Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

(1)

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT

KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

( Studi Kasus : Desa Sidoarjo Dua Ramunia,Kecamatan

Beringin,Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

HAGA PRANA P. BANGUN

080309020

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT

KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

( Studi Kasus : Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan

Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

HAGA PRANA P. BANGUN

080309020

PKP

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Syarat Melakukan Penelitian di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr. Ir. Salmiah, MS) ( Ir. A. T. Hutajulu, MS)

NIP:195702171986032001 NIP:194606181980032001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

Haga Prana P. Bangun (080309020/PKP), dengan judul skripsi

“ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI” , studi kasus : Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, yang dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini di bawah bimbingan bapak Dr. Ir. Salmiah, MS

selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola konsumsi pangan di daerah penelitian; untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data deskriptif dan regresi linier bernganda.

Hasil penelitian menyimpulkan pola konsumsi pangan masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia didominasi oleh beras dibandingkan bahan pangan

lainnya; tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia berada diatas tingkat konsumsi beras nasioanl dan Kabupaten Deli Serdang namun dibawah tingkat konsumsi beras Sumatera Utara dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia adalah jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan.

Kata Kunci: Pola Konsumsi Pangan, Tingkat Konsumsi Beras, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Beras.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Haga Prana P. Bangun (080309020) dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 11 September 1990 sebagai anak ketiga dari 3 bersaudara, dari keluarga bapak Sekata P. Bangun dan ibu Kita Kin Sinuraya.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Sekolah Dasar (SD) Tahun 1996-2002 di SD Swasta Perguruan Methodist Pematang Siantar.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun 2002 – 2005 di SMP Swasta Perguruan Methodist Pematang Siantar.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 2005 -2008 di SMA Swasta Perguruan Methodist Pematang Siantar

4. Melalui jalur UMB-Reguler Tahun 2008 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

5. Bulan Juli 2012 melaksanakan PKL di Desa Rawang Lama, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan

6. Bulan Oktober 2012, melaksanakan penelitian skripsi di Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang mendidik, menyertai, dan memampukan penulis menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah “ Analisis Pola Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi (Studi Kasus: Desa Sidoarjo Dua

Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak

Dr. Ir. Salmiah, MS selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing memberikan motivasi dan arahan untuk melakukan penelitian serta menulis skripsi ini. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Ibu Ir. A.T.

Hutajulu MS selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu DR. Ir. Salmiah, MS Selaku Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

2. Seluruh staf pengajar di Program Studi Agribisnis khususnya dan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara umumnya

3. Seluruh Pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai Program Studi Agribisnis (Kak Lisbet, Kak Runie, dan Kak Yani) 4. Bapak kepala dan pegawai kantor Desa Ramunia Dua Sidoarjo yang telah


(6)

5. Seluruh responden yang memberikan waktu dan bersedia diwawancara

6. Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya pada kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Sekata P. Bangun dan ibunda Kita Kin Sinuraya yang telah membesarkan saya atas dukungan dan doa terkhusus selama penulis mengerjakan skripsi ini.

7. Terimakasih kepada kedua kakak saya Ir. Seviana Srisunda P. Bangun dan Ekayana Putri Bangun, SP atas doa, cinta kasih dan semangat yang diberikan kepada penulis.

8. Terima kasih kepada abang kakak 2005 dan seluruh stambuk 2008 Fakultas Pertanian terutama “Tim 13” dan teman-teman SEP 2008 atas kebersamaan dan perjuangan selama perkuliahan yang tak terlupakan.

9. Terima kasih kepada Sukma Yulia Sirait, SP, Liska Simamora, SP, Rudi Hartono Purba, SP, Hermanto William, SP, David Hismanta Sembiring, SP, Eko Pranata Purba, SP, Bima Oscar Hutagalung, SP, Fajar Alvian Siringo-ringo, SP, Samuel Purba, SP, Jahazkiel Tarigan, SP, dan adik-adik stambuk 2010 dan 2011 yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis terkhusus dalam pengerjaan skripsi.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juni 2013

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 7

Kegunaan Penelitian ... 7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 6

Landasan Teori ... 8

Pola Pangan Harapan Dan Tingkat Konsumsi Beras ... 11

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Beras ... 12

Kerangka Pemikiran ... 14

Hipotesis Penelitian ... 17

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18

Metode Penentuan Sampel ... 18


(8)

Metode Analisis Data ... 19

Definisi dan Batasan Operasional ... 24

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian ... 27

Geografis ... 27

Luas Daerah ... 27

Keadaan Alam ... 28

Batas-Batas Wilayah ... 28

Iklim ... 28

Kependudukan ... 29

Penduduk ... 27

Mata Pencaharian ... 28

Sarana dan PraSarana ... 31

Karakteristik Petani Sampel ... 35

Deskripsi Variabel Penelitian ... 33

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Konsumsi ... 36

Tingkat Konsumsi Beras ... 42

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Beras Di Daerah Penelitian ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 49

Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1 Pola Konsumsi Pangan Berdasarkan Di Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Survei Konsumsi Pangan Tahun 2012

4

2 Produktivitas Padi Sawah Per Kecamatan Di Kabupaten Deli Serdang

5

3 Produktivitas Padi Sawah Per Desa Di Kecamatan Beringin 6 4 Distribusi Penduduk Desa Ramunia Dua Sidoarjo Berdasarkan

Jenis Kelamin

29

5 Distribusi Penduduk Desa Ramunia Dua Sidoarjo Berdasarkan Agama

30

6 Distribusi Penduduk Desa Ramunia Dua Sidoarjo Berdasarkan Mata Pencaharian Dengan Usia 18-Pensiun (56 Tahun Keatas)

31

7 Sarana dan Prasarana Di Desa Sidoarjo Dua Ramunia 32

8 Karakteristik Petani Sampel 34

9 Alokasi Konsumsi Pangan Rumah Tangga 36

10 Jumlah Dan Keragaman Konsumsi Pangan Di Desa Sidoarjo Dua Ramunia

41

11 Perbandingan Konsumsi Beras di Daerah Penelitian Dengan Konsumsi Beras Nasional, Prov. Sumut, Dan Kab. Deli Serdang

47

12 Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Konsumsi Beras di Daerah Penelitian


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1

Skema Kerangka Pemikiran Analisi Pola Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentar Produksi Padi

16

2 Hubungan Antar Tingkat Konsumsi Beras Dengan Variabel Faktor Yang Mempengaruhi


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

1 Tabulasi Data Hasil Kuisioner Jumlah Konsumsi Pangan

2 Tabulasi Data Hasil Kuisioner Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

3 Jumlah Konsumsi Tiap Jenis Pangan Per Satuan Waktu


(12)

ABSTRAK

Haga Prana P. Bangun (080309020/PKP), dengan judul skripsi

“ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI” , studi kasus : Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, yang dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini di bawah bimbingan bapak Dr. Ir. Salmiah, MS

selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. A.T. Hutajulu, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola konsumsi pangan di daerah penelitian; untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data deskriptif dan regresi linier bernganda.

Hasil penelitian menyimpulkan pola konsumsi pangan masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia didominasi oleh beras dibandingkan bahan pangan

lainnya; tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia berada diatas tingkat konsumsi beras nasioanl dan Kabupaten Deli Serdang namun dibawah tingkat konsumsi beras Sumatera Utara dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia adalah jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan.

Kata Kunci: Pola Konsumsi Pangan, Tingkat Konsumsi Beras, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Beras.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional dan bahkan politis. Terpenuhinya kebutuhan pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat penting bagi landasan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang (Amang, 1993).

Pangan pokok ialah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi terbesar dalam hidangan dan merupakan sumber energi yang terbesar. Sedangkan pangan pokok utama ialah pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk serta dalam situasi normal tidak dapat diganti oleh jenis komoditi lain (Khumaidi,1997).

Dalam pembangunan nasional, sektor pertanian pangan menempati prioritas penting. Keadaan ini tercermin dari berbagai bentuk intervensi yang dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi pemerintah di sektor pertanian dan pengairan riset dan pengembangan teknologi usaha tani maupun kebijaksanaan harga. Intervensi tersebut antar lain ditujukan memecahkan masalah pangan nasional, yaitu penyediaan pangan yang merata di seluruh tanah air serta terjangkaunya daya beli masyarakat (Amang, 1993).

Peningkatan jumlah penduduk dan perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia mendorong laju kebutuhan konsumsi pangan. Kecukupan penyediaan pangan sangat penting artinya dalam rangka mempertinggi taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat. Prioritas peningkatan pangan melalui produksi sendiri


(14)

merupakan prioritas pembangunan utama. Masalah pangan tidak menjadi sebuah permasalahan jika dalam penyediaannya mampu mencukupi konsumsi penduduk. Dalam hal ini pangan selalu tersedia dan tersebar merata di seluruh wilayah pemukiman penduduk, serta semua penduduk mampu membeli pangan yang dibutuhkan (Sumodiningrat, 2001).

Beras adalah hasil olahan dari produk yang disebut padi (Oryza sativa, l), sejak kapan mulai dijadikan bahan makanan oleh manusia tidaklah ada dokumen tertulis yang menyebutkannya. Tetapi yang pasti manusia telah memanfaatkannya sejak ribuan tahun yang lalu (Khumaidi,1997).

Dari aspek konsumsi, pemahaman bahwa konsumsi beras merupakan indikator masyarakat maju menyebabkan perubahan kebiasaan dan ketergantungan konsumsi pangan pada beras. Bahkan perubahan kebiasaan yang dipaksakan dari makanan pokok non-beras ke beras menyebabkan ketergantungan terhadap pangan beras yang tidak didukung oleh kemampuan daerah dalam menyediakan produksi pangannya. Hal ini menyebabkan beban swadaya beras menjadi semakin berat (Sudana, 2000).

Pola konsumsi penduduk suatu negara dapat dijadikan cerminan kondisi sosial ekonomi negara tersebut. Data pola konsumsi dapat dijadikan acuan dalam memprediksi indikator-indikator kesejahteraan penduduk seperti status kesehatan penduduk, status gizi, dan status kemiskinan penduduk

(Badan Pusat Statistik, 2007).

