PENGEMBANGAN KOMIK PEMBELAJARAN PERLAWANAN MENENTANG PENJAJAHAN BELANDA PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD.

(1)

PENGEMBANGAN KOMIK PEMBELAJARAN PERLAWANAN

MENENTANG PENJAJAHAN BELANDA PADA MATA

PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD

TESIS

Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

NIKE MARIANA

NIM : 8146181024

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Nike Mariana (2016). Pengembangan Komik Pembelajaran Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Siswa Kelas V SD. Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan dengan tujuan agar peserta didik mampu berinteraksi dengan teman-temannya sehingga mampu menyelesaikan tugas dan berupa pelajaran menghafal yang menuntut anak didik untuk mengingat keras. Salah satu sebab kurang menariknya pembelajaran IPS untuk siswa SD adalah faktor kerumitan dari sumber belajar yang digunakan. Oleh karena itu sumber belajar perlu bentuk sajian yang ringan dan menarik minat baca siswa. Dalam upaya meningkatkan ketertarikan siswa tersebut dibutuhkan sebuah inovasi dalam pembuatan sumber belajar, salah satunya ialah dengan membuat sumber belajar dalam bentuk komik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sumber belajar dalam bentuk komik untuk satuan pendidikan SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Adapun desain penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu studi pendahuluan, perancangan, pengembangan, dan validasi program. Dalam studi pendahuluan didapatkan aspek-aspek penilaian yang dibagi dalam dua hal yaitu tingkat kelayakan dan respon siswa. Pada tingkat kelayakan meliputi aspek gambar, bahasa, dan materi. Untuk respon siswa meliputi aspek tingkat kepuasan subjek, kriteria pendidikan, kemudahan pembaca, kriteria tampilan, dan pengaruh terhadap pembaca. Dalam uji kelayakan, segi gambar dinilai oleh ahli seni rupa dan segi bobot dalam pembelajaran yang mencakup aspek bahasa, dan materi. Dalam mengetahui dampak terhadap pembaca atau siswa dibuat angket respon siswa yang diberikan kepada siswa kelas V. Dari hasil analisa uji kelayakan berdasarkan segi gambar diperoleh angka 91,25%, materi diperoleh angka 81,94%, dan untuk segi bahasa diperoleh angka 91,66%, dan untuk analisa angket respon siswa diperoleh angka 86,37%. Bahan ajar komk ini dibuat dengan meperhatikan tingkat psikologi siswa SD yang tergolong dalam usia anak. Komik ini mampu mengajak siswa untuk mengikuti cerita yang ada dalam bahan ajar, sehingga minat siswa terhadap membaca pun bertambah. Kesimpulan menunjukkan bahwa kualitas sumber belajar dalam bentuk komik ini baik dan layak untuk dijadikan sumber belajar dalam pembelajaran. Berdasarkan dari hasil pembahasan disarankan bahwa sumber belajar dalam bentuk media komik hendaknya dapat dikembangkan lagi pada materi IPS yang lain dan juga untuk mata pelajaran yang lain.


(6)

ABSTRACT

Nike Mariana (2016). Development of Resistance Against Comic Learning Dutch occupation At Subjects IPS for student class V Elementary School. Thesis, Medan : Basic Education Study Program Pascasarjana, State University of Medan. Social Sciences is an educational program with the aim that students are able to interact with his friends so that they can complete the task and the form of memorizing lessons that require students to remember the hard. One reason for the less interesting learning IPS for elementary students class V is the hassle factor of learning resources used. Therefore, the learning resources need to form a mild dish and attract students' interest in reading. In an effort to increase interest in the student takes an innovation in the manufacture of learning resources, one of which is to create a learning resource in comic form. The purpose of this study is to develop a learning resource in the form of comics for elementary education units. The method used in this study is a research and development. The design of this study were divided into four stages, namely the preliminary study, design, development, and validation program. In a preliminary study found aspects of the assessment is divided into two terms namely the feasibility and student response. On the feasibility of covering aspects of images, language, and material. For the student's response includes the satisfaction level of the subject, educational criteria, ease of the reader, the criteria of appearance, and impact on the reader. In a test of feasibility, in terms of the image judged by experts in terms of weight of art and learning that include aspects of language, and material. In knowing the impact on the reader or student created student questionnaire responses provided to students class V. From the analysis of the feasibility test in terms of the image based on figures obtained 91.25 % , material figures obtained 81.94 %, material figures obtained 81.94 % , and for language in terms of figures obtained 91.66 % and for analyzing the student questionnaire responses figures obtained 86.37 % . Comic teaching material is made with due attention to the level of the psychology of elementary school students belonging to the child's age. Comics are able to invite students to follow the story in the teaching materials, so that students' interest towards reading was increased. The conclusion showed that the quality of learning resources in comic form is good and deserves to be used as a learning resource in learning. Based on the results of the discussion suggested that the learning resources in the form of comic media should be developed further in other IPS material and also for other subjects.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Komik Pembelajaran Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Siswa Kelas V SD”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister Pendidikan pada Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari berbagai pihak terutama kepada Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing dan memotivasi peneliti untuk menyempurnakan penelitian yang dilakukan.

Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan perkuliahan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur PPs Unimed.

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar dan Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Bapak Dr. Hidayat, M.Si, Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd., dan Bapak Dr. Deny


(8)

ii

memberikan saran untuk penyempurnaan tesis ini serta kepada Ibu Dra, Flores Tanjung, M.A selaku validator kelayakan materi. Bapak Dr. Agus Priyatno, M.Sn selaku validator ilustrasi gambar, dan Bapak Dr. Wisman Hadi, S.Pd., M.Hum, selaku validator kelayakan bahasa.

5. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmu, motivasi dan saran yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung.

6. Seluruh staff pegawai PPs Unimed, terkhusus kepada Abangda Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak memberikan saran, dan bantuan sejak peneliti melaksanakan perkuliahan perdana sampai pada penyusunan berkas. 7. Ibu Sunarti, S.Pd. selaku Kepala SD Swasta Pelangi Medan, dan seluruh

Ibu/Bapak guru yang mengajar di SD Swasta Pelangi Medan yang telah banyak memberikan bantuan dan kerjasama selama peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Murid-murid tercinta SD Swasta Pelangi Medan yang telah banyak menginspirasi peneliti dan memberikan pengalaman nyata bagi peneliti dalam mengemban tugas menjadi guru.

9. Yang tercinta Ibunda tersayang Rebecka Sianturi dan suami terscinta Roni Hadearan Tarigan yang telah memberikan semangat dan bantuan secara riil maupun materiil, memberikan ilmu yang bermanfaat, serta tidak hentinya memberikan doa untuk keberhasilan dan kebahagiaan peneliti.

10. Terkasih kepada teman-teman kelas A1-Reguler angkatan 2014 dan konsentrasi IPS yang telah berbagi suka maupun duka bersama peneliti


(9)

iii

selama mengikuti perkuliahan yang memberi saran, motivasi, serta selalu mendoakan peneliti..

“Tiada Gading yang Tak Retak” kiranya pepatah tersebut dapat mengungkapkan bahwa penulisan tesis masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penelitin harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 2016 Penulis

NIKE MARIANA NIM. 8146181024


(10)

iv

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Batasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 11

2.1 Kerangka Teoritis ... 11

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 16

2.1.2 Sumber Belajar ... 18

2.1.3 Pengertian IPS ... 21

2.1.4 Komik ... 30

2.1.5 Komik Sebagai Sumber Belajar IPS ... 32

2.1.6 Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda... ... 35

2.2 Kerangka Berfikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

3.2 Subjek dan Objek Penelitian... 43

3.3. Faktor yang Diteliti ... 43

3.4 Jenis Penelitian ... 43

3.5 Prosedur Penelitian ... 46

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 49


(11)

v

3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Telaah Materi Komik Pembelajaran ... 54

4.1.2 Komik Pahlawan Indonesia ... 57

4.1.3 Karakteristik Komik Pembelajaran ... 58

4.1.4 Hasil Analisis Pakar ... 62

4.1.3.1 Analisis Pakar Terhadap Materi Komik ... 63

4.1.3.2 Analisis Pakar Terhadap Ilustrasi Gambar Komik ... 69

4.1.3.3 Analisis Pakar Terhadap Bahasa Komik ... 75

41.5 Angket Respon siswa ... 78

4.1.6 Keterbatasan Produk Pengembangan ... 82

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V PENUTUP ... 86

5.1 Simpulan ... 86

5.2 Saran ... 87


(12)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rentang Persentase dan Kriteria Uji Kelayakan ... 53

