Kajian Mengenai Berbagai Metode Penilaian Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga

KAJIAN MENGENAI BERBAGAI METODE PENILAIAN
KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN
RUMAH TANGGA

PUTRI INDRIANI SETIAWAN

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Mengenai
Berbagai Metode Penilaian Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Putri Indriani Setiawan
NIM I14110025

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
PUTRI INDRIANI SETIAWAN. Kajian Mengenai Berbagai Metode Penilaian
Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga. Dibimbing oleh HIDAYAT
SYARIEF dan YAYUK FARIDA BALIWATI.
Keragaman konsumsi pangan rumah tangga yang merupakan indikator
akses pangan rumah tangga dapat diukur dengan menggunakan metode Pola
Pangan Harapan (PPH), Household Dietary Diversity Score (HDDS), dan HDDS
modifikasi. Tujuan umum penelitian ini adalah membandingkan beberapa metode
penilaian keragaman konsumsi pangan rumah tangga. Tujuan khusus penelitian
ini adalah mengidentifikasi karakteristik rumah tangga, pengeluaran pangan, dan
keragaman konsumsi pangan rumah tangga; menganalisis hubungan pengeluaran

pangan rumah tangga dengan karakteristik rumah tangga meliputi jumlah anggota
rumah tangga dan pendidikan; serta menganalisis hubungan pengeluaran pangan
rumah tangga dengan keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan
metode HDDS, HDDS modifikasi, dan PPH.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan sebanyak 118 rumah
tangga yang berada di Desa Citayam dan Desa Babakan dijadikan sebagai subjek
penelitian. Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian yang berjudul
Validasi Metode HDDS (Household Dietary Diversity Score) pada Rumah
Tangga Penerima Program Diversifikasi Pangan di Kabupaten Bogor dengan
ketua peneliti Dr Ir Yayuk Farida Baliwati, MS.
Sebagian besar rumah tangga di Desa Citayam dan Babakan tergolong
rumah tangga kecil (59.32%). Sebagian besar kepala rumah tangga memiliki
tingkat pendidikan rendah (36.44%), tergolong dewasa pertengahan (58.48%), dan
bekerja sebagai pedagang (25.42%). Sebagian besar istri memiliki tingkat
pendidikan yang rendah (44.92%), tergolong dewasa pertengahan (64.41%), dan
bekerja sebagai ibu rumah tangga (73.73%). Sebagian besar rumah tangga
memiliki tingkat pengeluaran pangan yang tinggi (50.85%). Keragaman konsumsi
pangan rumah tangga tergolong tinggi berdasarkan metode HDDS (95.76%) dan
HDDS modifikasi (81.35%). Namun, keragaman konsumsi pangan rumah tangga
berdasarkan metode PPH tergolong sangat kurang (50.85%).

Uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan positif antara
pengeluaran pangan dengan pendidikan kepala rumah tangga (p=0.022 r=0.210)
dan istri (p=0.010 r=0.236) serta jumlah anggota rumah tangga (p=0.003 r=0.275).
Pengeluaran pangan berhubungan positif dengan keragaman konsumsi pangan
berdasarkan metode PPH (p=0.006 r=0.250) dan metode HDDS (p=0.008
r=0.242). Tidak terdapat hubungan antara pengeluaran pangan dengan keragaman
konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan metode HDDS modifikasi. Variasi
dari keragaman konsumsi pangan berdasarkan metode PPH hanya dapat
ditentukan oleh pengeluaran pangan sebesar 3.9% (p=0.018 r2=0.039) dan variasi
dari keragaman konsumsi pangan berdasarkan metode HDDS tidak dapat
ditentukan oleh pengeluaran pangan (p=0.061 r2=0.022) sehingga belum ada
metode yang direkomendasikan dalam menilai keragaman konsumsi pangan
rumah tangga.
Kata kunci: keragaman konsumsi pangan, HDDS, HDDS modifikasi, pengeluaran
pangan, PPH

ABSTRACT
PUTRI INDRIANI SETIAWAN. Study of several methods for assessing
household dietary diversity. Supervised by HIDAYAT SYARIEF and YAYUK
FARIDA BALIWATI.