Pola konsumsi masyarakat menggambarkan alokasi dan komposisi atau bentuk konsumsi yang berlaku secara umum pada anggota masyarakat.Tingkat konsumsi menggambarkan jumlah bahan makanan yang rata-rata dikonsumsi


(15)

anggota masyarakat. Pola konsumsi dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya dan tingkat konsumsi dapat dikenali berdasarkan jumlah konsumsinya. Anggota masyarakat dalam pengalokasian kegunaan dan jumlah konsumsi tergambar dalam suatu rumah tangga, dimana biasanya tiap rumah tangga mengalokasikan jenis pangan untuk dikonsumsi seluruh anggota rumah tangga tersebut sehingga rumah tangga dapat dipakai untuk mengetahui pola dan tingkat konsumsi masyarakat yang kemudian jumlah konsumsi rumah tangga dibagi oleh jumlah anggota rumah tangga tersebut untuk mendapatkan konsumsi perkapita. Indonesia menempati urutan ke delapan dunia dalam hal mengkonsumsi beras dengan konsumsi sebesar 115,34 Kg/Kap/Tahun. Konsumsi beras di Sumatera Utara adalah sebesar 136,85 Kg/Kap/Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Sumatera Utara merupakan daerah yang konsumsi berasnya melebihi tingkat konsumsi nasional. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra produksi padi di Sumatera Utara dengan produktivitas 522,4 ton pada tahun 2012, diharapkan dapat membantu memenuhi konsumsi beras untuk di Sumatera Utara maupun Indonesia terutama di Kabupaten Deli Serdang sendiri. Melalui survei pola konsumsi yang diadakan pada tahun 2012, konsumsi untuk beras masyarakat Kabupaten Deli Serdang sebanyak 261,97 Gr/Kap/Hr atau 94,316 Kg/Kap/Tahun hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Deli Serdang dapat menjadi sentra produksi karena konsumsi berasnya lebih rendah dari konsumsi beras Sumatera Utara dan konsumsi beras Nasional.


(16)

Tabel 1. Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Di Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Survei Konsumsi Pangan Tahun 2012

SUMBER ZAT GIZI

JENIS PANGAN KUANTITAS

PANGAN

TAHUN

HARAPAN 2015

Gr/Kap/Hr Gr/Kap/Hr

Karbohidrat Beras 258.4 239

Jagung 1.8 8.6

Terigu 11.9 27.5

Ubi Kayu 19.8 74

Ubi Jalar 5.5 8.4

Sagu 0 -

Kentang 8.1 6.6

Umbi Lainnya 0.8 1.1

Protein Ikan 141.8 79.9

Hewani Daging Ruminansia 15.8 7.6

Daging Unggas 20.8 12.8

Telur 21 30

Susu 53.4 10

Protein Nabati Kacang Tanah 0.5 31.4

Kacang Kedele 12.1 2

Kacang Hijau 6.2 1.2

Kacang Lainnya 0.7 -

Lemak Minyak Kelapa 1.7 3

Minyak Sawit 12.3 21.6

Minyak Lainnya 0.2 0.4

Kelapa 78.7 8.2

Kemiri 0 1.5

Vitamin & Sayur 115.8 159.8

Mineral Buah 70 70.2

Sumber : Survey pola Pangan Harapan (PPH), BKP 2012

Kecamatan Beringin merupakan kecamatan yang memiliki tingkat produktivitas padi sawah tertinggi dibandingkan dengan 23 kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Beringin karena Kecamatan Beringin berpotensi sebagai sentra produksi di Kabupaten Deli Serdang, melihat produktivitas padi sawah mulai tahun 2005 sampai tahun 2011 di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Beringin selalu menjadi tiga tertinggi dan data terakhir pada tahun 2011 Kecamatan Beringin menjadi kecamatan yang


(17)

memiliki produktivitas tertinggi dengan produktivitas padi sawah sebanyak 5,502 ton/Ha.

Tabel 2. Produktivitas Padi Sawah Per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

No

Kecamatan

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 Lubuk Pakam 5.44 5.445 5.445 5.44 5.362 5.377 5.382 2 Pagar merbau 5.278 5.284 5.342 5.343 5.352 5.381 5.477

3 Beringin 5.343 5.347 5.364 5.362 5.305 5.346 5.502

4 Gunung Meriah 4.938 4.949 5.07 5.011 5.082 5.056 4.391 5 Biru-biru 4.884 4.952 5.07 5.007 5.088 5.096 5.088 6 Patumbak 4.967 4.983 5.093 5.023 5.042 5.029 5.036 7 STM hulu 4.869 4.942 5.026 4.993 5.007 5.012 4.276 8 STM Hilir 5.038 5.042 5.078 5.064 5.097 5.114 5.127 9 Deli Tua 4.919 4.95 5.034 4.987 5.047 5.044 5.106 10 Pancur Batu 5.002 5.011 5.096 5.057 5.079 5.085 5.076 11 Namorambe 5.111 5.117 5.153 5.155 5.178 5.2 5.162 12 Sibolangit 4.97 5.014 5.119 5.037 5.056 5.056 4.627 13 Kutalimbaru 4.999 5.035 5.093 5.091 5.104 5.103 5.057 14 Sunggal 5.08 5.146 5.201 5.22 5.22 5.238 5.259 15 Hamparan Perak 5.162 5.166 5.137 5.211 5.224 5.23 5.235 16 Labuhan Deli 5.036 5.098 5.126 5.178 5.203 5.195 5.258 17 Batang Kuis 4.751 4.877 5.004 4.99 5.075 5.039 5.19 18 Percut Sei Tuan 5.212 5.254 5.269 5.282 5.271 5.278 5.251 19 Pantai Labu 5.168 5.19 5.212 5.199 5.196 5.197 5.279 20 Tanjung Morawa 5.185 5.192 5.243 5.176 5.212 5.253 5.356 21 Galang 5.134 5.159 5.169 5.06 5.22 5.225 5.271 22 Bangun Purba 4.811 4.945 5.044 4.996 5.003 5.01 5.073

Jumlah(ton/Ha) 5.151 5.148 5.181 5.187 5.215 5.223 5.233

Sumber : Badan Pusat Statitik , 2011

Dari data yang didapat peneliti selama dua tahun terakhir tidak ditemukan perubahan produktivitas di tiap desa pada Kecamatan Beringin. Dari data tersebut desa yang memiliki jumlah produktivitas tertinggi selama dua tahun terakhir adalah Desa Sidoarjo Dua Ramunia dengan jumlah produktivitas 5,660 ton/Ha. Produktivitas yang tinggi membuat Desa Sidoarjo Dua Ramunia dapat menjadi sentra produksi di Kecamatan Beringin.


(18)

Tabel 3. Produktivitas Padi Sawah Per Desa Di Kecamatan Beringin

Sumber : Badan Pusat Statitik , 2011

Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana pola konsumsi pangan penduduk di daerah penelitian? 2. Bagaimana tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian?

3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras rumah tangga penduduk?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui pola konsumsi pangan di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras

penduduk.

No Desa/Kelurahan Luas Panen

(Ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/Ha)

1 Tumpatan 232.26 1117.6 4.812

2 Emplasmen Kuala Namu

0 0 0

3 Sidodadi Ramunia 839.86 4262.525 5.075

4 Pasar V Kebun Kelapa 132.3 631.26 4.771

5 Aras Kabu 527.24 2525.54 4.79

6 Serdang 508.62 2514.17 4.943

7 Sidourip 247.94 1216.23 4.905

8 Pasar VI Kuala Namu 0 0 0

9 Karang Anyar 813.4 4220.55 5.189

10 Beringin 609.56 3381.57 5.548

11 Sidoarjo Dua Ramunia 1046.64 5924.363 5.66


(19)

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebagai informasi bagi pihak - pihak yang membutuhkan. 2. Sebagai bahan referensi bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Pangan bagi kehidupan bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari berbagai jenis bahan pangan yang dikonsumsi, beras memiliki urutan utama. Dapat dikatakan bahwa hampir seluruh penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan pangan utamanya. Disamping itu beras juga merupakan sumber nutrisi penting dalam struktur pangan. Beras memiliki peranan yang cukup strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia (Amang, 1993).

Peranan beras juga dapat dilihat dari aspek sosial dan politik. Kerawanan pangan biasanya akan lebih mudah menyulut keresahan masyarakat. Sejarah menunjukkan bahwa berbagai kerusuhan yang timbul tidak terlepas dari masalah pangan. Pada tahun 1972/1973 terjadi kerawanan pangan akibat kekeringan. Pada saat itu supply beras sangat terbatas dan hal tersebut juga terjadi diluar negeri. Akibatnya harga beras naik tajam dan mendorong terjadinya protes masyarakat. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa masalah pangan tidak saja merupakan masalah individu dan bangsa secara menyeluruh. Pada kondisi penyediaan pangan tidak mencukupi, masalah tersebut secara potensial dapat selalu timbul (Amang, 1993).

Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen yang tinggi dalam mewujudkan ketahanan pangan bagi rakyatnya. Komitmen yang tinggi tersebut telah diwujudkan dalam bentuk kebijakan – kebijakan dan program – program peningkatan produksi pangan khususnya beras. Besarnya perhatian pemerintah terhadap ekonomi perberasan ini didasari oleh pertimbangan bahwa beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, serta


(21)

bahwa usaha tani padi merupakan sumber pendapatan dan sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat perdesaan (Mardianto dan Suryana, 2001).

Dari sisi konsumsi, beras sebagai bahan makanan pokok tampaknya tetap mendominasi pola makan orang Indonesia. Hal ini terlihat dari tingkat partisipasi konsumsi beras yang masih diatas 95 persen. Sebagai sumber energi maupun nutrisi, beras memang lebih baik dibandingkan jenis makanan pokok lainnya. Berbagai indikator tersebut menunjukkan bahwa beras menjadi andalan utama konsumen dalam mempertahankan hidup dan kehidupannya (Mardianto dan

Suryana, 2001).

