BAB 4 HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan uji fraktur pada kelompok sistem pasak customized tanpa prearasi ferrule dan kelompok sistem pasak customized dengan preparasi ferrule,
diperoleh data hasil pengukuran fracture resistance dalam satuan kgf kilogram force yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan newton. Dan rata-rata ketahanan fraktur
pada kedua kelompok dapat dilihat pada grafik 1.
Gambar 16. Grafik nilai rata-rata load dalam Newton dan standart deviasi pada kelompok sistem pasak Polyethylene Reinforced Fiber PFR tanpa ferrule dan dengan
ferrule
Pada grafik diatas didapat bahwa rata-rata ketahanan fraktur gigi pada kelompok sistem pasak customized dengan preparasi ferrule lebih tinggi dibandingkan kelompok
sistem pasak customized tanpa preparasi ferrule.
200 400
600 800
1000 1200
1400
sistem pasak PRF tanpa ferrule sistem pasak PRF dengan ferrule
Mean Std. Deviasi
983,17 N 1190,70 N
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui perbedaan fracture resistance pada kelompok perlakuan, digunakan uji T-Independent
dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil uji T- Independent dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji T-Independent ketahanan fraktur pada kelompok sistem pasak customized tanpa ferrule dan sistem pasak customized dengan preparasi ferrule
Fracture Resistance Kelompok
N X ± SD
Newton P
0,151 A
16 983,17 ± 297,97
B 16
1190,70 ± 477,95 Keterangan : A : sistem pasak polyethylene fiber reinforced tanpa ferrule
B : sistem pasak polyethylene fiber reinforced dengan ferrule
Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata ketahanan fraktur pada kelompok sistem pasak tanpa ferrule
dan sistem pasak dengan ferrule yang dapat dilihat dari p0,05. Setelah dilakukan uji fraktur, dilakukan pengamatan terhadap pola fraktur yang
terjadi dan distribusi pola fraktur pada kedua kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Pola fraktur pada kelompok sistem pasak customized tanpa preparasi ferrule dan sistem pasak customized dengan preparasi ferrule
Kelompok Pola fraktur repairable
Pola fraktur irepairable Fraktur mahkota
Fraktur mahkota dan inti
Fraktur akar A
1 4
11 B
10 4
2 Keterangan : A : sistem pasak polyethylene fiber reinforced tanpa ferrule
B : sistem pasak polyethylene fiber reinforced dengan ferrule
Pada tabel 2 dapat dilihat pola fraktur yang terjadi pada masing-masing kelompok perlakuan. Pada kelompok A, dari 16 sampel terdapat 5 sampel dengan pola
Universitas Sumatera Utara
repairable dan 11 sampel pola irrepairable. Pada kelompok B, dari 16 sampel terdapat 14 sampel fraktur repairable dan 2 sampel fraktur irrepairable.
Gambar 17. a fraktur pada mahkota, b fraktur pada inti, c fraktur pada servikal akar
Gambar 18. Grafik presentase pola fraktur pada kelompok sistem pasak Polyethylene Fiber Reinforced PFR tanpa ferrule dan dengan ferrule
Grafik di atas menunjukkan persentase pola fraktur repairable yang tertinggi dimiliki oleh kelompok sistem pasak dengan preparasi ferrule yaitu 87,5 dan sisanya
12,5 pola fraktur irrepairable, sedangkan pada kelompok sistem pasak tanpa preparasi ferrule yaitu 31,25 dan sisanya 68,75 pola fraktur irrepairable.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
sistem pasak PFR tanpa ferrule sistem pasak PFR dengan
ferrule irrepairable
repairable
31,25 87,5
a b
c
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui pendistrubusian pola frakur repairable pada kedua kelompok dilakukan uji Chisquare
dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil uji statistik ini dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji statistik distribusi pola fraktur repairable pada kelompok sistem pasak tanpa preparasi ferrule dan sistem
pasak dengan preparasi ferrule Kelompok
Repairable P
A 31,25
0,134 B
87,5 0,003
Keterangan : A : sistem pasak polyethylene fiber reinforced tanpa ferrule B : sistem pasak polyethylene fiber reinforced dengan ferrule
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap pola fraktur kedua kelompok perlakuan diperoleh nilai p0,05 pada kelompok sistem pasak dengan preparasi ferrule. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari preparasi ferrule terhadap pola fraktur repairable.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN