantitas penumpang bandara.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan di Bandara Silangit Tapanuli Utaraguna memperoleh potensi ,hambatan serta strategi pengembangan yang lebih tepat telah dibahas dan dianalisis, yaitu dengan hasil bahwa:

1. Kondisi dan keadaan Bandara Silangit yaitu Bandar Udara Silangit adalah bandar udara yang terletak di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Luas wilayahnya 3.764,65 km2 atau sekitar 5,25 persen dari luas wilayah Sumatera Utara.


(3)

2. Hambatan dan potensi Bandara Silangit yaitu terbatasnya jalur penerbangan, Bandara Silangit hanya melayani beberapa rute seperti Medan dan Batam.Selain itu pintu masuk gerbang utama Danau Toba masih di Parapat, ini menjadi kendala karena jarak Bandara Silangit dengan Parapat cukup jauh yaitu sekitar 1,5 jam,selain itu pembebasan lahan menjadi hambatan dalam pengembangan bandara silangit.Adapun yang menjadi potensi bandara silangit adalah bandara silangit bandara ini bisa menjadi pintu masuk untuk tempat wisata di sekitar bandara silangit seperti danautoba.

3. Strategi pengembangan bandara silangit berdasarkan analisis SWOT yaitu dengan starategi WO sebesar 3,211 dengan meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan peluang yang ada dalam pengembangan bandara silangit.

5.2Saran

1. Untuk membuat kebijakan dalam usaha mengembangkan bandara silangit pemerintah daerah khususnya pengelola masih harus perlu melihat dan secara langsung mendengar pendapat dan tanggapan dari seluruh pihak yang terkait dan angkasa pura agar kebijakan atau strategi yang dibuat bersifat menyeluruh dan memiliki guna bagi setiap pengembangan bandara silangit.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal yang perlu difokuskan untuk meningkatkan bandara silangit adalah dengan meningkatkan tempat


(4)

wisata dan badan badan usaha agar meningkatkan pengguna bandara serta memperbanyak rute penerbangan dari bandara silangit.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. 2000. Pengembangan Transportasi Darat Nasional Memasuki

Milenium

Ketiga.http//bair.web.ugm.ac.id/Peran_Transportasi_Udara_Dalam_Integr

asi_Nasional.htm (26 Oktober 2014).

Agusta, Ivanovich. 2009. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Ivanagusta.files.wordpress.com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-data-kualitatif.pdf (28 November 2014).

Anastasia Sinaga, Lewi, Dkk. 2014.”Perencanaan Pengembangan Bandar Udara di Kabupaten Nabire”, Jurnal Sipil Statistik, Vol.2 Np.7, (359-366) ISSN: 2337-6732.

Bryson, J.M. 2008. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dian Aritya Putri, Febriany. 2014. Ini Kendala Pengembangan Bandara Silangit.

Kabar24.bisnis.com/read/20140122/78/1987744/ini-kendala-pengembangan-bandara-silangit (16 Mei 2015 pukul 11.05 WIB).

Herdiana, Lisa. 2012. Transportasi Udara. http://lisaherdiana. com/2012/04/transportasi-udara.html (26 oktober 2014).

Honesti, Leli dan Nazwar Djali, 2012. “Analisis Ekonomi dan Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatera Barat, Jurnal Momentum, Volume 13 Nomor 2.

Kamaluddin, Rustian, 2003. Ekonomi Transpotasi Karakteristik, Teori dan

Kebijakan, Penerbit Erlangga.

Lestari, Inti. 2013. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. http://www.academia.edu/6885859/Tugas_Perencanaan_Pengembangan_ Wilayah (02 Maret 2015).

Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Masak, Lidwina. 2005. “Penataan Ulang Bandar Udara Pong Tiku Tana Toraja Sulawesi Selatan”, Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.


(6)

Nasution, satria Mirsya Affandy.2011. “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Daya Saing melalui Analisis SWOT PT.AXA Financial Cabang Meedan Sudirman” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Oktavia, Lusy.2010. “Perancangan Ulang Bandar Udara Internasional Supadio di Pontianak”, Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Puspitasri, Maria. 2001. ”Analisis Kapasitas Landas Pacu Pada Bandar Udara Ngurah Rai Denpasar”, Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Putra, Aditya Pradana. 2013. “Perencanaan Strategi Siatem dan Teknologi Informasi pada PT. Angkasa Pura II”, Laporan Tugas Akhir Universitas