Sebagian besar masyarakat tetap menghendaki adanya pasokan dan harga beras yang stabil, tersedia sepanjang waktu dan dengan harga yang terjangkau. Walaupun tingkat konsumsi beras cenderung menurun namun volume konsumsi beras masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan umbi-umbian dan jagung (Ariani, 2010).

Pola pangan pokok menggambarkan salah satu ciri dari kebiasaan makan. Di daerah dengan pola pangan pokok beras biasanya belum puas atau mengatakan belum makan apabila belum makan nasi, meskipun perut sudah kenyang oleh makanan lain non beras (Khumaidi, 1994).

Landasan Teori

Ketersediaan pangan (food availability) yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersedian pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang


(22)

didefenisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat (Baliwati, 2001).

Akses pangan (food access) yaitu kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui bantuan pangan . Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan kesempatan dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan akses sosial menyangkut tentang preferensi pangan (Baliwati,2001).

Penyerapan pangan (food utilization) yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan kehidupan sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan rumahtangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas dan layanan kesehatan serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita (Baliwati, 2001).

Stabilitas pangan (food stability) merupakan dimensi waktu dari ketahanan pangan yang terbagi dalam kerawanan pangan kronis (chronic food insecurity) dan kerawanan pangan sementara (transitory food insecurity). Kerawanan pangan kronis adalah ketidak mampuan untuk memperoleh kebutuhan pangan setiap saat, sedangkan kerawanan pangan sementara adalah kerawanan pangan yang terjadi sementara yang diakibatkan karena masalah kekeringan banjir, bencana, maupun konflik sosial (Baliwati, 2001).


(23)

Di Indonesia terdapat pedoman untuk mengukur diversifikasi konsumsi pangan termasuk pangan pokok yang dikenal dengan Pola Pangan Harapan(PPH). Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama dari suatu pola ketersediaan atau pola konsumsi. Pola konsumsi pangan masyarakat belum beragam karena masih didominasi oleh kelompok padi-padian (56,3%) terutama beras (86,3%) (Baliwati dkk, 2004).

Tingkat konsumsi pangan penduduk berkaitan dengan perilaku konsumsi masyarakat. Berbagai masalah yang dihadapi dalam konsumsi pangan adalah :

1. Penduduk yang cukup besar, sekitar 250 juta jiwa dengan konsentrasi pangan pokok beras, pada saat ini membutuhkan sekitar 28 ton beras. Dengan penduduk yang terus bertambah beban penyediaan beras untuk memenuhi permintaan yang meningkat akan semakin bertambah berat, terutama dalam kondisi semakin terbatasnya sumber daya alam sebagai basis produksi.

2. Kebijakan pengembangan pangan yang terfokus pada beras telah mengabaikan potensi sumber-sumber pangan karbohidrat lainnya, dan lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein seperti serelia, daging, susu, telur serta sumber zat gizi mikro yaitu sayuran dan buah-buahan. Karena itu, sampai saat ini sumber protein nabati pun masih didominasi berasal dari beras.

3. Teknologi pengolahan pangan lokal di masyarakat kurang berkembang dibandingkan teknologi produksi dan kurang bisa mengimbangi semakin membanjirnya produk pangan olahan yang berasal dari pangan impor. Makanan cepat saji yang menggunakan bahan impor dan kurang


(24)

menggunakan bahan pangan lokal telah menjadi bagian perilaku sebagian masyarakat di berbagai kota besar dan cenderung semakin meningkat.

4. Masyarakat pada daerah – daerah tertentu masih mengalami kerawanan pangan secara berulang (kronis) pada musim paceklik, demikian pula sering terjadi kerawanan pangan mendadak pada daerah –daerah yang terkena bencana. Kerawanan kronis disebabkan karena terbatasnya kemampuan produksi serta sumber pendapatan yang dibutuhkan untuk menopang kebutuhan rumah tangganya (Suryana, 2003).

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Pendapatan

Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula daya belinya. Perubahan pendapatan akan mempengaruhi jumlah anggaran pengeluaran. Jika pendapatan menurun maka demikian pula tingkat pengeluaran akan menurun, sedangkan jika pendapatan meningkat maka demikian pula tingkat pengeluaran juga akan meningkat.

Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan, tingkat konsumsi semakin tinggi. Karena tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup makan konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga beras kelas rendah/menengah (Khoirina, 2011).


(25)

2. Jumlah Anggota Keluarga

Besar kecilnya jumlah keluarga akan mempengaruhi pola konsumsinya. Sumber pangan keluarga terutama mereka yang miskin akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makanannya jika harus diberi makan dalam jumlah yang sedikit.Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar mungkin cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut, tetapi tidak cukup untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga yang besar tersebut (Suhardjo, 2008).

3. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya.Dalam memilih menu makan yang mempunyai kandungan energi dan protein yang memadai serta pemilihan komposisi jenis makanan yang tepat, diperlukan tingkat pengetahuan yang relatif tinggi, terutama tingkat pengetahuan kepala keluarga dan istri yang berperan sangat tinggi dalam menentukan keputusan konsumsi rumah tangga (Cahyaningsih, 2008).

4. Umur

Memahami umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan umur juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek(Sumarwan, 2004).


(26)

Kerangka pemikiran

Responden yang menjadi sasaran penelitian adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Dari daerah penelitian dapat diketahui pola konsumsi beras dan tingkat konsumsi beras masyarakat di daerah penelitian.

Dari responden penelitian akan diperoleh jumlah beras yang dikonsumsi per orang per hari yang akan menentukan pola dan tingkat konsumsi beras di daerah penelitian.

Pola konsumsi masyarakat dapat diketahui dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yang ada di kuisioner kepada masyarakat. Dari pertanyaan-pertanyaan itu dapat dilihat bahan pangan apa saja yang dikonsumsi masyarakat desa tersebut dan bagaimana susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang dan sekelompok orang pada waktu tertentu dan dapat disusun atau dialokasikan menurut jenis pangan dan konsumsi kapita per hari yang kemudian disesuaikan dengan Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang yang tiap jenis pangan dengan rentang 4 Gr/Kap/Hari (-4Gr/Kap/Hari<PPH<4Gr/Kap/Hari) untuk menetapkan kesesuaiannya, bila kurang dari 4 Gr/Kap/Hari atau lebih dari 4 Gr/Kap/Hari dari Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang maka tidak sesuai.

Tingkat konsumsi beras di daerah penelitian ditentukan oleh jumlah konsumsi beras pada saat dilakukan penelitian yaitu pada tahun 2013. Jumlah konsumsi beras dapat diketahui dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di kuisioner yang diajukan kepada masyarakat, kemudian hasil yang di dapat dibandingkan dengan tiga indikator yaitu:


(27)

1. Tingkat Konsumsi Nasional : 115,34Kg/Kap/Tahun atau 9,61Kg/Kap/Bulan atau 320,33 Gr/Kap/Hari

2. Tingkat Konsumsi Prov. Sumatera Utara : 136,85Kg/Kap/Tahun atau 11,40 Kg/Kap/Bulan atau 380 Gr/Kap/Hari

3. Tingkat Konsumsi Kab. Deli Serdang : 94,316Kg/Kap/Tahun atau 7,859 Kg/Kap/Bulan atau 261,97 Gr/Kapita/Hari

Dari tiga indikator diatas maka dapat dilihat gambaran tingkat konsumsi beras di daerah penelitian secara nasional, provinsi, dan kabupaten. Selain membandingkan dengan tiga indikator diatas, tingkat konsumsi di daerah penelitian juga disesuaikan dengan Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang untuk beras yaitu 239 Gr/Kap/Hari dengan batasan:

1. Bila tingkat konsumsi berada diantara 235-243 Gr/Kap/Hari maka tingkat konsumsi beras di daerah penelitian sesuai dengan Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang untuk beras.

2. Bila tingkat konsumsi tidak berada diantara 235-243 Gr/Kap/Hari maka tingkat konsumsi beras di daerah penelitian tidak sesuai dengan Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang untuk beras.

Pola konsumsi masyarakat dapat diperoleh langsung dari perilaku masyarakat dalam konsumsi pangannya sehari-hari dan tingkat konsumsi beras penduduk dilihat dari jumlah beras yang dikonsumsi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan


(28)

tingkat pendapatan yang ada di daerah penelitian yang disesuaikan dengan Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang. Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Keterangan:

Hubungan Pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pola Dan Tingkat Konsumsi Beras di Desa Sentra Produksi Padi

Masyarakat

Jumlah Beras yang dikonsumsi

Tingkat Konsumsi Nasioanal Pola Konsumsi Pangan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi:

1. Tingkat

Pendapatan

2. Jumlah

Anggota Keluarga

3. Tingkat

Pendidikan

4. Umur

Tingkat Konsumsi Beras Tidak Sesuai Tingkat Konsumsi Prov. Sumut Tingkat Konsumsi Kab.Deli Serdang PPH Kab. Deli

Serdang

Sesuai

Indikator Kons. Beras PPH Kab. Deli Serdang Sesuai Tidak Sesuai Alokasi Pangan


(29)

Hipotesis Penelitian

1. Pola konsumsi pangan masyarakat tidak sesuai dengan Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang karena didominasi oleh beras.

2. Tingkat konsumsi beras penduduk di Desa Sidoarjo Dua Ramunia lebih tinggi dibandingkan dengan indikator tingkat konsumsi nasional dan tingkat konsumsi Kabupaten Deli Serdang dan tidak sesuai dengan konsumsi beras yang ada pada Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang.

3. Tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan umur mempengaruhi pola dan tingkat konsumsi beras penduduk Desa Sidoarjo Dua Ramunia.


(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) di Desa Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan desa tersebut merupakan desa yang memiliki produktivitas padi paling tinggi.