Tabel 4.1 Hasil Analisis Ahli Materi Pada Validasi Pertama ... 63

Tabel 4.2 Ringkasan Saran Perbaikan Dari Ahli Materi ... 65

Tabel 4.3 Hasil Analisis Materi Pada Validasi Kedua ... 66

Tabel 4.4 Hasil Analisis Ilustrasi Gambar Pada Validasi Pertama ... 69

Tabel 4.5 Ringkasan Saran Perbaikan Dari Ahli Ilustrasi Gamabar ... 70

Tabel 4.6 Hasil Analisis Ilustrasi Gambar Validasi Kedua ... 72

Tabel 4.7 Hasil Analisis Ahli Bahasa Pada Validasi Pertama ... 75

Tabel 4.8 Ringkasan Saran Perbaikan Dari Ahli Bahasa ... 77

Tabel 4.9 Persentase Hasil Validasi Komik ... 78

Tabel 4.10 Hasil Analisis Skor Angket ... 79


(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Materi IPS di Kelas V SD ... 5

Gambar 1.2 Pahlawan Sisingamangaraja XII ... 6

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 41

Gambar 3.1 Langkah-Langkah R & D (diadaptasi dari Sugiyono, 2010) ... 46


(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 90

Lampiran 2 Instrumen Penilaian Oleh Ahli Materi ... 91

Lampiran 3 Instrumen Penilaian Oleh Ahli Bahasa ... 94

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Oleh Ahli Ilustrasi Gambar ... 97

Lampiran 5 Lembar Observasi Siswa... 99

Lampiran 6 Analisis Hasil Angket Respon Siswa ... 103

Lampiran 7 Komik ... . 105


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan segala potensi dan keterampilan yang ada pada dirinya sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan juga lingkungannya. Pendidikan juga faktor penting bagi sebuah bangsa, karena untuk menjadi sebuah bangsa yang maju haruslah dibangun oleh manusia-manusia yang berpendidikan, cerdas dan terampil.

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehuidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ketika kita berbicara mengenai pendidikan, maka tak akan lepas dari pembahasan mengenai pembelajaran. Manusia di dalam kehidupannya tidak akan lepas dari suatu proses belajar. Dari sejak lahir hingga meninggal, proses belajar akan selalu ditemui. Menurut Gagne dan Barlier yang dicantumkan dalam bukunya Anni dkk (2006), belajar merupakan proses perubahan perilaku suatu organisme karena hasil dari pengalaman. Oleh karena itu, proses belajar inilah yang akan mempengaruhi dan membentuk proses psikologis manusia.


(16)

2

Karena pentingnya pengaruh proses belajar terhadap psikologis manusia, maka perlu adanya pengarahan pembelajaran yang baik dan benar terhadap individu manusia sedini mungkin. Pengarahan ini bertujuan agar proses belajar yang dilakukan tersebut menghasilkan hasil belajar atau sebuah perilaku individu yang baik. Pembelajaran dapat berlangsung di dalam lembaga non formal maupun lembaga formal seperti sekolah. Dengan adanya sekolah, kita akan mendapat suatu pendidikan. Sesuai tujuan pendidikan dalam Pendahuluan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dicantumkan bahwa:

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembelajaran merupakan situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransferkan ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik berdasarkan kurikulum dan tujuan yang ingin dicapai. Seorang guru harus bisa mengetahui pola pikir dan karakter psikologi anak didik agar mampu memberi pengarahan yang sesuai dengan usia mereka. Apabila pengarahan yang diberikan tidak sesuai dengan usia anak didik, mereka akan cenderung merasa bosan, jenuh, bahkan tidak merespon terhadap apa yang diberikan guru.