Household dietary diversity can be measured using Desirable Dietary
Pattern (DDP), Household Dietary Diversity Score (HDDS), and modified HDDS.
The general objective of this research is to compare several methods for assessing
household dietary diversity. The specific objectives of this research were to
identify characteristics of households, household food expenditure, and household
dietary diversity; analyze correlation between household food expenditure and
characteristics of households; and analyze correlation between household food
expenditure and household dietary diversity based on DDP, HDDS, and modified
HDDS.
This research was cross-sectional study and used 118 households in
Citayam and Babakan Village. This research was a part of research project
“Validation of Modified HDDS (Household Dietary Diversity Score) for
Recipient Household of Food Diversification Program in Bogor District” that was
leaded by Dr Ir Yayuk Farida Baliwati, MS.
Almost households in Citayam and Babakan Village was categorized as
small household (59.32%). Fathers and mothers had low education level (36.44%,
44.92%). Fathers and mothers were categorized as middle adult (58.48%,
64.41%). Almost fathers worked as trader (25.42%) while mothers worked as
housewife (73.73%). Almost households had high food expenditure level
(50.85%). Household dietary diversity was high based on HDDS (95.76%) and

modified HDDS (81.35%) but very low based on DDP (50.85%).
Spearman correlation test showed that there were positive correlation
between household food expenditure with education level of fathers (p=0.022
r=0.210), mothers (p=0.010 r=0.236), and total household members (p=0.003
r=0.275). Household food expenditure had positive correlation with household
dietary diversity based on DDP (p=0.006 r=0.250) and HDDS (p=0.008 r=0.242).
But household food expenditure didn’t correlate with household dietary diversity
based on modified HDDS. Variation of dietary diversity based on DDP just could
be determined by food expenditure about 3.9% (p=0.018 r2=0.039) but variation
of dietary diversity based on HDDS could not be determined by food expenditure
(p=0.061 r2=0.022). So, there was no recommendation method for assessing
household dietary diversity.
Keywords: DDP, dietary diversity, food expenditure, HDDS, modified HDDS

KAJIAN MENGENAI BERBAGAI METODE PENILAIAN
KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN
RUMAH TANGGA

PUTRI INDRIANI SETIAWAN


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Kajian Mengenai Berbagai Metode Penilaian Keragaman
Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Nama
: Putri Indriani Setiawan
NIM
: I14110025

Disetujui oleh


Prof Dr Ir Hidayat Syarief, MS
Pembimbing 1

Dr Ir Yayuk Farida Baliwati, MS
Pembimbing 2

Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian yang
dilakukan pada Juni 2014 berjudul Kajian Mengenai Berbagai Metode Penilaian
Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Hidayat Syarief, MS

dan Ibu Dr Ir Yayuk Farida Baliwati, MS selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingan. Terima kasih juga kepada Anna Vipta Resti
Mauludyani, SP, M.Gizi selaku penguji yang telah banyak memberikan kritik dan
saran kepada penulis. Penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh enumerator
yang telah membantu dalam pengambilan data. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada pihak Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bogor,
Kecamatan Tajurhalang dan Dramaga, serta Desa Citayam dan Babakan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih
banyak juga penulis ucapkan kepada Vitria Melani, Fitriya Yuli Astanti, dan Nisa
Mawadaturrohmah yang telah bersama – sama melaksanakan penelitian dengan
penulis serta selalu memberikan bantuan, semangat, dan dukungan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua sahabat dan teman yang telah
memberikan semangat, doa, bantuan, dan dukungan kepada penulis. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas segala
doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015
Putri Indriani Setiawan


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Hipotesis

3

Manfaat Penelitian

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3


METODE

4

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

4

Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh

5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

5

Pengolahan dan Analisis Data

6

Definisi Operasional

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wilayah Penelitian

8
8

Karakteristik Rumah Tangga, Pengeluaran Pangan Rumah Tangga, dan
Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga

9

Hubungan Pengeluaran Pangan dengan Karakteristik Rumah Tangga

14

Hubungan Pengeluaran Pangan dengan Keragaman Konsumsi Pangan

15

SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan

18

Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

26

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Susunan Pola Pangan Harapan
Sebaran rumah tangga berdasarkan jumlah anggota rumah tangga
Sebaran rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan
Sebaran rumah tangga berdasarkan usia
Sebaran rumah tangga berdasarkan pekerjaan
Sebaran rumah tangga berdasarkan pengeluaran pangan
Keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan PPH
Keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan HDDS
Keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan HDDS
modifikasi
10 Hubungan pengeluaran pangan dengan karakteristik rumah tangga
11 Hubungan pengeluaran pangan dengan keragaman konsumsi pangan
rumah tangga

7
9
10
10
11
11
12
13
13
14
15

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran

4

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji normalitas data penelitian
2 Hasil uji hubungan pengeluaran pangan dan karakteristik rumah tangga
menggunakan uji korelasi Spearman
3 Hasil uji hubungan pengeluaran pangan dengan keragaman konsumsi
pangan rumah tangga menggunakan uji korelasi Spearman
4 Hasil uji regresi pengeluaran pangan dan skor PPH
5 Hasil uji regresi pengeluaran pangan dan skor HDDS
6 Kelompok pangan metode HDDS modifikasi