Metode Penentuan Sampel

Sampel ditetapkan dengan menggunakan metode penentuan sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh penduduk di daerah penelitian. Populasi rumah tangga di Desa Sidoarjo Dua Ramunia sebanyak 879 rumah tangga. Dari seluruh populasi penduduk Desa Sidoarjo Dua Ramunia diambil 30 rumah tangga sebagai sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel sesuai dengan Teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik ukuran sampel paling minimum 30 (Hasan, 2002).

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini seperti


(31)

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan Kota Medan, Badan Pusat Statistik Medan, serta literatur pendukung lainnya.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan pola konsumsi di daerah penelitian.

Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan tingkat konsumsi di daerah penelitian.

Untuk identifikasi masalah 3, digunakan Alat uji statistik yang Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis) untuk menguji variabel bebas (umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan) terhadap variable terikat (tingkat konsumsi beras) dengan menggunakan analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Regression Analysis) dengan menggunakan

SPSS (Statistical Product and Services Solution). Dapat ditunjukkan dengan rumus:

Regresi linear berganda

Y = b0 + b1X1 +b2X2+ b3X3+b4X4

Dimana Y = Tingkat Konsumsi Beras b0 = Parameter Intercept

b1, b2,b3, b4,b5 = Parameter Koefisien Regresi X1 = Umur (Tahun)

X2 = Jumlah Anggota Keluarga (Kapita) X3 = Tingkat Pendidikan (Tahun)


(32)

1. Uji F (Uji secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada pengaruh dari variabel bebas (umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan) terhadap variabel terikat (tingkat konsumsi beras). Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:

H0:b1,b2,b3,b4=0 (artinya umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan,

dan tingkat pendapatan secara bersama-sama/serempak tidak

berpengaruh terhadap tingkat konsumsi beras)

H0:b1,b2,b3,b4,≠ 0 (artinya umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan,

dan tingkat pendapatan secara bersama-sama/serempak

berpengaruh terhadap tingkat konsumsi beras)

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu:

- H0: diterima jika Fhitung > Ftabel dengan tingkat kepercayaan (confidence level)

95% atau α = 0,05.

- H0: ditolak (H1 diterima) jika Fhitung ≤ Ftabel dengan tingkat kepercayaan


(33)

Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

F hitung = R2/k _________

( 1-R2 ) / ( n – k – 1 )

Di mana :

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

2. Uji t (Uji secara Parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari Variabel bebas yaitu umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan terhadap variabel terikat yaitu tingkat konsumsi beras.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:

H0:b1=0 (artinya umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat konsumsi beras)

H0:b1 ≠0 (artinya umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan secara parsial berpengaruh terhadap tingkat konsumsi beras)


(34)

Nilai t-hitung akan dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu:

H0 : diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 0,05.

H0: ditolak (Ha diterima) jika t-hitung > t-tabel pada α = 0,05.

Nilai thitung dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus:

t = (rp √n-2)/1 - rp2

Di mana :

t = nilai thitung

rp = korelasi parsial yang ditemukan

n = jumlah sampel

Model yang sudah terbentuk adalah model persamaan regresi linear majemuk. Dalam regresi linear selain dikenal uji kesesuaian secara serempak maupun parsial ada juga uji asumsi klasik yang akan dibahas sebagai berikut.

Uji Asumsi Klasik

Dalam regresi linier majemuk ditemukan berbagai permasalahan. Digunakannya beberapa variabel bebas mengakibatkan berpeluangnya variabel bebas tersebut saling berkorelasi, atau yang dikenal dengan multikolinearitas

diantara variabel bebas dan dikenal juga istilah heteroskedatisitasyaitu bila varian tidak konstan atau beruba-ubah. Bila kedua hal itu terjadi, maka akan mengganggu ketepatan model yang dibuat.


(35)

Multikolinearitas

Dalam membuat regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya sebab apabila ada variabel bebas yang memiliki hubungan dengan variabel bebas lainnya akan mengakibatan multikolinearitas. Adapun dampak dari multikolinearitas adalah sebagai berikut

1. Variasi dugaan OLS besar

2. Interval kepercayaan membesar (variasi yang besar menyebabkan standard error besar, selanjutnya menyebabkan interval kepercayaan membesar)

3. Uji-t tidak signifikan

4. R2 tinggi, secara serempak pengaruh variabel bebas melalui uji F nyata, tetapi secara parsial tidak banyak variabel yang nyata dari uji-t. 5. Hasil dugaan parameter tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat

menyesatkan interpretasi.

6. Hal lain yang terkadang terjadi adalah angka estimasi koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, atau kondisi yang dapat diduga atau dirasakan dengan akal sehat, sehingga dapat menyesatkan interpretasi.(Supriana, 2009)


(36)

Heteroskedastisitas

Dalam praktiknya heterokesdastis banyak ditemui pada data cross-section

karena pengamatan dilakukan pada individu-individu yang berbeda-beda pada saat yang sama akan tetapi bukan berarti tidak ada dalam data time series.

Beberapa alasan mengapa heteroskesdastis menjadi begitu penting diperhatikan ketika mengestimasi koefisien regresi dengan OLS adalah karena ditemukan akibat dari varian koefisien regresi yang lebih besar, maka akan mengandung berbagai konsekuensi lain (Nachrowi dan Usman, 2006).

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah error mendekati distribusi normal. Pada SPSS 16, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal, sedangkan apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah – istilah dalam penelitian dan untuk mengetahuinya, maka dibuat defenisi dan batasan Operasional Sebagai Berikut :

Definisi

1. Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa.


(37)

3. Konsumsi adalah kegiatan yang memanfaatkan , menghabiskan kegunaan barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.

4. Pola konsumsi pangan adalah alokasi dan komposisi atau bentuk konsumsi tiap jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat sehari-harinya.

5. Tingkat konsumsi beras adalah jumlah beras yang dikonsumsi masyarakat sehari-harinya

6. Pola pangan harapan adalah susunan jenis-jenis pangan yang ditentukan oleh pemerintah bersama dengan jumlah pada tiap jenis pangan yang dianggap sesuai untuk masyarakat

7. Konsumsi Ideal adalah jumlah konsumsi yang berada pada rentang pola pangan harapan(-4Gr/Kap/Hari<Pola Pangan Harapan<4Gr/Kap/Hari).

8. Indikator adalah perbandingan tingkat konsumsi beras Nasional, tingkat konsumsi beras Provinsi Sumatera Utara, dan tingkat konsumsi beras Kabupaten Deli Serdang dengan tingkat konsumsi beras di daerah penelitian. 9. Umur (X1) adalah usia konsumen yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai

saat dilakukan penelitian yang dengan satuan tahun

10.Jumlah anggota keluarga (X2) adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak yang dihitung dalam jumlah jiwa

11.Tingkat pendidikan (X3) adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani responden

12.Tingkat pendapatan (X4) adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya dalam jumlah Rupiah


(38)

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Desa Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang secara purposive dengan memperoleh dari data instansi yang terkait dengan penelitian.

2. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 dan merupakan penduduk yang bertempat tinggal di Desa Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang


(39)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Desa Sidoarjo Dua Ramunia adalah salah satu desa di Kecamatan Beringin yang merupakan desa dengan produktivitas padi tertinggi di Kecamatan Beringin. Desa tersebut berdiri sejak tahun 1953 yang merupakan pemindahan dari Batulapan,dan pada 23 Maret 2003 telah melaksanakan Pesta Emas yang ke 50 tahun yang diadakan di Tanah lapang Dusun XIII Huta Bangun II Desa Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang dan pada saat ini Desa Sidorjo II Ramunia telah berumur 60 Tahun, Desa Sidoarjo Dua Ramunia terdiri dari 13 Dusun yaitu dengan rincian sebagai berikut Dusun I (Kebun Sayur II), Dusun II (Kebun Sayur I), Dusun III (Pardamean), Dusun IV (Lumban Tonga-tonga), Dusun V (Tapiannauli), Dusun VI(Pasar Tujuh), Dusun VII (Banjar Samosir), Dusun VIII (Parhorasan), Dusun IX (Huta Bangun I), Dusun X (Parhorasan II), Dusun XI(Cinta Dame), Dusun XII(Lubuk Tampu), Dusun XIII(Huta Bangun II).

GEOGRAFIS a. Luas Daerah

Desa Sidorjo Dua Ramunia memiliki luas 790 Ha (7,9 Km2) yang terbagi atas dua wilayah yaitu wilayah pemukiman dan wilayah persawahan dengan Luas Pemukiman 40 Ha (0,4 Km2) dan Luas Persawahan 750 Ha (7,5 Km2). Secara Geografis Desa Sidoarjo Dua Ramunia terletak pada 03,624190 Lintang Utara (LU) dan 098,889070 Bujur Timur (BT).


(40)

b. Keadaan Alam / Topografi

Desa Sidoarjo Dua Ramunia memiliki topografi dataran rendah dengan ketinggian 1 sampai dengan 8 meter diatas permukaan laut. Hal ini menjadikan lahan desa tersebut banyak ditanami dengan padi. Di Desa Sidoarjo Dua Ramunia jenis padi yang digunakan dalam usaha taninya adalah IR-64 karena dianggap masyarakat sesuai dengan sawah di Desa Sidoarjo Dua Ramunia yang merupakan sawah irigasi, selain IR-64 terdapat jenis bibit lain yang dipasarkan di Desa Sidoarjo Dua Ramunia seperti Siherang, Mikongga, dan Inpari. Namun karena bibit-bibit tersebut merupakan pemuliaan dari IR-64 sehingga bila ditanam maka hanya akan berbeda sedikit dari IR-64 bahkan sekilas tidak nampak perbedaan maka masyarakat hampir seluruhnya menggunakan IR-64.

c. Batas-batas Wilayah

Secara administratif batas wilayah Desa Sidoarjo Dua Ramunia adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara :Desa Ramunia I dan Ramunia II dan Desa Denai Lama Kecamatan Pantai Labu

Sebalah Selatan :Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin Sebalah Timur :Sungai Ular

Sebalah Barat :Desa Beringin Kec. Beringin dan Desa Ramunia II Kecamatan Pantai Labu

d. Iklim

Desa Sidoarjo Dua Ramunia beriklim sedang dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini dipengaruhi oleh dua angin


(41)

yang terdiri dari angin gunung yang membawa hujan dan angin laut yang membawa udara lembab dan panas. Curah hujan yang menonjol pada bulan November sampai dengan Juni sedangkan musim kemarau pada bulan Juni sampai dengan Oktober. Dengan Curah Hujan yang demikian maka masyarakat Desa Sidoarjo Dua Ramunia melakukan dua kali sistem tanam yaitu awal Oktober sampai pertengahan Febuari dan awal Maret sampai dengan akhir Juni.

