PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BUSANA PRIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KISARAN.

(1)

SMK NEGERI 1 KISARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURYANTI SIANTURI

5113143030

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

ix

DAFTAR TABEL

Hal

1. Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi ... 13

2. Kelebihan dan Kekurangan Media Animasi ... 25

3. Tanda-tanda Pola dan Keterangan ... 34

4. Mengukur badan secara konstruksi ... 35

5. Disain Penelitian ... 48

6. Jumlah Populasi ... 50

7. Kisi-Kisi Penilaian Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria ... 55

8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Pola Kemeja Pria Kelas Eksperimen ... 61

9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Pola Kemeja Pria Kelas Kontrol ... 63

10. Sebaran Data Hasil belajar Membuat Pola Kemeja Pria Berdasarkan Kategori Pada Kelas Eksperimen ... 64

11. Sebaran Data Hasil belajar Membuat Pola Kemeja Pria Berdasarkan Kategori Pada Kelas Kontrol ... 65

12. Hasil Uji Kesepakatan Kelas Eksperimen ... 127

13. Hasil Uji Kesepakatan Kelas Kontrol ... 130

14. Kategori Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif ... 136

15. Sebaran Data Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria Berdasarkan Kategori Pada Kelas Eksperimen ... 136


(3)

x

16. Sebaran Data Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria Berdasarkan Kategori Pada Kelas Kontrol ... 137 17. Uji Normalitas Data Menggunakan Media Pembelajaran Animasi

Power Point dengan Uji Liliefors (Eksperimen) ... 139 18. Uji Normalitas Data Menggunakan Media Pembelajaran


(4)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Silabus...75

2. RPP ...77

3. Skenario Pembelajaran... 87

4. Data Mentah Kesepakatan Pengamat Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Eksperimen ...99

5. Data Mentah Kesepakatan Pengamat Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Kontrol...109

6. Data Hasil Penilai Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Eksperimen ...119

7. Data Hasil Penilai Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Kontrol ...121

8. Data Mentah Hasil Penelitian ...123

9. Uji Kesepakatan Pengamat ...124

10. Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standart Deviasi (SD), dan Distribusi Frekuensi dari Data Variabel Penelitian...131

11. Identifikasi ingkat Kecenderungan Variabel Penelitian...136

12. Perhitungan Uji Normalitas Data ...138

13. Uji Homogenitas Varian Populasi ...141

14. Uji Hipotesis ...142 15. Dokumentasi Penelitian ……….. 145


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan pada sebagian besar aspek kehidupan manusia, sehingga membawa ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu bersaing dalam era global, maka kita dituntut untuk mengembangkan dan menigkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan keadaan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, agar bangsa ini tidak kalah saing dalam era globalisasi sekarang.

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Sesuai dengan Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan


(6)

2

pendidikan tersebut, pemerintah menciptakan wadah-wadah pendidikan, baik formal maupun informal dan dibuat dalam berbagai jenjang.

Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan wadah bagi pemerintah untuk menghasilkan masyarakat yang mampu bersaing dalam dunia kerja atau diharapkan akan menciptakan lapangan kerja baru agar dapat mengurangi masalah pengangguran di Negara.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki bidang jurusan tersendiri, salah satunya adalah jurusan Tata Busana yang termasuk dalam kelompok Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata. Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan tata busana, siswa diajarkan keterampilan menjahit, dimulai dari mendesain, pembuatan pola, menjahit, menghias dan lain-lain. Sekolah Menengah Kejuruan Tata Busana lahir karena adanya kebutuhan masyarakat akan pentingnya pendidikan yang dapat menunjang kebutuhan hidup manusia. Busana merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting, dan dengan kemajuan zaman saat ini, perkembangan busana sangatlah pesat. Nantinya lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan tata busana akan dapat ikut serta dalam perkembangan busana tersebut.