Oleh karena itu guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan harus membuat sumber belajar yang beragam, bahan ajar yang menarik, bahkan hingga saat ini para pendidik berlomba-lomba menciptakan strategi pembelajaran yang inovatif untuk mengatasi hal tersebut. Tanpa upaya tersebut, tujuan pembelajaran yang sudah ada tidak akan tersampaikan dengan


(17)

3

sempurna. Apalagi apabila pembelajaran yang diberikan berupa pelajaran menghafal yang menuntut anak didik untuk mengingat keras, tak kecuali pembelajaran IPS.

IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari tingkat dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menenga Atas (SMA). IPS mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosial masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materilnya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya dan lain sebagainya.

Khusus pelajaran IPS di pendidikan dasar, sejalan dengan tujuan pendidikan yang ada, berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dijelaskan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Selanjutnya dijelaskan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,( 2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dalam kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.


(18)

4

Siswa sebagai bagian dari lingkungan masyarakat tertentu harus memahami berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya tersebut terlebih dengan kehidupan bermasyarakat yang bersifat dinamis yang selalu mengalami perubahan setiap saaat. Berdasarkan hal tersebut, maka pelajaran IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa. Mata pelajaran IPS di harapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami dan memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sosial.

Akan tetapi, guna mewujudkan tujuan pembelajaran IPS tersebut tidaklah mudah. Pembelajaran bisa dikatakan berhasil apabila pembelajaran tersebut mampu membantu siswa mencapai kompetensi yang diinginkan. Sehingga guru dituntut harus bisa lebih inovatif, seorang guru harus bisa membuat siswanya tidak mudah bosan dan jenuh. Kurang tertariknya siswa dan sulit menghafal bahan pelajaran menyebabkan timbulnya rasa malas siswa untuk belajar IPS di rumah maupun di sekolah.

Pembelajaran bisa dikatakan berhasil apabila pembelajaran tersebut mampu membantu siswa mencapai kompetensi yang diinginkan. Smith dan Ragan (dalam buku Pribadi,2010:18) mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

Untuk memenuhi kebutuhan belajar IPS diperlukan sumber belajar yang yang inovatif. Sumber belajar yang baik tentunya memperhatikan tujuan pembelajaran yang merujuk pada SK/KD dan Indikator pembelajaran. Misalkan silabus IPS kelas V, Indikator pencapaian mengkehendaki siswa dapat menceritakan perjuangan para tokoh daerah dalam upaya mengusir penjajah


(19)

5

belanda dan membuat laporan tentang tokoh pejuang tidak dapat tercapai. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya sumber belajar yang sesuai (relevan) dengan kebutuhan pembelajaran. Hal ini terlihat dari buku teks/sumber belajar yang tersedia di sekolah, khususnya di SD Pelangi tidak dapat membantu peserta didik dalam memcapai kompetensi.

Sumber : (Susilaningsi,2008) Gambar 1.1. Materi IPS di Kelas V SD

Materi pelajaran yang ada pada buku teks BSE halaman 143 tersebut berisi informasi yang sempit yang sifatnya jauh dari jangkauan pemikiran peserta didik. Akibatnya siswa hanya tahu sepintas saja tanpa mengetahui riwayat pejuang, hal-hal apa saja yang terjadi di tahun 1870-1907 dan para pendukung atau daerah pendukung perang Sisingamangaraja XII.

Gambar wajah Sisingamangaraja XII juga sudah mengalami perubahan. Pada buku teks yang digunakan di kelas V SD dan yang di pajang di sekolah-sekolah. Tampak wajah Sisingamangaraja XII berwajah tenang ditampilkan dengan senyum


(20)

6

mirip lelaki Jawa. Beda dari citra keras, anggun berwibawaa tidak menggambarkan kegagahan dan kegarangan yang seharusnya tercermin dari paras orang Batak yang tergambar di lukisan Agustin Sibarani yang mendekati kebenaran sosok asli Sisingamangaraja XII saat diperlukan sebagai persyaratan pengusul pejuang ini sebagai pahlawan nasional. Repro dari lukisan itu lah yang dipakai sebagai cover buku Agustin Sibarani tentang Sisingamangaraja XII (1979) dan repronya yang dipakai dalam prangko Indonesia tahun 1967 dan juga uang keluaran Bank Indonesia tahun 1987 dengan nominal Rp.1000.