KEPENDUDUKAN a. Penduduk

Pada tahun 2012 diadakan sensus penduduk di Desa Sidoarjo Dua Ramunia sehingga tahun 2013 keadaan penduduk Desa Sidoarjo Dua Ramunia sesuai dengan sensus penduduk 2012 adalah 879 rumah tangga dengan jumlah penduduk 3776 jiwa distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat seperti pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 4 : Distribusi Penduduk Desa Ramunia Dua Sidoarjo Berdasarkan Jenis Kelamin

No Distribusi Penduduk Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 1850 48,993644

2 Perempuan 1926 51,006356

Jumlah 3776 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Sidoarjo Dua Ramunia Tahun 2013

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa di Desa Sidoarjo Dua Ramunia jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki.


(42)

Terdapat tiga agama di Desa Sidoarjo Dua Ramunia yaitu: Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik yang distribusinya dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 5 : Distribusi Penduduk Desa Ramunia Dua Sidoarjo Berdasarkan Agama

No Distribusi Penduduk Laki-laki Persentase (%) Perempuan Persentase (%)

1 Islam 6 0,3984 6 0,2643

2 Kristen Protestan 1003 66,5992 1601 70,52405

3 Kristen Katolik 497 33,0008 663 29,20515

Jumlah 1506 100 2270 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Sidoarjo Dua Ramunia Tahun 2013

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa di Desa Sidoarjo Dua Ramunia jumlah pemeluk agama Kristen Protestan lebih banyak daripada pemeluk agam Islam dan pemeluk agama Kristen Katolik.

b. Mata Pencaharian

Sebagaian besar mata pencaharian penduduk Desa Sidoarjo Dua Ramunia adalah petani dan buruh tani, namun juga terdapat jenis pekerjaan lain seperti: pegawai negeri sipil, pengrajin industri rumah tangga, pedagang keliling, bidan swasta, perawat swasta, POLRI, pensiunan pegawai negeri sipil/TNI/POLRI, pengusaha kecil dan menengah, karyawan perusahaan swasta, dam karyawan perusahaan pemerintah. Jenis-jenis pekerjaan yang dimiliki oleh penduduk Desa Sidoarjoa Dua Ramunia beserta distribusinya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:


(43)

Tabel 6 : Distribusi Penduduk Desa Sidoarjo Dua Ramunia Berdasarkan Mata Pencaharian Dengan Usia 18 – Pensiun (56 Tahun Keatas)

No Distribusi Penduduk Laki-Laki Persentase (%) Perempuan Persentase (%)

1 Petani 372 44,34 272 39,42

2 Buruh Tani 350 41,72 350 50,72

3 Pegawai Negeri Sipil 45 5,36 20 2,89

4 Pengrajin Industri Rumah Tangga - - 1 0,145

5 Pedagang Keliling 4 0,477 12 1,739

6 Bidan Swasta - - 5 0,725

7 Perawat Swasta 1 0,119 -

8 POLRI 2 0,238 -

9 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 14 1,67 20 2,89

10 Pengusaha Kecil Dan Menengah 15 1,79 10 1,45

11 Karyawan Perusahaan Swasta 34 4,05 - -

12 Karyawan Perusahaan Pemerintah 2 0,238 - -

Jumlah 839 100 690 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Tahun 2013

SARANA DAN PRASARANA

Pada umumnya hal yang mendorong meningkatnya kesejahteraan suatu desa dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia. Desa Sidoarjo Dua Ramunia memiliki berbagai sarana dan prasarana seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7 sebagai berikut:


(44)

Tabel 7 : Sarana dan Prasarana di Desa Sidoarjo Dua Ramunia

No Sarana Prasarana Jumlah

1 Pendidikan SD dan SMP 6

2 Kesehatan Posyandu, Pustu,Swasta 11

3 Pasar Kedai dan Kios Saprodi 15

4 Peribadatan Gereja 8

6 Industri Kilang dan Gilingan Padi 8

7 Sosial Pengaspalan dan Pembangunan 8 Sumber: Kantor Kepala Desa Sidoarjo Dua Ramunia

Sarana pendidikan yang terdapat di lokasi penelitian masih sangat sedikit dimana sekolah yang ada hanya SD dan SMP yang terdiri dari sekolah dasar dengan jumlah 4 unit yaitu: SD.NEGERI 101923, SD.NEGERI 101924 , SD.ADVENT SWASTA, SD RK.ST.PAULUS dan sekolah menegah pertama dengan jumlah 2 unit yaitu: SMP Perguruan Advent, SMP Nasional Swasta sehingga apabila penduduk akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMA harus ke desa lain ataupun ke ibukota kecamatan. Fasilitas kesehatan terdapat POSYANDU ,PUSTU,dan milik swasta. Menurut keterangan penduduk setempat jumlah fasilitas kesehatan ini sudah memadai. Masyarakat di desa penelitian pada umumnya melakukan transaksi perdagangan hasil pertanian ataupun pembelian keperluan ke kedai di desa tersebut karena terdapat 9 buah kedai yang menjual keperluan sehari-hari dan untuk membeli bahan-bahan untuk keperluan pertanian sudah terdapat 6 kios saprodi yang bisa membantu masyarakat untuk membeli keperluan yang diinginkan. Dalam bidang industri yang ada di Desa Sidoarjo Dua Ramunia terdapat 7 kilang padi dan 1 buah gilingan padi berjalan yang dikenal dengan nama odong-odong. Industri ini


(45)

dimiliki oleh masyarakat Desa Sidoarjo Dua Ramunia dan beroperasi dengan baik dalam pengolahan untuk membantu masyarakat Desa Sidoarjo Dua Ramunia pada saat panen maupun pasca panen. Dalam kegiatan pembangunan Desa Sidoarjo Dua Ramunia ada beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat Desa Sidoarjo Dua Ramunia bersama dengan Pemerintah, ada pun kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain:

1. Pengaspalan jalan kurang lebih 4 KM

2. Pengerasan jalan Pasar satu dan jalan Dusun XI s/d Jalan Dusun XII kurang lebih 6 KM

3. Pembangunan titi jembatan di dusun xiii dan dusun xi cinta dame

4. Pembangunan drainase mulai dari parhorasan I s/d lumbantongatonga dan juga dusun VI( pasar tujuh )

5. Pembangunan tembok penahan jalan di pasar satu

6. Pembangunan titi gorong-gorong dari dana add

7. Pembangunan rehab kantor dan pembuatan sumur bor dari dana add

8. Pembersihan saluran tali air nomor 8,7,6, dan 1

Karakteristik Petani Sampel

Responden yang menjadi sampel untuk penelitian ini adalah petani yang melakukan kegiatan usahatani padi sawah. Adapun karakteristik dari ke 30 sampel tersebut adalah sebagai berikut:


(46)

Tabel 8 : Karakteristik Petani Sampel

No Uraian Range Rataan

1 Umur (Tahun) 27-76 48,433

2 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6-17 11,233

3 Tingkat Pendapatan (Rupiah) 1.065.000 - 6.708.000 2.945.585,3

4 Jumlah Anggota Keluarga (Orang) 2-9 4,3

Sumber: Data Primer Diolah (Lampiran 1)

Dari tabel 7 rata-rata umur petani 48,43 tahun dengan range 27-76 tahun hal ini menunjukkan bahwa petani di lokasi penelitian masih tergolong usia produktif karena dari segi umur masih tergolong potensial untuk melakukan semua kegiatan baik dalam usaha bertani maupun dalam mengkonsumsi pangan sehari-harinya.Pada tingkat pendidikan, petani di lokasi penelitian hanya sampai tingkat S1(17 tahun) dengan rata-rata 11,23 dengan range 6-17 tahun hal tersebut memperlihatkan bahwa petani memiliki pendidikan yang cukup untuk mengetahui pola konsumsi pangan keluarganya. Pada tingkat pendapatan, petani di lokasi penelitian memiliki rata-rata pendapatan Rp. 2.945.585,00 dengan range Rp. 1.065.000,00 sampai dengan Rp. 6.708.000,00 hal tersebut memperlihatkan petani memiliki pendapatan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Sedangkan pada jumlah anggota keluarga, rata-rata jumlah anggota keluarga petani adalah 4,3 atau dibulatkan menjadi 4 dengan range 2-9 orang, hal tersebut memperlihatkan bahwa petani mempunyai jumlah anggota keluarga yang cukup banyak untuk dipenuhi kebutuhan konsumsi pangannya.


(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Beras merupakan suatu komoditi pangan yang utama di Indonesia dan memiliki kedudukan yang sangat penting dibandingkan komoditi lainnya. Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dikonsumsi masyarakat secara luas. Keadaan ini sudah pasti menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan sistem perberasan yang terjadi baik dari segi produksi, pengolahan, dan pemasarannya.

Dari aspek konsumsi, masyarakat memahami bila konsumsi beras merupakan sebuah indikator dalam kehidupan sehari-harinya, pada umumnya di dalam kehidupan masyarakat semakin banyak seseorang mengkonsumsi beras menunjukkan kemampuan memenuhi kebutuhan lebih baik daripada yang lain karena beras dianggap sebagai bahan pangan pokok. Bahkan perubahan kebiasaan yang dipaksakan dari perimbangan makanan pokok non-beras ke beras menyebabkan ketergantungan terhadap pangan beras semakin besar karena keinginan untuk kembali mengkonsumsi beras lebih besar dari kebiasaan sebelumnya . Keadaan menjadi lebih sulit apabila kebutuhan beras yang tidak didukung oleh kemampuan daerah dalam menyediakan produksinya.