(7)

Mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan jurusan tata busana disusun sedemikian rupa untuk mencapai standar keterampilan yang diharapkan. Setiap Sekolah Menengah Kejuruan memiliki kelompok mata pelajaran dengan jam belajar yang lebih banyak dibandingkan kelompok mata pelajaran wajib. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pembelajaran sesuai dengan jurusan yang dipilih siswa. Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa ialah mata pelajaran busana pria. SMK Negeri 1 Kisaran meletakkan mata pelajaran Busana Pria di Kelas XI. Dalam pelajaran busana pria siswa diharapkan menguasai pembuatan macam-macam busana pria. Namun yang penulis teliti ialah pembuatan pola kemeja pria .

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan guru bidang studi Busana Pria, Ibu Wiwin Caturini, S.Pd, Guru menggunakan media pembelajaran berupa papan tulis dan kertas karton dalam menggambar pola dan ditempel di papan tulis. Bagi guru, media papan tulis dianggap sebagai media yang efektif dalam pembelajaran busana pria khusunya pada pembuatan pola busana pria, padahal masih ada media pembelajaran lain selain papan tulis yang dapat digunakan dalam pembelajaran busana pria. Media dengan berbantuan komputer merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam pembelajaran busana pria. Namun guru belum dapat memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal. Penggunaan media pembelajaran yang tidak variatif menyebabkan siswa sering merasa jenuh dan tidak termotivasi dalam belajar yang akhirnya bermuara pada perolehan kompetensi yang tidak maksimal. Hal ini sejalan dengan hasil perolehan dari tes awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 5 Maret 2016. Dari tes awal


(8)

4

kepada siswa kelas XI Tata Busana sebanyak 10 soal essay, perolehan yang didapat yakni 26,47% siswa yang lulus KKM dan sebanyak 73,53% tidak lulus KKM.

Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran. Dari hasil wawancara tersebut, beberapa peserta didik mengatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk belajar membuat pola busana pria karena mereka beranggapan pelajaran tersebut hanya untuk dipejari oleh pria saja. Mereka juga merasa jenuh,tidak tertarik, dan sulit paham dalam pembuatan pola busana pria karena penyampaian materi yang monoton yaitu guru menerangkan pembuatan pola dengan gambar pola di kertas karton dan ditempel di papan tulis. Hal ini membuat siswa jenuh dan sulit memahami langkah-langkah pembuatan pola kemeja pria .

Merupakan tugas pendidik (guru) untuk menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses pembelajaran. Pendidik harus mencari cara untuk membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Pendidik juga harus mampu merubah pola pikir siswa tentang pelajaran busana pria ini agar mereka merasa perlu dan tertarik untuk mempelajarinya. Karena ketika siswa merasa tertarik akan pelajaran tersebut maka mereka akan serius dalam mempelajarinya sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan belajar, meningkatkan aktivitas belajar siswa yang belum maksimal hingga peningkatan hasil belajar siswa.

Salah satunya ialah dengan cara mengajarkan pembuatan pola busana pria dengan menggunakan media yang berbeda dari biasanya. Media pembelajaran


(9)

merupakan salah satu bentuk fasilitas sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran secara kreatif akan meningkatkan kemampuan belajar siswa untuk belajar lebih giat, mengerti apa yang dipelajari, dan meningkatkan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pelajaran yang baik dapat mendorong motivasi belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep yang kurang jelas serta mempertinggi daya serap materi pelajaran. Salah satu yang coba penulis tawarkan adalah penggunaan media pembelajaran animasi power point. Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft office. Power Point atau Microsoft Office Power Pointadalah “sebuah program komputeruntuk

presentasi”. Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia.

Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal presentation. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru. Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.