Sumber : (Sumber : Sampul buku A.Sibarani) Gambar 1.2. Pahlawan Sisingamangaraja XII

Namun dalam pembuatan sumber belajar, seorang guru tidak bisa membuat sumber belajar sesuai dengan hatinya sendiri. Guru harus memperhatikan tingkat psikologis usia anak didiknya, seperti apa yang mereka sukai, bagaimana pola pikir mereka, bagaimana tingkat pemahaman mereka, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar kita bisa membuat sumber belajar yang


(21)

7

sesuai dengan tingkat psikologis, tingkat pemahaman, dan menarik perhatian mereka, karena itu merupakan tujuan utama dari dibuatnya sumber belajar. Dengan adanya perhatian dari siswa tersebut maka akan bertambah semangat siswa untuk melaksanakan pembelajaran.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, banyak anak SD yang gemar membaca komik. Hampir setiap anak ada yang membawa komik ke sekolah, dari 21 siswa di dalam kelas V tedapat 17 siswaatau sekitar 80% yang membawak komik ke sekolah. Hal ini diperkuat dari hasil pemeriksaan tas yang rutin dilakukan oleh guru kelas, berbagai jenis dan judul komik kartun sering terdapat di dalam tas atau di laci meja siswa. Dari hasil wawancara dengan

pegawai perpustakaan SD Pelangi Medan ibu Rusda mengatakan “anak-anak

lebih sering membaca dan meminjam buku-buku bergambar jarang sekali siswa meminjam buku pelajaran, kalaupun ada paling karena di tugaskan oleh guru pelajaran saja”.

Pada dasarnya usia anak-anak masih menyukai cerita bergambar atau buku bacaan yang didalamnya terdapat gambar yang menarik dan bersifat menghibur

seperti komik. Menurut Masdiono (2007) “komik bagian rangkaian gambar yang

bercerita”. Komik merupakan jenis bacaan yang disukai anak-anak hingga orang dewasa. Cara penyajian yang sederhana membuat anak-anak senang membacanya, selain itu gambar dalam komik yang biasanya berkarakter gambar kartun memiliki kekuatan untuk memancing perhatian dan mempengaruhi sikap dan perilaku pembacanya, sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk membacanya.

Komik bukan hanya sekedar cerita bergambar yang bersifat menghibur seperti pandangan orang pada umumnya, tetapi komik mempunyai makna lebih


(22)

8

dari itu, yaitu komik merupakan bentuk komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti (Maharsi, 2011). Tidaklah heran mengapa masyarakat terutama anak-anak lebih menyukai komik daripada buku yang bersifat verbal. Hal ini dikarenakan komik disajikan dengan berbagai gambar-gambar yang menarik dan tata bahasa yang ringan sehingga orang yang membacanya akan mudah mengerti dan tidak merasa bosan. Oleh karena itu, sifat komik yang menarik, mudah dicerna, dan mudah dipahami ini perlu dimanfaatkan dalam dunia pendidikan guna menarik perhatian anak didik yang tidak lain adalah anak-anak.

Sumber belajar buku komik dipandang cocok apabila digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dalam penyampaiannya sarat dengan unsur hafalan. Sebagai sumber belajar yang menarik, media komik merupakan salah satu media visual yang memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita, bersifat menghibur, mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Komik dinilai sebagai sarana yang cocok untuk menyampaikan suatu pesan guru dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti menjadikan buku komik sebagai bentuk sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran

IPS dan penelitian tersebut akan diberi judul “Pengembangan Sumber belajar IPS

Berupa Buku Komik Pada Materi Perlawan Menentang Penjajahan Belanda Untuk Kelas V SD”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat diindentifikasi dalam kegiatan pembelajaran :


(23)

9

1. Sumber belajar yang digunakan guru dirasa masih kurang bisa membawa suasana pembelajaran yang membangkitkan keaktifan siswa.