22
22
23
23
24
25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketahanan pangan dapat tercapai apabila semua orang pada setiap saat
memiliki akses secara fisik dan ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang bergizi sesuai dengan preferensi dan budaya masing – masing agar
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. Rumah tangga yang tahan pangan akan
menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan, perilaku, pertumbuhan, dan
kognitif pada anak (Cook dan Frank 2008). Ketahanan pangan memiliki tiga pilar,
yaitu: ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan (Jones et al.
2013). Indikator akses pangan rumah tangga adalah keragaman konsumsi pangan
dan pengeluaran pangan rumah tangga (Smith dan Subandoro 2007). Keeratan
hubungan keragaman konsumsi pangan dan pengeluaran pangan rumah tangga
dibuktikan oleh penelitian Hoddinott dan Yohanes (2002), Hardinsyah (2007),
Meitasari (2008), Thorne-Lyman et al. (2010), dan Yuan-Ting (2012) yang
menyatakan bahwa keragaman konsumsi pangan berhubungan postif dengan
pengeluaran pangan.
Keragaman konsumsi pangan rumah tangga merupakan jumlah pangan atau
kelompok pangan berbeda yang dikonsumsi individu dalam suatu rumah tangga
dalam jangka waktu tertentu (Swindale dan Bilinsky 2005). Pentingnya
keragaman konsumsi pangan dalam rumah tangga dibuktikan oleh penelitian
Torheim et al. (2004) dan Kennedy et al. (2007). Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa keragaman konsumsi pangan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kecukupan zat gizi. Hal ini menunjukkan bahwa zat gizi yang
diperlukan tubuh akan terpenuhi jika konsumsi pangan semakin beragam.
Konsumsi pangan rumah tangga yang beragam memberikan manfaat bagi seluruh
anggota rumah tangga, di antaranya: meningkatkan berat badan lahir anak,
meningkatkan kecukupan energi dan zat gizi lain sehingga mencapai tingkat
kecukupan yang normal, memperbaiki status antropometri anak, serta
meningkatkan konsentrasi hemoglobin yang dapat mempengaruhi kecerdasan dan
produktivitas anggota rumah tangga. Penelitian di Bangladesh pada tahun 2003 –
2005 oleh Rah et al. (2010) membuktikan bahwa rendahnya keragaman konsumsi
pangan menyebabkan kejadian stunting pada anak.
Keragaman konsumsi pangan dapat diukur dengan menggunakan metode
Pola Pangan Harapan (PPH), HDDS (Household Dietary Diversity Score), dan
HDDS modifikasi. Definisi PPH dibuat oleh FAO-RAPA pada tahun 1989 yaitu
susunan kelompok pangan utama yang seimbang dan jika dikonsumsi akan
memenuhi kebutuhan zat gizi (Hardinsyah et al. 2001). FAO-RAPA membuat
metode PPH dengan sistem skoring pada tahun 1998 untuk menilai mutu
konsumsi pangan yang lebih akurat. PPH pertama kali dikembangkan di Indonesia
sejak tahun 1990-an dan digunakan untuk menilai tingkat keragaman konsumsi
pangan pada tingkat wilayah (Hardinsyah et al. 2001). Selain itu, PPH juga
digunakan untuk merencanakan pangan nasional dan daerah seperti penelitian
Hardinsyah et al. (2001) yang dilakukan di Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan
Sulawesi Selatan. PPH selanjutnya dikembangkan untuk menilai keragaman
konsumsi pada tingkat individu seperti pada penelitian Anwar dan Hardinsyah

2
(2014) serta Prasetyo et al. (2013). Hal tersebut mengindikasikan bahwa PPH
juga dapat diterapkan pada tingkat rumah tangga sehingga dapat menilai
keragaman konsumsi pangan rumah tangga. Baliwati et al. (2014)
mengembangkan PPH untuk menilai keragaman konsumsi pangan tingkat rumah
tangga yang menerima program diversifikasi pangan di Kabupaten Bogor, Jawa
Barat.
Metode HDDS merupakan metode yang digunakan untuk menilai
keragaman konsumsi pangan rumah tangga yang dapat mencerminkan akses
pangan rumah tangga. FAO (Food and Agriculture Organization) membuat
metode tersebut agar dapat menilai keragaman konsumsi pangan rumah tangga
dengan lebih mudah dan cepat (Swindale dan Bilinsky 2005). Metode HDDS
sudah banyak digunakan pada penelitian di berbagai negara seperti yang
dilakukan Thorne-Lyman et al. (2010) di Bangladesh dan Olaniyi (2014) di Lagos
Metropolis. HDDS juga pernah diterapkan oleh Baliwati et al. (2015) di
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Metode HDDS modifikasi dibuat oleh Baliwati et al. (2015) dengan
memodifikasi jumlah kelompok pangan dan kategori skor HDDS. Penelitiannya
membuktikan bahwa HDDS modifikasi merupakan metode yang valid untuk
menilai keragaman konsumsi pangan rumah tangga di daerah agroekologi
pertanian di Bogor, Jawa Barat.
Metode HDDS, HDDS modifikasi, dan PPH sama-sama dapat
dikembangkan untuk menilai keragaman konsumsi pangan rumah tangga. Namun,
belum ada rekomendasi terkait metode yang lebih baik dari ketiga metode tersebut
untuk digunakan dalam mengukur keragaman konsumsi pangan rumah tangga.
Oleh karena itu, berbagai metode tersebut perlu dibandingkan kelebihan dan
kelemahannya dalam menilai keragaman konsumsi pangan rumah tangga.