(10)

6

Media Power point sangat cocok digunakan dalam pembelajaran pembuatan pola busana pria. Karena pada media ini dapat dibuat langkah-langkah ataupun tahapan pembuatan pola dari awal sampai selesai dan dapat ditambahkan suara maupun tulisan ketika muncul garis pola. Garis-garis pola dapat ditampilkan satu persatu sesuai dengan keinginan dengan menekan tombol pada keyboard. Dengan begitu guru dapat menuntun siswa dalam pembuatan pola secara lebih detail. Dengan menggunakan media tersebut maka siswa akan dapat berkonsentrasi dan perhatian nya akan terarah pada penjelasan guru karena menampilkan dengan cara yang menarik sehingga mengurangi kejenuhan siswa dan dapat mempermudah proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan judul, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Animasi Power Point Terhadap Hasil Belajar Busana Pria

Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa :

1. Aktivitas belajar dan kondisi belajar siswa yang belum efektif dan maksimal.

2. Siswa tidak tertarik untuk mempelajari Busana Pria

3. Belum variatifnya media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran busana pria.


(11)

4. Guru masih menggunakan media pembelajaran yang sederhana seperti papan tulis dan kertas karton yang ditempel didinding tanpa didukung oleh media lainnya.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian perlu dilakukan untuk menghindari luasnya kajian, dan agar penelitian ini lebih fokus pada masalah dan tujuan penelitian. Maka penelitin ini dibatasi pada lingkup :

1. Hasil belajar busana pria pada materi pembuatan pola kemeja pria siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran.

2. Hasil belajar pembuatan pola kemeja pria yang dibelajarkan dengan menggunakan media papan tulis di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran.

3. Hasil belajar pembuatan pola kemeja pria yang dibelajarkan dengan menggunakan media animasi power point di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran.

4. Pengaruh penggunaan media animasi power point terhadap hasil belajar pembuatan pola kemeja pria di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran.


(12)

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media papan tulis di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran?

2. Bagaimana hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media animasi power point di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media animasi power point terhadap hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media papan tulis di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran.

2. Untuk mengetahui hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media animasi power point di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran?


(13)

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media animasi power point terhadap hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran?

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Bagi siswa:

1. Mendapat pengalaman yang menarik dalam mempelajari busana pria karena mengguakan media yang belum pernah diterapkan sebelumnya. 2. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari busana pria yaitu

Pembuatan pola kemeja pria serta mendapat kemudahan dalam proses pembelajaran karena adanya media animasi sebagai media pembelajarannya.

3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan belajar siswa dalam pembuatan pola kemeja pria .

b) Bagi guru :

1. Sebagai alat bantu atau alat pendukung dalam proses belajar mengajar berlangsung.

2. Merangsang guru untuk kreatif dalam menciptakan media pembelajaran yang tidak monoton.

c) Bagi sekolah :

1. Menambah koleksi media pembelajaran yang dapat menjadi referensi untuk pembelajaran di kelas dan memotivasi pihak sekolah untuk lebih


(14)

10

berkreasi dalam menciptakan media pembelajaran baru dalam menunjang hasil belajar siswa.

d) Bagi peneliti:

1. Menambah pengetahuan peneliti tentang pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya ilmiah.

2. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Program Studi Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(15)

70

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar membuat pola kemeja pria di kelas eksperimen berada pada kategori amat baik (91,18%).

2. Hasil belajar membuat pola kemeja pria di kelas kontrol berada pada kategori cukup (50%).

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi power point terhadap hasil belajar busana pria siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran dengan hasil pengujian hipotesis �ℎ� ��>� �� = 11,56 > 1,67, dengan demikian hipotesis (Ha) diterima.

B. Implikasi

Hasil belajar busana Pria dengan menggunakan media pembelajaran animasi power point berada pada kategori amat baik. Oleh karena itu sebaiknya hasil belajar siswa perlu ditingkatkan melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dengan bantuan media animasi power point. Karena media animasi power point mampu melatih siswa untuk lebih terampil dan terbiasa dalam menggambar pola dasar kemeja dimana memerlukan ketepatan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan ketentuan.