2. Tidak dimanfaatkannya komik sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini adalah “Pengembangan Sumber Belajar IPS Berupa Buku Komik Pada Materi Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda dengan topik pembahasan Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907) Untuk Kelas V SD”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Sejauh mana tingkat kelayakan sumber belajar dalam bentuk buku komik pada materi Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda dengan topik pembahasan Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907) untuk siswa Kelas V SD?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pada penelitian ini adalah Untuk mengembangkan sumber belajar IPS dalam bentuk buku komik yang layak disajikan untuk siswa kelas V SD.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan konstribusi bagi perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama pada tingkat pendidikan sekolah dasar. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:


(24)

10

1. Peserta Didik

Penerapan sumber belajar buku komik diharapkan dapat mendorong siswa menyenangi mata pelajaran IPS sehingga meningkatkan pemahaman atas konsep materi yang telah dipelajari.

2. Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam menciptakan berbagai sumber belajar kreatif yang nantinya dapat mempermudah proses pembelajaran.

3. Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk menyediakan sarana dan prasarana atau sumber belajar yang bagus, guna meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.


(25)

88

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat peneliti rumuskan suatu kesimpulan dan saran yang berkenan dengan pengembangan produk sumber belajar dalam penelitian ini

5.1. Simpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil kajian terhadap hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya yaitu Sumber belajar dalam bentuk komik pada materi perlawanana menentang penjajahan Belanda dengan pokok bahasan perang Sisingamangaraja XII dikembangkan oleh peneliti dengan mengutamakan penyajian materi dalam bentuk cerita bergambar. Dari hasil analisa uji kelayakan diperoleh persentase 81,94% untuk aspek materi, 91,25% untuk aspek ilustrasi gambar, dan 91,66% untuk aspek bahasa. Untuk hasil analisa angket respon siswa diperoleh persentase 86,38% untuk aspek tingkat kepuasan subjek, 85,09% untuk aspek pendidikan, 86,67% untuk aspek kemudahan pembaca, 91,66% untuk aspek tampilan, dan 80% untuk aspek pengaruh terhadap pembaca. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kualitas sumber belajar dalam bentuk komik pada materi perlawanan menentang penjajahan Belanda dengan pokok bahasan perang Sisingamangaraja XII baik sehingga dapat digunakan untuk referensi belajar mata pelajaran IPS.


(26)

89

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Saran untuk guru

Guru disarankan untuk memanfaatkan buku komik ini secara optimal, berguna untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan mempermudah siswa memahami konsep-konsep pada pelajaran IPS. Hendaknya tidak hanya pada materi perlawanan menentang penjajahan belanda, tetapi juga bisa dikembangkan pada materi IPS yang lain. Selain itu berdasarkan hasil dari respon siswa sumber belajar dalam bentuk media komik juga bisa diterapkan untuk mata pelajaran yang lainnya.

2. Saran untuk Siswa

Siswa disarankan untuk menggunakan buku komik yang dikembangkan oleh peneliti. Penggunaan komik ini diyakini dapat membantu menumbuh kembangkan minat membaca siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi perlawanan menentang penjajahan Belanda khususnya perang Sisingamangaraja XII. Sehingga dengan pemahaman ini diharapkan hasil pembelajaran dapat lebih meningkat.

3. Saran untuk Peneliti lain

Peneliti lain disarankan untuk mempertimbangkan prosedur pengembangan pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan mampu menginspirasi peneliti lain untuk mengembangkan sumber belajar IPS demi memenuhi kebutuhan siswa.


(27)

90

DAFTAR PUSTAKA Anni , C. T. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian : suatu Pendekatan Jakarta: Rineka Cipta. Azhar Arsyad. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Borg, W.R & Gall, M.D. Gall, 1989. Educational Research: An Introduction Fifth Edition. New York: Longman.

Depdiknas. 2005. Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai tujuan pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media

Ensiklopedia Nasional Indonesia. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka

Hamalik, Oemar. 2005.Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju. Hama1ik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta:Depdiknas

Hergenhahn, B.R. & Olson, M.H. 2008. Theories of Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup

Johan, M, & Widayanti, A. 2007. Komik Sebagai Media Pengajaran Bahasa yang Komunikatif. Lembar Ilmu Kependidikan

Lindiani. 2008. Pengembangan Sumber Belajar. Tersedia di

http://sumsel.kemang.go.id/file/dokumen/PENGAMBANGANSUMBERBELAJARp df [diakses 18-08-2015]

Lumban Tobing. A. Si Singamangaradja I-II. Medan: W. Marpaung.