Perumusan Masalah
Penulis tertarik untuk membandingkan beberapa metode penilaian
keragaman konsumsi pangan rumah tangga. Rumusan masalah penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik rumah tangga, pengeluaran pangan, dan
keragaman konsumsi pangan rumah tangga?
2. Bagaimana hubungan pengeluaran pangan rumah tangga dengan
karakteristik rumah tangga meliputi jumlah anggota rumah tangga dan
pendidikan?
3. Bagaimana hubungan pengeluaran pangan rumah tangga dengan
keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan metode PPH,
HDDS, dan HDDS modifikasi?

3
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa
metode penilaian keragaman konsumsi pangan rumah tangga.
Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik rumah tangga, pengeluaran pangan, dan
keragaman konsumsi pangan rumah tangga.
2. Menganalisis hubungan pengeluaran pangan rumah tangga dengan
karakteristik rumah tangga meliputi jumlah anggota rumah tangga dan
pendidikan.
3. Menganalisis hubungan pengeluaran pangan rumah tangga dengan
keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan metode PPH,
HDDS, dan HDDS modifikasi.

Hipotesis
1.
2.

Terdapat hubungan antara pengeluaran pangan rumah tangga dengan
karakteristik rumah tangga.
Terdapat hubungan antara pengeluaran pangan rumah tangga dengan
keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan metode PPH,
HDDS, dan HDDS modifikasi.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para peneliti
mengenai metode yang lebih baik untuk menilai keragaman konsumsi pangan
rumah tangga. Manfaat penelitian ini bagi subjek penelitian dan masyarakat
umum adalah memberikan informasi mengenai pentingnya mengatur pengeluaran
pangan dalam rumah tangga agar kualitas konsumsi pangan setiap anggota rumah
tangga dapat lebih baik sehingga dapat memiliki status gizi yang baik.

KERANGKA PEMIKIRAN
Hardinsyah (2007) menyatakan bahwa konsumsi pangan yang beragam
dalam satu rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran pangan, tingkat
pendidikan, dan besar keluarga. Taruvinga et al. (2013) juga menyatakan bahwa
keragaman konsumsi pangan dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala
rumah tangga. Perbandingan besar pengeluaran untuk pangan dan nonpangan
dapat menyebabkan rendahnya keragaman konsumsi pangan rumah tangga jika
besar pengeluaran untuk nonpangan lebih besar dari pengeluaran untuk pangan
(Thorne-Lyman et al. 2010).

4
Penelitian Yuliana et al. (2013) menunjukkan faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi pengeluaran pangan rumah tangga di antaranya jumlah anggota
rumah tangga, lama berumah tangga, dan jumlah subsidi beras miskin. Sekhampu
dan Niyimbanira (2013) menyatakan bahwa pengeluaran rumah tangga juga dapat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan
hubungan antarvariabel yang diteliti dan tidak diteliti.
Karakteristik rumah tangga
-

Pengeluaran pangan
rumah tangga

Tingkat pendidikan
Jumlah anggota
rumah tangga

Keragaman konsumsi pangan
rumah tangga
-

PPH
HDDS
HDDS modifikasi

Keterangan:
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
: hubungan yang diteliti
: hubungan yang tidak diteliti.
Gambar 1 Kerangka pemikiran

METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian yang didanai oleh
Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) melalui Bantuan Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN). Proyek penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2013
dan 2014 dengan ketua peneliti yaitu Dr Ir Yayuk Farida Baliwati, MS dan
anggota peneliti yaitu Prof Dr Ir Dodik Briawan, MCN dan Vitria Melani, S.Si,
M.Si. Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian lanjutan pada tahun
2014 yang berjudul Validasi Metode HDDS (Household Dietary Diversity Score)
pada Rumah Tangga Penerima Program Diversifikasi Pangan di Kabupaten Bogor.