(16)

71

Hasil belajar membuat pola kemeja pria dengan menggunakan media animasi power point berada pada kategori amat baik dengan persentase 91,18%. Untuk itu penggunaan media animasi power point dalam mengajar merupakan salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran busana pria (menggambar pola dasar kemeja pria). Selain itu media animasi power point juga mampu mengembangkan kemampuan menggambar siswa menjadi lebih baik dengan melakukan pengulangan sehingga mampu menanamkan kebiasaan dan keterampilan pada siswa. Dengan melakukan penelitian ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih terlatih dan terbiasa dalam menggambar pola dan juga membuat siswa menjadi lebih bersemangat dan fokus dengan adanya bantuan animasi power point.

C. Saran

Sebagai bahan perbaikan, ada beberapa saran yang diberikan, antara lain: 1. Diharapkan pada Guru mata pelajaran busana pria untuk dapat

menerapkan penggunaan media animasi power point sebagai salah satu alternatife media pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu guru juga lebih memperhatikan profesionalitas sebagai fasilitator sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lebih baik. 2. Media animasi power point sangat baik diterapkan pada mata pelajaran

busana pria khususnya didalam menggambar pola kemeja, untuk itu pihak sekolah dan guru sebaiknya menggunakan media animasi power point sebagai pengganti pembelajaran yang masih konvensional.


(17)

3. Diharapkan kepada seluruh siswa untuk lebih aktif dan lebih sering mengulang pembelajaran yang disajikan oleh guru mata pelajaran busana pria agar hasil belajar dapat terus meningkat menjadi lebih baik.


(18)

73

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Defenisi dan Sejarah Kemeja. Diakses pada April 2016 dari http://crowszero-fashionstuff.blogspot.co.id/2013/04/definisi-sejarah kemeja.html

Arifin Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi.(2010).Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

Astuti. (2010). Konsep Dasar Busana Pria. Modul, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Azhar Arsyad. (2013). Media Pembelajaran (Rev.ed). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Eus Karwati dan Donni Juni Priansa.(2014).Manajemen kelas: Guru professional

yang inspiratif, kreatif, menyenagkan,dan berprestasi. Bandung:

Cv.Alfabeta.

Hamalik, Oemar. (2010).Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. http://kbbi.web.id/kemeja.

Irianto Agus. 2014. Statistik. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Jelita. (2010). Media Pembelajaran Power Point. Diakses pada September 2016 dari https://bahtraedu.wordpress.com/2015/05/02/media-pembelajaran power-point/.

Kadek,Sukiyasa (2013). Pengaruh Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Kriya Tekstil Kelas X

Tata Busana SMK Negeri 5 Malang. Universitas Negeri Malang.Journal

Penelitian. Diakses tanggal pada Juni 2016 dari http://www.

jurnal.malang.ac.id.


(19)

Naeyla Izzah. (2012). Busana Pria Part 1. Diakses pada April 2016 dari http://naeyla-izzah.blogspot.co.id/2012/12/busana-pria-part-1.html. Purwanto. (2011).Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosyidi Abdul Wahab. 2010. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN

Malang Press. Diakses pada September 2016 dari

http://rhayanti.blogspot.co.id/2014/10/media-pembelajaran-berbasis-power point.html.

Sanaky Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Rev.ed). Jakarta: Rineka Cipta

Susilana dan Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Alfabeta

Wening Sri. (2013). Busana Pria. Modul, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.


(1)

10

berkreasi dalam menciptakan media pembelajaran baru dalam menunjang hasil belajar siswa.

d) Bagi peneliti:

1. Menambah pengetahuan peneliti tentang pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya ilmiah.

2. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Program Studi Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(2)

70 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar membuat pola kemeja pria di kelas eksperimen berada pada kategori amat baik (91,18%).

2. Hasil belajar membuat pola kemeja pria di kelas kontrol berada pada kategori cukup (50%).

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi power point terhadap hasil belajar busana pria siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran dengan hasil pengujian hipotesis �ℎ� ��>� �� = 11,56 > 1,67, dengan demikian hipotesis (Ha) diterima.