Maharsi, I. 2011. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku Masdiono, Toni. 2007. 14 Jurus Membuat Komik. Jakarta: Creative Media MS. Gumelar. 2011. Comic Making. Jakarta: Indeks.

Mukminan dan Saliman. 2008. Teknologi Informasi dan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. dalam Modul untuk Pelatihan IPS Terpadubagi Guru IPS SMP di FISE-UNY 2008. Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta.


(28)

91

Napitupulu, O.L. 1971. Perang Batak, Perang Sisingamangaradja Djilid 1. Djakarta: Jajasan Pahlawan Nasional Sisingamangaradja.

Rudi dan Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu: untuk meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Santysa, I Wayan, 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam pelatihan bagi para guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Sapriya. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi hasil Belajar IPS. Bandung: Upi Press

Sibarani. A. 1979. Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII. Jakartas: Ever Ready Ltd.

Sijabat, W.B. 1982. Ahu Sisingamangaraja. Jakarta: Sinar Harapan

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Soenarto, 2008. Penelitian Pengembangan Research & Development (R&D) Sebagai Upaya

Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Sarasehan Metodologi Penelitian, di Program PascaSarjana UNY.

Sukardjo (2008). Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, PPs UNY Susilaningsi, Endang. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: BSE

Departemen Pendidikan Nasional

Toni Masdianto. 2007. Jurus Membuat Komik. Jakarta: Creative Media.

Pupuh Fathurohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Refika Aditama

Yoshikawa dan Takashi. 2009. Komik Aku Tahu. Jakarta: Alex Media Komputindo


(1)

1. Sumber belajar yang digunakan guru dirasa masih kurang bisa membawa suasana pembelajaran yang membangkitkan keaktifan siswa.

2. Tidak dimanfaatkannya komik sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini adalah “Pengembangan Sumber Belajar IPS Berupa Buku Komik Pada Materi Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda dengan topik pembahasan Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907) Untuk Kelas V SD”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Sejauh mana tingkat kelayakan sumber belajar dalam bentuk buku komik pada materi Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda dengan topik pembahasan Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907) untuk siswa Kelas V SD?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pada penelitian ini adalah Untuk mengembangkan sumber belajar IPS dalam bentuk buku komik yang layak disajikan untuk siswa kelas V SD.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan konstribusi bagi perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama pada tingkat pendidikan sekolah dasar. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:


(2)

1. Peserta Didik

Penerapan sumber belajar buku komik diharapkan dapat mendorong siswa menyenangi mata pelajaran IPS sehingga meningkatkan pemahaman atas konsep materi yang telah dipelajari.

2. Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam menciptakan berbagai sumber belajar kreatif yang nantinya dapat mempermudah proses pembelajaran.

3. Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk menyediakan sarana dan prasarana atau sumber belajar yang bagus, guna meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.


(3)

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat peneliti rumuskan suatu kesimpulan dan saran yang berkenan dengan pengembangan produk sumber belajar dalam penelitian ini

5.1. Simpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil kajian terhadap hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya yaitu Sumber belajar dalam bentuk komik pada materi perlawanana menentang penjajahan Belanda dengan pokok bahasan perang Sisingamangaraja XII dikembangkan oleh peneliti dengan mengutamakan penyajian materi dalam bentuk cerita bergambar. Dari hasil analisa uji kelayakan diperoleh persentase 81,94% untuk aspek materi, 91,25% untuk aspek ilustrasi gambar, dan 91,66% untuk aspek bahasa. Untuk hasil analisa angket respon siswa diperoleh persentase 86,38% untuk aspek tingkat kepuasan subjek, 85,09% untuk aspek pendidikan, 86,67% untuk aspek kemudahan pembaca, 91,66% untuk aspek tampilan, dan 80% untuk aspek pengaruh terhadap pembaca. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kualitas sumber belajar dalam bentuk komik pada materi perlawanan menentang penjajahan Belanda dengan pokok bahasan perang Sisingamangaraja XII baik sehingga dapat digunakan untuk referensi belajar mata pelajaran IPS.