5
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan lokasi di Desa
Babakan, Kecamatan Dramaga dan Desa Citayam, Kecamatan Tajurhalang,
Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan
pertimbangan desa tersebut telah menerima program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) sejak tahun 2012 dan merupakan
desa yang memiliki tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tinggi.
Penelitian dilakukan pada Juni 2014.
Program P2KP merupakan salah satu program Kementerian Pertanian
Republik Indonesia yang dibuat sejak tahun 2010. Kegiatan P2KP yang dilakukan
adalah mengoptimalkan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai macam
pangan melalui kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Berbagai kegiatan P2KP
diharapkan dapat meningkatkan keragaman konsumsi pangan masyarakat
Indonesia.

Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh
Terdapat 30 rumah tangga yang menerima program P2KP di masing –
masing desa yaitu Desa Citayam dan Babakan. Sebanyak 30 rumah tangga yang
tidak menerima program P2KP diambil sebagai subjek penelitian pada masing –
masing desa sehingga terdapat 60 rumah tangga yang dijadikan sebagai subjek
penelitian di setiap desa. Total subjek penelitian adalah 120 rumah tangga. Jumlah
tersebut sudah memenuhi jumlah subjek minimal berdasarkan rumus di bawah ini

(

(

)

)

Keterangan :
n
: jumlah minimal subjek penelitian
N
: jumlah populasi
d
: penyimpangan subjek terhadap populasi

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer
yang dikumpulkan adalah data karakteristik rumah tangga, pengeluaran pangan
rumah tangga, dan konsumsi pangan rumah tangga melalui wawancara langsung
dengan menggunakan kuesioner. Data karakteristik rumah tangga meliputi umur
kepala rumah tangga dan istri, pekerjaan kepala rumah tangga dan istri, tingkat
pendidikan kepala rumah tangga dan istri, serta jumlah anggota rumah tangga.
Data pengeluaran pangan adalah banyaknya uang yang digunakan untuk membeli
pangan dalam rumah tangga. Konsumsi pangan rumah tangga diukur dengan
metode recall 1 x 24 jam yang terdiri atas jenis serta jumlah pangan yang
dinyatakan dalam satuan ukuran rumah tangga (URT) dan anggota rumah tangga
yang dijadikan responden adalah orang yang bertanggung jawab dalam

6
menyiapkan makanan dalam rumah tangga. Data konsumsi pangan yang
dikumpulkan adalah semua bahan pangan yang dimasak dan dimakan di rumah,
dibeli dan dimakan di rumah, serta dimasak di rumah tetapi dimakan di luar
rumah dalam satu hari oleh setiap individu dalam rumah tangga sehingga data
yang dikumpulkan tersebut dapat benar – benar menggambarkan keragaman
konsumsi pangan khusus di dalam rumah tangga (Kennedy et al. 2011). Data
sekunder yang didapatkan dari pihak Desa Citayam dan Babakan terdiri dari
lokasi desa, sebaran demografi, dan mata pencaharian penduduk.

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah meliputi entry, coding,
editing, dan cleaning. Terdapat dua rumah tangga yang di-drop out sebagai subjek
penelitian pada tahap cleaning karena memiliki jumlah anggota rumah tangga
sebanyak satu orang dan sepuluh orang sehingga total subjek penelitian adalah
118 rumah tangga. Langkah selanjutnya adalah analisis data secara deskriptif dan
inferensia menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS version 16.0 for
windows.
Analisis deskriptif meliputi analisis sebaran rumah tangga berdasarkan
pengelompokkan besar rumah tangga, pendidikan, usia, pekerjaan, pengeluaran
pangan, dan keragaman konsumsi pangan. Usia kepala rumah tangga dan istri
dikelompokkan menjadi dewasa awal (19-29 tahun), dewasa pertengahan (30-49
tahun), dan lansia (≥60 tahun) (Depkes 2011). Besar rumah tangga dikategorikan
menjadi rumah tangga kecil (≤ 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥ 8 orang)
(BKKBN 1998). Tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan istri dikategorikan
menjadi tidak sekolah, SD, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan perguruan tinggi.
Jenis pekerjaan dibedakan menjadi tidak bekerja, buruh tani, buruh nontani,
pedagang, PNS/ABRI/Polisi, jasa (tukang ojek, tukang cukur, penjahit, calo, dan
sebagainya), istri, dan lainnya (disebutkan). Pengeluaran pangan rumah tangga
dinyatakan dalam satuan rupiah per kapita per bulan dan dikelompokkan menjadi
rendah jika kurang dari rata-rata pengeluaran pangan rumah tangga dan tinggi jika
lebih dari rata-rata pengeluaran pangan rumah tangga. Keragaman konsumsi
pangan berdasarkan metode PPH dikelompokkan menjadi sangat kurang (60%) berdasarkan data PHBS tahun 2012.
Kondisi wilayah Desa Citayam berbukit-bukit dan dilalui sungai. Sebelah
utara Desa Citayam berbatasan dengan Desa Duren Seribu, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Sasak Panjang, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Ragajaya, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Pemagar Sari. Jumlah
penduduk di Desa Citayam adalah 9 240 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
387 jiwa per km. Sebanyak 3 277 jiwa penduduk desa hanya tamat SD. Sebagian
besar penduduk Desa Citayam bekerja sebagai petani karena Desa Citayam

