Defenisi Kecacingan Patologi dan Gejala Klinis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Kecacingan

Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. 16 Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas nematode usus khususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang Ancylostoma duodenale dan Necator americanus dan Strongyloides stercoralis. 14

2.2. Gambaran Infeksi Kecacingan pada Manusia

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Negara-negara sedang berkembang khususnya pada daerah yang tropik adalah penyakit infeksi kecacingan khususnya cacing yang ditularkan melalui tanah. Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga sering kali diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan infestasi berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa keliru kearah penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal. 14 Nematoda adalah cacing yang tidak bersegmen, bilateral simetris, mempunyai saluran cerna yang berfungsi penuh, biasanya berbentuk silindris serta panjangnya bervariasi dari beberapa milimeter hingga lebih dari satu meter. 14 Semua Nematoda yang menginfeksi manusia mempunyai jenis kelamin terpisah, yang jantan biasanya lebih kecil daripada yang betina. Nematoda dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Nematoda jaringan dan Nematoda usus. Diantara Universitas Sumatera Utara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah Soil Transmitted Helminths, diantaranya adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale dan Strongyloides stercoralis. 14 Nematoda usus biasanya matang dalam usus halus, dimana sebagian besar cacing dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng pemotong. Cacing ini menyebabkan penyakit karena dapat menyebabkan kehilangan darah, iritasi dan alergi. Penyebaran invasif larva cacing menyebabkan infeksi bakteri sekunder. 15

2.2.1. Cacing Gelang Ascaris lumbricoides a. Morfologi dan Daur Hidup

Salah satu penyebab infeksi cacing usus adalah Ascaris lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan nama cacing gelang dan yang penularannya dengan perantara tanah Soil Transmitted Helmints. Infeksi yang disebabkan oleh cacing ini disebut Askariasis. 16

1. Morfologi

Cacing jantan berukuran 10-30 cm, sedangkan betina 22-35 cm. Stadium dewasa hidup dirongga usus halus. Seekor cacing betina dapat bertelur sebayak 100.000-200.000 butir perhari, dimana terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. 14 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Cacing Ascaris lumbricoides dewasa A: betina dan B: jantan 17 Telur yang dibuahi bentuknya oval melebar, mempunyai lapisan yang tebal dan berbenjol-benjol, dan umumnya berwarna coklat keemasan, ukuran panjangnya dapat mencapai 75 µm dan lebarnya 50 µm. Telur yang belum dibuahi umumnya lebih oval dan ukuran panjangnya dapat mencapai 90 µm, lapisan yang berbenjol- benjol dapat terlihat jelas dan kadang-kadang tidak dapat dilihat. 18 Telur Ascaris lumbricoides berkembang sangat baik pada tanah liat yang mempunyai kelembaban tinggi dan pada suhu 25-30 C. Pada kondisi ini telur tumbuh menjadi bentuk yang infektif mengandung larva dalam waktu 2-3 minggu. 19 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Telur Ascaris lumbricoides 17

2. Daur Hidup

Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 tiga minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan kejantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk ronggas alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. 14 Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga menimbulkan rangsangan pada faring. Penderita batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke dalam esophagus, lalu menuju usus halus. Di usus halus berubah manjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2 dua bulan. 14 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Daur Hidup Ascaris lumbricoides 17

b. Patologi dan Gejala Klinis

Gejala yang timbul pada penderita Ascariasis dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan larva. Gangguan karena larva biasanya terjadi saat berada di paru. Pada orang yang rentan terjadi perdarahan kecil pada dinding alveolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai dengan batuk, demam, eosinofilia. Pada foto toraks tampak infiltrat. Pada kasus ini sering terjadi kekeliruan diagnosis karena mirip dengan gambaran TBC, namun infiltrat ini menghilang dalam waktu 3 tiga minggu, setelah diberikan obat cacing pada penderita. Keadaan ini disebut sindrom Loeffler. Gangguan yang disebabkan oleh cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. 14 Tantular, K 1980 yang dikutip oleh Moersintowarti 1990 mengemukakan bahwa 20 ekor cacing Ascaris lumbricoides dewasa dalam usus manusia mampu Universitas Sumatera Utara mengkonsumsi hidrat arang sebanyak 2,8 gr dan 0,7 gr protein setiap hari. Dari hal tersebut dapat di perkirakan besarnya kerugian yang disebabkan oleh infestasi cacing dalam jumlah yang cukup banyak sehingga dapat menimbulkan keadaan kurang gizi. 16 Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek yang serius terjadi bila cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus ileus. 2.2.2. Cacing Cambuk Trichuris trichiura Infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura lebih sering terjadi di daerah panas, lembab dan sering terjadi bersama –sama dengan infeksi Ascaris. Jumlah cacing dapat bervariasi, apabila jumlahnya sedikit pasien biasanya tidak terpengaruh dengan adanya cacing ini. 18

a. Morfologi dan Daur Hidup 1. Morfologi