Beras pada akhirnya dianggap sebagai simbol keberhasilan dan kesejahteraan di tiap daerah di Indonesia baik yang tradisi awalnya mengenal beras maupun yang tidak karena telah menjadi kebutuhan pokok. Bila suatu daerah kebutuhan akan beras di daerah itu terpenuhi maka daerah tersebut dianggap berhasil dan sejahtera.


(48)

Disamping sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat, beras juga sebagai sumber kabohidrat utama bagi masyarakat Indonesia. Walaupun ada sumber kabohidrat yang lain seperti jagung, ubi, kentang dan lain sebagainya masyarakat Indonesia pada umumnya cenderung memilih beras sebagai sumber kabohidrat dalam pola konsumsinya sehingga tingkat konsumsi beras lebih tinggi dibandingkan sumber kabohidrat lainnya.

Pola Konsumsi Pangan

Dari hasil olahan data yang diperoleh diperoleh alokasi jenis konsumsi dengan asumsi 1 butir telur (60 gram),1 liter minyak sawit (0,8 kg), dan 1 ikat sayur sama (100 gram) yang hasilnya dibuat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 9. Alokasi Konsumsi Pangan Rumah Tangga

NO JENIS PANGAN JUMLAH

KONSUMSI (Gram/Hari) JUMLAH KONSUMEN (Kapita) ALOKASI (Gr/Kap/Hari) ( Karbohidrat )

1 Beras 43500 129 337,209

2 Ubi Jalar 1066,67 8 133,34

( Protein Hewani )

1 Ikan 28650 129 222,09

2 Daging Ruminansia 1366,67 48 28,47

3 Daging Unggas 3666,67 99 37,037

4 Telur 1,64 104 0,015

5 Susu 483,33 47 10,28

( Protein Nabati )

1 Kacang Hijau 1590 33 48,18

( Lemak )

1 Minyak Sawit 2853,33 129 22,119

( Vitamin & Mineral )

1 Sayur-sayuran 5900 129 45,7

2 Buah-buahan 2066,67 55 37,58


(49)

Untuk menjelaskan alokasi konsumsi pangan rumah tangga responden yang dapat kita lihat di tabel 8 maka penjelasan dikelompokkan berdasarkan jenis pangan yaitu:

1. Karbohidrat

Untuk pola konsumsi pangan karbohidrat terdiri atas beras dan ubi jalar. Sebanyak 129 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 43500 Gr/Hari beras dan sebanyak 8 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 1066,67 Gr/Hari ubi jalar. Alokasi untuk beras lebih banyak daripada ubi jalar yaitu 337,209 Gr/Kap/Hari untuk beras dan 133,34 Gr/Kap/Hari untuk ubi jalar.

2. Protein Hewani

Untuk pola konsumsi pangan protein hewani terdiri atas ikan, daging ruminansia, daging unggas, telur, dan susu. Sebanyak 129 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 28650 Gr/Hari ikan, sebanyak 48 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 1366,67 Gr/Hari daging ruminansia, sebanyak 99 responden bersama dengan anggota kelurganya menghabiskan 3666,67 Gr/Hari daging unggas, sebanyak 104 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 1,64 Gr/Hari telur, dan sebanyak 47 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 483,33 Gr/Hari susu. Alokasi untuk ikan lebih banyak dibandingkan bahan pangan protein hewani lainnya yang sejenis seperti daging ruminansia dan daging unggas yaitu 222,09 Gr/Kap/Hari untuk ikan; 28,47 Gr/Kap/Hari untuk daging ruminansia; 37,037 Gr/Kap/Hari untuk daging unggas, sedangkan alokasi untuk telur adalah 0,015 Gr/Kap/Hari dan 10,28 Gr/Kap/Hari untuk susu.


(50)

3. Protein Nabati

Untuk pola konsumsi pangan protein nabati para responden hanya mengkonsumsi kacang hijau. Sebanyak 33 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 1590 Gr/Hari kacang hijau. Alokasi untuk kacang hijau adalah 48,18 Gr/Kap/Hari.

4. Lemak

Untuk pola konsumsi pangan lemak para responden hanya mengkonsumsi minyak sawit. Sebanyak 129 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 2853,33 Gr/Hari minyak sawit. Alokasi untuk minyak sawit adalah 22,119 Gr/Kap/Hari.

5. Vitamin & Mineral

Untuk pola konsumsi pangan vitamin dan mineral terdiri atas sayur dan buah-buahan. Sebanyak 129 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 5900 Gr/Hari sayur dan sebanyak 55 responden bersama dengan anggota keluarganya menghabiskan 2066,67 Gr/Hari buah-buahan. Alokasi untuk sayur adalah 45,7 Gr/Kap/Hari dan alokasi untuk buah-buahan adalah 37,58 Gr/Kap/Hari.

Dari lampiran1 dan lampiran 2 dapat dilihat responden-responden di Desa Sidoarjo Dua Ramunia memiliki pola makan beras 3 kali sehari dimana setiap kali makan selalu dengan mengkonsumsi nasi hal ini menunujukkan bahwa reponden-responden yang ada di Desa Sidoarjo Dua Ramunia 100% mengkonsumsi nasi setiap harinya sebanyak tiga kali sehari. Adapun responden lain yang mengkonsumsi sumber karbohidrat yang lain yaitu ubi jalar sebanyak 0,02 kali sehari oleh 2 keluarga dengan jumlah anggota keluarga seluruhnya 8 orang atau


(51)

sebanyak 6,2% dari seluruh responden yang ada hanyalah sebagai cemilan disebabkan karena kegemaran mengkonsumsi ubi jalar bukan karena menempatkan ubi jalar sebagai sumber kabohidrat utama bersama dengan beras.

Responden-responden di Desa Ramunia Dua Sidoarjo mengkonsumsi ikan setiap harinya sebagai lauk dan jumlah responden yang mengkonsumsi ikan sebanyak 100% sebanyak 2 kali sehari pada umumnya di konsumsi siang dan malam. Seluruh responden mengkonsumsi ikan setiap harinya dikarenakan daerah Desa Sidoarjo Dua Ramunia dekat dengan pantai sehingga ikan mudah didapat. Masyarakat di desa Sidoarjo biasanya mengkonsumsi telur sebagai selingan lauk. Terdapat 25 keluarga dengan jumlah anggota keluarga seluruhnya 104 orang atau sebanyak 80,6% dari seluruh responden yang ada mengkonsumsi telur sebanyak 0,51 kali sehari sebagai selingan lauknya sehari-hari.Responden di Desa Sidoarjo Dua Ramunia mengkonsumsi daging ruminansia dan daging unggas pada saat-saat tertentu saja seperti pada saat-saat acara,menyambut tamu atau keluarga,atau lebih sering di konsumsi di akhir pekan. Sebanyak 11 keluarga dengan jumlah anggota keluarga seluruhnya 48 orang atau sebanyak 37,2% dari seluruh responden yang ada mengkonsumsi daging ruminansia sebanyak 0,17 kali sehari sebagai selingan konsumsi lauk sehari-hari dan sebanyak 21 keluarga dengan jumlah anggota keluarga seluruhnya 99 orang atau sebanyak 76,7% dari seluruh responden mengkonsumsi daging unggas sebanyak 0,13 kali sehari sebagai selingan lauknya sehari-hari.

Responden-responden di Desa Ramunia Dua Sidoarjo mengkonsumsi sayur setiap harinya sebagai pauk dan jumlah responden yang mengkonsumsi sayur sebanyak 100%. Seluruh responden mengkonsumsi sayur setiap harinya


(52)

sebanyak 3 kali sehari dan sudah menjadi kebiasaan seluruh responden untuk mengkonsumsi sayur.

Responden-responden di Desa Ramunia Dua Sidoarjo memasak lauk pauk setiap harinya dengan menggunakan minyak sawit dan jumlah responden yang menggunakan minyak sawit untuk memasak laukpauknya sebanyak 100%. Seluruh responden menggunakan minyak sawit setiap harinya sebanyak 3 kali sehari dan sudah menjadi kebiasaan seluruh responden untuk memasak menggunakan minyak sawit.

Responden di Desa Ramunia Dua Sidoarjo mengkonsumsi susu sebanyak 0,28 kali sehari. Terdapat 10 keluarga dengan jumlah anggota keluarga seluruhnya sebanyak 47 orang atau sebanyak 36,4% dari seluruh responden yang ada mengkonsumsi susu dan pada umunmya yang mengkonsumsi susu adalah anak di keluarga responden

Beberapa responden di Desa Ramunia Dua Sidoarjo mengkonsumsi kacang hijau pada saat-saat tertentu seperti pada saat senggang, untuk disuguhkan pada tamu atau keluarga yang berkunjung, dan lain-lain. Terdapat 8 keluarga dengan jumlah anggota keluarga seluruhnya sebanyak 33 orang atau sebanyak 25,6% dari seluruh responden yang ada mengkonsumsi kacang hijau sebanyak 0,13 kali sehari.

Beberapa responden di Desa Ramunia Dua Sidoarjo mengkonsumsi buah-buahan pada saat-saat tertentu seperti pada saat selesai makan,pada saat senggang, untuk disuguhkan pada tamu atau keluarga yang berkunjung, dan lain-lain. Terdapat 16 keluarga dengan jumlah anggota keluarga seluruhnya sebanyak 55


(53)

orang atau sebanyak 42,6% dari seluruh responden yang ada mengkonsumsi buah sebanyak 0,15 kali sehari.