9
memiliki lahan sawah 30% dari total luas wilayah desa (388 555 Ha). Penduduk
Desa Citayam juga banyak yang bekerja sebagai pegawai swasta, buruh tani, dan
pedagang.
Desa Babakan memiliki luas wilayah ± 334 384 Ha dan berbatasan dengan
Desa Cikarawang di sebelah utara, Desa Dramaga di sebelah selatan, Kelurahan
Balumbang Jaya di sebelah timur, serta Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea di
sebelah barat. Jumlah penduduk Desa Babakan sebanyak 11 044 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 1 975. Jumlah penduduk di Desa Babakan
tersebut belum termasuk mahasiswa dan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB)
yang tinggal sementara di Desa Babakan. Beberapa wilayah di Desa Babakan
berada pada dataran tinggi, dataran rendah, atau daerah padat penduduk. Sebanyak
14% penduduk di Desa Babakan bekerja sebagai pegawai swasta. Pekerjaan
penduduk lainnya di Desa Babakan antara lain wiraswasta, pegawai negeri, buruh,
dan pedagang.

Karakteristik Rumah Tangga, Pengeluaran Pangan Rumah Tangga, dan
Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Karakteristik Rumah Tangga
Karakteristik rumah tangga di Desa Citayam dan Babakan terdiri atas besar
rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan istri, usia kepala
rumah tangga dan istri, serta pekerjaan kepala rumah tangga dan istri. Sebagian
besar rumah tangga tergolong rumah tangga kecil berdasarkan BKKBN (1998)
dengan jumlah anggota rumah tangga kurang dari atau sama dengan empat orang
(59.32%). Rata-rata jumlah anggota rumah tangga adalah empat orang (4.40 ±
1.353) dengan kisaran jumlah anggota rumah tangga adalah 2 – 8 orang (Tabel 2).
Ukuran rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas konsumsi pangan dalam
rumah tangga. Semakin kecil ukuran rumah tangga, keragaman konsumsi pangan
rumah tangga akan semakin baik (Hardinsyah 2007).
Tabel 2 Sebaran rumah tangga berdasarkan jumlah anggota rumah tangga
Jumlah anggota rumah tangga
Kecil (≤ 4 orang)
Sedang (5 – 7 orang)
Besar (≥ 8 orang)
Total
Rata – rata ± SD
Minimal
Maksimal

n
70
45
3
118
4.40 ± 1.353
2
8

%
59.32
38.14
2.54
100.00

Tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan istri tergolong rendah karena
sebanyak 36.44% kepala rumah tangga dan 44.92% istri hanya tamat SD (Tabel 3).
Jumlah kepala rumah tangga yang lulus perguruan tinggi hanya 12 orang atau
10.17% dari 118 kepala rumah tangga sedangkan istri yang lulus perguruan tinggi
hanya tiga orang atau 2.54% dari 118 istri. Hal ini sesuai dengan data sekunder
yang didapatkan dari pihak Desa Citayam dan Babakan yang menyatakan bahwa

10
tingkat pendidikan penduduk di kedua desa tersebut tergolong rendah. Tingkat
pendidikan formal mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami
pengetahuan gizi seperti yang didapatkan dari media massa atau penyuluhan. Oleh
karena itu, semakin rendah tingkat pendidikan dapat menyebabkan pengetahuan
gizi seseorang mengenai jenis makanan yang berkualitas dalam rumah tangga juga
rendah (Hardinsyah 2007). Hal ini menyebabkan rendahnya keragaman konsumsi
pangan dalam rumah tangga (Taruvinga et al. 2013).
Tabel 3 Sebaran rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan
Tidak sekolah
Lulus SD
Lulus SMP
Lulus SMA/sederajat
Lulus perguruan tinggi
Total

Kepala rumah tangga
n
%
0
0.00
43
36.44
30
25.42
33
27.97
12
10.17
118
100.00

Istri
n

%
3
53
29
30
3
118

2.54
44.92
24.58
25.42
2.54
100.00

Usia kepala rumah tangga dan istri digolongkan ke dalam lima kategori
berdasarkan Depkes (2011). Rata-rata usia kepala rumah tangga adalah 45 tahun
(45.12 ±10.095) dan rata – rata usia istri adalah 41 tahun (41.42±10.556) .
Sebanyak 58.48% kepala rumah tangga dan 64.41% istri tergolong dewasa
pertengahan (Tabel 4). Usia kepala rumah tangga dan istri yang kurang dari 60
tahun menunjukkan bahwa kepala rumah tangga dan istri masih aktif secara
ekonomi dan produktif dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing. Hal ini
dapat meningkatkan ketersediaan pangan yang lebih baik sehingga dapat
meningkatkan keragaman konsumsi pangan rumah tangga (Olaniyi 2014).
Tabel 4 Sebaran rumah tangga berdasarkan usia
Usia
Remaja ( < 19 tahun)
Dewasa awal (19 – 29 tahun)
Dewasa pertengahan
(30 – 49 tahun)
Dewasa akhir (50 – 59 tahun)
Lansia (≥ 60 tahun)
Total
Rata – rata ± SD
Minimal
Maksimal