B. Implikasi

Hasil belajar busana Pria dengan menggunakan media pembelajaran animasi power point berada pada kategori amat baik. Oleh karena itu sebaiknya hasil belajar siswa perlu ditingkatkan melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dengan bantuan media animasi power point. Karena media animasi power point mampu melatih siswa untuk lebih terampil dan terbiasa dalam menggambar pola dasar kemeja dimana memerlukan ketepatan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan ketentuan.


(3)

71

Hasil belajar membuat pola kemeja pria dengan menggunakan media animasi power point berada pada kategori amat baik dengan persentase 91,18%. Untuk itu penggunaan media animasi power point dalam mengajar merupakan salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran busana pria (menggambar pola dasar kemeja pria). Selain itu media animasi power point juga mampu mengembangkan kemampuan menggambar siswa menjadi lebih baik dengan melakukan pengulangan sehingga mampu menanamkan kebiasaan dan keterampilan pada siswa. Dengan melakukan penelitian ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih terlatih dan terbiasa dalam menggambar pola dan juga membuat siswa menjadi lebih bersemangat dan fokus dengan adanya bantuan animasi power point.

C.Saran

Sebagai bahan perbaikan, ada beberapa saran yang diberikan, antara lain: 1. Diharapkan pada Guru mata pelajaran busana pria untuk dapat

menerapkan penggunaan media animasi power point sebagai salah satu alternatife media pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu guru juga lebih memperhatikan profesionalitas sebagai fasilitator sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lebih baik. 2. Media animasi power point sangat baik diterapkan pada mata pelajaran

busana pria khususnya didalam menggambar pola kemeja, untuk itu pihak sekolah dan guru sebaiknya menggunakan media animasi power point sebagai pengganti pembelajaran yang masih konvensional.


(4)

3. Diharapkan kepada seluruh siswa untuk lebih aktif dan lebih sering mengulang pembelajaran yang disajikan oleh guru mata pelajaran busana pria agar hasil belajar dapat terus meningkat menjadi lebih baik.


(5)

73

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Defenisi dan Sejarah Kemeja. Diakses pada April 2016 dari http://crowszero-fashionstuff.blogspot.co.id/2013/04/definisi-sejarah kemeja.html

Arifin Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi.(2010).Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

Astuti. (2010). Konsep Dasar Busana Pria. Modul, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Azhar Arsyad. (2013). Media Pembelajaran (Rev.ed). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Eus Karwati dan Donni Juni Priansa.(2014).Manajemen kelas: Guru professional yang inspiratif, kreatif, menyenagkan,dan berprestasi. Bandung: Cv.Alfabeta.

Hamalik, Oemar. (2010).Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. http://kbbi.web.id/kemeja.

Irianto Agus. 2014. Statistik. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Jelita. (2010). Media Pembelajaran Power Point. Diakses pada September 2016 dari https://bahtraedu.wordpress.com/2015/05/02/media-pembelajaran power-point/.

Kadek,Sukiyasa (2013). Pengaruh Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Kriya Tekstil Kelas X Tata Busana SMK Negeri 5 Malang. Universitas Negeri Malang.Journal Penelitian. Diakses tanggal pada Juni 2016 dari http://www. jurnal.malang.ac.id.


(6)

Naeyla Izzah. (2012). Busana Pria Part 1. Diakses pada April 2016 dari http://naeyla-izzah.blogspot.co.id/2012/12/busana-pria-part-1.html. Purwanto. (2011).Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosyidi Abdul Wahab. 2010. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN

Malang Press. Diakses pada September 2016 dari

http://rhayanti.blogspot.co.id/2014/10/media-pembelajaran-berbasis-power point.html.

Sanaky Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Rev.ed). Jakarta: Rineka Cipta

Susilana dan Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Alfabeta

Wening Sri. (2013). Busana Pria. Modul, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.