Gambaran pola konsumsi di daerah penelitian dapat dilihat sebagai pada tabel 10 berikut :

Tabel 10. Jumlah Dan Keragaman Konsumsi Pangan Di Desa Sidoarjo Dua Ramunia

NO JENIS PANGAN JUMLAH

KONSUMSI AKTUAL/HARI (Gr) JUMLAH KONSUMSI IDEAL (Gr/Kap/Hari) KONSUMSI AKTUAL (Gr/Kap/Hari)

( Karbohidrat )

1 Beras 43500 239 337,209

2 Ubi Jalar 1066,67 8,4 133,34

3 Jagung - 8,6 -

4 Terigu - 11,9 -

5 Ubi Kayu - 19,8 -

6 Kentang - 8,1 -

7 Umbi Lainnya - 0,8 -

( Protein Hewani )

1 Ikan 28650 79,9 222,09

2 Daging Ruminansia 1366,67 7,6 28,47

3 Daging Unggas 3666,67 12,8 37,037

4 Telur 1,64 30 0,015

5 Susu 483,33 10 10,28

( Protein Nabati )

1 Kacang Hijau 1590 1,2 48,18

2 Kacang Tanah - 31,4 -

3 Kacang Kedele - 2 -

( Lemak )

1 Minyak Sawit 2853,33 21,6 22,119

2 Minyak Kelapa - 3 -

3 Minyak Lainnya - 0,4 -

4 Kelapa - 8,2 -

5 Kemiri - 1,5 -

( Vitamin & Mineral )

1 Sayur-sayuran 5900 159,8 45,7

2 Buah-buahan 2066,67 70,2 37,58


(54)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah konsumsi pangan yang paling besar adalah beras dan beras memiliki kuantitas yang paling besar diantara jenis pangan yang lain. Keragaman konsumsi di Desa Sidoarjo Dua Ramunia belum sesuai dengan jumlah konsumsi ideal yang diharapkan karena teradapat jenis pangan yang jauh melebihi konsumsi yang ideal sehingga tidak sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan (-4Gr/Kap/Hari<PPH<4Gr/Kap/Hari) seperti beras, ubi jalar, ikan, daging ruminansia, daging unggas, dan kacang hijau. Terdapat juga jenis pangan yang jauh dibawah konsumsi yang ideal seperti telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Hanya minyak sawit dan susu yang mendekati konsumsi yang ideal dan banyak jenis pangan lain yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat Desa Sidoarjo Dua Ramunia seperti jagung, ubi kayu, kentang,kacang tanah, kacang kedele, minyak kelapa, kelapa, dan kemiri.

Tingkat Konsumsi Beras

Untuk menjawab identifikasi masalah 2 dapat yaitu untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian. Untuk melihat tingkat konsumsi beras penduduk di Desa Sidoarjo Dua Ramunia maka di bandingkan dengan 3 indikator yang dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Perbandingan Konsumsi Beras Daerah Penelitian Dengan Konsumsi Beras Nasional, Prov. Sumut, Dan Kab. Deli Serdang

No. Uraian Konsumsi Beras

(Gr/Kap/Hari)

Keterangan

1 Nasional 320,33 Lebih Kecil Dari 337,209

2 Provinsi Sumatera Utara 380 Lebih Besar Dari 337,200 3 Kabupaten Deli Serdang 261,97 Lebih Kecil Dari 337,200 4 Daerah Penelitian

(Desa Sidoarjo Dua Ramunia)

337,209 Lebih Besar Dari 261,97 dan 320,33 Lebih Kecil Dari 380


(55)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi beras masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia berada diatas tingkat konsumsi beras nasional dengan perbandingan 337,209 Gr/Kap/Hari dengan 320,33 Gr/Kap/Hari,tingkat konsumsi beras masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia berada dibawah tingkat konsumsi Provinsi Sumatera Utara dengan perbandingan 337,209 Gr/Kap/Hari dengan 380 Gr/Kap/Hari, tingkat konsumsi beras masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia berada diatas tingkat konsumsi Kabupaten Deli Serdang dengan perbandingan 337,209 Gr/Kap/Hari dengan 261,97 Gr/Kap/Hari.

Dari ketiga indikator di atas diperoleh hasil yaitu tingkat konsumsi beras di desa Sidoarjo Dua Ramunia berada diatas tingkat konsumsi beras nasional dan Kabupaten Deli Serdang namun dibawah tingkat konsumsi beras Sumatera Utara yang artinya secara nasional dan kabupaten masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia mengkonsumsi beras lebih banyak dan secara provinsi mengkonsumsi beras lebih sedikit.

Dilihat dari Pola Pangan Harapan Kabupaten Deli Serdang, Masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia tidak mengkonsumsi beras sesuai dengan yang diharapkan. Pada Pola Pangan Harapan konsumsi untuk beras adalah 239 Gr/Kap/Hari sedangkan konsumsi masyarakat di desa tersebut 337,29 Gr/Kap/Hari, berlebih 98Gr/Kap/Hari dari yang diharapkan.


(56)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Beras Di Lokasi Penelitian

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia ada 4 faktor yaitu umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Setelah dilakukan uji dengan menggunakan SPSS ditemukan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap tingkat konsumsi beras tidak linear yang dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 12. Estimasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Beras Di Daerah Penelitian

No. Variabel Koef.

Regresi

Standard Eror

T Hitung

Signifikan Keterangan

1 Umur -.050 .167 -.297 .769 Tidak Nyata

2 Jumlah Anggota

Keluarga 6.770 1.141 5.934 .000 Nyata

3 Tingkat Pendidikan -1.637 1.473 -1.111 .277 Tidak Nyata 4 Tingkat Pendapatan 9.130 .000 5.293 .000 Nyata

F-Hitung : 31.197 Signifikan : 0.000a R-Square : 0.833 F-Tabel : 1.92 t-Tabel : 1.708


(57)

Persamaan yang diperoleh dari hasil output SPSS adalah : Y = -4,258 -0,050X1 + 6,770X2 – 1,637X3 + 9,130X4

Uji serempak pada model dilakukan dengan menggunakan nilai F-Hitung. Dari tabel 11 nilai F-Hitung = 31.197 > nilai F-Tabel = 1.92, nilai Signifikansi = 0.000, yang artinya secara serempak variabel umur, jumlah anggota keluarga,tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi beras. (H1 diterima)

Dari model diatas dihasilkan nilai koefisien determinasi (R-Square) sebesar 83,3%. Hal ini menunjukkan bahwa 83,3% variasi variabel tingkat konsumsi beras di daerah penelitian dapat dijelaskan oleh variabel umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Sedangkan 17,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan diatas.

Uji parsial pada model digunakan dengan nilai t-hitung. Dari tabel 11 nilai t-hitung variabel umur = -0,297 < t-tabel = 1.708 dan nilai signifikansi = 0.769 (>0,05) dapat disimpulkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh nyata pada konsumsi beras. (H1 ditolak).

Perbedaan umur akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi beras dikarenakan masyarakat hanya mengkonsumsi beras yang berasal dari bibit padi IR-64 pada daerah penelitian sehingga tidak ada merek beras yang lain dikonsumsi masyarakat.

Nilai t-hitung variabel jumlah anggota keluarga = 5,934 > t-tabel = 1.708 dan nilai signifikansi = 0.000 (<0,05) dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata pada konsumsi beras. (H1 diterima).


(58)

Koefisien variabel jumlah anggota keluarga = 6,770, artinya adalah apabila terjadi pertambahan jumlah anggota keluarga sebanyak 1 orang maka akan menambah tingkat konsumsi sebanyak 6,770%.

Besar kecilnya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi tingkat konsumsi beras. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunujukkan bahwa beras berpengaruh nyata dengan tingkat konsumsi beras dimana semakin banyak anggota keluarga semakin banyak beras yang dikonsumsi, hal ini didukung oleh setiap anggota keluarga yang ada pada daerah penelitian mengkonsumsi beras sebanyak 3 kali sehari.

Nilai t-hitung variabel tingkat pendidikan = -1.111 < t-tabel = 1.708dan nilai signifikansi = 0.277 (>0,05) dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata pada konsumsi beras. (H1 ditolak).

Dalam memilih jenis makanan yang tepat diperlukan tingkat pengetahuan yang tinggi, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi beras dikarenakan hampir seluruh masyarakat menanam jenis padi IR-64 sehingga pada umumnya beras yang ada adalah beras yang berasal dari bibit padi IR-64.

Nilai t-hitung variabel tingkat pendapatan = 5,293 < t-tabel = 1.708 dan nilai signifikansi = 0.000 (<0,05) dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pendapatan berpengaruh nyata pada konsumsi beras. (H1 diterima). Koefisien variabel tingkat pendapatan = 9,130, artinya adalah apabila terjadi peningkatan tingkat pendapatan sebanyak 1 Rupiah maka akan menambah tingkat konsumsi beras sebesar 9,130%.


(59)

Semakin tinggi tingkat pendapatan, tingkat konsumsi semakin tinggi hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semakin tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi dikarenakan dengan bertambahnya tingkat pendapatan maka masyarakat di daerah penelitian mampu membeli lebih banyak lauk seperti daging ruminansia dan daging unggas, dengan banyaknya lauk yang dapat dibeli maka jumlah beras yang dikonsumsi juga bertambah karena lauk dimakan bersamaan dengan beras yang telah dimasak menjadi nasi.

Untuk menghindari adanya kesalahan pendugaan model yang dilakukan di atas maka dalam proses selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik yang mencakup uji multikolinearitas, heterokedastisitas, yang seterusnya dilanjutkan dengan uji kesesuaian model.

Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi apabila ada korelasi linear antar variabel bebas. Untuk mengetahui adanya multikolinearitas pada model, dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dengan bantuan program SPSS dimana apabila nilai VIF>10 maka dalam model tersebut terjadi multikolinearitas. Dari lampiran 3. pada model persamaan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF<10.

Heterokesdastisitas

Pada persamaan ini tidak terjadi heterokesdisitas karena varians daripada koefisien bersifat konstan. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokesdasitas dilakukan dengan uji grafik, dimana apabila terjadi heterokesdisitas, maka titik akan tersebar merata tanpa membentuk pola tertentu. Gambar berikut ini adalah


(60)

gambar grafik yang menunjukkan sebaran titik untuk faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras di daerah penelitian.