Kepala rumah tangga
n
%
0
0.00
6
5.08
69
58.48
33
27.96
10
8.48
118
100.00
45.12 ±10.095
24
73

Istri
n
0
16

%
0.00
13.55

76
64.41
21
17.80
5
4.24
118
100.00
41.42 ±10.556
23
70

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar kepala rumah tangga bekerja
sebagai pedagang (25.42%) dan sebagian besar istri hanya sebagai ibu rumah

11
tangga (73.73%). Istri yang hanya sebagai ibu rumah tangga memiliki waktu yang
lebih banyak dalam mempersiapkan makanan untuk rumah tangganya sehingga
dapat meningkatkan keragaman konsumsi pangan dalam rumah tangga
(Hardinsyah 2007).
Tabel 5 Sebaran rumah tangga berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan
Tidak bekerja
Petani
Buruh tani
Buruh nontani
Pedagang
Pengamen
PNS/ABRI/polisi
Jasa
Ibu rumah tangga
Lainnya
Total

Istri

Kepala rumah tangga
n
%
6
5.08
2
1.70
6
5.08
25
21.19
30
25.42
10
8.48
11
9.32
22
18.64
2
1.70
4
3.39
118
100.00

n

%
3
1
0
3
14
1
0
9
87
0
118

2.54
0.85
0.00
2.54
11.86
0.85
0.00
7.63
73.73
0.00
100.00

Pengeluaran Pangan Rumah Tangga
Rata – rata pengeluaran pangan rumah tangga sebesar Rp 299 182.82 per
kapita per bulan dengan kisaran pengeluaran Rp 90 000 – 1 200 000. Sebanyak 60
rumah tangga memiliki tingkat pengeluaran pangan rumah tangga yang tergolong
besar (50.85%). Tabel 6 di bawah ini menunjukkan sebaran rumah tangga contoh
berdasarkan pengeluaran pangan rumah tangga.
Tabel 6 Sebaran rumah tangga berdasarkan pengeluaran pangan
Pengeluaran pangan
rumah tangga
Kecil
( < 299 182.82)
Besar
( ≥ 299 182.82)
Total
Rata – rata ± SD (Rp/kap/bulan)
Minimal (Rp/kap/bulan)
Maksimal (Rp/kap/bulan)

n

%
58

49.15

60

50.85

118
100.00
299 182.82 ± 157 098.569
90 000
1 200 000

Pengeluaran pangan yang semakin besar menggambarkan semakin banyak
jumlah dan jenis pangan yang dibeli oleh suatu rumah tangga sehingga keragaman
konsumsi pangan rumah tangga semakin baik (Thorne-Lymann et al. 2010).
Penelitian Yuan-Ting (2012) yang dilakukan di Taiwan dengan menggunakan 1
783 orang lansia menunjukkan bahwa lansia yang memiliki tingkat pengeluaran

12
pangan per kapita tinggi akan memiliki skor keragamaan konsumsi pangan yang
tinggi.
Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Keragaman konsumsi pangan dapat diukur dengan menggunakan metode
Pola Pangan Harapan (PPH), Household Dietary Diversity Score (HDDS), dan
HDDS modifikasi. Masing – masing metode memiliki kategori keragaman
konsumsi pangan yang berbeda – beda. Tabel 7 di bawah ini menunjukkan
keragaman konsumsi pangan rumah tangga di Desa Citayam dan Babakan
berdasarkan metode PPH.
Tabel 7 Keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan PPH
Keragaman konsumsi pangan
Sangat kurang (< 55 )
Kurang (55 – 69)
Cukup (70 – 84)
Baik ( ≥ 85)
Total
Rata – rata ± SD
Minimal
Maksimal