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Saran untuk guru

Guru disarankan untuk memanfaatkan buku komik ini secara optimal, berguna untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan mempermudah siswa memahami konsep-konsep pada pelajaran IPS. Hendaknya tidak hanya pada materi perlawanan menentang penjajahan belanda, tetapi juga bisa dikembangkan pada materi IPS yang lain. Selain itu berdasarkan hasil dari respon siswa sumber belajar dalam bentuk media komik juga bisa diterapkan untuk mata pelajaran yang lainnya.

2. Saran untuk Siswa

Siswa disarankan untuk menggunakan buku komik yang dikembangkan oleh peneliti. Penggunaan komik ini diyakini dapat membantu menumbuh kembangkan minat membaca siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi perlawanan menentang penjajahan Belanda khususnya perang Sisingamangaraja XII. Sehingga dengan pemahaman ini diharapkan hasil pembelajaran dapat lebih meningkat.

3. Saran untuk Peneliti lain

Peneliti lain disarankan untuk mempertimbangkan prosedur pengembangan pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan mampu menginspirasi peneliti lain untuk mengembangkan sumber belajar IPS demi memenuhi kebutuhan siswa.


(5)

Anni , C. T. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian : suatu Pendekatan Jakarta: Rineka Cipta. Azhar Arsyad. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Borg, W.R & Gall, M.D. Gall, 1989. Educational Research: An Introduction Fifth Edition. New York: Longman.

Depdiknas. 2005. Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai tujuan pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media

Ensiklopedia Nasional Indonesia. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka

Hamalik, Oemar. 2005.Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju. Hama1ik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta:Depdiknas

Hergenhahn, B.R. & Olson, M.H. 2008. Theories of Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup

Johan, M, & Widayanti, A. 2007. Komik Sebagai Media Pengajaran Bahasa yang Komunikatif. Lembar Ilmu Kependidikan

Lindiani. 2008. Pengembangan Sumber Belajar. Tersedia di http://sumsel.kemang.go.id/file/dokumen/PENGAMBANGANSUMBERBELAJARp df [diakses 18-08-2015]

Lumban Tobing. A. Si Singamangaradja I-II. Medan: W. Marpaung.

Maharsi, I. 2011. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku Masdiono, Toni. 2007. 14 Jurus Membuat Komik. Jakarta: Creative Media MS. Gumelar. 2011. Comic Making. Jakarta: Indeks.

Mukminan dan Saliman. 2008. Teknologi Informasi dan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. dalam Modul untuk Pelatihan IPS Terpadubagi Guru IPS SMP di FISE-UNY 2008. Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta.


(6)

Napitupulu, O.L. 1971. Perang Batak, Perang Sisingamangaradja Djilid 1. Djakarta: Jajasan Pahlawan Nasional Sisingamangaradja.

Rudi dan Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu: untuk meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Santysa, I Wayan, 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam pelatihan bagi para guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Sapriya. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi hasil Belajar IPS. Bandung: Upi Press

Sibarani. A. 1979. Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII. Jakartas: Ever Ready Ltd.

Sijabat, W.B. 1982. Ahu Sisingamangaraja. Jakarta: Sinar Harapan

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Soenarto, 2008. Penelitian Pengembangan Research & Development (R&D) Sebagai Upaya

Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Sarasehan Metodologi Penelitian, di Program PascaSarjana UNY.

Sukardjo (2008). Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, PPs UNY Susilaningsi, Endang. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: BSE

Departemen Pendidikan Nasional

Toni Masdianto. 2007. Jurus Membuat Komik. Jakarta: Creative Media.

Pupuh Fathurohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Refika Aditama

Yoshikawa dan Takashi. 2009. Komik Aku Tahu. Jakarta: Alex Media Komputindo


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD Penggunaan Metode Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyurip 3 Tahun Pelajara

0 2 8

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS 5 Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 2 16

Pengembangan media pembelajaran berbasis blog pada mata pelajaran ekonomi untuk kelas XI IPS.

0 1 313

PENGGUNAAN MEDIA MONOPOLI UNTUK MENIGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI GUNUNGSARI

0 0 25

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD.

7 59 144

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT BERBANTUAN FILM DOKUMENTER PENJAJAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Popongan Kecamatan Karanganyar Kab

0 0 17

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN

0 0 144

PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN

0 0 154

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN

0 0 163