Gambar 2. Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Beras Dengan Variabel Faktor Yang Mempengaruhi

Dari gambar juga bisa dilihat bahwa apabila nilai regression standardized residual semakin besar bukan berarti nilai regression standardized predicted value semakin besar atau semakin kecil dan sebaliknya. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa titik-titik tersebut tidak membentuk pola tertentu sehingga dalam persamaan ini tidak ada heterokedastisitas.

Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah model dalam persamaan berdistribusi normal dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka model berdistribusi normal. Hasil uji normalitas untuk persamaan dilakukan dengan aplikasi SPSS 16 seperti ditunjukkan pada lampiran 4. Dari lampiran 4. diketahui nilai signifikansi sebesar 0,880 > 0,05 dengan demikian data untuk model tingkat konsumsi beras berdistribusi normal.


(61)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pola konsumsi pangan masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia didominasi oleh beras dibandingkan bahan pangan lainnya. Pola konsumsi pangan masyarakat belum sesuai dengan pola konsumsi ideal dan banyak bahan pangan lain dari pola konsumsi ideal yang belum terpenuhi seperti jagung, ubi kayu, kentang,kacang tanah, kacang kedele, minyak kelapa, kelapa, dan kemiri.

2. Tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia berada diatas tingkat konsumsi beras nasional dan Kabupaten Deli Serdang dan dibawah tingkat konsumsi beras Sumatera Utara.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras di Desa Sidoarjo Dua Ramunia adalah jumlah anngota keluarga dan tingkat pendapatan.

Saran

Diharapkan kepada pemerintah agar mampu menerapkan program Pola Pangan Harapan untuk mengarahkan masyarakat di Desa Sidoarjo Dua Ramunia agar dapat mengimbangi pola konsumsi pangan karena pola konsumsi pangan masyarakat tersebut didominasi oleh beras, dengan harapan program Pola Pangan Harapan dapat menurunkan tingkat konsumsi beras di daerah penelitian.


(1)

Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Kuisioner Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Konsumsi

NO.

Umur

(Tahun)

Tingkat

Pendidikan

(Tahun)

Tingkat Pendapatan

(Rupiah)

Jlh.

Anggota

Keluarga

(Jiwa)

Penerimaan

Biaya

Pendapatan

1

45

SMA(12)

4.100.000

1.840.440

2.259.560

3

2

48

D3(16 )

6.900.000

3.174.000

3.726.000

4

3

62

SD(6)

4.600.000

2.300.000

2.300.000

2

4

52

S1(17)

5.400.000

2.055.000

3.345.000

3

5

50

S1(17)

7.400.000

2.908.000

4.492.000

5

6

65

SMA(12)

3.420.000

2.009.000

1.411.000

7

7

76

SD(6)

3.800.000

1.895.000

1.905.000

2

8

55

D1(14)

4.700.000

2.100.000

2.600.000

3

9

58

SMA(12)

5.500.000

2.172.000

3.328.000

4

10

44

SMA(12)

5.700.000

2.410.000

3.290.000

5

11

46

SMA(12)

6.200.000

2.530.000

3.670.000

4

12

42

SMP(9)

5.800.000

2.720.000

3.080.000

3

13

45

S1(17)

5.300.000

1.985.000

3.315.000

6

14

43

D3(16)

12.200.000

7.065.000

5.135.000

8

15

27

SMA(12)

12.800.000

6.092.000

6.708.000

9

16

52

S1(17)

10.200.000

4.569.000

5.631.000

5

17

45

SMP(9)

3.600.000

1.841.000

1.759.000

3

18

30

SMP(9)

3.300.000

1.880.000

1.420.000

4

19

46

SMA(12)

6.100.000

3.010.000

3.090.000

5

20

27

SMP(9)

3.600.000

2.045.000

1.555.000

2

21

50

S1(17)

12.600.000

7.185.000

5.415.000

3

22

47

S1(17)

8.900.000

4.569.000

4.331.000

3

23

30

SMA(12)

3.650.000

1.935.000

1.715.000

4

24

33

SMA(12)

3.300.000

1.605.000

1.695.000

5

25

59

SMA(12)

3.900.000

2.009.000

1.891.000

7

26

62

SMA(12)

5.100.000

1.979.000

3.121.000

7

27

56

SMA(12)

3.700.000

1.889.000

1.811.000

2

28

59

SMA(12)

3.250.000

2.021.000

1.229.000

3

29

49

SMP(9)

4.100.000

2.025.000

2.075.000

5

30

50

SMA(12)

3.150.000

2.085.000

1.065.000

3

Total

1453

337

172.270.000

83.902.440

88.367.560

129


(2)

Lampiran 3. Jumlah Konsumsi Tiap Jenis Pangan Per Satuan Waktu

Responden

Banyak Konsumsi

Beras Ubi Jalar Ikan

Daging Ruminansia

Daging

Unggas Telur Susu

Kacang

Hijau Minyak Sawit Sayur Buah 1 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 2x seminggu 1x sehari 3x sehari 3x sehari 3x seminggu 2 3x sehari 2x sehari 3x sebulan 1x seminggu 1x seminggu 1x sehari 1x seminggu 3x sehari 3x sehari

3 3x sehari 2x sehari 1x sebulan 1x seminggu 1x seminggu 3x sehari 3x sehari 1 x seminggu 4 3x sehari 2x sehari 3x sebulan 2x sebulan 1x sehari 3x seminggu 1x seminggu 3x sehari 3x sehari 2x seminggu 5 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 3x sebulan 1x sehari 4x seminggu 2x seminggu 3x sehari 3x sehari

6 3x sehari 2x sehari 3x sehari 3x sehari 1x seminggu

7 3x sehari 2x sehari 3x sehari 3x sehari 1x seminggu

8 3x sehari 2x sehari 3x sehari 3x sehari

9 3x sehari 2x sehari 3x sebulan 3x sehari 3x sehari

10 3x sehari 2x sehari 2x sebulan 3x sebulan 1x seminggu 1x seminggu 3x sehari 3x sehari 2x seminggu 11 3x sehari 2x sehari 3x sebulan 1x seminggu 1x sehari 3x sehari 3x sehari

12 3x sehari 2x seminggu 2x sehari 3x seminggu 3x sehari 3x sehari

13 3x sehari 2x sehari 2x sebulan 1x seminggu 3x sehari 3x sehari

14 3x sehari 2x sehari 2x seminggu 1x seminggu 1x seminggu 3x sehari 3x sehari 15 3x sehari 2x sehari 3x seminggu 3x seminggu 2x seminggu 3x sehari 3x sehari 16 3x sehari 2x sehari 2x seminggu 1x seminggu 1x sehari 3x sehari 3x sehari

17 3x sehari 2x sehari 3x sebulan 3x sehari 3x sehari

18 3x sehari 3x seminggu 2x sehari 1x sebulan 3x seminggu 1x sehari 3x sehari 3x sehari 1x seminggu 19 3x sehari 2x sehari 1x sebulan 1x sehari 1x sehari 3x sehari 3x sehari 1x sehari

20 3x sehari 2x sehari 2x seminggu 3x seminggu 3x sehari 3x sehari

21 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 2x seminggu 1x sehari 3x sehari 3x sehari 1x seminggu 22 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 1x seminggu 1x sehari 3x sehari 3x sehari 1x seminggu 23 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 2x sehari 1x sehari 1x sehari 3x sehari 3x sehari 1x seminggu 24 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 1x sehari 1x sehari 1x sehari 3x sehari 3x sehari 2x sebulan

25 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 3x sehari 3x sehari

26 3x sehari 2x sehari 1x sehari 3x sehari 3x sehari

27 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 3x sehari 3x sehari

28 3x sehari 2x sehari 1x seminggu 1x sehari 3x sehari 3x sehari

29 3x sehari 2x sehari 3x sebulan 1x sehari 1x sehari 3x sehari 3x sehari 1x sehari

30 3x sehari 2x sehari 1x sehari 3x sehari 3x sehari 2x seminggu

Total 90x sehari 0,71x sehari 60x sehari 1,897 x sehari 2,66x sehari 15,39x sehari 8,429x sehari 3,86x sehari 90x sehari 90x sehari 4,355x sehari Rata2 3x sehari 0,02x sehari 2x sehari 0,17x sehari 0,13x sehari 0,51x sehari 0,28x sehari 0,13x sehari 3x sehari 3x sehari 0,15x sehari


(3)

Keterangan :

1x seminggu = 0,143x sehari 2x seminggu = 0,286x sehari 3x seminggu = 0,429x sehari 4x seminggu = 0,571x sehari 1xsebulan = 0,003x sehari 2xsebulan = 0,067x sehari 3x sebulan = 0,1x sehari

Lampiran 4. OUTPUT SPSS (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Beras )

Regression

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change

1 .913a .833 .806 10.15857 .833 31.197

a. Predictors: (Constant), TINGKAT PENDAPATAN, UMUR, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, TINGKAT PENDIDIKAN b. Dependent Variable: TINGKAT KONSUMSI BERAS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12877.588 4 3219.397 31.197 .000a

Residual 2579.912 25 103.196

Total 15457.500 29

a. Predictors: (Constant), TINGKAT PENDAPATAN, UMUR, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, TINGKAT PENDIDIKAN


(4)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12877.588 4 3219.397 31.197 .000a

Residual 2579.912 25 103.196

Total 15457.500 29

a. Predictors: (Constant), TINGKAT PENDAPATAN, UMUR, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, TINGKAT PENDIDIKAN

b. Dependent Variable: TINGKAT KONSUMSI BERAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -4.258 11.015 -.387 .702

UMUR -.050 .167 -.025 -.297 .769 .964 1.038

JUMLAH ANGGOTA

KELUARGA 6.770 1.141 .545 5.934 .000 .790 1.265

TINGKAT PENDIDIKAN -1.637 1.473 -.110 -1.111 .277 .685 1.459

TINGKAT PENDAPATAN

9.130E-6 .000 .574 5.293 .000 .567 1.764


(5)

(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 9.43199292

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .076

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .588

Asymp. Sig. (2-tailed) .880