n
60
34
18
6
118
55.06 ± 15.372
22
94

%
50.85
28.81
15.25
5.09
100.00

Sebagian besar rumah tangga di Desa Citayam dan Babakan memiliki
keragaman konsumsi pangan yang sangat kurang (50.85%). Sebanyak 60 rumah
tangga memiliki keragaman konsumsi pangan yang tergolong sangat kurang dan
hanya 6 rumah tangga yang tergolong baik. Rata- rata skor PPH rumah tangga
adalah 55 (55.06 ± 15.372) dengan kisaran skor PPH 22 – 94. Rendahnya
keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan metode PPH dapat
disebabkan terjadinya underestimate dalam perhitungan skor PPH per kelompok
pangan seperti siomay dan bakso.
Siomay dan bakso mengandung berbagai bahan pangan yang berbeda.
Bakso tidak hanya mengandung daging sapi tetapi juga mengandung bumbu dan
tepung terigu. Siomay juga merupakan makanan yang dibuat dari campuran
daging ikan, tepung terigu, dan bumbu. Namun, siomay dan bakso sama – sama
dimasukkan ke dalam kelompok pangan hewani karena dianggap sebagai
makanan olahan yang berbahan dasar pangan hewani yaitu daging sapi dan ikan.
Namun, pada kenyataannya siomay dan bakso juga mengandung bahan pangan
lain yang tidak termasuk ke dalam kelompok pangan hewani yaitu tepung terigu
dan bumbu. Tepung terigu termasuk ke dalam kelompok pangan padi – padian
sedangkan bumbu termasuk kelompok pangan lain – lain yang masing – masing
memiliki bobot yang berbeda (Hardinsyah et al. 2001).

13
Tabel 8 Keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan HDDS
Keragaman konsumsi pangan
Rendah (≤ 3)
Sedang (4 – 5)
Tinggi (≥ 6)
Total
Rata – rata ± SD
Minimal
Maksimal

n
0
5
113
118
8.40 ± 1.486
4
12

%
0.00
4.24
95.76
100.00

Tabel 8 menunjukkan keragaman konsumsi pangan rumah tangga di Desa
Citayam dan Babakan tergolong tinggi (95.76%) berdasarkan metode HDDS. Hal
ini menunjukkan sebagian besar rumah tangga mengonsumsi lebih dari 6
kelompok pangan. Rata – rata skor keragaman konsumsi pangan rumah tangga
adalah 8 dengan kisaran skor keragaman 4 – 12. Konsumsi pangan yang beragam
dapat memenuhi kecukupan energi dan zat gizi setiap individu (Torheim et al.
2004; Steyn et al. 2005; Kennedy et al. 2007; Rathnayake et al. 2012).
Terpenuhinya kebutuhan energi dan zat gizi individu dari konsumsi pangan yang
beragam membuat status gizi individu semakin optimal (Savy et al. 2005).
Skor keragaman konsumsi pangan rumah tangga di Desa Citayam dan
Babakan berdasarkan metode HDDS tergolong tinggi diduga karena metode
HDDS tidak mempertimbangkan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh anggota
rumah tangga. Semua jenis pangan yang dikonsumsi oleh seluruh anggota rumah
tangga tetap dicatat meskipun hanya dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit
(Kennedy et al. 2011).
Tabel 9

Keragaman konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan HDDS
modifikasi

Keragaman konsumsi pangan
Rendah (≤ 5)
Sedang (6 – 8)
Tinggi (≥ 9)
Total
Rata – rata ± SD
Minimal
Maksimal

n

%
1
0.85
21
17.80
96
81.35
118
100.00
9.54 ± 1.375
5
12

Tabel 9 menunjukkan keragaman konsumsi pangan rumah tangga
berdasarkan metode HDDS modifikasi. Sebagian besar rumah tangga memiliki
keragaman konsumsi pangan yang tergolong tinggi (81.35%). Sebanyak 96 rumah
tangga mengonsumsi lebih dari sama dengan sembilan kelompok pangan. Rata –
rata skor HDDS modifikasi adalah 9 dengan kisaran skor 5 – 12. Meskipun
metode HDDS dan HDDS modifikasi sama – sama menunjukkan tingkat
keragaman konsumsi pangan rumah tangga yang tinggi, persentase rumah tangga
yang ditunjukkan oleh metode HDDS dan HDDS modifikasi berbeda. Hal ini

14
disebabkan jumlah kelompok pangan dan kategori keragaman konsumsi pangan
dalam metode HDDS dan HDDS modifikasi berbeda.

Hubungan Pengeluaran Pangan dengan Karakteristik Rumah Tangga
Tabel 10 di bawah ini menunjukkan hubungan pengeluaran pangan dengan
karakteristik rumah tangga. Jumlah anggota rumah tangga, pendidikan kepala
rumah tangga, dan pendidikan istri berhubungan signifikan secara positif dengan
pengeluaran pangan rumah tangga.
Tabel 10

Hubungan pengeluaran pangan rumah tangga dengan karakteristik
rumah tangga

Karakteristik rumah
tangga
Jumlah anggota rumah
tangga
Pendidikan kepala rumah
tangga
Pendidikan istri

Pengeluaran pangan rumah tangga
r
p value
0.275**
0.003
0.210*

0.022

0.236**

0.010

*signifikan pada p